• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Tahun

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Tahun

Distribusi frekuensi penderita hydrocephalus berdasarkan tahun yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.1. Grafik Garis Trend Kunjungan Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Tahun di RSUP H. Adam Malik Kota Medan Tahun 2005 -2009

Dari gambar 6.1. dapat dilihat bahwa kecenderungan penderita hydrocephalus yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005 – 2009 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis Y = -5,7x + 45,3, frekuensi penderita

hydrocephalus menurun sebanyak 27 kasus, simpel rasio penurunan 3,25 kali, dan

persentase penurunan sebesar 69%. Penderita hydrocephalus tertinggi pada tahun 2007 yaitu 39 orang dan terendah tahun 2009 yaitu 12 orang.

Pada hasil penelitian ini terjadi penurunan penderita hydrocephalus mempunyai keterkaitan dengan jumlah penderita hydrocephalus yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan mengalami penurunan selama tahun 2005 – 2009.

6.2. Distribusi Proporsi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Sosiodemografi

6.2.1. Umur dan Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi penderita hydrocephalus berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.2. Diagram Bar Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005 – 2009

Dari gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita hydrocephalus pada laki-laki telah ada pada kelompok umur 0-6 tahun 36,9%, menurun pada kelompok umur 7-13 tahun 5,8%, menurun lagi pada kelompok umur 14-20 tahun 2,1%, meningkat lagi pada kelompok umur 21-27 tahun 2,8%, menurun lagi pada

kelompok umur 28-34 tahun 0,7%, meningkat lagi pada kelompok umur 35-41 tahun 2,8%, menurun lagi pada kelompok umur 42-48 tahun 0,7%, kemudian meningkat lagi pada kelompok umur 49-55 tahun 1,4%.

Proporsi penderita hydrocephalus pada perempuan telah ada pada kelompok umur 0-6 tahun 32,6%, menurun pada kelompok umur 7-13 tahun 5,8%, kemudian terus menurun hingga pada kelompok umur 42-48 tahun 0,7%, kemudian meningkat lagi pada kelompok umur 49-55 tahun 2,1%.

Proporsi penderita hydrocephalus terbanyak pada laki-laki 53,2% sedangkan pada perempuan sebanyak 46,8% denagan sex ratio 1,14. Hal ini bukan berarti jenis kelamin laki-laki lebih beresiko untuk terkena hydrocephalus, namun dapat dilihat dengan keterkaitannya terhadap jumlah penderita hydrocephalus yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan banyak laki-laki dibandingkan perempuan.

6.2.1. Suku

Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan suku yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar beriktu ini. 32,6 31,2 18,4 7,1 5,0 4,3 1,4 0 5 10 15 20 25 30 35

Jaw a Batak Aceh Tidak tercatat Dan lain – lain Melayu Minang Suku P ro p o rs i (% )

Gambar 6.3. Diagram Bar Suku Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.3. dapat diketahui proporsi tertinggi penderita hydrocephalus berdasarkan suku adalah suku Jawa 32,6% dan proporsi yang terendah adalah suku Minang 1,4%. Pada kartu status terdapat 7,1% proporsi penderita yang tidak tercatat.

Hal ini menunjukkan mayoritas jumlah pasien penderita hydrocephalus yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan adalah suku Jawa.

6.2.2. Agama

Distribusi Proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan agama yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Agama 0,7% 22,0% 77,3% Islam Kristen Protestan Kristen Katolik

Gambar 6.4. Diagram Pie Agama Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan agama tertinggi yaitu agama Islam 77,3% , agama Kristen Protestan 22,0% dan agama Kristen Katolik 0,7%.

Hal ini menunjukkan mayoritas jumlah pasien penderita hydrocephalus yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan adalah beragama Islam.

6.2.3. Pendidikan

Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan pendidikan yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Pendidikan

74,5% 10,6%

7,1%

5,7% 2,1%

Belum Sekolah/Tidak Tamat SD

SD/Sederajat

SLTP/Sederajat

SLTA/Sederajat

Akademi/Perguruan Tinggi

Gambar 6.5. Diagram Pie Pendidikan Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan pendidikan tertinggi yaitu Belum Sekolah /Tidak Tamat SD 74,5% dan terendah yaitu Akademi/Perguruan Tinggi 2,1%.

Hal ini menunjukkan mayoritas jumlah pasien penderita hydrocephalus datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan adalah Belum Sekolah/Tidak Tamat SD.

Suliman (2006), menemukan bahwa puncak kejadian hydrocephalus diperoleh pada anak kecil, Cerebro-Spinal Meningitis (CSM) dapat terjadi beberapa minggu.

