2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.5.3 Domain PISA untuk Matematika
OECD (2009) menjelaskan bahwa PISA meliputi komponen domain konten dan konteks.
1. Konten (Content)
Sesuai dengan tujuan PISA untuk menilai kemampuan peserta didik menyelesaikan masalah real (student’ capacity to solve real problems), maka masalah pada PISA meliputi konten (content) matematika yang berkaitan dengan fenomena. Dalam PISA fenomena ini dikenal dengan over-arching ideas. Karena domain matematika sangat banyak dan bervariasi, tidak mungkin untuk mengidentifikasi secara lengkap. Oleh karena itu PISA hanya membatasi pada 4 over-arching ideas yang utama, yaitu perubahan dan hubungan (change and relationship), ruang dan bentuk (Space and Shape), kuantitas (Quantity), dan ketidakpastian dan data (Uncertainty and data). Tetapi dalam penelitian ini hanya akan membahas konten ruang dan bentuk (Space and Shape) dan konten kuantitas (Quantity). OECD menguraikan masing-masing konten matematika seperti berikut.
1) Ruang dan bentuk (Space and Shape), meliputi fenomena yang berkaitan dengan dunia visual (visual world) yang melibatkan pola, sifat dari objek, posisi dan orientasi, representasi dari objek, pengkodean informasi visual, navigasi dan interaksi dinamik yang berkaitan dengan bentuk yang riil. Kategori ini melebihi aspek konten geometri pada matematika yang ada pada kurikulum.
2) Kuantitas (Quantity), merupakan aspek matematis yang paling menantang dan paling esensial dalam kehidupan. Kategori ini berkaitan
dengan hubungan bilangan dan pola bilangan, antara lain kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung dan mengukur benda tertentu. Termasuk ke dalam konten kuantitas ini adalah kemampuan bernalar secara kuantitatif, mempresentasikan sesuatu dalam angka, memahami langkah-langkah matematika, berhitung di luar kepala (menthal calculation) dan melakukan penaksiran (estimation).
2. Konteks (Context)
Soal untuk PISA melibatkan empat konteks, yaitu berkaitan dengan situasi/konteks pribadi (personal), pekerjaan (occupational, bermasyarakat/umum (societal), dan ilmiah (scientific) dengan kategori konten. Tetapi dalam penelitian ini terbatas pada konteks pribadi dan konteks umum. Berikut uraian masing-masing.
1) Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi peserta didik sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu para peserta didik menghadapi berbagai persoalan pribadi yang memerlukan pemecahan secepatnya. Matematika diharapkan dapat berperan dalam menginterpretasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya.
2) Konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan di lingkungan tempat bekerja. Pengetahuan siswa tentang konsep matematika
diharapkan dapat membantu untuk merumuskan, melakukan klasifikasi masalah dan memecahkan masalah pekerjaan pada umumnya.
3. Level Kemampuan Matematika dalam PISA
Kemampuan matematika peserta didik dalam PISA dibagi menjadi enam level (tingkatan), level 6 sebagai tingkat pencapaian yang paling tinggi dan level 1 yang paling rendah. Setiap level tersebut menunjukkan tingkat kompetensi matematika yang dicapai peserta didik. Dalam penelitian ini hanya akan membahas soal serupa PISA level 2, 3 dan 4. Secara lebih rinci level-level yang dimaksud disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Enam Level Kemampuan Matematika dalam PISA
Level Kompetensi Matematika
6 Para peserta didik dapat melakukan konseptualisasi dan generalisasi dengan menggunakan informasi berdasarkan modeling dan penelaahan dalam suatu situasi yang kompleks. Mereka dapat menghubungkan sumber informasi berbeda dengan dengan fleksibel dan menerjemahkannya.
Para peserta didik pada tingkat ini telah mampu berpikir dan bernalar secara matematika. Mereka dapat menerapkan pemahamannya secara mendalam disertai dengan penguasaan teknis operasi matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru untuk menghadapi situasi baru. Mereka dapat merumuskan dan mengkomunikasikan apa yang mereka temukan. Mereka melakukan penafsiran dan berargumentasi secara dewasa.
5 Para peserta didik dapat bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengetahui kendala yang dihadapi, dan melakukan dugaan-dugaan. Mereka dapat memilih, membandingkan dan mengevaluasi secara strategi untuk memecahkan masalah yang rumit yang berhubungan dengan model ini.
