• Tidak ada hasil yang ditemukan

Durasi 120 Menit

Dalam dokumen Panduan Pelatihan Kepemimpinan Perempuan (Halaman 83-88)

3. Mempraktikkan advokasi atau real

set-ting adalah tolak ukur kompetensi

pe-serta:

• Ada bahan presentasi untuk advokasi • Mampu melakukan presentasi

• Ada press-release

• Ada ilustrasi atau “testimoni” men-genai isu gender/perempuan

Metode

1. Pokok-pokok bahasan yang dirumuskan sebelumnya dalam pesan advokasi di-sampaikan dalam Curah Pendapat de-ngan anggota legislatif.

2. Menggelar konferensi pers tentang ha-sil yang dicapai atau komitmen yang di-berikan oleh anggota legislatif.

3. Menulis, mengemas, dan membagikan press release.

Langkah-Langkah

1. Sesi ini mengaplikasikan semua penge-tahuan yang diperoleh selama dua hari sebelumnya. Peran fasilitator dalam se-si ini, bersama para narasumber, lebih sebagai pengamat. Pimpinan delegasi adalah (para) peserta yang pernah mengambil peran dalam memimpin jalannya advokasi.

2. Pimpinan delegasi menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan rombongan ke-pada pihak yang diadvokasi — anggota legislatif, pemerintah, atau pimpinan

3. Pimpinan delegasi mempersilakan ju-ru bicara rombongan menyampaikan pesan advokasi secara singkat dan jelas (kurang lebih 10-15 slide power point, termasuk ilustrasi kasus-kasus perma-salahan perempuan).

4. Selama proses advokasi (lobi dan

hear-ing), pimpinan delegasi perlu mem-buka ruang komunikasi dan berdiskusi dengan pihak yang diadvokasi. Namun, pimpinan delegasi harus tetap waspada supaya tidak mudah didominasi.

5. Pimpinan delegasi perlu menjaga wak-tu proses lobi atau hearing kurang lebih 1,5 jam.

6. Usai lobi atau hearing, rombongan ke-luar ruangan untuk menggelar konfe-rensi pers tentang advokasi yang baru saja dilakukan.

7. Dalam konferensi pers, juru bicara dele-gasi menginformasikan poin-poin yang telah dibahas dan komitmen yang ber-hasil diperoleh dalam hearing sebe-lumnya.

8. Usai konferensi pers, anggota delegasi yang bertanggungjawab dalam press release membagikan lembar siaran pers kepada media.

9. Materi referensi dan contoh pesan ad-vokasi yang singkat dan padat dapat di-lihat pada lampiran modul. Sementara teknik-teknik lobi, hearing, kampanye, contoh siaran pers, dan bagaimana be-kerjasama dengan media.

Hand Out

• Data permasalahan gender/perempu-an dgender/perempu-an isu strategis hasil identifikasi pe-serta.

• Hasil SWOT mengenai pihak yang men-jadi sasaran advokasi.

• Fotocopy presentasi tim advokasi dan siaran pers dibagikan kepada pihak yang diadvokasi dan media.

Peralatan

• Komputer/Laptop dan bahan presen-tasi, LCD

• Tape-recorder untuk merekam proses lobi/hearing

• Kamera foto untuk mendokumentasi-kan proses advokasi

• Kartu metaplan

Catatan

Fasilitator

• Fasilitator perlu mengamati jalannya advokasi dan mengingatkan pimpi-nan delegasi untuk waspada terhadap dominasi pihak yang diadvokasi. Pimpi-nan delegasi harus menggiring proses advokasi untuk sampai pada kesepaka-tan tindak-lanjut nyata pihak yang diad-vokasi.

• Fasilitator dapat menggunakan kartu meta-plan atau potongan kertas kecil.

• Di beberapa daerah, menggelar konfe-rensi pers bukan perkara mudah. Ken-dala itu dapat diatasi dengan membagi-kan lembar siaran pers kepada semua orang yang hadir atau mengundang kalangan media daerah bersangkutan untuk meliput kegiatan-kegiatan advo-kasi. Opsi lainnya, dan sangat dianjur-kan, pihak penyelenggara mengundang wakil-wakil media untuk ikut sebagai peserta pelatihan sekaligus meminta mereka meliput kegiatan ini di media masing-masing. Kadang yang hadir jur-nalis atau reporter tidak memiliki su-ratkabar/kantor, mereka meminta uang transport. Bersikaplah tegas tetapi te-tap ramah pada orang-orang ini karena untuk menghindari hal yang tidak dii-nginkan.

• Fasilitator juga perlu membuat catatan yang akan digunakan sebagai masukan untuk proses advokasi selanjutnya.

Kunci Pokok Bahasan

• Memahami cara melakukan advokasi yang efektif melalui lobi dan hearing. • Memahami komunikasi yang efektif

dan mampu menggugah pihak yang di-advokasi.

• Memahami cara membuat siaran pers yang baik dan tepat sasaran.

• Memahami cara mengorganisasi kegia-tan advokasi.

• Memahami cara menyelenggarakan konferensi pers.

