• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dunia Wanita: Pribadi yang Tangguh

Dalam dokumen publikasi e-wanita (Halaman 138-142)

Baik buruknya kehidupan kita ternyata sangat ditentukan oleh pikiran. Kendalikan pikiran dengan benar, maka kita tidak menjadi sosok yang emosional, melainkan

manusia yang faktual. Hidup kita akan bahagia, percaya diri, optimis, dan penuh gairah. Pikiran merupakan kekuatan paling menakjubkan yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Dengan kekuatan pikiran, manusia mampu menembus dasar bumi, mampu menyelami kedalaman samudra, serta dapat menjelajahi luar angkasa. Dengan kekuatan pikiran, manusia melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan, membangun harapan-harapan baru, dan membuat mimpi-mimpi indah menjadi kenyataan. Bahkan dengan kekuatan pikiran pula, kualitas hidup seseorang bisa ditentukan.

Para psikolog memandang pikiran sebagai faktor terpenting bagi kehidupan manusia. Hampir semua sistem kehidupan kita, gerak tubuh, suasana hati, bahkan hidup kita dikontrol oleh pikiran. Ketika melihat pacar atau pasangan kita berjalan di depan kita, pikiran akan memerintahkan mulut kita untuk menyapanya, menyuruh kaki

mempercepat langkah, atau meminta kita untuk tidak melakukan apa-apa.

Demikian pula halnya dengan perasaan kita. Dengan informasi yang terkumpul di otak, pikiran memberikan perintah-perintah khusus kepada "hati" untuk menentukan suasana yang diingini. Misalnya, suatu hari Anda ditinggalkan kekasih untuk selama-lamanya, pikiran kita akan memilih informasi-informasi yang berhubungan dengan kehidupan cinta Anda dengannya, yang terekam oleh otak.

Katakanlah pikiran Anda memilih informasi yang berhubungan dengan

hal-hal yang indah yang pernah Anda alami bersama dengannya. Pikiran Anda akan mengolahnya dan menghasilkan instruksi, umpamanya, Anda menyesal dan sedih karena semua keindahan itu sudah berakhir. Instruksi akan diteruskan ke "hati" melalui perangkat psikologis dan perasaan Anda pun menjadi sedih.

Sebaliknya, apabila pikiran Anda memilih informasi-informasi yang berhubungan dengan sesuatu yang tidak menyenangkan dari si dia, misalnya tentang kebiasaan buruknya atau kebiasaan suka berutang dan tidak pernah mau bayar, sering bikin ulah yang memusingkan, dan hal lain yang buruk tentang dia, maka pikiran Anda pun akan mengolah menjadi instruksi bahwa Anda senang atau bahagia karena mimpi buruk itu telah berakhir. Hati Anda pun senang karenanya.

Faktual dan Sensitif

Bila pengaruh pikiran sangat kuat terhadap perasaan, berarti kita orang faktual, orang yang selalu bertindak atau bersikap berdasarkan fakta. Tetapi, bila pengaruh pikiran sangat lemah terhadap perasaan kita, maka kita termasuk orang sensitif.

139

Orang faktual biasanya lebih mampu mengendalikan perasaan. Pikirannya mampu mengolah berbagai fakta yang terekam dalam otak secara lebih rinci dan matang, sebelum dimasukkan ke dalam "hati". Sebaliknya, kalau Anda tergolong orang sensitif, Anda akan cenderung emosional karena biasanya pada saat merespons realitas yang sedang dihadapi, pikiran Anda tidak mengolah kembali fakta-fakta yang terekam di otak, tetapi langsung memasukkan ke dalam "hati" apa adanya. Anda mengolah informasi dengan perasaan.

Untuk memperjelas, ambillah contoh seseorang yang tanpa sengaja melihat kekasihnya sedang duduk berdua dengan orang lain yang berbeda jenis kelamin dan tidak ia kenal. Bila dia orang sensitif, otaknya akan merekam semua kejadian yang dilihatnya itu. Pikirannya tidak mengolah, tetapi langsung meneruskannya ke dalam "hati" untuk diolah di sana. Karena yang mengolah itu adalah "hati"-Nya, ia mungkin segera

mendatangi mereka dan tidak bertanya mengapa kekasihnya duduk dengan orang lain tersebut, tetapi langsung bersikap kasar dan menyerang.

Sebaliknya, bila ia seorang faktual, kejadian-kejadian tadi direkam oleh otaknya, diolah terlebih dahulu oleh pikirannya sebelum dikirim ke "hati". Pikirannya akan membuat berbagai pertimbangan yang perlu. Bila kekurangan data, ia akan menggali

kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya, kemungkinan orang yang duduk dekat kekasihnya itu adalah saudara atau sahabat karibnya. Atau, mungkin juga teman selingkuh kekasihnya. Kemungkinan-kemungkinan itu kemudian diteruskan ke "hati" sebagai perasaan ingin tahu. Nah, karena pertimbangan pikiran inilah, ia mungkin akan mendekatinya untuk mencari tahu hal sebenarnya daripada langsung menghakimi. Proses inilah yang menyebabkan orang faktual cenderung tenang, penuh perhitungan matang, serta mampu mengendalikan diri. Sebaliknya, orang sensitif cenderung cepat gelisah, tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, tidak sabar, dan sukar

mengendalikan diri.

