• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional yang ada di Kabupaten Buleleng dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Dalam melakukan pengawasan terhadap pelayanan

178

kesehatan tradisional empiris Dinas Kesehatan memiliki perangkat atau seksi terkait dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional. Pelaksanaan pengawasan tersebut dilakukan oleh Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan tradisional memiliki tanggung jawab atas kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional yang ada di Kabupaten Buleleng.

Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dalam hal ini seksi pelayanan Kesehatan Tradisional melakukan pengawasan terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional melalui puskesmas. Masing-masing puskesmas memiliki pemegang program kesehatan tradisional dimana mereka sekaligus sebagai tenaga pengawas yang ditetapkan dinas kesehatan. Berdasarkan PMK Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris Pasal 42 Ayat (1) maka kepala dinas kesehatan

kabupaten/kota dapat mengangkat tenaga pengawas. Adapun tugas

pengawas adalah untuk melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional empiris. 2. Ditinjau dari segi saat/waktu dilaksanakannya 1) Pengawasan preventif/pengawasan apriori

Sebelum kegiatan pelayanan kesehatan tradisional dilaksanakan, berdasarkan amanat yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan terkait dengan penggunaan alat kesehatan, obat tradisional/herbal, dan metode pelayanan yang digunakan, maka, Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan penilaian terhadap izin edar dari alat dan teknologi yang

179

digunakan dan terhadap obat tradisional/herbal yang digunakan. Dinas Kesehatan memantau juga terkait keberlakuan izin edar yang terdapat dalam alat maupun obat tersebut.

Selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten juga wajib melakukan penilaian teknis kepada penyehat tradisional yang mengajukan izin sebelum pelayanan kesehatan tradisional diselenggarakan. Adapun penilaian teknis tersebut meliputi legalitas penyehat tradisional, metode dan bahan yang digunakan, alat yang digunakan serta syarat dari fasilitas kesehatan yang digunakan meliputi tata ruang bangunan, syarat komponen bangunan dan material, sistem penghawaan/ventilasi, sistem pencahayaan, sistem sanitasi, kelistrikan, komunikasi, proteksi petir, dan proteksi kebakaran.

Adapun peralatan kesehatan tradisional yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti standar mutu, alat yang berteknologi memiliki izin edar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dan alat yang berteknologi diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.

Melihat jika alat, metode dan alat yang digunakan akan dilakukan pemeriksaan maka Dinas Kesehatan dalam hal ini melakukan pengawasan preventif sehingga sebelum kegiatan berlangsung, keamanan, manfaat dari kegiatan akan terjamin serta tidak merugikan dan membahayakan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, saat ini Dinas

180

Kesehatan berupaya untuk melakukan pendataan dan penilaian teknis terhadap penyelenggara penyehat tradisional.

2) Pengawasan represif/pengawasan aposteriori

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris memberikan amanat kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terkait penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional empiris yang ada di wilayah kabupaten. Guna menjalankan amanat tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan pelayanan kesehatan tradisional yang ada di kabupaten.

Dari hasil penelitian, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng lebih dominn melakukan pengawasan represif berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Pengawasan,

dilakukan oleh Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional yang

beranggotakan tiga orang. Dalam melakukan pengawasan Seksi Kesehatan Tradisional dibantu oleh tenaga pengawas yang ada di masing-masing puskesmas Kabupaten Buleleng. Kabupaten Buleleng memilki 20 puskesmas yang tersebar dan di masing-masing puskesmas ada satu pemegang program kesehatan tradisional ditambah dengan

anggota puskesmas lainnya yang memang consent dalam kesehatan

181

melalui laporan puskesmas, kunjungan berkala/sidak ke masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng dan aduan masyarakat.

Adapun hal yang diperiksa adalah legalitas penyehat tradisional apakah masih berlaku atau tidak, metode/teknik yang digunakan apakah memenuhi syarat atau tidak atau apakah membahayakan masyarakat atau tidak, bahan dan obat yang digunakan dalam pelayanan kesehatan apakah terdapat izin edar, atau memenuhi syarat pembuatan dan peracikan, syarat fasilitas kesehatan dan pelanggaran administrasi ataupun hukum yang pernah dilakukan.

