• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. DRPs Terkait Penggunaan Antibiotika

5. Dosis berlebih (dosage too high)

(6) interaksi obat (adverse drug reaction)

Hasil yang diperoleh, ada yang disajikan dalam bentuk tabel atau disajikan dalam bentuk diagram kemudian diberi penjelasan.

4. Tahap pembahasan

Pada tahap akhir dilakukan pembahasan mengenai evaluasi penggunaan

antibiotika berdasarkan drug related problems (DRPs) dengan metode SOAP

(Subjective, Objective, Assessment, dan Plan). Sebanyak 17 kasus disajikan

sebagai contoh evaluasi DRPs yang mewakili ke-6 tipe DRPs yang terjadi dalam

penggunaan antibiotika pada pasien kanker prostat dalam penelitian ini.

G. Kesulitan

Kesulitan yang terjadi pada penelitian retrospektif adalah peneliti tidak dapat mengamati perkembangan kondisi pasien secara langsung yang terkait dengan terjadinya DRPs pada penggunaan antibiotika, antara lain efek samping yang terjadi dan kepatuhan pasien. Selain itu, peneliti mengalami kesulitan dalam membaca catatan terapi pasien dikarenakan penulisan yang kurang jelas. Pada beberapa rekam medis juga tidak mencantumkan pemeriksaan fisik dan tanda vital harian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ini dibagi menjadi 5 bagian. Bagian pertama berisi gambaran tentang persentase kelompok umur pasien kanker prostat. Bagian kedua mengenai evaluasi penggunaan antibiotika terkait golongan dan jenis antibiotika yang digunakan pasien kanker prostat, bagian ketiga mengenai DRPs terkait dengan penggunaan antibiotika pada pasien kanker prostat, bagian keempat mengenai

outcome atau hasil terapi pasien kanker prostat dan bagian kelima berisi rangkuman dari keempat bagian sebelumnya.

A. Gambaran Pasien Kanker Prostat

Pembagian pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 berdasarkan umur dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok umur

<40-≤49 tahun, 50≤-≤59 tahun, 60≤-≤69 tahun, dan 70≤ tahun. Gambaran

pengelompokan pasien kanker prostat yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 berdasarkan umur tersaji pada gambar 4. Pembagian kelompok umur dilakukan untuk melihat angka kejadian kanker prostat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kanker prostat terjadi paling banyak pada kelompok

umur 60≤-≤69 tahun dengan jumlah 7 pasien (50%), dan pada umur 70≤ tahun

sebanyak 4 pasien (29%).

7 14 50 29 0 10 20 30 40 50 Pe r se n ( % ) ≤40-≤49 50≤-≤59 60≤-≤69 70≤

Kelompok umur (tahun)

Persentase kelompok umur pada pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Gambar 6. Persentase kelompok umur pada pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

B. Evaluasi Penggunaan Antibiotika

Penggunaan antibiotika dalam kemoterapi pada pasien kanker prostat perlu dikontrol karena jika antibiotika diberikan dengan dosis yang terlalu rendah atau masa terapinya kurang lama maka dapat mempercepat terjadinya resistensi oleh bakteri. Cara lain untuk mencegah terjadinya resistensi adalah dengan mengkombinasikan 2 atau 3 antibiotika dan melakukan penyesuaian dosis.

Dari 14 pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005, sebanyak 13 pasien (93%) yang mendapatkan antibiotika. Golongan

antibiotika yang digunakan adalah sebanyak 4 golongan, yaitu: β-laktam,

kuinolon, aminoglikosida, dan klindamisin. Ada 11 jenis antibiotika dari ketiga golongan tersebut yang digunakan dalam terapi bagi pasien kanker, yaitu: sefiksim, seftriakson (natrium seftriakson), sefotaksim, seftazidim, sefuroksim, sefadroksil, amoksisilin, gentamisin, siprofloksasin, norfloksasin, dan linkomisin.

Data jenis antibiotika yang digunakan oleh pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 tersaji pada tabel V. Antibiotika yang paling sering digunakan adalah golongan sefalosporin (seftrikason atau natrium seftriakson) dan kuinolon (siprofloksasin).

