• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Konsep Perilaku .1 Definisi Perilaku

2.4.4 Domain Perilaku

(Benyamin 1908, dalam Notoatmodjo, 2010b) membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini, yakni kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom, dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indra pendengaran dan penglihatan.

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi sebelumnya untuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik akibat rangsakan yang telah di terima (kholid,2012). Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil memori) yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.(Notoatmodjo, 2010)

b. Memahami (comprehension)

memahati diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan suatu objek dengan benar sesuai yang di ketahui dan mampu menginterpretasikan secara banar.(kholid,2012)

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real.(kholid,2012)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Kemampuan analisis dapat dilihat dari pengguanaan kata kerja, mengelompokkan.(kholid,2012)

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk menghubungkan atau meletakkan bagian-bagian dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada (kholid,2012).

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain, yaitu :

a Faktor Pendidikan Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan. Pengetahuan pada umumnya dapat diperoleh dari informasi

yang disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.

b Informasi/Media massa Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, meyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan perilaku dan peningkatan pengetahuan. Semakin berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media masa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya.

c Faktor pekerjaan Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek.

d Faktor pengalaman, pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tantang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

e Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat secara turuntemurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu, keyakinan positif dan keyakinan negatif dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

f Sosial budaya, kebudayaan berserta kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, presepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2010).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Indicator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan responden tentang kesehatan. Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu: pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan Informasi (Mubarak, 2012).

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang melibatkan factor pendapat dan emosi (notoadmodjo, 2010)

Azwar (1995 dalam kholid 2012) menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya dengan positifdan negative sikap meliputi rsa suka dan tidak suka, mendekati dan menghindari situasi.

Sikap mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut: a. Menerima

Menerima siartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan

b. Menanggapi

Menggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi

c. Menghargai

Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus dalam artian membahas dengan orang lain dan bahkan mengajak , mempengaruhi atau mengajurkan orang lain merespon. d. Bertanggung jawab

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau obejek yang bersangkuatan. Pertnyaan secara langsung juga dapat dilakukan denga cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata setuju atau tidak setuju terhadap pertnyaan tentang objek tertentu dengan menggunakan scala Lickert

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, diantaranya :

a. Pengalaman pribadi, pengalaman dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain, individu pada umumnya cenderng untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindar konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan, kebudayaan dapat memberi ceorak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

d. Media massa, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengeherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. f. Faktor emosional, kadang kala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2011)

3. Tindakan atau Praktik (Practice)

Praktek kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memlihara tindakan (notoatmodjo, 2010) Menurut Fitriani (2011) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Tindakan ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu (a) Persepsi (Perseption) mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama (b) Respon terpimpin (guided response) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua (c) Mekanisme

(mechanism) apa bila orang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga (d) Adopsi (adoption) adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara atau mengingat kembali terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu melalui pertanyan-pertnyaan terhadap subjektentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan kesehatan. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Fitriani, 2011 dalam okti).

2.5 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dokumen terkait