• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSESI RITUAL TABUT 4.1. Persiapan Ritual Tabut

1. Doa Keselamatan

Tahapan ritual Tabut dimulai dua hari sebelum masuk bulan Muharam atau tanggal 29 – 30 Dzulhijjah dan berakhir pada tanggal 13 Muharram setiap tahunnya. Tahap awal yang dilakukan adalah mengadakan doa memohon keselamatan kepada Allah SWT dalam mempersiapkan pelaksanaan ritual Tabut sekaligus menyambut tahun baru Hijriyah. Seluruh keluarga Tabut berkumpul terutama orang-orang yang terlibat langsung dalam upacara tersebut.

Dalam kegiatan ini beberapa peralatan yang akan dipakai dalam ritual tabut dikumpulkan untuk didoakan. Beberapa perlengkapan

50 Tahapan ritual tabut ini merujuk kepada tulisan A. Syiafril Sy yang berjudul Tabut Karbala Bencoolen dari Punjab Symbol Melawan Kebiadaban diterbitkan tahun 2012.

73

tabut (serka) yaitu belanga (kuali kecil sebagai penutup tanah yang akan diambil), rangkaian bunga melur, bunga selasih, air cendana, air selasih, sirih tujuh kerucut, gula ulu (gula aren), dan tempat perasapan.

Acara dilaksanakan selama dua hari, yaitu:

a. Hari Kamis 28 Dzulhijjah 1436 H atau 23 Oktober 2014 setelah shalat magrib sampai Isya bertempat di Mushalla Imam Senggolo Karbela. Acara diisi dengan salawat, dzikir (yasin, tahlil, dan doa)

b. Hari Jumat 29 Dzulhijjah 1436 H atau 24 Oktober 2014 mulai pukul 15.30 atau setelah shalat Ashar bertempat di Pasar Melintang.

Pada kesempatan ini juga dilakukan musyawarah untuk mengevaluasi persiapan pelaksanaan ritual Tabut termasuk pembagian tugas pada setiap tahapan ritual tabut. Selesai acara doa, para peserta menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan yaitu sejambar nasi kuning, panggang ayam, bubur tepung merah putih, apam putih, apam kuning, roti sebrat, gulai dhal, air serobat, kopi pahit, susu murni, air cendana, dan air selasih.

Setelah acara doa selesai, beberapa orang anggota keluarga tabut berangkat menuju pantai Zakat dengan membawa perlengkapan berupa perahu-perahuan yang telah dihias dengan bunga-bunga. Tujuan mereka adalah untuk menyampaikan salam kepada Imam Husein, menyampaikan shalawat kepada Rasul SAW, dan doa kepada Allah SWT. Perahu-perahuan tersebut lalu dihanyutkan ke laut sebagai perlambang perjalanan para ulama yang membawa Tabut dari daerah asalnya hingga sampai ke Bengkulu.

2. Ambik Tanah (1 Muharram)

Prosesi Ambik Tanah atau mengambil tanah merupakan simbol manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Dengan pemahaman ini, maka tanah yang akan diambil haruslah tanah yang bersih dan suci. Untuk itu para pewaris Keluarga Tabut telah sepakat bahwa hanya ada dua tempat di Kota Bengkulu tempat mengambil tanah yaitu:

a. Untuk keluarga tabut imam tempatnya adalah di Nala di bawah mesjid belakang Hotel Horrison. Tempat ini merupakan hasil

74

kesepakatan baru setelah dipindahkan dari tempat yang lama di pinggir luar Siring perbatasan Pasar Tebek Kelurahan Pasar Melintang dan Kelurahan Anggut Atas dekat Tugu Robert Hamilton. Karena lokasi ini sering digenangi air hujan yang bercampur dengan air selokan sehingga sangat kotor dan tidak suci lagi. Maka pada tanggal 19 Mei 1995 (19 Dzulhijjah 1416 H) antara pukul 01.00 – 03.00 lokasi tersebut dipindahkan ke tempat sekarang dengan pembacaan doa, shalawat, dan salam kepada Rasulullah diiringi dengan pembacaan Al Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, Ayat Al-Kursi lalu tanah dari tempat lama tersebut diambil segenggam dan dibawa ke tempat yang baru. Sebelum tiba di lokasi yang baru, segenggam tanah tersebut disucikan terlebih dahulu dengan air yang telah didoakan. Lalu tanah yang telah dicuci itu selanjutknya dihamburkan di lokasi yang baru tersebut. Dengan demikian para perayaan tabut tahun 1995 prosesi mengambil tanah sudah dilakukan di lokasi yang baru ini.

