• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dividends Policy

Dalam dokumen L A P O R A N TA H U N A N (Halaman 54-58)

Kinerja Perseroan

B. Financial Performance 1 Assets, Liabilities and Equity

3. Dividends Policy

Dividends payments in the last 5 years are as follows:

2009 2010 2011 2012 2013 - - 10.- - - Jumlah Dividen Total Dividend Laba Bersih Net Profit Jumlah Saham Total Shares Dividen / Saham Dividend / Share 61.153 107.123 128.449 353.432 325.127 2.888.3 2.888.3 2.888.3 2.888.3 2.888.3 Tidak ada pembagian dividen

Tidak ada pembagian dividen 22,5 28.880.- Tidak ada pembagian dividen

Belum ditentukan No dividend payment No dividend payment No dividend payment Unappropriated (x 1.000.000,-) (RP. 1.000.000,-) (RP. 1.000.000,-) (%) (Rp) Tahun Buku Book Year

Bahan baku utama yang digunakan Perseroan merupakan bahan baku yang mudah rusak sehingga gangguan karena penyediaan bahan baku yang kurang baik dapat mengakibatkan gangguan terhadap mutu produk yang dihasilkan.

Untuk menanggulangi masalah ini Perseroan berusaha untuk selalu mendapatkan bahan baku yang berkualitas, antara lain dengan cara senantiasa membina hubungan yang baik dengan para peternak, koperasi-koperasi, dan para pemasok lainnya.

Produk-produk yang dihasilkan Perseroan juga bisa terganggu apabila terjadi kesalahan dalam proses produksi atau kerusakan mesin karena dapat mengakibatkan gangguan mutu produk yang dihasilkan dan/atau terhambatnya kelancaran proses produksi.

Untuk menanggulangi masalah yang mungkin timbul dari kesalahan proses produksi Perseroan melakukan pengujian produk mulai dari saat penerimaan bahan baku, saat pengolahan di pabrik, sampai saat penyimpanan hasil jadi di gudang, sedangkan terhadap mesin-mesin pengolahan selalu dilakukan pemeriksaan (maintenance) secara berkala. Untuk pelindungan terhadap konsumen, maka terhadap produk yang akan dipasarkan dilakukan sampling organoleptic test (uji rasa), pencantuman tanggal kedaluwarsa produk, dan mencantumkan batch code agar dapat mengidentifikasi secara cepat dan tepat produk- produk yang dipasarkan. Perseroan juga memiliki beberapa laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan mutakhir yang canggih, dan secara langsung diawasi oleh para sarjana yang berpengalaman dalam penerapan pengendalian mutu yang baik.

b. Risiko Persaingan Usaha

Perseroan beroperasi dalam suatu lingkungan yang sangat kompetitif. Perseroan bersaing dengan sejumlah produsen dan pemasar produk-produk susu UHT dan teh RTD domestik dan multi nasional, yang beberapa diantaranya berukuran lebih besar dan memiliki sumber daya yang secara substansial lebih besar dari Perseroan, termasuk kemampuan untuk mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk iklan dan pemasaran. Perseroan juga menghadapi persaingan dengan para pendatang baru yang mungkin memiliki fleksibilitas yang lebih dalam menanggapi perubahan dalam kondisi usaha dan ekonomi.

Persaingan dalam industri kami didasarkan pada penetapan harga produk, inovasi produk baru, pengakuan merek, kegiatan iklan dan promosi, perkenalan produk-produk baru, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kenaikan tingkat persaingan atas dasar salah satu parameter di atas dapat mengarah kepada pendapatan yang lebih rendah, pengeluaran yang

The main raw materials used by the Company are prone to decompose and deteriorate, as such, supply of poor quality raw materials may cause interference to the quality of end- products.

To overcome these problems the Company always attempts to obtain high quality raw materials, among others, by consistently fostering good relationships with farmers, cooperatives, and other suppliers.

Products produced by the Company may also be affected due to mechanical failure, and errors in the production process may also cause a delay in production process and/or quality of product.

To overcome the problems that might arise from the Company's production process errors to test products ranging from the time of receipt of raw materials, while processing at the factory, so the results to date in warehouse storage, whereas the processing machines always do maintenance on a regular basis.

For the consumer protection, for the products to be marketed, a sampling organoleptic test (taste test) is conducted. Mentioning of product expiration date and batch codes on labels allows quick and accurate product identification. The Company also has several laboratories equipped with the latest sophisticated equipment, which are directly supervised by experts who are experienced in the implementation of good quality control.

b. Business Competition Risk

The Company operates in a highly competitive environment. The Company competes with a number of manufacturers and marketers of UHT milk products and RTD tea domestic and multi-national, some of which are larger and have a resource that is substantially larger than the Company, including the ability to issue a greater advertising and marketing cost. The Company also faces competition from new entrants who may have more flexibility in responding to the changes in business and economic conditions.

