• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada dasarnya drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Atau dalam bidang teknik sipil, drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.

2.2. Konsep Ecodrain

Ecodrain pada prinsipnya adalah metode pemulihan dan peningkatan kualitas aliran saluran drainase perkotaan dari pencemaran yang diakibatkan oleh sampah atau air limbah akibat tidak disiplinnya penduduk perkotaan yang membuang sampah atau air limbah ke dalam saluran atau sungai yang melintasi kawasan perkotaan. Salah satu penanganan drainase berawawasan lingkungan (ecodrain) adalah dengan pemanfaatan air hujan.

4

Selain itu penanganan drainase, yang dilaksanakan secara terpadu dengan penanganan sampah dan air limbah dengan konsep berwawasan lingkungan (ecodrain), dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

• pemasangan dan pengoperasian saringan sampah;

• penerapan pengelolaan sampah yang benar dengan pendekatan 3R (reduce, Reuse &

Recycle) yang berbasis pada masyarakat;

• penerapan perbaikan sanitasi yang berbasis masyarakat (Sanimas);

• pemulihan kualitas air sungai melalui bioremediasi;

• pembuatan sumur-sumur resapan penampungan air hujan guna mengurangi limpasan air hujan yang akan mengalir ke saluran drainase.

Pelaksanaan kegiatan Ecodrain seperti halnya dengan kegiatan-kegiatan lainnya, dimulai dari kegiatan survey lokasi dan identifikasi kondisi eksisting, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan dan pengolahan data (melalui observasi atau pengamatan), mencari solusi yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi serta keamanan bagi masyrakat di lungkungannya.

Untuk survey lokasi dan existing, perlu dilakukan identifikasi permasalahan dan penentuan target dengan :

1. melakukan review terhadap sistem drainase, limbah dan persampahan eksisting dan survai lapangan atau penelitian serta kajian secara teknis terhadap sistem drainase, limbah dan persampahan internal dan eksternal mencakup aspek karakteristik dan kondisi fisik lokasi dan sebagainya.

2. Melakukan survei topografi, dan hasil survai topografi digambarkan potongan memanjang dan melintangnya sesuai dengan keperluannya.

3. Melakukan survei hidrologi, hidrolika dan meteorologi serta kondisi struktur bangunan existing drainase, sampah dan air limbah yang ada.

4. Periksa kualitas air di laboratorium, apakah air tersebut masih pantas digunakan sebagai air baku atau tidak.

Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan pendefinisain kriteria dan pola penanganan sesuai dengan hasi survei lokasi dan existing.

5

2.3. Jenis Drainase Pemukiman Berwawasan Lingkungan (Ecodrain) 2.3.1. Lubang resapan biopori

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.

Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.

2.3.2. Sumur resapan

Sumur Resapan Air Hujan (SRAH adalah prasarana untuk menampung dan meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air limbah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).

Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang (Pasaribu, 1999).

2.3.3. Kolam konservasi (detensi atau retensi)

Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat menampung atau meresapkan air sementara yang terdapat di dalamnya. Kolam retensi dibagi menjadi 2 macam tergantung dari bahan pelapis dinding dan dasar kolam, yaitu kolam alami dan kolam buatan.

Kolam alami adalah kolam retensi berbentuk cekungan atau bak resapan yang sudah terbentuk secara alami dan dapat dimanfaatkan baik pada kondisi aslinya atau dilakukan penyesuaian.

6

Kolam buatan atau kolam non alami adalah kolam retensi yang dibuat sengaja didesain dengan bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang telah direncanakan sebelumnya dengan lapisan material yang kaku, seperti beton

2.3.4. Parit infiltrasi (biofilter)

Konsep utama biofilter adalah menggerakan aliran air dengan lambat melalui tumbuh-tumbuhan. Dengan aliran lambat, aliran limpasan halus dapat dijaga dengan biofilter yang dibangun dengan menjaga kemiringan kedua sisi (kemiringan maksimum 3 :1, minimal kemiringan memanjang (direkomendasikan 1 –2%, dengan check dam untuk kemiringan yang lebih curam), dan suatu flowpathpanjangnya sedikitnya 10 feet(minimal 3 meter).

Lapisan utama tanah penutup adalah tanah berumput, yang harus tetap dialiri pada musim kemarau. Agar lapisan tanah berumput yang berfungsi sebagai biofilter dapat bekerja efektif harus sering dipotong secara rutin dan dirapikan. Dimana kemiringan kurang dari 1% atau dimana air tanah tinggi, tanaman rawa buatan dapat digunakan dalam biofilter.