Tabel V. Golongan dan jenis antibiotika yang digunakan dalam terapi pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No. Golongan

antibiotika Jenis antibiotika

Jumlah

penggunaan %

1 β-laktam

a. sefalosporin sefiksim 5 11,9

seftriakson (natrium seftriakson) 17 40,5

sefotaksim 1 2,4 seftazidim 2 4,8 sefuroksim 1 2,4 sefadroksil 1 2,4 b. penisilin amoksisilin 2 4,8 2 aminoglikosida gentamisin 2 4,8 3 kuinolon siprofloksasin 9 21,4 norflosaksin 2 4,8 4 klindamisin linkomisin 1 2,4

Jumlah penggunaan antibiotika 43 100

Golongan sefalosporin bersifat bekterisida, mempunyai spektrum luas, dan toksisitasnya rendah terhadap manusia. Golongan sefalosporin bekerja dengan menghalangi terjadinya sintesa lengkap dari dinding sel bakteri sehingga dinding sel bakteri menjadi tidak sempurna. Jika sel bakteri tumbuh dan plasma sel bakteri menyerap air dengan jalan osmosis maka dinding sel bakteri yang tidak sempurna akan pecah (autolisis). Dinding sel bakteri terdiri dari suatu peptidoglikan yang dinamakan murein, sedangkan dinding sel manusia tidak mengandung murein sehingga sefalosporin mempunyai toksisitas rendah terhadap manusia. Seftriakson

mempunyai waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan jenis sefalosporin yang lain sehingga dapat diberikan dengan dosis satu kali sehari.

Golongan kuinolon bersifat bakterisida dan juga mempunyai spektrum luas. Golongan kuinolon bekerja dengan menghambat DNA girase pada sel bakteri. Siprofloksasin mempunyai sifat bakterisida yang lebih kuat dibandingkan dengan norfloksasin.

Tabel VI. Jumlah penggunaan antibiotika dalam terapi pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Dari data penggunaan antibiotika, diketahui sebanyak 12 pasien (85,7%) diberikan kombinasi jenis antibiotika dengan golongan yang sama maupun berbeda. Sebanyak 7 pasien (50%) diberi antibiotika dengan kombinasi 3 jenis antibiotika dan sebanyak 5 pasien (35,7%) diberi antibiotika dengan kombinasi 2 jenis antibiotika. Sebanyak 1 pasien (7,1%) diberikan 1 jenis antibiotika dan sebanyak 1 pasien (7,1%) tidak diberikan antibiotika.

C. DRPs Terkait Penggunaan Antibiotika

Antibiotika mempunyai kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan organisme yang dilawan, mekanisme kerja, sifat, dan lain-lain. Maka dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya dituntut untuk dapat memilih antibiotika yang tepat untuk pasien demi keberhasilan terapi. Terapi dikatakan berhasil jika

No. Penggunaan antibiotika pada

pasien

Jumlah

pasien %

1 Tidak diberi antibiotika 1 7,1

2 1 jenis antibiotika 1 7,1

3 2 jenis antibiotika 5 35,7

4 3 jenis antibiotika 7 50,0

dosis obat yang diberikan mempunyai efek terapetik dengan efek samping yang seminimal mungkin. Menurut Neal (2006), kemoterapi tergantung pada obat yang bersifat toksisitas selektif, yaitu toksik terhadap sel-sel parasit, tetapi tidak (terlalu) toksik pada pejamu manusia.

Pembahasan tentang evaluasi penggunaan antibiotika pada 14 pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 berdasarkan DRPs disajikan pada tabel VII-XXIII. Pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan evaluasi mengenai data rawat jalan karena peneliti tidak dapat mengamati perkembangan pasien. Pada pembahasan kali ini dilakukan dengan

metode SOAP, yaitu: subjective, objective, assessment, dan plan. Dalam

penelitian ini, peneliti mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kanker prostat berdasarkan Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) tahun 2000 dan Drug Information Handbook (DIH) edisi 14.

Tabel VII. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien I yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

SUBJECTIVE No RM: 1–17–30–13, umur 77 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 9 Februari 2005 Tanggal keluar: 16 Februari 2005 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: Perut kembung, mual, muntah, BAB tidak lancar Diagnosis masuk: BPH

Diagnosis keluar: Carcinoma Prostate.

Lanjutan tabel VII (objective, assessment, plan) OBJECTIVE

Terapi pasien (lanjutan):

1. Captopril 2 x 12,5 g (kaptropil)

2. Inf. NaCl lini

3. Inj. Terfacef (seftriakson)

4. Tradosik (tramadol klorida)

5. Pronalges 3 x 1 tab (ketoprofen)

6. Captopril 2 x 12,5 g (kaptropil)

7. Inf. NaCl lini

8. Inj. Terfacef (seftriakson)

9. Tradosik (tramadol klorida)

10.Pronalges 3 x 1 tab (ketoprofen)

11.Sporetik 2 x 100 mg (sefiksim) 12.Ciprofloxacin 2 x 500 mg (siprofloksasin) 13.Asam mefenamat 2 x 500 mg 14.Efedrin 15.Midazole (midazolam) 16.Vonidex (diazepam)

17.Tramal (tramadol klorida)

18.Ketorolac 3 x 30 mg (ketorolak trometamol)

19.Primperal 10 mg (metoklopramid) 09/02 11/02-12/02 11/02-12/02 12/02-16/02 16/02 09/02 11/02-12/02 11/02-12/02 12/02-16/02 16/02 12/02-16/02 16/03 dan 09/04 16/03 dan09/04 30/03 30/03 30/03 30/03 09/04 09/04 Tanda infeksi*:

1. Suhu: tanggal 09/02/2005-16/02/2005 : 37-37,5ºC (Normal)

2. Nadi: tanggal 09/02/2005-16/02/2005: 65-100x/menit (N: 100–120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*

- tanggal 09/02/2005 :

1. Neu = 73,1% (N = 40-70%)

2. Lym = 12,5% (N = 22-40%)

3. Mono = 12,4% (N = 4-8%)

Jumlah WBC, eosinofil, dan basofil dalam batas normal.