Competition in our industry is based on product pricing, new product innovation, brand awareness, advertising and promotional activities, introduction of new products, and other activities. The increase in the competition level of one of the above parameters can lead to lower revenue, higher spending on marketing, promotion, and development of new

lebih besar untuk pemasaran, promosi, dan pengembangan produk baru, sehingga dengan demik ian dapat mengakibatkan penurunan dalam pertumbuhan atau tingkat keuntungan Perseroan.

Namun, sebagai perusahaan yang berorientasi pasar dan mempunyai pengalaman lebih dari 40 tahun, ditunjang oleh tim pemasaran yang tangguh dan jaringan distribusi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, telah menjadikan Perseroan memiliki daya saing yang kuat sehingga persaingan dari perusahaan lain tidak terlalu mempengaruhi kegiatan Perseroan secara material. Pada saat ini Perseroan masih memegang pangsa pasar produk minuman UHT yang dikemas dalam kemasan karton aseptik dengan menguasai lebih dari 50% market share.

c. Risiko Perkembangan Teknologi

Pada saat ini Perseroan menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang dioperasikan dengan teknologi aceptic processing dan packaging yang tergolong sangat mutakhir. Sedangkan Gudang Penyimpanan dioperasikan dengan teknologi Automatic Storage & Retrieval System (AS/RS) yang sepenuhnya dioperasikan dengan komputer yang juga tergolong cukup mutakhir. Namun demikian, perkembangan teknologi di sektor pangan dan kemasan pada saat ini melaju dengan sangat pesat yang apabila tidak senantiasa diikuti maka teknologi yang kini digunakan Perseroan menjadi ketinggalan dan dapat melemahkan daya saing Perseroan. Oleh karena itu, setiap perkembangan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan teknik produksi selalu menjadi perhatian Perseroan. Untuk maksud tersebut Perseroan berusaha untuk memilih dan mengarahkan penggunaan teknologi yang lebih modern, automasi, dan tepat guna, dengan biaya yang kompetitif.

d. Risiko Keuangan

i. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing

Perseroan terekpos kepada fluktuasi dalam nilai rupiah karena bagian yang signifikan dari bahan baku dan belanja modal Perseroan didenominasikan dalam, atau berkaitan dengan US$, sedangkan secara substansial seluruh pendapatan Perseroan dinyatakan dalam Rupiah. Risiko kerugian karena perubahan nilai tukar mata uang asing itu timbul dari transaksi pembelian, penjualan, dan pinjaman yang dilakukan dalam mata uang asing. Dalam kegiatan operasionalnya Perseroan melakukan transaksi dengan menggunakan berbagai mata uang asing sehingga oleh karenanya Perseroan menanggung risiko kerugian karena selisih nilai mata uang asing tersebut.

products, and thus may lead to a reduction in the rate of growth or profits of the Company.

However, as a market-oriented company and have over 40 years experience, supported by a strong marketing team and distribution network that covers across of Indonesia, has made the Company strong competitiveness so that the competition from other companies will not significantly affect the Company's activities. Currently, the Company still holds the largest market share of UHT beverage products, packaged in aseptic carton packaging with controls more than 50 % market share.

c. Technology Development Risk

Currently, the Company uses the most recent machineries and equipment that are operated with the latest aseptic processing and packaging technology. The warehouse is equipped with an Automatic Storage & Retrieval System (AS/RS) which is fully computer operated. However, the development of technology in food and packaging is rapidly advancing and if the Company does not continually keep up with its progress, the technology used by the Company today, will soon be outdated, and by the end of the day this may weaken its competitiveness.

Therefore, every technology development to improve production technique is the main concern to the Company. For that purpose, the Company is constantly making endeavors to choose and use the most modern technology, fully automated and effective with competitive cost.

d. Financial Risk

i. Currency Exchange Rate Risk

The Company exposure to Rupiah fluctuations because a significant part of the raw materials and capital expenditures of the Company are denominated in, or related to the US$, while substantially all of the Company's revenues are stated in Rupiah.

Currency Exchange Rate Risk arising from purchasing, selling, and loan transaction that are denominated in foreign currency.

The Company conducts its operational transactions in various foreign currencies, therefore the Company have a risk of foreign currency loss.

Setiap apresiasi yang signifikan dari mata uang asing terhadap Rupiah dapat berdampak negatif secara signifikan terhadap usaha, arus kas, hasil operasi, dan kondisi keuangan Perseroan. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan selalu memantau fluktuasi perubahan kurs mata uang asing ini terhadap rupiah, dan melakukan tindakan yang diperlukan seandainya terjadi fluktuasi yang akan merugikan. Selain itu, untuk menanggulangi kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan pinjaman/utang bank maka Perseroan berusaha untuk melakukan pinjaman bank dengan menggunakan dasar mata uang rupiah.

ii. Risiko Perubahan Tingkat Bunga Pinjaman

Untuk keperluan cash-flow dan juga perluasan usaha, Perseroan mempunyai hutang kepada bank dan pinjaman lainnya yang dikenakan bunga (interest). Oleh karena itu, Perseroan menanggung risiko perubahan tingkat suku bunga pinjaman.

