• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-Commerce Lingkup Publik

Ruang lingkup dalam suatu transaksi elektronik

(e-commerce) dalam rezim UU ITE telah dibagi menjadi dua

lingkup. Lingkup publik adalah penyelenggaraan transaksi elektronik yang dilaksanakan oleh Instansi atau pihak lain yang

77 Ibid, hlm. 3. 78

Pasal 1 angka 2 UU ITE. 79 Pasal 17 ayat (1) UU ITE.

menyelenggarakan layanan publik sepanjang tidak ditentukan lain oleh Undang-Undang.80

Berdasarkan pada ketentuan tersebut, Instansi dalam hal ini adalah Instansi Pemerintah, atau dalam hal ini penyelenggara negara. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa, Undang-Undang ini memberikan peluang terhadap pemanfaatan Teknologi Informasi oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.81

Artinya, e-commerce dalam konteks lingkup publik adalah kegiatan e-commerce yang dilaksanakan oleh Pemerintah atau penyelenggara negara atau pihak lain yang diberikan wewenang untuk itu oleh karena perintah undang-undang. Sehingga jika dilihat secara seksama, maka jenis e-commerce tersebut masuk dalam kategori perikatan yang lahir dari undang-undang.

Atau dengan kata lain, undang-undang memberikan kewajiban kepada subyek hukum dalam hal ini Instansi Pemerintah atau pihak lain untuk melakukan suatu e-commerce (transaksi elektronik).

Bukti bahwa transaksi elektronik (e-commerce) lingkup publik merupakan perikatan yang lahir undang-undang adalah adanya UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, di

80

Pasal 40 ayat (2) PP No. 82 Tahun 2012. 81 Penjelasan Pasal 17 ayat (1) UU ITE.

mana disebutkan bahwa: dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik perlu diselenggarakan sistem informasi yang bersifat nasional.82

Selanjutnya dalam penjelasan disebutkan bahwa, Sistem informasi yang bersifat nasional berisi informasi seluruh penyelenggaraan pelayanan yang diperlukan untuk merumuskan kebijakan nasional tentang pelayanan publik.83 Artinya, segala macam informasi tentang pelayanan publik akan dimuat dalam sistem informasi yang juga tunduk pada rezim UU ITE. Oleh karenanya, jika dalam pelayanan publik tersebut menyelenggarakan transaksi elektronik (e-commerce) maka hal tersebut secara otomatis tunduk pada kaidah hukum UU ITE mengenai transaksi elektronik lingkup publik.

Dengan demikian, transaksi elektronik (e-commerce) yang dapat dikategorikan sebagai perikatan yang lahir dari undang-undang turut melahirkan kewajiban pada pihak yang dituju sehingga tindakan pihak tersebut adalah tindakan yang sah. Hal ini sejalan dengan prinsip dalam Pasal 1353 KUHPerdata yang menyebutkan: “perikatan yang lahir dari

undang-undang sebagai akbat perbuatan orang, muncul dari suatu perbuatan yang sah, atau dari perbuatan yang melanggar hukum”.

82

Pasal 23 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 83 Penjelasan Pasal 23 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2009.

Dalam contoh yang diuraikan dari UU No. 25 Tahun 2009 adalah bentuk dari tindakan yang sah oleh karena penyelenggara negara diberikan kewajiban untuk menjalankan suatu pelayanan publik melalui sistem informasi, yang akan dilakukan melalui suatu transaksi elektronik bagi publik.

Contoh lain yang dapat dikaitkan dengan e-commerce dalam lingkup publik adalah pembayaran listrik dan air oleh orang atau badan hukum secara on line kepada PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT. Perusahaan Air Minum Negara (PAM) yang menyelenggarakan e-commerce, dalam hal ini menerima bayaran secara on line oleh karena diberikan kewajiban oleh undang-undang untuk melaksanakan itu.