Kelompok usia terkena hydrocephalus pasca-meningitis adalah di bawah usia dua tahun.26

6.2.4. Pekerjaan

Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan pekerjaan dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini. 70,9 14,2 5,0 4,3 2,8 2,1 0,7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Bel um Bek erja Pel ajar IRT Wiras was ta PNS /TN I/PO LRI Dan l ain – lain Pet ani Pekerjaan P ro p o rs i (% )

Gambar 6.6. Diagram Bar Pekerjaan Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan pekerjaan tertinggi yaitu Belum Bekerja 70,9% dan terendah yaitu Petani 0,7%.

Hal ini menunjukkan mayoritas jumlah pasien penderita hydrocephalus datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan adalah Belum Bekerja. Tingginya

penderita yang belum bekerja dapat dikaitkan dengan mayoritas penderita yang datang berobat usia < 14 tahun sebesar 85,1% yang memang belum bekerja.

6.2.5. Status Perkawinan

Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan status perkawinan yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Status Perkawinan

86,5% 13,5%

Belum Kawin Kawin

Gambar 6.7. Diagram Pie Status Perkawinan Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 Dari gambar 6.7.dapat dilihat proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan status perkawinan tertinggi yaitu berstatus belum kawin 86,5% dan yang berstatus kawin 13,5%.

Hal ini dapat dikaitkan dengan proporsi penderita hydrocephalus lebih besar pada umur 0-6 tahun dimana pada usia tersebut penderita belum menikah. Tingginya

penderita hydrocephalus yang berstatus belum kawin juga dapat dikaitkan dengan mayoritas penderita hydrocephalus yang datang berobat belum sekolah.

6.2.6. Sumber Biaya

Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan sumber biaya yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber Biaya 86,6% 9,9% 8,5% JAMKESMAS Biaya Sendiri ASKES

Gambar 6.8. Diagram Pie Sumber Biaya Penderita Hydrocephalus Yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 Dari gambar 6.8. dapat dilihat bahwa penderita hydrocephalus berdasarkan sumber biaya tertinggi yaitu Jamkesmas 86,6% dan terendah Askes 8,5%.

Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan adalah rumah sakit pemerintah kota medan yang melayani pasien dengan Jaminan Sosial (Askes dan Jamkesmas) dan juga pasien umum. Tingginya pasien yang berobat dengan Jamkesmas dapat

dikaitkan dengan mayoritas penderita hydrocephalus berasal dari keluarga yang kurang mampu.

6.3.Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Keluhan Utama

Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan keluhan utama yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat gambar berikut ini. 64,5 22,7 11,3 1,4 0 10 20 30 40 50 60 70

Pembesaran Kepala Kejang Penglihatan Kabur Tidak tercatat

Keluhan Utama P ro p o rs i (% )

Gambar 6.9.Diagram Bar Keluhan Utama Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 Dari gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan keluhan utama tertinggi yaitu pembesaran kepala 64,5%, kejang 22,7% dan yang terendah yaitu penglihatan kabur 11,3%. Pada kartu status terdapat 1,4% proporsi penderita yang tidak tercatat.

Tekanan pada otak oleh cairan yang terakumulasi pada akhirnya dapat menyebabkan lebih cepat pada orang dewasa, karena tengkorak yang tidak lagi mampu memperluas untuk mengakomodasi meningkatnya volume cairan di dalam otak.22 Hal ini juga kemungkinan karena keterlambatan keluarga dalam membawa pasien ke pelayanan kesehatan sehingga pasien mengalami kejang.

6.4.Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Klasifikasi Hydrocephalus Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan klasifikasi yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Klasifikasi Hydrocephalus 37,6% 45,4% 17,0% Hydocephalus non - Komunikans Hydocephalus Komunikans Tidak Tercatat

Gambar 6.10. Diagram Pie Klasifikasi Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Berdasarkan gambar 6.10. dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hydrocephalus berdasarkan klasifikasi tertinggi yaitu Hydrocephalus non Komunikans dan terendah Hydrocephalus Komunikans 37,6%. Pada kartu status

terdapat 17,0% proporsi penderita yang tidak tercatat.

6.5.Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya

Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

43,3 39,0 10,6 4,3 2,8 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Kelainan Kongenital

Infeksi Neoplasma Tidak tercatat Perdarahan

Riwayat Penyakit Sebelumnya

P ro p o rs i (% )

Gambar 6.11. Diagram Bar Riwayat Penyakit Sebelumnya Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Berdasarkan gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi penderita

kongenital 43,3% dan terendah yaitu perdarahan 2,8%. Pada kartu status terdapat 4,3% proporsi penderita yang tidak tercatat.