Untuk mengelola risiko kerugian karena perubahan tingkat suku bunga pinjaman ini Perseroan berusaha untuk mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga yang paling rendah.

iii. Risiko Kredit dan Likuiditas

Aset yang mengakibatkan Perseroan berpotensi untuk menanggung risiko kredit adalah Kas & Setara Kas, Piutang Usaha, dan Piutang Lain-lain. Upaya Perseroan untuk mengelola dan meminimalisir risiko tersebut adalah dengan menentukan kebijakan dan prosedur kredit yang baik dan melakukan pengawasan untuk memastikan evaluasi kredit berjalan sesuai ketentuan. Saldo Kas & Setara Kas dipantau secara aktif dan diatur sehingga cukup dapat menunjang aktifitas usaha secara tepat waktu. Penggunaan dana pinjaman diawasi secara ketat agar supaya efektif, efisien, dan tepat guna. Perseroan juga mengatur keseimbangan dan kesinambungan kolektibilitas Piutang.

5. Perikatan

a. PT Sanghiang Perkasa

Sejak tahun 2000 Perseroan telah melakukan Perjanjian Kerjasama Produksi (toll manufacturing) dengan PT Sanghiang Perkasa untuk memproduksi dan mengemas produk-produk susu bubuk untuk bayi. Sanghiang Perkasa adalah divisi makanan bernutrisi dari PT Kalbe Farma Tbk., sebuah perusahaan farmasi dan makanan yang terkemuka di Indonesia. Sanghiang Perkasa menerima lisensi dari Morinaga Milk Industry Co. Ltd. (“Morinaga”), untuk memproduksi dan menjual susu bubuk formula untuk bayi dan susu bubuk.

Perjanjian ini berlaku sampai dengan diakhiri oleh salah satu pihak setelah terlebih dahulu mengirimkan pemberitahuan

Any significant appreciation of foreign currencies against the Rupiah could negatively and significantly impact on our business, cash flows, operating results, and financial condition. To mitigate this risk, the Company constantly monitors the fluctuations in foreign currency rates against rupiah, and take necessary measures in case such fluctuation will inflict losses. In addition, in order to overcome losses that might arise due to bank loan/debt, the Company attempts to take bank loans in rupiah currency.

ii. Risk of Losses due to Change in Loan Interest Rate

For cash flow requirement as well as for business expansion, the Company takes loans from banks and other loans with interest. Therefore, the Company bears the risk of loss due to a change of loan interest rate. To manage the risk of losses due to changes in loan interest rates the Company attempts to obtain loans with the lowest interest rate.

iii. Credit and Liquidity Risks

Assets that may potentially cause the Company bear credit risk are: Cash & Cash Equivalents, Accounts Receivable and Other Receivables. The Company's efforts to manage and minimize these risks are to determine sound credit policies and procedures, and tight oversight to ensure appropriate credit evaluation runs in accordance with the prevailing provisions. The Balance of Cash & Cash Equivalent is actively monitored and managed as such as to allow appropriate support to business activities in a timely manner. The use of loan funds is closely monitored in order to be effective and efficient. The Company also manages the balance and sustainability of receivables collectibility.

5. Agreements

a. PT Sanghiang Perkasa

Since the year 2000 the Company has entered into a Production Cooperation Agreement (toll manufacturing) with PT Sanghiang Perkasa to manufacture and packed baby powder milk products. Sanghiang Perkasa is a nutritious foods division of PT Kalbe Farma Tbk., a leading Indonesian pharmaceutical and food company. Sanghiang Perkasa receives a license from Morinaga Milk Industry Co. Ltd. "Morinaga"), to manufacture and sell infant formula milk powder and milk powder continued from Morinaga.

This Agreement is effective until terminated by either party after prior written notice 12 months in advance, or may be

b. PT Bina San Prima

Pada tahun 2002 Perseroan telah mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Bina San Prima dan menunjuk PT Bina San Prima untuk bertindak sebagai distributor eksklusif produk Perseroan di sektor pasar tradisional, warung, toko, dan institusi di seluruh Indonesia.

c. PT Unilever Indonesia

Perseroan juga mengadak an Perjanjian Produksi (Manufacturing Agreement) dengan PT Unilever Indonesia Tbk. untuk memproduksi dan mengemas minuman UHT dengan merk dagang Buavita dan Go-Go.

Perjanjian ini diubah terakhir tahun 2013 dan akan berakhir pada bulan Januari 2018. Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan terlebih dahulu mengirimkan pemberitahuan tertulis 12 bulan sebelumnya, atau dapat diakhiri oleh salah satu pihak apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentu.

Dalam dokumen L A P O R A N TA H U N A N (Halaman 54-58)