Para peserta didik pada tingkatan ini dapat bekerja dengan menggunakan pemikiran dan penalaran yang luas, serta secara
Level Kompetensi Matematika
tepat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dengan situasi yang dihadapi. Mereka dapat melakukan refleksi dari apa yang mereka kerjakan dan mengkomunikasikannya.
4
Para peserta didik dapat bekerja secara efektif dengan model dalam situasi yang konkret tetapi kompleks. Mereka dapat memilih dan mengintegrasikan representasi yang berbeda dan menghubungkannya dengan situasi nyata.
Para peserta didik pada tingkatan ini dapat menggunakan keterampilannya dengan baik dan mengemukakan alasan dan pandangan yang fleksibel sesuai dengan konteks. Mereka dapat memberikan penjelasan dan mengkomunikasikannya disertai argumentasi berdasar pada interpretasi dan tindakan mereka.
3 Para peserta didik dapat melaksanakan prosedur dengan baik, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan secara berurutan. Mereka dapat memilih dan menerapkan strategi memecahkan masalah yang sederhana.
Para peserta didik pada tingkatan ini dapat menginterpretasikan dan menggunakan representasi berdasarkan sumber informasi yang berbeda dan mengemukakan alasannya. Mereka dapat mengkomunikasikan hasil interpretasi dan alasan mereka.
2 Para peserta didik dapat menginterpretasikan dan mengenali situasi dalam konteks yang memerlukan inferensi langsung. Mereka dapat memilih informasi yang relevan dari sumber tunggal dan menggunakan cara representasi tunggal.
Para peserta didik pada tingkatan ini dapat mengerjakan algoritma dasar, menggunakan rumus, melaksanakan prosedur atau konvensi sederhana. Mereka mampu memberikan alasan secara langsung dan melakukan penafsiran harfiah.
1 Para peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang konteksnya umum dan dikenal serta semua informasi yang relevan tersedia dengan pertanyaan yang jelas. Mereka bisa mengidentifikasi informasi dan menyelesaikan prosedur rutin menurut instruksi yang eksplisit. Mereka dapat melakukan tindakan sesuai dengan stimuli yang diberikan.
2.1.6 Kualitas Pembelajaran
Menurut Uno (2011: 153) membicarakan kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hal ini bagaimana peran strategi pembelajaran yang dikembangkan di sekolah menghasilkan luaran pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kualitas pembelajaran menyangkut tiga dimensi strategi, yaitu: (1) strategi penyampaian pembelajaran, (2) strategi pengorganisasian, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran. Indikator dari masing-masing strategi, yaitu untuk pengorganisasian meliputi strategi makro dan strategi mikro; sedangkan strategi penyampaian meliputi berbagai metode yang digunakan dan strategi pengelolaan menyangkut interaksi antara media, guru dan siswa. Ketiga strategi ini merupakan kegiatan pokok yang merupakan dimensi dari peningkatan kualitas pembelajaran. Adapun indikator dari ketiga dimensi tersebut dicantumkan sebagaimana tertera dalam tabel berikut.
Tabel 2.4 Dimensi dan Indikator Kualitas Pembelajaran
Dimensi Perbaikan Kualitas Pembelajaran Indikator Perbaikan Kualitas Pembelajaran Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
- Menata bahan ajar yang akan diberikan selama satu caturwulan atau semester.
- Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali pertemuan.
- Memberikan pokok-pokok materi kepada peserta didik yang akan diajarkan.
Dimensi Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Indikator Perbaikan Kualitas Pembelajaran
- diajarkan setiap kali pertemuan.
- Menetapkan materi-materi yang akan dibahas secara bersama.
- Memberikan tugas kepada peserta didik terhadap materi tertentu.
- Membuat format penilaian atas penguasaan setiap materi.
Strategi Penyampaian Pembelajaran
- Menggunakan metode dalam penyampaian pembelajaran.
- Menggunakan media dalam pembelajaran. - Menggunakan berbagai teknik dalam
pembelajaran. Strategi Pengelolaan
Pembelajaran
- Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik.
- Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
- Mengingatkan kompetensi prasyarat. - Memberikan stimulus.
- Memberikan petunjuk belajar.
- Menimbulkan penampilan peserta didik. - Memberikan umpan balik.
- Menilai penampilan. - Menyimpulkan
(Uno, 2011: 158)