ASSESSMENT

-

PLAN -

Tabel VIII. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien II yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

SUBJECTIVE No RM: 1–17–74–92, umur 63 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 13 Maret 2005 Tanggal keluar: 18 Maret 2005 Keadaan pulang: Sembuh

Riwayat penyakit: DM, HT, Hepatitis Riwayat obat: Captopril 3 x 12,5 mg

Hepatil 3 x 1 Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: 10 hari lalu seluruh badan terasa lemas, tubuh tidak dapat berjalan, kesadaran menurun, dan sulit berkomunikasi

Diagnosis masuk: Ca. Prostate

Diagnosis keluar: Metastatis kanker prostat ke intrakanial OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Diamox 2 x 1 (asetozolamid) 2. Frisium 3 x 1 g k/p (klobazam) 3. Aspar K 2 x 1 (kalium aspartat) 4. Inj. Fepiram 3 g/8 jam (pirasetam) 5. Inj. Rocephin 1 x 1g (seftriakson) 6. Inf. Manitol 125 cc/6 jam

7. Medixon 125 1-1-1 (metil prednisolon) 8. Inj. Combivent 3 x 1 (ipratrapium bromida) 9. Inj. Platosin 3 x1 (sisplatin)

10. Neulin 250 500 mg/ 12 jam (sitikolin) 11. Inj. Rantin 1 A/ 8 jam (ranitidin)

13/03-17/03 13/03-16/03 13/03-17/03 13/03-17/03 14/03-17/03 13/03-17/03 14/03-17/03 14/03-17/03 14/03-17/03 14/03-17/03 16/03-17/03 Tanda infeksi*:

1. Suhu: tanggal 14/03/05-18/03/05 : 36-37ºC (Normal)

2. Nadi: tanggal 14/03/05-18/03/05 : 80-88x/menit (N : 100–120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*

- tanggal 13/03/2005 :

1. WBC = 16,31 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL)

2. Neu = 81,6% (N = 40-70%)

3. Lym = 9,2% (N = 22-40%)

Jumlah monosit, eosinofil, dan basofil dalam batas normal. ASSESSMENT

-

PLAN -

Tabel IX. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien IIIa yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

SUBJECTIVE No RM: 1–16–54–66, umur 62 tahun

Rawat jalan: 2 Februari 2005, 19 Februari 2005, dan 23 Februari 2005 Rawat inap: Tanggal masuk: 11 Mei 2005

Tanggal keluar: 18 Mei 2005 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: Tidak bisa BAK, 7 hari sebelum masuk RS Diagnosis masuk: Adeno ca. prostate dengan retensi urine berulang

OBJECTIVE Terapi pasien: 1. Flutamid 2 x1 tab 2. Ciprofloxacin 2 x 500 mg (siprofloksasin) 3. Asam mefenamat 3 x 500 mg 4. Diazepam oral 2 x 5 mg

5. Inj. Tyason 2 x 1 g (seftriakson)

6. Inj. Dolana 2 x 1 amp (tramadol klorida) 7. Inf . NaCl 0,9 % 20 tpm

8. Toradol 3 x 30 mg (ketorolak trometamol) 9. Inj. Interpec 2 x 1 A (ambroxol)

10. Sofix 2 x 100 mg (sefiksim) 11. Dulcolax syr 2 x 1 c (bisakodil) 12. Urobacid 1 x 1 (norfloksasin) 02/02 dan 19/02 23/02 23/02 11/05 dan 15/05 12/05-14/05 12/05-18/05 13/05-14/05 12/05 12/05-14/05 16/05-18/05 16/05 18/05 Tanda infeksi*:

1. Suhu: tanggal 12/05/05-15/05/05: 36-37,2ºC (Normal)

2. Nadi: tanggal 12/05/05-15/05/05: 80-83x/menit (N : 100–120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*:

- tanggal 11/05/2005

Jumlah WBC dalam batas normal. - tanggal 13/05/2005

Jumlah WBC dalam batas normal.

