• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Pengertian Kebisingan

2.3.2 Efek Pendengaran dan Pengaruh Kebisingan Terhadap Manusia

Pada sistem pendengaran manusia memiliki batas dan reaksi terhadap pendengaran yang berpengaruh terhadap aspek psikologi, fisik dan biologis.

Kebisingan yang terjadi dapat mempengaruhi kemampuan pendengaran manusia, selain itu juga dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan tingkah lakunya. Kebisingan yang cukup tinggi, diatas 70 dB dapat mengakibatkan kegelisahan, kurang enak badan dan gangguan peredaran darah. Kebisingan diatas 85 dB dapat menyebabkan kemunduran serius pada kondisi kesehatan seseorang.

Bila tingkat kebisingan melampui tingkat kebisingan yang membahayakan maka harus diambil suatu tindakan pencegahan untuk mereduksi sumber kebisingan. Dan apabila hal ini berlangsung terus menerus dapat merusak pendengaran yang sifatnya sementara atau permanen. Sayangnya hal ini tidak disadari oleh semua orang, sebab pengaruh atau efek yang ditimbulkan tidak terjadi saat itu juga, bisa beberapa tahun atau saat memasuki hari tuanya.

Pada sistem pendengaran manusia memiliki batas dan reaksi terhadap penerimaan pendengaran yang berpengaruh terhadap aspek psikologi, fisik dan biologis. Para peneliti kesehatan menyimpulkan bahwa bising dapat mempengaruhi pendengaran, detak jantung, gangguan tidur dan lain sebagainya.

Telinga manusia memberikan respon berbeda pada tiap frekuensi bunyi yang berbeda. Agar dapat menginterpretasikan respon telinga terhadap sumber bunyi tertentu, kita harus mengetahui distribusi bunyi disepanjang spektrum frrekuensi. Respon non-linier telinga telah menghasilkan kurva-kurva Fletcher-Munson untuk kenyaringan yang sama sebagaimana ditunjukkan apada gambar 2.3.

Pendengaran normal manusia dapat menerima bunyi dalam jarak frekuensi dari 20 – 20.000 Hz yang disebut juga sebagai batas normal frekuensi pendengaran audible. Dalam jarak ini sendiri, pendengaran manusia lebih peka terhadap frekuensi sedang dibandingkan pada frekuensi rendah atau tinggi.

Pendengaran manusia sangat sensitif pada frekuensi 3000 – 6000 Hz, yang mana pada jarak ini terdapat takikan kurva yang sangat signifikan karena pada jarak frekuensi tersebut merupakan frekuensi kritis untuk pendengaran manusia.

Gambar 2.3 Kurva Fletcher-Munson [7]

Tingkat tekanan bunyi minimum yang mampu membangkitkan sensasi pendengaran pada telinga penerima disebut ambang kemampuan didengar (treshold of hearing). Tingkat tekanan bunyi minimum yang merangsang telinga sampai suatu keadaan dimana rasa tidak nyaman menyebabkan rasa sakit tertentu disebut ambang rasa sakit (treshold of pain). Kurva ambang kemampuan didengar dan ambang rasa sakit yang membatasi daerah sensasi pendengaran dapat dilukiskan pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Kurva ambang kemampuan didengar dan ambang rasa sakit [7]

Secara umum pengaruh kebisingan pada pendengaran dapat dibagi menjadi tiga kategori 1. Trauma akustik, yaitu kerusakkan organik yang bersifat cepat pada telinga

akibat adanya energi suara yang diluar batas.

2. Kehilangan pendengaran sementara (nois-induced tempory treshold shift), yaitu bila telinga pendengar segera dapat kembali normal setelah terkena bising pada jangka waktu tertentu.

3. Kehilangan pendengaran tetap (noise-induced permanent treshold shift), yaitu bila telinga pendengar tidak dapat kembali normal setelah terkena bising pada jangka waktu tertentu.