Kelainan kongenital memegang peranan penting sebagai kematian perinatal. Dari SKRT 1997, penyebab kematian perinatal oleh kelainan kongenital menepati urutan ketujuh (4,7%). Maridin F, pada penelitiannya tentang kematian perinatal di RS. Sardjito Yogyakarta mendapatkan bahwa kelainan kongenital sebagai penyebab kematian perinatal menepati urutan kelima (5,1%).27,28

6.6.Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Penatalaksanaa Medis Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penatalaksanaan Medis

60,3% 31,5%

8,5%

Obat – obatan

Operasi + Obat - obatan Operasi

Gambar 6.12. Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005- 2009

Berdasarkan gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hydrocephalus berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya tertinggi yaitu kelainan

kongenita 43,3% dan terendah yaitu perdarahan 2,8%. Pada kartu status terdapat 4,3% proporsi penderita yang tidak tercatat.

Pengobatan hydrocephalus dapat diberikan antibiotik jika ada tanda-tanda infeksi. Infeksi berat mungkin dilakukan shunt.12

6.7.Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata Lama rawatan rata-rata penderita hydrocephalus adalah 13,77 hari atau 14 hari. SD (Standar Deviasi) 9,042 hari dengan lama rawatan minimum 2 hari dan lama rawatan maksimum 60 hari.

Penderita hydrocephalus paling lama dirawat yaitu selama 60 hari berjumlah 1 orang adalah penderita berusia 6 tahun dengan jenis kelamin laki – laki, keluhan kepala besar, sumber biaya adalah bukan biaya sendiri (Jamkesmas), dan status pulang adalah pulang berobat jalan. Sementara itu penderita hydrocephalus yang dirawat hanya dalam 2 hari berjumlah 7 orang.

6.8.Distribusi Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Distribusi proporsi penderita hydrocephalus berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Keadaan Sewaktu Pulang

76,6% 3,5%

19,9%

Pulang Berobat Jalan

Pulang Atas Permintaan Sendiri

Meninggal

Gambar 6.13. Diagram Pie Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hydrocephalus yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005- 2009

Berdasarkan gambar 6.13. dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hydrocephalus berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi yaitu pulang berobat

jalan 76,6% dan yang terendah yaitu meninggal dunia (3,5%).

Hal ini dikarenakan tindak lanjut (follow up) pada penderita hydrocephalus sangat penting. Diperlukan pemeriksaan secara periodik dan teratur pada penderita

hydrocehalus untuk mengetahui bagaimana keadaannya, salah satunya dengan

sistem shunt. Sistem ini mengalihkan aliran CSF dari SSP ke area tubuh di tempat yang dapat diserap sebagai bagian dari proses peredaran darah normal. Shunt adalah tabung plastik fleksibel namun kokoh. Sebuah sistem terdiri dari shunt shunt, kateter, dan katup. Salah satu ujung kateter ditempatkan dalam ventrikel dalam otak atau di CSF luar sumsum tulang belakang.12

Sistem shunt bukan perangkat sempurna. Komplikasi mungkin termasuk kegagalan mekanis, infeksi, hambatan, dan kebutuhan untuk memperpanjang atau mengganti kateter.12

Penderita yang pulang atas permintaan sendiri kemungkinan memiliki berbagai alasan diantaranya tidak ada biaya, ada urusan keluarga, merasa sudah terlalu lama berada di rumah sakit namun tidak ada perubahan pada penyakitnya, atau ingin berobat tradisional, ataupun ingin dirawat di rumah saja.

6.9.Analisa Statistik

6.9.1. Umur dan Klasifikasi Hydrocephalus

Distribusi proporsi umur penderita hydrocephalus berdasarkan klasifikasi

hydrocephalus yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Umur (Tahun) 86,6% 75,0% 13,4% 25,0% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Hydrocephalus Komunikans Hydrocephalus non Komunikans Klasifikasi Hydrocephalus P ro p o rs i (% ) < 14 tahun > 14 tahun

Gambar 6.13. Diagran Bar Umur Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Klasifikasi yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.13. dapat dilihat bahwa dari 53 orang penderita hydrocephalus dengan klasifikasi Hydrocephalus non-Komunikans, penderita yang mengalami

hydrocephalus pada umur ≤ 14 tahun 86,8% dan umur > 14 tahun 13,4%. Dari 64 orang penderita hydrocephalus dengan Hydrocephalus Komunikans, penderita yang mengalami hydrocephalus pada umur ≤ 14 tahun 75,0%, umur > 14 tahun 25,0%.

Analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p = 0,110. Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan klasifikasi hydrocephalus.

