• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Umum tentang Keimigrasian

3. Dokumen Keimigrasian (Paspor)

Dokumen perjalanan republik Indonesia dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan istilah Paspor. Paspor, yang dikenal sebagai Dokumen Perjalanan antar Negara (Internasional), berasal dari bahasa Perancis, yang asal katanya Passer dan Port.

a. Passer artinya lewat melalui atau keluar/masuk. b. Port artinya Gerbang/Pelabuhan.26

Kemudian dalam perkembangan zaman dengan terbentuknya negara dengan batas-batas negara, maka pengertian Port (Porte) dalam hubungan internasional adalah pintu gerbang, sebagai pintu tempat orang-orang dapat keluar masuk dari suatu negara, yang lazim disebut Pelabuhan baik melalui laut, udara maupun darat, yang dalam istilah Keimigrasian lazim disebut pelabuhan pendaratan.

Paspor atau Dokumen Perjalanan yang dikeluarkan oleh Pemerintah bagi warga negaranya atau dapat juga kepada bukan warga negaranya yang berdomisili di negara tersebut (yang tidak mempunyai paspor Kewarganegaraan), yang bermaksud melakukan perjalanan antar negara.

Didalam paspor, dicantumkan segala keterangan tentang identitas diri dari pemegangnya antara lain :

1) Nama

2) Kewarganegaraan

3) Tempat dan tanggal lahir 4) Alamat

5) Ciri-ciri tentang diri pemegang 6) Siapa dan dimana paspor dikeluarkan 7) Masa berlakunya paspor.

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 menentukan bahwa setiap orang yang masuk atau ke luar wilayah Indonesia wajib memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku. Yang dimaksud dengan Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara.

Dalam Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Kemigrasian dijelaskan bahwa Setiap orang yang masuk atau ke luar wilayah Indonesia wajib melalui pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI). Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut , bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat masuk atau ke luar wilayah Indonesia.

Surat perjalanan ini, yang lazim disebut paspor atau surat perjalanan laksana paspor yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara kepada warganegaranya atau kepada orang asing tertentu yang berdiam atau bertempat tinggal di negara tersebut, paspor berfungsi sebagai bukti identitas dan sebagai dokumen perjalanan untuk melakukan perjalanan antar negara.

Dalam pasal 24 UU nomor 6 Tahun 2011 disebutkan bahwa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia terdiri atas, Paspor, dan Surat Perjalanan Laksana Paspor.

Paspor terdiri atas : 1. Paspor Diplomatik;

Paspor Diplomatik adalah paspor yang diberikan kepada para pejabat Negara yang melakukan tugas-tugas yang bersifat diplomatik baik sebagai duta besar, pejabat-pejabat tertentu di perwakilan Indonesia di luar negeri atau untuk pejabat-pejabat Negara yang melakukan kunjungan khusus untuk kepentingan Negara. Paspor Diplomatik memberikan hak-hak khusus kepada pemegangnya seperti kekebalan atau imunitas diplomatic, perlindungan dan fasilitas tertentu yang diatur dalam Konvensi Jenewa tahun 1961.

Pemberian, penarikan, pembatalan, pencabutan, dan penggantian Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah Departemen Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk untuk Paspor diplomatik dan Paspor dinas kepada warga negara Indonesia (Pejabat Diplomatik) yang akan ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan status diplomatik atau yang ditugaskan mengadakan perjalanan dinas yang bersifat diplomatik, antara lain :

a. Presiden dan Wakil Presiden;

b. ketua dan wakil ketua lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. menteri, pejabat setingkat menteri, dan wakil menteri;

d. ketua dan wakil ketua lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang; e. kepala perwakilan diplomatik, kepala perwakilan konsuler Republik Indonesia,

pejabat diplomatik dan konsuler;

f. atase pertahanan dan atase teknis yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Luar Negeri dan diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia;

g. pejabat Kementerian Luar Negeri yang menjalankan tugas resmi yang bersifat diplomatik di luar Wilayah Indonesia; dan

h. utusan atau pejabat resmi yang ditugaskan dan ditunjuk mewakili Pemerintah Republik Indonesia atau diberikan tugas lain yang menjalankan tugas resmi dari Menteri Luar Negeri di luar Wilayah Indonesia yang bersifat diplomatik.