ASSESSMENT

Pada pemeriksaan hematologi tanggal 11 dan 13 Mei, jumlah sel darah putih dalam batas normal. Pemberian antibiotik pada pasien tidak perlu dilakukan karena tidak ada indikasi pasien terkena infeksi (unnecessary drug).

PLAN

a. Pasien tidak perlu diberikan antibitotika jika dari hasil pemeriksaan hematologi tidak menunjukkan adanya infeksi dalam tubuh pasien.

Tabel X. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien IIIb yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

SUBJECTIVE No RM: 1–16–54–66, umur 62 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 10 November 2005 Tanggal keluar: 24 November 2005 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: Tidak bisa BAK, 7 hari sebelum masuk RS

Diagnosis masuk: Adeno ca. prostate dengan retensi urine berulang

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Allopurinol 300 mg 1 x 1 tab 2. Sporetik 2 x 100 mg (sefiksim) 3. Inj. Kaltrofen 3 x 30 mg (ketoprofen) 4. Mefinal 500 mg 3 x 1 tab (asam mefenamat)

10/11-16/11

10/11-12/11 dan 23/11-24/11 17/11-22/11

23/11-24/11 Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 17/11/05-24/11/05: 36,3-37,4ºC (Normal)

2. Nadi : tanggal 17/11/05-24/11/05: 80-84x/menit (N : 100–120x/menit)

Pemeriksaan laboratorium hematologi*: - tanggal 09/11/2005

1. WBC = 13,0 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL)

2. Neu = 78,1% (N = 40-70%)

3. Lym = 14,4% (N = 22-40%)

Jumlah monosit, eosinofil, dan basofil dalam batas normal.

ASSESSMENT

Pemberian sefiksim pada tanggal 23 November tidak perlu diberikan karena tidak ada pemeriksaan hematologi dan tidak ada tanda-tanda adanya infeksi

dalam tubuh pasien (unnecessary drug).

PLAN

a. Sefiksim tidak perlu diberikan karena tidak ada tanda-tanda terjadinya

infeksi dalam tubuh pasien.

Tabel XI. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien IV yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

SUBJECTIVE No RM: 01–18–65–34 umur 63 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 16 Mei 2005 Tanggal keluar: 26 Mei 2005 Keadaan pulang: Sembuh

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: Dalam 1 bulan terakhir BAK tidak lancar, sering BAK pada malam hari, dan kadang berdarah

Diagnosis masuk: TURP dan adeno ca. prostat ganas OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Mefinal/ponstan 3 x 500 mg (asam mefenamat0 2. Zinnat 2 x 500 mg (sefuroksim)

3. Zegase 1 x 1 tab (garam seng) 4. Ceftum 2 x 1 g (seftazidim)

5. Toradol Inj k/p pakai infus (ketorolak trometamol) 6. Valisanbe k/p (diazepam)

7. Antasid k/p

8. Buscopan Inj 3 x 1 amp (hiosin)

16/05–26/05 22/05-25/05 25/05-26/05 25/05-26/05 18/05 dan 25/05 18/05 dan 25/05-26/05 25/05 16/05 dan 18/05 Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 16/05/05-26/05/05: 36-37ºC (Normal)

2. Nadi : tanggal 16/05/05-26/05/05: 80-98x/menit (N : 100–120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*

- tanggal 16/05/2005 :

1. Neu = 36,2% (N = 40-70%)

2. Lym = 60,1% (N = 22-40%)

3. Mono = 1,8% (N = 4-8%)

Jumlah WBC, eosinofil, dan basofil dalam batas normal. ASSESSMENT

Pada pemeriksaan hematologi tanggal 16 Mei, jumlah sel darah putih yang normal disertai penurunan jumlah neutrofil menunjukkan tubuh pasien potensial terinfeksi. Pasien perlu diberikan antibiotika profilaksis (need for additional drug).

Pasien diberikan sefuroksim (22-25 Mei) dan seftazidim (25-26 Mei) tanpa adanya pemeriksaan hematologi dan tanda-tanda vital normal (unnecessary drug).

PLAN

a. Pada tanggal 16 Mei, pasien perlu diberikan antibiotika profilaksis, seperti seftriakson dengan dosis IM 125-250 mg/hari selama minimal 3 hari (Lacy et all, 2006).

b. Pada tanggal 22-26 Mei, pasien tidak perlu diberi antibiotika. Ket : (*) data dapat dilihat pada lampiran

Tabel XII. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien V yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

SUBJECTIVE No RM: 1–19–47–01, umur 73 tahun

Rawat jalan:12 Juli 2005 dan 16 Juli 2005 Rawat inap: Tanggal masuk: 19 Juli 2005

Tanggal keluar: 3 Agustus 2005 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: LUTS Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: BAK tidak lancar, keluar batu dan nyeri, BAK keluar darah, nyeri perut bagian bawah