6.9.2. Keluhan Utama Berdasarkan Klasifikasi Hydrocephalus

Distribusi proporsi keluhan utama penderita hydrocephalus berdasarkan klasifikasi hydrocephalus yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Keluhan Utama 84,9% 62,5% 5,7% 14,1% 9,4% 23,4% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Hydrocephalus Komunikans Hydrocephalus non Komunikans Klasifikasi Hydrocephalus P ro p o rs i (% ) Pembesaran Kepala Penglihatan Kabur Kejang

Gambar 6.14. Diagran Bar Keluhan Utama Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Klasifikasi yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p = 0,026. Hal ini berarti secara statistik ada perbedaan proporsi yang bermakna antara keluhan utama berdasarkan klasifikasi hydrocephalus.

Dari gambar 6.14. dapat dilihat bahwa proporsi keluhan utama pembesaran kepala secara bermakna lebih tinggi pada Hydrocephalus Komunikans dibanding

Hydrocephalun non Komunikans. Proporsi keluhan utama penglihatan kabur secara

bermakna lebih tinggi pada Hydrocephalus non Komunikans dibanding

Hydrocephalus Komunikans. Proporsi keluhan utama kejang secara bermakna lebih

tinggi pada Hydrocephalus non Komunikans dibandingkan Hydrocephalus

Komunikans.

Manifestasi klinis hydrocephalus meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hydrocephalus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok.24

6.9.3. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya

Distribusi proporsi penatalaksanaan medis penderita hydrocephalus berdasarkan sumber biaya yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penatalaksanaan Medis 59,8% 64,3% 40,2% 35,7% 0 10 20 30 40 50 60 70

Biaya Sendiri Bukan Biaya Sendiri Sumber Biaya P ro p o rs i (% ) Obat Operasi

Gambar 6.15. Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.15. dapat dilihat bahwa penderita yang mendapat penatalaksanaan medis obat 64,3% dan operasi 35,7%. Penderita hydrocephalus dengan biaya bukan biaya sendiri, penderita yang mendapatkan penatalaksanaan medis obat 59,8% dan operasi 40,2%.

Hal ini dimungkinkan karena banyak dari penderita hydrocephalus yang tidak mau atau pihak keluarga tidak menyetujui untuk dilakukan tindakan pembedahan dan karena tidak adanya biaya sehingga lebih memilih obat.

Analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p = 0,747. Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara penatalaksanaan medis berdasarkan sumber biaya.

6.9.4. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

14,00 13,74

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Biaya Sendiri Bukan biaya sendiri

S u m b e r B ia y a

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari)

Gambar 6.16. Diagran Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.16. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 127 orang yang bukan biaya sendiri (jaminan sosial ataupun askes) adalah 13,74 hari atau 14 hari, sedangkan lama rawatan rata-rata 14 orang penderita hydrocephalus dengan biaya sendiri adalah 14 hari.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t diperolah p = 0,919. Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata – rata berdasarkan sumber biaya.

6.9.5. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penatalaksanaan Medis 53,7% 89,3% 40,0% 46,3% 10,7% 60,0% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan Sendiri

Meninggal

Keadaan Sewaktu Pulang

P ro p o rs i (% ) Obat Operasi

Gambar 6.17. Diagram Bar Penatalaksanaan Medis Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.17. dapat dilihat bahwa penderita yang mendapat penatalaksanaan medis obat 53,7% dan operasi 46,3%. Dari 28 orang penderita

hydrocephalus yang pulang atas permintaan sendiri, penderita yang mendapatkan

yang meninggal, penderita yang mendapatkan penatalaksanaan medis obat 40,0% dan operasi 60,0%.

Penatalaksanaan medis hydrocephalus tergantung pada tahap perkembangan penyakit dan komplikasi yang berhubungan. Dari hasil terlihat bahwa berdasarkan penatalaksanaan medis, pasien meninggal tertinggi pada penatalaksanaan medis operasi 3 orang. Adanya pasien yang meninggal karena komplikasi setelah operasi pemasangan shunt.

Analisa statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

6.9.6. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

11,18 14,38 15,00 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Meninggal PBJ PAPS K e a d a a n S e w a k tu P u la n g

Lama Rawatan Rata - Rata (Hari)

Gambar 6.18. Diagran Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Hydrocephalus Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2005-2009

Dari gambar 6.18. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita

hydrocephalus yang meninggal adalah 15 hari, lama rawatan penderita yang pulang

berobat jalan adalah 14,38 hari atau 14 hari, sedangkan lama rawatan rata-rata yang pulang atas permintaan sendiri adalah 11,18 hari atau 11 hari.

Berdasarkan test homogeneity of variances diperoleh p = 0,925 yang berarti memiliki varians yang sama sehingga analisis tidak dilanjutkan dengan menggunakan uji Kruskal Wallis.

Dari analisa statistik dengan menggunakan uji Anova diperoleh p = 0,238. Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata – rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

Dokumen terkait