Paspor diplomatik juga dapat diberikan kepada :

a. isteri atau suami Presiden dan Wakil Presiden beserta anak-anaknya;

b. isteri atau suami dari warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c, yang mendampingi suami atau isterinya dalam rangka perjalanan untuk tugas yang bersifat diplomatik;

c. isteri atau suami dari para pejabat yang ditempatkan di luar Wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dan huruf f beserta anak-anaknya yang berusia paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun, belum kawin, belum bekerja, dan masih menjadi tanggungan yang tinggal bersama di wilayah akreditasi; atau kurir diplomatik.

d. Paspor diplomatik dapat diberikan sebagai penghormatan kepada mantan Presiden dan mantan Wakil Presiden beserta isteri atau suami.

Penggunaan Paspor diplomatik dalam rangka perjalanan tugas yang bersifat diplomatik diberikan dengan persetujuan Pemerintah yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara. Dan persetujuan Pemerintah juga sebagai dasar penerbitan izin perjalanan ke luar negeri.

Paspor diplomatik berlaku selama 5 (lima) tahun, terhitung sejak tanggal dikeluarkan. Paspor diplomatik tidak dapat diperpanjang, jika masa berlakunya berakhir. Apabila masih dibutuhkan, yang bersangkutan harus mengajukan permintaan baru.

Paspor dinas diberikan kepada pejabat Negara, birokrat tehnis atau warga Negara Indonesia yang akan melakukan kegiatan dinas keluar negeri yang bukan bersifat diplomatik. Pemegang paspor dinas tidak mempunyai kekebalan diplomatik tetapi mendapat fasilitas-fasilitas tertentu untuk pelaksanaan tugas kedinasannya. Paspor dinas dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri bukan Direktorat Jenderal Imigrasi.

Yang dimaksud dengan warga negara Indonesia adalah:

a. Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. anggota lembaga negara yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. pejabat negara yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

d. anggota lembaga yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paspor dinas juga dapat diberikan kepada :

a. isteri atau suami dari Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ditempatkan di luar Wilayah Indonesia beserta anaknya yang berusia paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun, belum kawin, belum bekerja, dan masih menjadi tanggungannya yang tinggal bersamadi wilayah akreditasi;

b. petugas yang bekerja pada Perwakilan Republik Indonesia atau rumah Perwakilan Republik Indonesia beserta isteri atau suaminya, berdasarkan kontrak kerja dengan Kementerian Luar Negeri;

c. warga negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan keluar Wilayah Indonesia dalam rangka tugas resmi pemerintah;

d. warga negara Indonesia yang berdasarkan pertimbangan Pemerintah Republik Indonesia perlu diberikan; dan

e. Orang tua dari Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia jika tinggal di wilayah akreditasi.

www.hPenggunaan Paspor dinas untuk perjalanan dinas yang tidak bersifat

diplomatik diberikan dengan perintah penugasan dari instansi terkait atau persetujuan Pemerintah yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara.

Perintah penugasan dari instansi terkait atau persetujuan Pemerintah juga sebagai dasar penerbitan izin perjalanan ke luar negeri, dan masa berlaku Paspor dinas paling lama 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan.

3. Paspor Biasa

Paspor Biasa adalah paspor yang pada umumnya diberikan kepada setiap warganegara Indonesia yang akan melakukan perjalanan keluar negeri. Paspor Biasa atau disebut Ordinary Passport atau ada yang menyebutnya sebagai paspor „hijau‟ sesuai dengan warnanya adalah paspor biasa yang umumnya didapatkan dari kantor-kantor Imigrasi dan dipakai untuk berbagai keperluan keluar negeri.