S

esi ini memberi ruang kepada peserta untuk mengevaluasi praktik advokasi yang baru saja dilakukan. Fasilitator, pani-tia penyelenggara, pengamat serta peserta dalam sesi ini menyampaikan pembela-jaran yang diperoleh dari praktik advoka-si. Kekuatan yang dimiliki peserta dapat menjadi dasar untuk memperkuat kerja advokasi, sedangkan hal yang masih perlu diperbaiki bisa dijadikan bekal untuk me-ningkatkan kapasitas advokasi di masa mendatang.

Sub-Pokok Bahasan

1. Refleksi hasil mempraktikkan advokasi. 2. Merumuskan agenda ketika hendak

melakukan hearing.

3. Hasil Praktik Lapangan serta catatan para fasilitator, panitia penyelenggara, pengamat, dan peserta menjadi dasar review atau evaluasi terhadap advokasi yang telah dilakukan.

Tujuan

1. Mampu menyiapkan materi advokasi yang baik.

2. Mampu memilih cara yang efektif dan

3. Memahami kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran praktik advokasi.

Keluaran

1. Peserta mampu menyiapkan materi serta memilih cara yang efektif dan me-tode yang tepat untuk advokasi.

2. Peserta memahami kelebihan dan ke-kurangan praktik advokasi.

3. Peserta memperoleh pengetahuan tentang bagaimana menghadapi dan bernegosiasi dengan eksekutif (bupati, walikota), legislatif (Pimpinan Komisi, Pimpinan legislatif dan Tim Anggaran).

Metode

Curah Pendapat dengan menggunakan white-board atau papan flipchart. Fasilita-tor menulis semua pendapat para peserta. Sebelum itu, fasilitator meminta masing-masing peserta mengisi matriks tiga kolom mengenai kekuatan, hal yang perlu diper-baiki, dan usulan perbaikan. Matriks dapat dilihat dalam modul untuk peserta.

Langkah-Langkah

1. Fasilitator meminta peserta, pengamat,

Refleksi Hasil Praktik Advokasi

praktik advokasi dengan menunjukkan kekuatan, hal yang perlu diperbaiki, dan usulan perbaikan.

2. Fasilitator memasukkan semua penda-pat tersebut ke dalam matriks tiga ko-lom yang tertulis di kertas plano, dan kemudian ditempel ke papan flipchart atau white-board.

3. Fsilitator meminta peserta mendiskusi-kan pencapaian hari ini.

4. Sebelum sesi berakhir, fasilitator me-rangkum dan memberi masukan kepa-da semua peserta.

Hand Out

• Matriks evaluasi terdiri dari tiga kolom dapat dilihat dalam modul untuk pe-serta.

• Materi yang dibawa ketika praktik lapa-ngan, seperti bahan-bahan advokasi, press release, dan lain-lain.

Peralatan

• Komputer/Laptop • LCD • Papan Flipchart • Kertas metaplan • Lakban kertas • Spidol • White-board

Catatan

Fasilitator

• Fasilitator bisa menggunakan cara lain untuk memproses sesi ini.

• Fasilitator dapat memakai kartu meta-plan serta meminta peserta menge-mukakan pendapat dan perasaan ma-sing-masing saat melakukan advokasi. Kekuatan praktik advokasi ditulis di kartu metaplan berwarna biru, hal yang perlu diperbaiki di kartu metaplan me rah, dan usulan perbaikan di kartu me-taplan hijau.

• Co-fasilitator mengumpulkan seluruh pernyataan tersebut dan menempel-kannya di papan tulis atau flipchart.

Kunci Pokok Bahasan

• Belajar dari pengalaman sendiri saat melakukan advokasi yang efektif.

• Berpegang pada kekuatan praktik la-pangan (hal positif) untuk meningkat-kan kapasitas advokasi.

S

esi ini diadakan untuk membantu pe-serta dalam menyusun rencana keg-iatan advokasi mengenai permasalahan spesifik daerah yang perlu diatasi untuk satu tahun ke depan, sehingga kebiasaan sebuah ke-giatan yang biasanya berakhir di suatu pertemuan dapat dihindari.

Sub-Pokok Bahasan

1. Menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan advokasi permasalahan gen-der/perempuan di komunitas peserta. 2. Menjelaskan RTL kegiatan advokasi

per-masalahan gender/perempuan selama satu tahun.

Tujuan

1. Memahami cara menyusun RTL yang mencakup tujuan-tujuan strategis, sa-saran, dan materi advokasi.

2. Menyusun RTL (workplan) kegiatan ad-vokasi sebagai acuan perencanaan. 3. Memiliki kemampuan dalam

menjelas-kan RTL.

4. Membangun komitmen peserta terha-dap RTL.

5. Menciptakan jejaring kerja advokasi

Keluaran

1. Peserta mampu menyusun RTL yang mencakup tujuan strategis, sasaran, dan materi advokasi.

2. Peserta mampu membangun kerjasa-ma (team work) dengan peserta lain. 3. Peserta mampu membuat rencana

ker-ja advokasi.

4. Peserta mampu menyusun perenca-naan kegiatan advokasi sebagai acuan perencanaan advokasi daerah.

5. Peserta memiliki dokumen RTL sebagai pedoman dan komitmen multipelaku dalam melakukan advokasi secara ber-sama-sama.

Rencana Tindak Lanjut

Dalam dokumen Panduan Pelatihan Kepemimpinan Perempuan (Halaman 83-88)

Dokumen terkait