Tingkat tekanan bunyi yang diterima oleh pendengar juga bergantung pada jangka waktu penerimaannya. Hubungan antara sumber bunyi, frekuensi, waktu, ambang batas pendengaran, dan ambang batas sakit dapat digambarkan pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Sumber Bunyi Umum Pada Frekuensi Dominan Dan Tingkatannya [7]

Pemerintah Indonesia, melalui keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan, membuat aturan mengenai baku tingkat kebisingan yang diizinkan di Indonesia. Baku tingkat kebisingan ini adalah pada tabel 2.2 sebagai berikut :

Tabel 2.2 Baku Tingkat Kebisingan Indonesia [3]

Peruntukkan Kawasan/Lingkungan

Kegiatan Tingkat Kebisingan a. Peruntukkan Kawasan

1.Perumahan dan Pemukiman 55

2. Perdagangan dan Jasa 70

3. Perkantoran dan Perdagangan 65

4. Ruang Terbuka Hijau 50

5. Industri 70

6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60

7. Rekreasi 70

8. Khusus

a. Bandara Udara*

b. Stasiun Kereta Api*

c. Pelabuhan Laut 70

d. Cagar Budaya 60

b. Lingkungan Kegiatan

1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55

2. Sekolah atau sejenisnya 55

3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55

Berbagai nilai umum untuk tingkatan tekanan bunyi (SPL), bunyi tipikalnya, serta penampakkan subjektifnya dapat dilihat pada tabel 2.3. Sedangkan tabel 2.4 memberikan hubungan tingkat tekanan bunyi dan tekanan bunyi serta situasi tipikalnya.

Tabel 2.3 Tingkat Bising Umum [7]

Tingkat Tekanan

Bunyi (dBA)

Bunyi Tipikal Penampakkan Subjektif

140

Pesawat jet yang take off

Pemaparan singkat dapat menyebabkan gangguan pendengaran

130 Tembakkan artileri Ambang batas sakit

120 Sirene pada 100 ft, petir, sonic boom Menulikan telinga 110 Akselerasi sepeda motor, band hard rock Ambang batas

ketidaknyamanan 100

Kereta api bawah tanah, jalan raya yang ribut, mesin pemotong rumput

Sangat ribut, percakapan, sangat

sulit ; diperlukan 90

Pabrik yang sibuk, truck tak berknalpot, peluit kereta api, bor palu tangan pneumatik

Penutup telinga untuk kesehatan

80 Percetakkan, kantor yang sibuk, kebanyakkan

pabrik 70

Bising jalan raya rata-rata, mesin tik, kereta api

barang pada 100 ft.

Ribut, harus keras berbicara agar bisa didengar

60 Rumah yang bising, lobby hotel, restoran, percakapan normal

50 kantor umumnya, rumah sakit, bank rata-rata, jalanan yang lengang

Percakapan normal dapat didengar dengan mudah 40 Kantor pribadi, rumah yang sunyi

30 Percakapan rahasia Sunyi

20 Bisikan

10 Nafas manusia Sangat sunyi

0 Ambang batas pendengaran

Tabel 2.4 Spektrum Kebisingan Akustik [8]

Tekanan Bunyi Wilayah Kebisingan Lp, decibels N/m2 Atm. lb/in2 Tipikal Situasi 200 2 x 105 2.03 29,4 200 yd dari peluncuran misil 180 2 x 104 2.03 x 10-1 2.94 Ketulian instan Kerusakkan Fisik

160 2 x 102 2.03 x 10-2 2.94 x 10-1 Ambang batas kerusakkan fisik

Rasa sakit pada telinga

140 2 x 102 2.03 x 10-3 2.94 x 10-2 Ambang batas rasa sakit, peluncuran pesawat jet

120 20 2.03 x 10-4 2.94 x 10-3 Guntur

100 2 2.03 x 10-5 2.94 x 10-4 Pabrik mesin berat 80 2 x 10-1 2.03 x 10-6 2.94 x 10-5 Pabrik umumnya 60 2 x 10-2 2.03 x 10-7 2.94 x 10-6 Pabrik kecil

40 2 x 10-3 2.03 x 10-8 2.94 x 10-7 Percakapan, Perumahan 20 2 x 10-4 2.03 x 10-9 2.94 x 10-8 Bisikan, gesekan daun Daerah

Gangguan

0 2 x 10-5 2.03 x 10-10 2.94 x 10-9 Ambang batas pendengaran

Dokumen terkait