Paspor ini juga dapat dipergunakan untuk keperluan perjalanan dinas keluar negeri apabila paspor dinas tidak dapat diperoleh dari Departemen Luar Negeri di Jakarta. Penyebutan „paspor hijau‟ merupakan konotasi yang kurang baik karena biasanya untuk menggambarkan pemegangnya yang terlantar di Arab Saudi dengan penyalahgunaannya. Misalnya banyak orang yang memohon paspor biasa untuk tujuan umroh tetapi ternyata menjadi TKI dan kemudian terlantar di Negara lain. Paspor Biasa berlaku untuk masa 5 tahun dan dapat diperoleh pada kantor-kantor Imigrasi yang ada. Paspor biasa dibuat secara elektronic dan biometric dengan maksud untuk menghindari duplikasi paspor, serta berbagai feature security yang terdapat pada buku paspor itu sendiri untuk mengindentifikasi pemegangnya.

4. Paspor Biasa untuk TKI

Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia diterbitkan paspor biasa 24 (dua puluh empat) halaman atau 48 (empat puluh delapan) halaman.

Permohonan paspor biasa bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia dapat diajukan secara elektronik atau non elektronik, diajukan kepada Kepala Kantor Imigrasi yang masih berada dalam provinsi yang sama dengan domisili yang bersangkutan, dan dapat dilakukan secara perorangan atau kolektif melalui perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia.

Surat Perjalanan Laksana Paspor terdiri :

1. Perjalanan Laksana Paspor untuk Warga negara Indonesia;

Surat Perjalanan Laksana Paspor atau disingkat SPLP ini diberikan kepada seseorang warga negara Indonesia untuk sekali perjalanan masuk

Wilayah Indonesi sementara paspor biasa belum dapat diterbitkan karena dalam keadaan tertentu atau darurat. SPLP ini biasanya hanya dapat diterima oleh negara-negara tetangga (ASEAN) saja seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Surat Perjalanan Laksana Paspor ini dikeluarkan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk, atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui Kepala Perwakilan Republik Indonesia, bagi warga negara Indonesia yang berdomisili atau berada di luar Wilayah Indonesia dan berlaku paling lama 2 (dua) tahun dan hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) kali perjalanan. dan tidak dapat diperpanjang.

2. Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk Warga negara Asing; Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warganegara asing ini diberikan kepada orang asing yang kehilangan paspornya sementara yang bersangkutan tidak mempunyai waktu untuk mendapatkannya dari perwakilan negaranya (biasanya anak buah kapal yang berlabuh di daerah-daerah yang jauh dari ibukota Jakarta) atau terdampar di wilayah Indonesia sementara dia tidak mempunyai perwakilan negaranya di Indonesia. Untuk keperluan pengembaliannya ke Negara asalnya atas kehendaknya sendiri sepanjang tidak terkena pencegahan, atau karena dikenai deportasi atau repatriasi. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) kali perjalanan, dan tidak dapat diperpanjang.

Dalam pasal 24 ayat 4 Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian disebutkan bahwa Paspor dan Surat Perjalanan Laksana Paspor

adalah merupakan dokumen perjalanan Republik Indonesia dan merupakan dokumen negara. Yang berarti Pemegang Paspor bukan sebagai pemilik Paspor (Owner) melainkan hanya sebagai Pemegang Paspor (passport holder) dokumen yang setiap saat dapat ditarik kembali apabila diperlukan untuk kepentingan negara. Dokumen itu bukanlah surat berharga sehingga Dokumen Perjalanan republik Indonesia tidak dapat digunakan untuk hal yang bersifat perdata, antara lain dijadikan jamiman utang

C. Sejarah Penggunaan Visa Kunjungan di Indonesia

Dokumen terkait