• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.7 Pentingnya Kedisiplinan

2.1.7.5 Domain Hasil Belajar

Belajar merupakan sebuah proses. Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang ingin dicapai seorang individu. Purwanto (2014:48) mendefinisikan domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Ranah hasil belajar meliputi tiga ranah seperti yang disebutkan Bloom (dalam rifa’I dan Anni 2012:70) bahwa hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing ranah atau domain ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (lefel of competence). Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut:

a) Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Menurut Sardiman (2012:26) hasil belajar kognitif ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan dan kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

Menurut Siregar (2011:9-10) terdapat dua kategori dalam kawasan ranah kognitif, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Ada enam jenjang tujuan belajar dalam dimensi proses kognitif, yaitu:

1. Mengingat; meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan.

2. Memahami; mampu membangun arti dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tulisan, maupun grafis.

3. Mengaplikasikan; menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan mapun memecahkan masalah.

4. Menganalisis; memecah bahan-bahan kedalam unsur-unsur pokoknya dan menentukan bagaimana bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur.

5. Mengevaluasi; membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar teetentu.

6. Mencipta; membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya.

Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori, yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan faktual; pengetahuan tentang terminologi, pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur.

2. Pengetahuan konseptual; pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.

3. Pengetahuan prosedural; pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan algoritma, pengetahuan tentang teknik dan metode, pengetahuan tentang kriteria penggunaan suatu prosedur.

4. Pengetahuan metakognitif, pengetahuan strategik, pengetahuan tentang operasi kognitif, pengetahuan tentang diri sendiri.

b) Ranah Afektif (Affective Domain)

Poerwanti (2008:1-24) menyatakan secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai,

transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekadar “pengajar”, tetapi betul -betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada siswa didiknya (Sardiman, 2011:28). Terdapat lima jenjang ranah afektif yaitu: 1. Penerimaan (receiving); meliputi kesadaran akan adanya suatu sistem nilai,

ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut, misalnya siswa menerima sikap jujur sebagai sesuatu yang diperlukan.

2. Pemberian (respons); meliputi sikap ingin merespon terhadap sistem, puas dalam memberi respon, misalnya bersikap jujur dalam setiap tindakannya. 3. Pemberian nilai atau penghargaan (valuing); meliputi penerimaan terhadap

suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai dan memberikan komitmen untuk menggunakan sistem nilai tertentu, misalnya jika seseorang telah menerima sikap jujur, ia akan selalu komitmen dengan kejujuran, menghargai orang-orang yang bersikap jujur dan ia juga berperilaku jujur. 4. Pengorganisasian (organization); meliputi memilah dan menghimpun sistem

nilai yang akan digunakan, misalnya berperilaku jujur ternyata berhubungan dengan nilai-nilai yang lain seperti kedisiplinan, kemandirian, keterbukaan, dan lain-lain.

5. Karakterisasi (characterization); meliputi perilaku secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai yang telah diorganisasikannya, misalnya karakter dan gaya hidup seseorang, sehingga ia dikenal sebagai pribadi yang jujur, keteraturan pribadi, sosial dan emosi seseorang sehingga dikenal sebagai orang bijaksana.

c) Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain)

Ranah psikomotor berkaitan dengan gerak tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks (Poerwanti, 2008:1-25). Gerak tubuh yang dimaksud berupa keterampilan. Keterampilan ini dapat bersifat jasmani maupun rohani (Sardiman, 2011:27).

Adapun lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor, yaitu: 1. Meniru; kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespon.

2. Menerapkan; kemampuan mengikuti pengarahan, gerakan pilihan dan pendukung dengan membayangkan gerakan orang lain.

3. Memantapkan; kemampuan memberikan respon yang terkoreksi atau respon dengan kesalahan-kesalahan terbatas atau minimal.

4. Merangkai; koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang tepat. Menurut Thobroni (2011:23) menegaskan hasil belajar mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Informasi Verbal

Informasi verbal merupakan pengungkapan pengetahuan baik berbentuk lisan ataupun tertulis dalam bentuk bahasa. Kemampuan merespons terhadap rangsangan spesifik.

2. Keterampilan Intelektual

Keterampilan intelektual adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mempresentasikan lambang dan konsep. Keterampilan intelektual ini merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. 3. Strategi Kognitif

Strategi kognitif memiliki arti, yaitu suatu kecakapan dalam mengarahkan serta menyalurkan aktivitas kognitif. Strategi kognitif mencakup penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan Motorik

Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan beberapa gerakan jasmani untuk mewujudkan otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap

Sikap adalah kemampuan dalam menolak ataupun menerima objek berdasarkan penilaian objek tersebut. Sikap memiliki kemampuan yang dapat menjadikan nilai-nilai menjadi standar perilaku.

Berdasarkan uraian pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa domain hasil belajar dibagi menjadi tiga, yaitu kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ketiga kemampuan tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tersendiri, dimana ketiganya berhubungan erat dan dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Adapun hasil belajar dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3.

Dokumen terkait