Selama pengawasan melaui pemeriksaan/sidak yang dilakukan, dihasilkan temuan jika penyehat tradisional tidak memiliki STPT, sertifikat kompetensi, tidak memberikan informasi terkait tindakan yang dilakukan, tidak membuat pencacatan serta pelaporan, tidak memiliki izin panti sehat berkelompok, papan nama hattra tidak mengikuti ketentuan peraturan perundangan serta dilihat dari sarana prasarana yang ada kurang mendukung pelaksanaan pelayanan. Untuk itu menindaklanjuti hasil temuan tersebut maka seksi pelayanan kesehatan tradisional melakukan pembinaan.

Selain itu dilakukan pemeriksaan berdasarkan aduan klien terkait penggunaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional. Namun selama ini Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng belum mendapatkan masukan mengenai keluhan masyarakat dalam menggunakan pelayanan kesehatan tradisional empiris.

182 3. Pengawasan dari segi hukum

Posisi Dinas Kesehatan dalam hal ini adalah sebagai pelapor atau pihak yang melaporkan jika ada pelanggaran hukum. Dinas Kesehatan merupakan pihak yang membantu proses penegakan hukum di pengadilan. Apabila dalam melakukan pengawasan ditemukan temuan yang melanggar hukum maka Dinas Kesehatan akan melaporkan kepada pihak berwenang seperti kepolisian atau dalam hal ini adalah penyidik. Apabila terdapat pelanggaran perdata dimana merugikan orang lain maka akan ditindak lanjuti melalui mekanisme ganti rugi. Pelanggaran pidana ditemukan melalui mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng terkait pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi setelah dilakukan tindakan oleh tim penyidik kepolisisan, maka kasus akan diselesaikan di Pengadilan Negeri. Dari hasil penelitian diketahui jika belum pernah ada pelanggaran hukum yang ditemukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.

c. Mekanisme Pengawasan

Pengawasan dilakukan untuk melihat kesesuian antara peraturan dengan keadaan atau kondisi di lapangan. Hal ini dilakukan dengan memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam kegiatan yang

berhubungan dengan penyelenggaraaan Pelayanan Kesehatan

183

penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional empiris. Dalam melakukan sidak oleh petugas, maka setiap petugas yang melakukan pengawasan wajib dilengkapi dengan tanda pengenal, surat perintah pemeriksaan serta instrumen pengawasan (tata cara sidak). Apabila petugas tidak dilengkapi dengan tanda pengenal dan surat perintah maka penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional berhak untuk menolak pemeriksaan.

Hasil penelitian menunjukkan jika dalam melakukan pengawasan, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dalam hal ini Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional melakukan beberapa tahapan sebagai berikut : 1) Membentuk tim pengawas

Seksi pelayanan kesehatan tradisional Dinas Kesehatan

Kabupaten Buleleng terdiri dari kepala seksi serta dua orang anggota dan dalam melakukan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Buleleng maka masing-masing UPTD puskesmas yang ada berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. Kabupaten Buleleng memiliki 20 puskesmas yang tersebar di sembilan kecamatan. Masing-masing puskesmas memiliki pemegang program kesehatan tradisional yang sudah dilatih dan sekaligus sebagai tenaga pengawas yang membantu mengawasi kegiatan pelayanan kesehatan tradisional yang ada di wilayah kerjanya.

Selama pengawasan, seksi pelayanan kesehatan tradisional melakukan kerjasama lintas sektor dan lintas program. Kerjasama yang

184

dilakukan secara lintas program yakni dengan program kesehatan lingkungan yang memahami sanitasi, higenitas, dan bangunan. Kemudian kerjasama dengan program farmasi yang paham terkait obat tradisional dan program pelayanan kesehatan rujukan yang paham terkait program rujukan pelayanan kesehatan yang memang harus ditangani melalui pelayanan kesehatan konvensional. Kerjasama lintas sektoral juga dilakukan dinas kesehatan. Adapun kerjasama yang dilakukan adalah dengan Kejaksaan Negeri Kabupaten Buleleng, Kasat Reserse Kepolisian Resort Buleleng, Kesatuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Buleleng, dan Asosiasi Penyehat Tradisional Wilayah Bali.

Dokumen terkait