• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR TEORI

F. Kontrol PID Digital

2. Kontrol Integral

2.3 Driver H-Brigde Mosfet

3. Atmega 16U2 menggantikan 8U2. [6]

2.3 Driver H-Brigde Mosfet

H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi

untuk menggerakan motor. Rangkaian ini diberinama H-bridge karena bentuk

rangkaiannya yang menyerupai huruf H. Rangkaian ini terdiri dari dua buah

Mosfet kanal P dan dua buah Mosfet kanal N. Prinsip kerja dari rangkaian ini

adalah mengatur mati-hidupnya keempat Mosfet tersebut.

Gambar 2.5 Board Driver H-Bridge Mosfet

Pada dasarnya rangkaian H-Bridge merupakan rangkaian saklar sederhana seperti

di bawah ini.

23

Gambar diatas merupakan bentuk sederhana dari prinsip H-Bridge driver motor.

Dapat dilihat pada gambar diatas terdapat empat buah switch yang berfungsi untuk

mengontrol arah putaran dari motor.

Gambar 2.7 Skematik Driver Motor Mosfet (2)

Perhatikan gambar di atas ini, pada saat SW1 dan SW4 ditekan secara bersamaan,

maka arah aliran arus akan mengalir dari positif ke ground melewati motor

dimana terminal bagian kiri motor mendapatkan tegangan positif dan bagian

kanan motor mendapatkan ground. Hal ini akan membuat motor berputar searah

jarum jam (dapat dilihat pada gambar kecepatan motor +66.0). Selanjutnya

24

Gambar 2.8 Skematik Driver Motor Mosfet (3)

Pada gambar ketiga ini, saklar yang aktif adalah SW2 dan SW3. Hal ini

juga dapat membuat arus mengalir dari positif ke ground. Namun berbeda dari

gambar 2, pada gambar ketiga ini terminal motor pada sebelah kiri mendapatkan

ground sedangkan terminal motor sebelah kanan mendapatkan tegangan positif.

Hal ini berlawanan dengan kondisi pada gambar 2, sehingga arah putaran motor

menjadi berbalik dari arah sebelumnya menjadi berlawanan arah jarum jam. Hal

ini dapat dilihat pada gambar, dimana tertulis kecepatan adalah -54.7 (nilai minus

berarti arah putarannya terbalik). Rangkaian H-Bridge sederhana diatas sudah

dapat digunakan untuk mengontrol arah putaran motor DC, kita dapat mengganti

saklar tersebut dengan saklar elektronik (relay atau transistor). Dengan

menggunakan relay atau transistor dapat mengontrol on/off dari saklar elektronik

melalui mikrokontroler atau mikroprosesor. [7]

2.4 Sensor HC-SR04

Sensor HC-SR04 adalah sensor pengukur jarak berbasis gelombang

25

yaitu receiver dan transmitter yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

gelombang dan penerima gelombang. Prinsip kerja sesnsor ini mirip dengan radar

ultrasonik. Gelombang ultrasonik dipancarkan kemudian diterimabalik oleh

receiver ultrasonik. Jarak antara waktu pancar dan waktu terima adalah

representasi dari jarak objek. Sensor ini cocok untuk aplikasi elektronik yang

memerlukan deteksi jarak termasuk untuk sensor pada robot.

Gambar 2.9 Sensor HC-SR04

Sensor ultrasonic HC-SR04 yang mempunyai 4 pin. satu pin VCC sebagai

pin masukan tegangan dan diimbangi pin GND untuk grounding, sedangkan dari

pin sisanya adalah trigger dan echo pin yang akan mempengaruhi gelombang

ultrasonik itu sendiri. Untuk menghubungkan sensor ultrasonik cukup

menghubungkan pin VCC dan GND ke +5 V dan GND arduino serta pin trigger

dan echo terhubung dengan pin digital arduino.

Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas

frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz. Seperti telah disebutkan

bahwa sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut

transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal

ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika

26

oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan

ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak

terhadap benda didepannya (bidang pantul).

Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal

atau gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal

tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian

penerima Ultrasonik. Setelah sinyal tersebut sampai ke penerima ultrasonik,

kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak

dihitung berdasarkan rumus

S =

…...(2.8)

Di mana S (cm) adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang

pantul, dan t adalah selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik

sampai diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik. Berikut spesifikasi

sensor jarak HC-SR04.

Tabel 2.2 Spesifikasi Sensor HC-SR04

Working Voltage 5V(DC)

Static current Less than 2mA

Output signal Electric frequency signal, high level 5V, low

level 0V

Sensor angle Not more than 15 degrees

Detection distance 2cm-450cm.

27

Input trigger signal 10us TTL impulse

Echo signal Output TTL PWL signal

Pinout 1. VCC

2. Trigger(T) 3. Echo(R) 4. GND

HC-SR04 menembakkan 8 pulsa sinyal ultrasonik yang dimodulasi pada

frekuensi 40KHz. Pulsa sinyal tersebut ditembakkan setelah pin trigger(2) diberi

pulsa logic “1” selama 10 micro second oleh arduino. Sinyal yang ditembakkan

tadi kemudian dipantulkan benda didepannya lalu diterima receiver. Sensor lalu

mengukur waktu tempuh sinyal echo tersebut dan megolahnya menjadi jarak.

Pin echo(3) akan menghasilkan pulsa logic “1” untuk dibaca oleh Arduino.