Diagnosis masuk: Suspect ca. Prostat

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Ciprofloxacin 500 mg 2 x 1 tab (siprofloksasin) 2. As. Mefenamat 500 mg 3 x 1 tab

3. Tramal 3 x 1 tab (tramadol klorida)

4. Inj. Terfacef 1 g 1 x 1A (natrium seftriakson) 5. Inj. Remopain 2 x 1 A (ketorolak trometamol) 6. Baquinor 500 mg 2 x 1 tab (siprofloksasin) 7. Tradosik 3 x 1 (tramadol klorida)

8. Hytrin 1 x 1 tab (terazosin)

9. Inj. Kaltrofen 3 x 1 A (ketoprofen) 10. Inf D5 % 20 tts/mnt (dextrose) 11. Inf NaCl 0,9% 20 tts/mnt 12. Laxadyn syr 2 x 1c (parafin cair) 13. Amoxycilin 3x500 mg (amoksisilin) 12/07 12/07 16/07 dan 19/07-22/07 23/07-27/07 dan 01/08-03/08 23/07-27/07 28/07-01/08 28/07-01/08 29/07-30/07 02/08-03/08 25/07 26/07-27/07 26/07-27/07 02/08-03/08 Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 23/07/05-02/08/05: 36-37ºC (Normal)

2. Nadi : tanggal 23/07/05-02/08/05: 80-84x/menit (N : 100–120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*

- tanggal 20/07/2005 :

1. WBC = 11,84 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL)

2. Lym = 15,8% (N = 22-40%)

3. Eo = 9,0% (N = 1-4%)

Jumlah neutrofil, monosit, dan basofil dalam batas normal. ASSESSMENT

-

PLAN -

Tabel XIII. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien VI yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

SUBJECTIVE No RM: 0–62–32–02, umur 65 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 5 September 2005 Tanggal keluar: 16 September 2005 Keadaan pulang: Sembuh

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui Keluhan masuk: Pasien mengalami kesulitan BAK Diagnosis masuk: Ca. prostat.

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Amoxycilin 4 x 500 mg (amoksisilin) 2. Zegase 1 x 1 tab (garam seng) 3. Fugerol 3 x 1 tab (flutamid)

4. Inj. Terfacef 1 x 1 g (natrium seftriakson) 5. Inj. Kaltrofen 2 x 1 (ketoprofen)

6. Marcain 3 x dlm NaCl /100 cc (bupivakain) 7. Narfoz 4 mg k /p (ondansetron) 10/09-16/09 13/09-16/09 13/09-16/09 10/09-15/09 10/09-15/09 10/09-15/09 08/09 Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 06/09/2005-16/09/2005: 36-370C (Normal)

2. Nadi : tanggal 06/09/2005-16/09/2005: 72-92x/menit (N : 100-120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*

- tanggal 06/09/2005 :

1. Neu = 74% (N = 40-70%)

2. Lym = 19,9% (N = 22-40%)

3. Eo = 0,0% (N = 1-4%)

Jumlah WBC, monosit, dan basofil dalam batas normal. ASSESSMENT

Kenaikan jumlah neutrofil menunjukkan terjadinya infeksi pada tubuh pasien. Pasien diberikan antibiotika empirik. Pemberian kombinasi antibiotik perlu dilakukan penyesuaian dosis karena natrium seftriakson dapat memicu kerusakan ginjal dan amoksisilin juga diabsorpsi pada ginjal (adverse drug reaction).

PLAN

a. Dosis amoksisilin dikurangi menjadi 500 mg tiap 8 jam dan natrium seftriakson tetap diberikan dengan dosis 1 g tiap 24 jam (Anonim, 2000a).

Tabel XIV. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien VIIa yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 (subjective, objective)

SUBJECTIVE No RM: 1–18–77–45, umur 73 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 30 Mei 2005 Tanggal keluar: 4 Juni 2005 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: LUTS, HT Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: Tidak bisa BAK sejak 2 minggu yang lalu Diagnosis masuk: BPH

Diagnosis lain: CRF, Hipertensi Stage II.

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Ciprofloksasin 500 mg 2 x 1 (siprofloksasin) 2. Inj. Tyason 1 g 1 x 1 A (seftriakson)

3. Inj. Dolana 2 x 1 A (tramadol klorida) 4. Inj. Interpec 3 x 1 A (ambroxol)

5. Inj. Terfacef 1g 1 x 1 (natrium seftriakson) 6. Felden supp. 2 x 1 k/p (piroksikam)

7. Inj. Transamin 3 x 1 A (asam traneksamat) 8. Inj. Vit. K 3 x 1 A

9. Timovit 10 mg iv k/p (metoklorpramida) 10. Inf. NaCl 0,9% 20 tpm

11. Aspar K 1 x 1 tab (asam aspartat) 12. Comsporin 100 mg 2 x 1 (sefiksim) 31/05 01/06-04/06 01/06-04/06 01/06 01/06 01/06 01/06 01/06 01/06 02/06-04/06 02/06-04/06 04/06 Tanda infeksi*: 1. Suhu : - 2. Nadi : -

Pemeriksaan laboratorium hematologi*: - tanggal 25/05/2005

1. Mono = 1,3% (N = 4-8%)

2. Eo = 6,7% (N = 1-4%)

JumlahWBC, monosit, dan basofil dalam batas normal. - tanggal 01/06/2005

Jumlah WBC dalam batas normal.

