• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII AKSI PERUBAHAN (DESTINY)

C. Edukasi Gizi dan Optimalisasi Pekarangan

peneliti berusaha menjadi pihak yang tidak menggurui, peneliti selalu mengungkapkan tujuan ingin belajar bersama masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri masyarakat bahwa mereka memiliki potensi lebih yang bisa dikembangkan bersama.

Selanjutnya pada tahap penggalian data atau proses menemukenali aset dan penyusunan harapan, sebisa mungkin peneliti melibatkan masyarakat secara aktif dalam diskusi maupun wawancara apresiatif. Pada setiap diskusi dan wawancara yang dilaksanakan sebisa mungkin peneliti menghindari pertanyaan yang bersifat intimidatif. Semua jawaban atau cerita yang diungkapkan masyarakat diapresiasi secara positif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

Pada tahap perencanaan program atau design, peneliti masih menggunakan strategi yang sama, yakni melibatkan masyarakat secara aktif. Namun, terdapat beberapa hambatan yakni rasa sungkan yang dimiliki oleh masyarakat terhadap beberapa pihak. Hal ini membuat partisipasi masyarakat menurun. Sehingga peneliti hanya bisa merencanakan program atau aksi bersama pihak-pihak tertentu saja.

Strategi ini dapat meningkatkan level partisipasi masyarakat, meskipun belum mencapai level tertinggi yakni self mobilization. Perubahan partisipasi masyarakat Desa Ngadirejo pada kegiatan pendampingan berbasis aset ini meningkat dari sebelumnya partisipasi pasif menjadi level partisipasi fungsional.

C. Edukasi Gizi dan Optimalisasi Pekarangan

Setelah peneliti bersama masyarakat menggali aset yang ada di Desa Ngadirejo, kemudian merancang kegiatan pada tahap design, maka agenda

selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan aksi perubahan atau destiny. Aksi atau program yang telah disepakati bersama yakni edukasi gizi dan optimalisasi pekarangan, aksi membuat kebun gizi atau penanaman, dan kerja bakti untuk menata lingkungan.

Kegiatan edukasi gizi dan pemanfaatan pekarangan dilaksanakan pada Hari Rabu, 24 April 2019 mulai pukul 09:00 – 11:15 WIB. Acara ini dilaksanakan di gedung Madrasah Diniyah Dusun Tawangsari Desa Ngadirejo. Materi edukasi gizi dan pemanfaatan pekarangan ini disampaikan oleh Ibu Nina selaku petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) Kecamatan Rengel. Selain petugas PPL, beliau juga salah satu tim dari Kecamatan Rengel yang bertugas dalam program green and clean.

Kegiatan ini dihadiri oleh 13 orang yakni: Bu Utami, Bu Sunarsih, Bu Tinem, Bu Tirah, Bu Sumarti, Mbak Rida, Bu Tiyo, Bu Muhanik, Bu Hartini, Bu Endang, Bu Khusnul, Mbak Indah, dan Bu Siti. Acara ini dibuka oleh MC yakni Bu Utami, yang merupakan istri dari Kepala Dusun Tawangsari. Kemudian, Bu Sunarsih selaku PJ PKK memberikan sedikit kata sambutan. Beliau menyampaikan, antusiasme terhadap kegiatan ini dan berharap apa yang akan di dapat oleh masyarakat pada program ini dapat terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 7.2

Suasana Kegiatan Edukasi

Sumber: Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Materi yang disampaikan oleh Bu Nina yang pertama adalah penjelasan tentang manfaat-manfaat tanaman sayuran, dan buah yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Diantaranya manfaat dari bayam, kangkung, sawi, kubis, wortel, tomat dan sebagainya. Namun, bu Nina tidak bisa menyampaikan secara detail terkait bagaimana mengkonsumsi dengan baik dan seimbang, karena materi ini seharusnya disampaikan oleh Bu Darti selaku Bidan Desa.

Pada kesempatan ini, hanya disampaikan tentang manfaat-manfaat tanaman sayur dan buah secara umum. Selanjutnya, bu Nina juga menyampaikan terkait pemanfaatan pekarangan sebagai kebun gizi keluarga. Dengan membuat kebun gizi di pekarangan akan memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Selain itu, kualitas makanan yang dikonsumsi oleh keluarga juga akan terjamin. Karena, dari awal ibu-ibu sendiri lah yang mengelola tanaman mulai dari proses menanam, merawat hingga memamnen hasilnya.

Proses edukasi ini merupakan kegiatan belajar bersama yang dilakukan dua arah. Ibu-ibu yang hadir tidak sungkan untuk mengutarakan tentang alasannya

mengapa tidak memanfaatkan pekarangan untuk kebun gizi. Seperti diketahui, sebenarnya dahulu sudah ada beberapa masyarakat yang menanam sayur di pekarangan, karena dirasa gagal karena sebab tertentu menjadikan malas untuk kembali menanam. Masyarakat berharap adanya solusi dari hasil kegiatan ini, sehingga memunculkan semangat untuk menanam lagi.

Seperti yang diungkapkan oleh bu Hartini “aku iku asline seneng nanem, tapine kok mesti dicucuki pitek, kadang saiki namen, sesok wes entek” (saya sebenarnya suka menanam, tapi selalu dimakan oleh ayam, sekarang menanam besok sudah habis). Pernyataan bu Hartini banyak diiyakan oleh ibu-ibu yang lain, mereka mengaku juga mengalami hal yang sama. Menanggapi pernyataan ini, bu Utami mencoba berbagi pengalamannya dalam mengatasi kendala tersebut. Beliau menjelaskan cara melindungi tanaman yang baru ditanam agar tidak dimakan ayam. Biasanya, tanaman dilindungi oleh pagar yang tebuat dari jaring-jaring. Atau jika tidak ada, bisa menggunakan karung bekas yang diikatkan pada bambu atau kayu yang ditancapkan mengelilingi tanaman. Selain itu, bisa juga dengan menanam di media polybag atau pot. Karena mudah dipindahkan ke tempat yang biasanya tidak dilalui ayam.

Bu Nina sebagai petugas PPL juga menceritakan tentang pengalaman-pengalamannya dalam memanfaatkan pekarangan. Beliau juga memberikan kiat khusus untuk merawat tanaman agar tidak cepat layu, mengingat kondisi iklim Desa Ngadirejo yang cukup panas untuk tanaman-tanaman tertentu seperti kubis, dan bunga kol. Cara yang dipaparkan oleh bu Nina yakni dengan menyiram tanaman

dengan porsi yang pas, yakni sedikit demi sedikit namun sering. Menjaga tanah dalam kondisi tetap lembab namun tidak sampai menggenang.

Dari proses kegiatan edukasi atau belajar bersama ini, ibu-ibu yang hadir memiliki atusias yang sangat tinggi. Sebenarnya mereka memiliki keinginan yang sama untuk mengelola serta memanfaatkan pekarangan yang ada. Namun, karena ada beberapa hambatan yang pernah dialami, sehingga timbul rasa malas. Dengan demikian, diharapkan setelah adanya proses edukasi ini dapat menjadikan masyarakat lebih bersemangat lagi untuk mengolah lahannya dengan menanami sayuran dan kebutuhan gizi keluarga sehari-hari.

Dokumen terkait