Gambar 1 Proses Biofilter

7 2.3.5. Penampung air hujan (PAH)

Penjelasan terkait penampungan air hujan (PAH) dilakukan untuk skala persil dan kawasan, yang diharapkan dapat memberi gambaran sistem penampungan dan pemanfaatannyadalam mendukung penerapan ecodrain.Sesuai penjelasan pada Buku Panduan Terpadu Sistem Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan (Ecodrain), lingkup layanan ecodrain diklasifikasikan menjadi skala persil, lingkungan/komunaldan kawasan. Tinjauan terhadap sarana ecodrainPenampung Air Hujan (PAH), akan dilakukan terhadap pendekatan contoh perhitungankapasitas dan pemanfaatan PAH, yang diharapkan dapat memberi gambaran tentang kuantitaspotensi pemanfaatan air hujan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air.

2.3.6. Rencana Target Capaian Luaran

Adapun Rencana Target Capaian Luaran Pengabdian kepada Masyarakat ditampilkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Rencana Target Capaian Luaran

No Jenis Luaran Indikator

Capaian 1 Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/prosiding 1) Tidak Ada 2 Publikasi pada media masa cetak/online/repocitory PT 6) Draft 3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas, serta nilai

tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau sumber daya lainnya) 4)

Tidak Ada

4 Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisasi, IT, dan manajemen) 4)

Tidak Ada

5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik, keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan) 2)

Tidak Ada

6 Publikasi di jurnal internasional 1) Tidak Ada

7 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang 5) Ada

8 Inovasi baru TTG 5) Tidak Ada

9 Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak Cipta, Merek dagang, Rahasia dagang, Desain Produk Industri, Perlindungan Varietas Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit Terpadu) 3)

Tidak Ada

10 Buku ber ISBN 6) Tidak Ada

8 BAB III

METODE PELAKSANAAN

Untuk melakukan identifikasi kawasan permukiman digunakan kriteria. Penentuan kriteria kawasan permukiman dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek atau dimensi seperti kesesuaian peruntukan lokasi dengan rencana tata ruang, status (kepemilikan) tanah, letak/kedudukan lokasi, tingkat kepadatan penduduk, tingkat kepadatan bangunan, kondisi fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal. Selain itu digunakan kriteria sebagai kawasan penyangga kota metropolitan seperti kawasan permukiman teridentifikasi yang berdekatan atau berbatasan langsung dengan kawasan yang menjadi bagian dari kota metropolitan.

Berdasarkan uraian diatas maka untuk menetapkan lokasi kawasan permukiman digunakan kriteria-kriteria yang dikelompok kedalam kriteria (Sumber:

Ciptakarya.pu.go.id) yaitu diantaranya sebagai berikut :

• Vitalitas Non Ekonomi

• Vitalitas Ekonomi Kawasan

• Keadaan Prasarana dan Sarana

• Prioritas Penanganan

Kegiatan penilaian kawasan permukiman dilakukan dengan sistem pembobotan pada masing-masing kriteria diatas. Umumnya dimaksudkan bahwa setiap kriteria memiliki bobot pengaruh yang berbeda-beda. Selanjutnya dalam penentuan bobot kriteria bersifat relatif dan bergantung pada preferensi individu atau kelompok masyarakat dalam melihat pengaruh masing-masing kriteria.

Tahapan-tahapan yang kami lakukan dalam Identifikasi Sarana Prasarana Pemukiman yang berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :

• Wawancara

• Observasi Langsung

• Kuesioner

Dari hasil identifikasi tersebut akan di dapatkan apa saja permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan sarana dan prasarana di Kelurahan Kembangan Utara Zone Kawasan-1 dan solusi yang bisa kami tawarkan ke masyarakat.

9

Dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini kami hanya berfokus kepada Kelurahan Kembangan Utara.

Gambar 2 Kelurahan Kembangan Utara

Penerapan drainase secara terpadu berwawasan lingkungan (ecodrain) disosialisakikan kepada masyarakat yang ada di Kelurahan Kembangan Utara yang diwakilkan oleh Ketua RW dan LMK yang ada di kawasan Kelurahan Kembangan Utara.

10 BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

Dokumen terkait