ASSESSMENT

Pada pemeriksaan 25 Mei dan 1 Juni, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada pasien. Pasien tidak perlu diberi antibiotika (unnecessary drug).

PLAN a. Pasien tidak perlu diberikan antibiotika. Ket : (*) data dapat dilihat pada lampiran

Tabel XV. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien VIIb yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 (subjective, objective)

SUBJECTIVE

No RM: 1–18–77–45, umur 73 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 23 November 2005 Tanggal keluar: 16 Desember 2005 Keadaan pulang: Meninggal

Riwayat penyakit: LUTS, HT Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: sejak 4 hari yang lalu BAK keluar darah lewat kateter, mual Diagnosis utama: adeno ca. Prostate

Diagnosis lain: CRF, Hipertensi Stage II.

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Aprovel 1 x 300 mg (valsartan) 2. Inf. D5% lini (dextrose)

3. Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam (seftriakson) 4. CaCO3 3 x 1 (kalsium karbonat) 5. As. Folat 3 x 1

6. Inj. Acran 3 x 1 A (ranitidin)

7. Inj. Kalnex 3 x 1 A (asam traneksamat) 8. Inj. Kaltrofen 3 x 1 A (ketoprofen)

9. Inj. Terfacef 1 g/24 jam (natrium seftriakson)

23/11 23/11-06/12 23/11 23/11 23/11 23/11-02/12 23/11-02/12 23/11 dan 26/11 24/11-05/12 Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 28/11/2005-16/12/2005: 36,4-37,80C (Normal)

2. Nadi : tanggal 28/11/2005-16/12/2005: 70-100x/menit (N : 100-120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*:

- tanggal 23/11/2005

1. Neu = 84,3% (N = 40-70%)

2. Lym = 9,5% (N = 22-40%)

3. Eo = 0,3% (N = 4-8%)

Jumlah WBC, Monosit, dan basofil dalam batas normal. - tanggal 26/11/2005

1. WBC = 14,37 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL)

2. Neu = 88,8% (N = 40-70%)

3. Lym = 6,9% (N = 22-40%)

4. Mono = 3,3% (N = 4-8%)

Jumlah eosinofil dan basofil dalam batas normal. - tanggal 29/11/2005 1. WBC = 13,0 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL) - tanggal 01/12/2005 1. WBC = 14,26 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL) - tanggal 06/12/2005 1. WBC = 19,45 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL) 2. Neu = 81,6% (N = 40-70%) 3. Lym = 9,4% (N = 22-40%)

Lanjutan tabel XV (objective, assessment, plan) OBJECTIVE - tanggal 10/12/2005 1. WBC = 21,10 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL) 2. Neu = 85,2% (N = 40-70%) 3. Lym = 9,8 % (N = 22-40%) 4. Eo = 0,2% (N = 4-8%)

Jumlah monosit dan basofil dalam batas normal. - tanggal 13/12/2005

1. WBC = 21,10 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL)

2. Neu = 85,2% (N = 40-70%)

3. Lym = 9,8 % (N = 22-40%)

4. Eo = 0,2% (N = 1-4%)

Jumlah monosit dalam batas normal. Pada pemeriksaan urine (16/12/2005) ditemukan bakteri Escherichia coli.

ASSESSMENT

Pada pemeriksaan hematologi (6, 10, dan 13 Desember) menunjukkan adanya infeksi dalam tubuh pasien dan pemeriksaan urine (16 Desember) ditemukan Eschericia coli

yang mengindikasikan pasien terkena infeksi saluran kemih. Pasien perlu diberikan antibiotika definitif untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah (need for additional drug).

PLAN

a. Pasien perlu diberikan antibiotika definitif, seperti seftriakson dengan dosis 2-4 g tiap 24 jam sebagai dosis tunggal, diberikan pada dua tempat atau lebih (Anonim, 2000a).

Ket : (*) data dapat dilihat pada lampiran

Tabel XVI. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien VIIIa yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 (subjective)

SUBJECTIVE No RM: 1–20–40–28, umur 54 tahun

Rawat jalan: 13 September 2005

Rawat inap: Tanggal masuk: 28 September 2005 Tanggal keluar: 29 September 2005 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: BAK tidak lancar, BAK terus menerus tapi sedikit demi sedikit, dan LUTS.