Persepsikan dengan Positif

Dengan mengoptimalkan pikiran, kita dapat mengendalikan perasaan dan kehidupan ke arah yang kita kehendaki. Dengan pikiran kita dapat mengubah perasaan sedih menjadi senang, takut menjadi berani, minder menjadi percaya diri, pesimis menjadi optimis, atau rasa jenuh menjadi penuh gairah. Oleh sebab itu, tidaklah keliru bila seorang filsuf bernama Marcus Aurelius memiliki pandangan, "Hidup manusia ditentukan oleh

pikiran".

Jika kita memikirkan tentang hal-hal yang menyenangkan, maka kita akan menjadi senang. Jika kita memikirkan hal-hal yang membuat sedih, maka kita pun akan sedih, dan bila dihayati kita akan menjadi seperti pemain sinetron yang berperan sebagai orang yang benar-benar sedih dan menangis. Demikian pula bila kita berpikir mengenai sesuatu yang seram dan menakutkan, kita akan menjadi takut.

140

Sepertinya sulit dipercaya. Namun, begitulah keadaannya. Stanley R. Welty, presiden Wooster Brus Company berpendapat, "Saat pergi ke luar rumah pada pagi hari, Anda sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena

tergantung bagaimana Anda menjalankan pikiran Anda. Dapat tidaknya Anda menikmati hari itu, sangat tergantung pada cara Anda berpikir."

Karena kondisi dompet kita menipis, kita sangat mungkin berpikir bahwa kitalah orang yang paling sial, mungkin saja hari itu akan menjadi hari yang paling membosankan dan kita akan hidup dalam kemurungan. Akan tetapi, bila kita bangun pagi, memandang ke luar jendela, dan menyaksikan bagaimana burung-burung bersiul menyambut mentari pagi sambil merasakan kesejukan embun, tanpa memedulikan dompet yang menipis, kemungkinan besar kita akan mendapati bahwa hari itu adalah hari baik bagi kita. Bagaimana pun cuaca hari ini, bagaimana pun berat beban hidup yang dipikul hari ini, pikiranlah yang menentukan hidup kita. Yang kita pikirkan saat itu, itulah hidup kita! Yang seharusnya dilakukan adalah kita mengendalikan pikiran. Jangan biarkan pikiran kita membuat perasaan kita tidak enak. Selalu persepsikan kenyataan hidup secara positif! Rasul Paulus menasihati orang Kristen di Filipi, "... semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8)

"Bila perlu berusahalah tersenyum dalam menghadapi situasi sesulit apa pun. Ada saat-saat di mana kita harus pasrah dan tertawa. Humor dalam hidup ini sangat penting dan dapat dijadikan sebagai bumbu penyedap dalam hidup yang berliku-liku ini. Jangan lupa bahwa hal-hal sederhana dapat membantu Anda untuk mempertahankan perspektif," kata Dale Carnegie, pendiri Dale Carnegie dan Associates.

Bila kita mencoba tetap tersenyum dalam kesedihan, kita sebenarnya sedang berupaya melepaskan diri dari perasaan sedih itu. Saat itu, kita sedang menetralkan perasaan negatif di dalam diri kita. Hal ini sangat baik dan bisa membantu agar kita tidak terlalu larut dalam duka dan terbenam dalam derita.

Demikian pula ketika kita sedang dihadapkan pada masalah-masalah berat, senyum kita sedikit banyak akan membantu melepaskan ketegangan. Selanjutnya, biarkan diri rileks, tataplah kenyataan hidup di depan kita secara positif. Karena dengan begitu, kita dapat mengambil manfaat dari apa yang sedang kita hadapi. Kemudian, pikirkanlah hal-hal yang dapat mengembalikan kegembiraan kita. Welty menyarankan, "Kalau ada masalah, rilekslah! Santai saja. Pikirkan saja apa yang Anda lakukan selanjutnya dan apa tindakan Anda untuk itu."

Catatan Akhir

Memang ada banyak hal yang menyakitkan, yang mungkin membuat kita cemas dan kesal. Namun, kita tidak perlu membenamkan diri di dalamnya. Janganlah membiarkan masalah apa pun membuat kita patah semangat! Pikirkanlah hal-hal positif yang dapat

141

dilakukan! Biarkanlah masalah berlalu tanpa meninggalkan luka fatal! Dengan begitu, kita akan menjadi manusia tangguh yang tak mudah jatuh. Pikiran kita menjadi terbiasa untuk selalu positif dan kita pun akan lebih mudah mencapai cita-cita dan harapan kita. Bukan hanya itu saja, pikiran positif dan rasa percaya diri kita akan menarik orang lain untuk bergabung dengan kita. Mereka yang menjadi sahabat kita tidak akan

membiarkan kita berjalan sendiri menghadapi semua masalah. Mereka malah dengan senang hati akan menemani dan membantu kita melewati semua kesulitan.

Seandainya orang-orang meninggalkan kita, Allah tidak pernah meninggalkan kita, seperti yang tersurat berikut ini, "Damai-Nya akan menjadikan pikiran dan hati Saudara tenang dan tentram, sementara Saudara memercayakan diri kepada Kristus Yesus." (Filipi 4:7b, FAYH) Substansi janji ini adalah bahwa kita menjadi manusia yang tangguh bukan karena kekuatan kita selaku manusia, melainkan sebagai hasil dari kita hidup beriman kepada Yesus dan berserah kepada-Nya.

Diambil dari:

Judul majalah : Kalam Hidup, November 2003 Penulis : Nur

Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2003 Halaman : 4 -- 9

142

Kesaksian Wanita: FB Memulai Sekolah Menjahit

Dalam dokumen publikasi e-wanita (Halaman 138-142)