Sehingga dimensi transaksi elektronik (e-commerce) lingkup publik yang diatur di dalam UU ITE maupun PP No. 82 Tahun 2012 merupakan bentuk dari perikatan yang lahir dari undang-undang, oleh karena e-commerce dalam lingkup publik merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh undang-undang. 1.2 E-Commerce lingkup Privat

Selain e-commerce yang diselenggarakan dalam lingkup publik, terdapar pula e-commerce atau transaksi elektronik yang diselenggarakan dalam lingkup privat. Sebagaimana diatur dalam UU ITE yaitu, penyelenggaraan transaksi elektronik lingkup privat meliputi, transaksi elektronik antara pelaku

usaha, antara pelaku usaha dengan konsumen, antarpribadi, antarInstansi, dan antar Instansi dengan pelaku usaha.84

Dari rumusan tersebut jelas bahwa, e-commerce atau transaksi elektronik dalam lingkup publik adalah transaksi elektronik yang dilakukan berdasarkan pada perjanjian dari para pihak. Atau singkat kata, transaksi elektronik (e-commerce) lingkup privat lahir dari perjanjian antara para pihak.

Jika transaksi elektronik lingkup publik melibatkan banyak pihak, yaitu antara negara dengan warga negara, maka dalam transaksi elektronik lingkup privat terbatas pada para pihak yang ada di dalamnya. Atau dengan kata lain, sifat dari transaksi elektronik tersebut terbatas antara pihak yang berjanji tersebut.

Hal tersebut juga sama dengan sifat perjanjian dalam hukum perjanjian yang selama ini dipraktikan dalam suatu transaksi antara para pihak. Di mana kalau seorang berjanji melaksanakan sesuatu hal, janji ini dalam hukum pada hakikatnya ditujukan pada orang lain, meskipun yang diperjanjikan adalah soal barang atau sesuatu hal, akan tetapi pada dasarnya hubungan hukum timbul antara para pihak.85

Dipilah berdasarkan pada subyek hukum yang menjalankan transaksi elektronik di atas, maka kelima subyek

84

Pasal 17 ayat (1) UU ITE jo Pasal 40 ayat (3) PP No. 82 Tahun 2012.

hukum yang disebutkan di atas adalah para pihak yang selama ini menjalankan transaksi elektronik (e-commerce) baik itu jual beli barang, sewa-menyewa, atau pemakaian jasa menurut UU ITE.

Sebgai contoh, dapat saja dikatakan bahwa, Perusahaan A yang memproduksi celana Jeans membeli kain jeans dari produsen kain jeans yang dalam hal ini Perusahaan B. Kedua perusahaan tersebut melakukan transaksi melalui on line, yaitu segala kontrak dan pembayaran dilakukan secara on line. Hal tersebut adalah contoh transaksi elektronik (e-commerce) yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha.

Sedangkan untuk contoh pelaku usaha dengan konsumen, dapat saja dicontohkan dengan program Internetan

Super Murah dari Kartu AsTelkomsel, di mana para pengguna

jasa telepon seluler yang ingin menikmati tarif murah internet melalui telepon seluer, maka dapat mengaksesnya lewat menekan tombol *100*99#. Untuk selanjtnya pengguna kartu AsTelkomsel dapat melakukan transaksi elektronik dengan mengikuti syarat-syarat yang berlaku.

Contoh tersebut adalah praktik transaksi elektronik

(e-commerce) yang terjadi secara on line di mana pelaku usaha

transaksi elektronik tersebut dapat terjadi apabila terjadi kesepakatan antar kedua belah pihak.

Contoh menarik lainnya mengenai transaksi elektronik lingkup publik dalam hal Instansi dengan pelaku usaha adalah dalam kasus Federal Trade Commission (FTC) melawan

American Online, Inc., Compuserve, dan Prodigy Services Corp.

Setelah munculnya keluhan-keluhan bahwa jasa-jasa

online ini tidak memberitahukan dengan semestinya kepada

konsumen, bahwa biaya secara otomatis akan dikenakan setelah kadaluarsa suatu periode percobaan yang gratis. Padahal, kontrak membutuhkan pemberitahuan yang jelas tentang semua hal dan melarang penggambaran keliru atas barang yang ditawarkan dengan syarat-syarat penawaran.86

Oleh karena itu, Penulis berpendapat bahwa transaksi elektronik lingkup privat sebagaimana diatur dalam UU ITE dan PP No. 82 Tahun 2012 pada dasarnya adalah transaksi elektronik yang dilaksanakan berdasarkan pada perjanjian anatar para pihak. Dengan kata lain, jika dilihat dari persepktif hukum perdata jenis perikatan dalam transaksi elektronik lingkup privat lahir dari sebuah perjanjian.

Dokumen terkait