Diagnosis masuk: suspect BPH

Lanjutan tabel XVI (objective, assessment, plan)

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Ciproxin XR 1 x 100 mg (siprofloksasin) 2. MST 2 x 1 (garam morfin)

3. Xatral 1 x 1 (alfuzosin klorida0

4. Inj. Toradol 2 x 1 A (ketorolak trometamol) 5. Inj. Gaster 2 x 1A (famotidin)

6. Kaltrax 3 x 250 mg (asam traneksamat)

28/09-29/09 28/09-29/09 28/09-29/09 28/09-29/09 28/09-29/09 28/09-29/09 Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 28/09/2005-29/09/2005 : 36,2-37,20C (Normal)

2. Nadi : tanggal 28/09/2005-29/09/2005 : 80-82x/menit (N : 100-120x/menit)

ASSESSMENT

Pemberian siprofloksasin pada tanggal 28 September, tidak perlu dilakukan karena tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada pemeriksaan hematologi pada pasien (unnecessary drug).

PLAN

a. Pasien tidak perlu diberi antibiotika.

Ket : (*) data dapat dilihat pada lampiran

Tabel XVII. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien VIIIb yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 (Subjective, objective)

SUBJECTIVE No RM: 1–20–40–28, umur 54 tahun

Rawat jalan: 12 November 2005

Rawat inap: Tanggal masuk: 21 November 2005 Tanggal keluar: 26 November 2005 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga : Tidak diketahui

Keluhan masuk: BAK tidak lancar, BAK terus menerus tapi sedikit demi sedikit, dan LUTS. Diagnosis utama: suspect BPH

Diagnosis lain: suspect adeno ca. prostate.

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Nirmadil 1 x 1 (felodipin) 2. Valisanbe 2 x 1 k/p (diazepam) 3. Ciproxin XR 1 x 1 (siprofloksasin) 4. Felden flesh 2 x 1 (piroksikam) 5. Xatral XL 1 x 1 (alfuzosin klorida) 6. Ditranex 2 x 250 mg (asam traneksamat) 7. Terfacef inj 1 x 1 g (natrium seftriakson) 8. Gaster inj 2 x 1 (famotidin)

9. Ditranex 3 x 500 mg (asam traneksamat) 10. Xevolac/toradol inj 2 x 30 mg (ketorolak

trometamol)

11. Inj. Lasix 1 x 1 A (furosemid)

23/11 23/11 23/11-24/11 25/11-26/11 25/11-26/11 23/11-24/11 23/11-24/11 23/11-24/11 25/11-26/11 23/11-24/11 24/11

Lanjutan tabel XVII (objective, assessment, plan)

OBJECTIVE Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 22/11/2005-25/11/2005 : 36-370C (Normal)

2. Nadi : tanggal 22/11/2005-25/11/2005 : 80-92x/menit (N : 100-120x/menit)

Pemeriksaan laboratorium hematologi*: - tanggal 21/11/2005

1. Lym = 14,5% (N = 22-40%)

Jumlah WBC, neutrofil, monosit, eosinofil, dan basofil dalam batas normal. - tanggal 22/11/2005

1. Neu = 78,1% (N = 40-70%) 2. Lym = 14,4% (N = 22-40%)

Jumlah WBC, monosit, eosinofil, dan basofil dalam batas normal. - tanggal 23/11/2005

1. Neu = 78,1% (N = 40-70%) 2. Lym = 16,8% (N = 22-40%)

Jumlah WBC, monosit, eosinofil, dan basofil dalam batas normal.

ASSESSMENT

-

PLAN

-

Ket : (*) data dapat dilihat pada lampiran

Tabel XVIII. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien IX yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 (subjective, objective, assessment)

SUBJECTIVE No RM: 1–21–64–26, umur 67 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 2 Desember 2005 Tanggal keluar: 14 Januari 2006 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: HT, kencing batu, kencing darah Riwayat obat: Tidak diketahui

Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: BAK tidak lancar, kadang tidak bisa ditahan, BAK keluar batu Diagnosis masuk: Ca. prostat

OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Ciprofloksasin 2 x 500 mg (siprofloksasin) 2. As. Mefenamat 3 x 500 mg

3. Inj. Terfacef 1 x 1 g (natrium seftriakson)

03/12 05/12 05/12

Lanjutan tabel XVIII (objective, assessment, plan) OBJECTIVE

Terapi pasien (lanjutan):

4. Inj. RL 20 tpm (ringer laktat) 5. Inj. Fosfomycin 2 x 1 g (fosfomisin)

6. Inj. Kalnex 500 mg 3 x 1 (asam traneksamat) 7. Inj. Dolsic 2 x 1 A (tramadol klorida) 8. Sporetik 100 mg 2 x 1 (sefiksim)