Lebar pulsa tersebut yaitu 150us sampai dengan 25ms sesuai jarak, dan 38ms jika

tidak ada halangan di depan sensor. Untuk mengkonversikannya ke cm, lebar

pulsa harus dibagi 58, sedangkan untuk mengkonversikannya ke dalam inci, lebar

pulsa dibagi 148. [8]

2.5 Motor DC (Direct Current)

Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus

searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik.

Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan

kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah,

langsung/direct-28

unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat

berputar sebagai berikut.

Gambar 2.10 Skematik Sederhana Motor DC

Bagian Atau Komponen Utama Motor DC

1. Kutub medan

Kutub medan berfungsi untuk perputaran motor dc karena

interaksi antara dua kutub magnet yang akan menggerakan

bearing pada ruang kutub medan. Motor DC sederhana memiliki

dua kutub medan kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik

energi membesar melintasi bukaan antara kutub magnet. Untuk

motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau

lebih elektromagnet.

2. Current Elektromagnet atau Dinamo

Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as

penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC

29

oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet

berganti lokasi.

3. Commutator

Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.

Kegunaannya adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan

sumber daya. [9]

2.6. PWM (Pulse Width Moudulation)

Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara

memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode,

untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Bebarapa contoh aplikasi

PWM adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau

tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan penguatan,

serta aplikasi-aplikasi lainnya.

Gambar 2.11 Cara Kerja PWM

Ttotal = Thigh +Tlow ………..…. (2.9)

30

Vout = D x Vin ………..…… (2.11)

Vout = (Thigh/ Ttotal) x Vin ………..… (2.12)

Keterangan :

Thigh = rentang waktu pulsa high (s)

Tlow = rentang waktu pulsa low (s)

Ttotal = rentang waktu satu perioda (s)

D = duty cycle adalah lamanya pulsa high dalam satu perioda (%)

Vout = tegangan keluaran (Volt)

Vin = tegangan masukan (Volt)

PWM adalah salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar pulsa

(duty cylce) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa

merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar

pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum

termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari kondisi logika high dalam

suatu periode sinyal dan di nyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0% sampai

100%, sebagai contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus artinya

memiliki duty cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan high sama dengan

keadaan low maka sinyal mempunyai duty cycle sebesar 50%. Penggunaan PWM

31

1. PWM sebagai data keluaran suatu perangkat. PWM dapat

digunakan sebagai data dari suatu perangkat, data

direpresentasikan dengan lebar pulsa positif (Tp).

2. PWM sebagai data masukan kendali suatu perangkat. Selain

sebagai data keluaran, PWM pun dapat digunakan sebagai data

masukan sebagai pengendali suatu perangkat. Salah satu

perangkat yang menggunakan data PWM sebagai data

masukannya adalah Motor DC Servo. Motor DC Servo itu sendiri

memiliki dua tipe: 1. Kontinyu, 2. Sudut. Pada tipe 1., PWM

digunakan untuk menentukan arah Motor DC Servo, sedangkan

pada tipe 2., PWM digunakan untuk menentukan posisi sudut

Motor DC Servo.

PWM sebagai pengendali kecepatan Motor DC bersikat. Motor DC

bersikat atau Motor DC yang biasa ditemui di pasaran yang memiliki kutub A dan

kutub B yang jika diberikan beda potensial diantara kedua-nya, maka Motor DC

akan berputar. Pada prinsipnya Motor DC jenis ini akan ada waktu antara saat

beda potensial diantara keduanya dihilangkan dan waktu berhentinya. Prinsip

inilah yang digunakan untuk mengendalikan kecepatan Motor DC jenis ini dengan

PWM, semakin besar lebar pulsa positif dari PWM maka akan semakin cepat

putaran Motor DC. Untuk mendapatkan putaran Motor DC yang halus, maka

32 2.7 Data Logger

Logging data (data logging) adalah proses otomatis pengumpulan dan

perekaman data dari sensor untuk tujuan pengarsipan atau tujuan analisis. Sensor

digunakan untuk mengkonversi besaran fisik menjadi sinyal listrik yang dapat

diukur secara otomatis dan akhirnya dikirimkan ke komputer atau mikroprosesor

untuk pengolahan. Berbagai macam sensor sekarang tersedia. Sebagai contoh,

suhu, intensitas cahaya, tingkat suara, sudut rotasi, posisi, kelembaban relatif, pH,

oksigen terlarut, pulsa (detak jantung), bernapas, kecepatan angin, dan gerak.

Selain itu, banyak peralatan laboratorium dengan output listrik dapat digunakan

bersama dengan konektor yang sesuai dengan data logger.

Gambar 2.12 SD card ATmega Data Logger

Data logger (perekam data) adalah sebuah alat elektronik yang mencatat

data dari waktu ke waktu baik yang terintegrasi dengan sensor dan instrumen

didalamnya maupun ekternal sensor dan instrumen. Atau secara singkat data

logger adalah alat untuk melakukan data logging. Biasanya ukuran fisiknya kecil,

bertenaga baterai, portabel, dan dilengkapi dengan mikroprosesor, memori

33

dengan komputer dan menggunakan software untuk mengaktifkan data

logger dan melihat dan menganalisa data yang terkumpul, sementara yang lain

memiliki peralatan antarmuka sendiri (keypad dan LCD) dan dapat digunakan

sebagai perangkat yang berdiri sendiri (Stand-alone device).

Salah satu keuntungan menggunakan data logger adalah kemampuannya

secara otomatis mengumpulkan data setiap 24 jam. Setelah diaktifkan, data

logger digunakan dan ditinggalkan untuk mengukur dan merekam informasi

selama periode pemantauan. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan

gambaran yang komprehensif tentang kondisi lingkungan yang dipantau,

34

BAB III

Dokumen terkait