b. Untuk keluarga Tabut Bangsal tempat pengambilan tanah dilakukan di tebing Tapak Padri yang berbatasan langsung dengan laut. Lokasi ini diyakini oleh keluarga tabut tidak pernah berubah sejak ritual tabut dilaksanakan.

Prosesi ambik tanah dilakukan pada hari Jumat malam tanggal 1 Muharram 1436 H atau 24 Oktober 2014 dimulai pada pukul 22.00 WIB kelompok Tabut Imam dan Tabut Bangsal berkumpul di Lapangan Merdeka Bengkulu untuk mengikuti prosesi pembukaan Festival Tabut. Para tetua keluarga tabut dengan pakaian lengkap didampingi oleh ketua Badan Musyawarah Adat Kota Bengkulu menjemput Gubernur Bengkulu di kediamannya. Sepanjang jalan dari Gedung Daerah (rumah dinas gubernur) hingga ke panggung di Lapangan Merdeka para pemain musik berbaris sambil memukul dhol dengan irama Melalu Sweri.

75

Gambar 48 Suasana Penjemputan Gubernur

Selanjutnya gubernur, walikota, bupati, tetua keluarga tabut, ketua Badan Musyawarah Adat Kota Bengkulu, dan tamu kehormatan lainnya menuju Lapangan Merdeka yang disepanjang jalan diiringi musik dhol. Setiba di lokasi, rombongan disambut dengan tarian penyambutan yang membawa sirih untuk diberikan kepada tamu kehormatan. Setelah sirih diterima, seluruh undangan dipersilahkan duduk di tempat masing-masing.

Gambar 49 Arak Iring Keluarga Tabut Membawa Paerlengkapan Ambik Tanah

76

Pembukaan festival tabut dilakukan oleh Gubernur Bengkulu dengan melakukan pemukulan dhol didampingi oleh tetua keluarga tabut dan undangan kehormatan lainnya. Dengan dipukulnya dhol tersebut menjadi tanda dimulainya festival tabut di Kota Bengkulu sekaligus sebagai tanda kepada dua kelompok tabut yaitu tabut imam dan tabut bangsal untuk memulai prosesi ambik tanah (pengambilan tanah) di lokasi mereka masing-masing.

Gambar 50 Iringan Musik Dhol Pada Prosesi Ambik Tanah

Sepanjang perjalanan menuju lokasi pengambilan tanah, gendang dhol tetap dibunyikan sebagai pertanda prosesi tabut sudah dimulai. Setiba di lokasi masing-masing, iringan musik dhol dihentikan digantikan dengan pembacaan salam, doa, dan shalawat. Untuk kelompok tabut Imam prosesi laksanakan di situs mushalla tak beratap Nurhuda. Setelah itu dilanjutkan mengambil dua genggam tanah sambil diiringi musik dhol. Tanah tersebut dibungkus dengan kain putih lalu ditutup dengan belanga kecil lalu ditutup kain putih yang dihiasi dengan rangkaian bunga melur dan daun selasih. Setelah tanah terbungkus dengan baik, iringan musik dhol dihentikan dan digantikan dengan pembacaan doa. Tanah yang telah diambil oleh masing-masing keluarga tabut selanjutnya dibawa dan diletakkan di dalam gerga masing-masing.

77

Gambar 51 Tempat Pengambilan Tanah Kelompok Imam

78

Gambar 53 Dua Genggam Tanah diletakkan dalam Gerga

Dokumen terkait