9. Mefinal 500 mg 3 x 1 k/p (asam mefenamat)

07/12-12/12 07/12-10/12 07/12-10/12 07/12-10/12 12/12-17/12 12/12-17/12 Tanda infeksi*:

1. Suhu : tanggal 03/12/2005-19/12/2005 : 37-37,60C (Normal)

2. Nadi : tanggal 03/12/2005-19/12/2005 : 60-96x/menit (N : 100-120x/menit) Pemeriksaan laboratorium hematologi*:

- tanggal 02/12/2005

1. Lym = 18,3% (N = 22-40%)

2. Eo = 4,1% (N = 1-4%)

JumlahWBC, neutrofil, monosit, eosinofil, dan basofil dalam batas normal. - tanggal 07/12/2005

Jumlah WBC dalam batas normal. - tanggal 18/12/2005

1. Mono = 8,2% (N = 4-8%)

2. Eo = 8,2% (N = 1-4%)

Jumlah WBC, neutrofil, limfosit, dan basofil dalam batas normal. - tanggal 14/01/2006

1. WBC = 15,1 x 103/μL (N = 4,0-11,00 x 103/μL)

2. Lym = 8,3% (N = 22-40%)

Pada pemeriksaan kristal urin, urine positif mengandung bakteri. ASSESSMENT

Pada pemeriksaan tanggal 2, 7, dan 18 Desember, tidak menunjukkan adanya infeksi di dalam tubuh pasien sehingga pasien tidak perlu diberikan siprofloksasin, natrium seftriakson maupun sefiksim (unnecessary drug).

Pada pemeriksaan urine tanggal 14 Januari menunjukkan adanya bakteri, ditandai juga dengan adanya kenaikan jumlah sel darah putih. Pasien perlu diberikan antibiotika (need for additional drug).

PLAN

a. Pada tanggal 2, 7, dan 18 Desember, pasien tidak perlu diberikan antibiotika.

b. Dari pemeriksaan tanggal 14 Januari, pasien perlu sefiksim 400 mg dalam dosis terbagi setiap 12-24 jam selama 3 hari (Lacy et all, 2006).

Tabel XIX. Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien X yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 (subjective, objective, assessment)

SUBJECTIVE No RM: 1–21–81–23. 71 tahun

Rawat inap: Tanggal masuk: 15 Desember 2005 Tanggal keluar: 11Januari 2006 Keadaan pulang: Membaik

Riwayat penyakit: Tidak diketahui Riwayat obat: Tidak diketahui Riwayat alergi: Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga: Tidak diketahui

Keluhan masuk: 4 hari yang lalu BAK berdarah dan nyeri Diagnosis utama: Adeno ca. Prostate

Diagnosis lain: Trombositopenia dan Diabetes Mellitus OBJECTIVE Terapi pasien:

1. Ciprofloksasin 2 x 1 (siprofloksasin) 2. Synflex 2 x 1 (naproksen)

3. Lumeson 2 x1 (metil prednisolon) 4. Frilix 2 x 100 mg (naftidrolfuril) 5. Methycobal 3 x 1 (mekobalamin) 6. Inj. Gastridin 2 x 1 (ranitidin)

7. Inj. Toradol 2 x 1 (ketorolak trometamol) 8. Inj. Cefotaxime 2 x 1 (sefotaksim)

9. Transamin 500 mg (k/p)/extra (asam traneksamat) 10. As. Mefenamat 3 x 1

11. Urobacid 3 x 400 mg (norfloksasin) 12. Xatral 1 x 1 (alfuzosin klorida) 13. Refonid E 100 3 x 1

14. Adona 3 x 1 (karbazokrum natrium) 15. Dexa 1A/iv extra (deksamethason) 16. Inj. Lasix 1 A (furosemid)

17. Medrol/Medixon 2-2-0 (metil prednisolon)

18. Inf. Adona 10 mg, 50 mg dalam 500 cc NaCl/12 jam (karbazokrum natrium)

19. Atrovent 2cc 1-0-1 (iprotropium bromida) 20. Biofenid E 100 3 x 1

21. Solumedrol/Medixon 125 mg/8 jam (metil prednisolon) 15/12-17/12 dan 19/12-29/12 15/12-17/12 17/12-26/12 17/12-11/01 17/12-11/01 15/12-17/12 dan 19/12 15/12-17/12 dan 19/12 15/12-17/12 15/12-16/12 19/12-23/12 20/12-24/12 dan 27/12-11/01 20/12-11/01 20/12-01/01 23/12-01/01 21/12 dan 27/12-01/01 24/12 26/12-03/01 27/12-11/01 28/12-29/12 dan 02/01-11/01 02/01-11/01 04/01-07/01 Tanda infeksi*:

Dokumen terkait