• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Penerapan KBK di Sekolah 1.Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya,kesannya),manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.15 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa efektifitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.Dengan demikian persiapan mengajar bagaimana program tersebut behasil melaksanakan semua tugas pokok pembelajaran serta memanfaatkan sumber belajar untuk menyukseskan kurikulum tersebut.

“Kajian terhadap efektivitas penddikan yang termuat dalam kurikulum memiliki tahapan dan waktu panjang, indikator ini mengacu pada ( input, proses, output dan outcome ).Indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut”:16

1.Indikator input : indikator ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen.

2.Indikator proses : indikator proses meliputi prilaku Administratif, alokasi waktu guru dan waktu peserta didik.

3.Indikator Output: ini berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik dan dinamika system sekolah yang berhubungan dengan prestasi belajar dan hasil yang berhubungan dengan perubahan sikap dan kesamaan.

4.Indikator Output: indikator ini meliputi lulusan ketongkat pendidikan berikutnya.

15

..Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua (Balai Pustaka Jakarta 1996).hal 219

16. EMulyasa , Implementasi Kurikulum 2004/Panduan pembelajaran KBK, (Remaja Rosdakarya Bndung 204)hal.91

“Efektivitas pembelajaran adalah seberapa efektiv perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Dalam proses pendidikan,efektivitasnya dapat dilihat dari dua sisi, yakni:

a. Efektifitas mengajar pendidik, berkaitan dengan sejauhmana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

b. Efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan17.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa.Sedangkan kegiatan belajar mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi dari dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat.

Prinsip dasar kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah pengembangan keterampilan berpikir logis, kritis, kretaif, bersikap dan betanggung jawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui aktifitas pembelajaran secara aktif yaitu: 1.Berpusat pada siswa

Setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenagan, pengalaman, kecepatan dan gaya belajar.Oleh karena itu kegiatan pembelajaran,organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan KBM hendaknya memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan, prestasi). 2.Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi

Setiap siswa menmiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi.pembelajaran hendaknya mendorong dan menjadikan mereka bersikap peka, kritis, mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab.

3.Memiliki semangat mandiri bekerjasama,dan berkompetisi

Siswa perlu dilatih untuk terbiasa bekerjasama dan berkompetisi.KBM perlu menyediakan tugas yang mendorong kerja yang mendorong untuk bekerjasama dengan menjunjung solidaritas.

4 menciptakan kondisi yang menyenangkan siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa .Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan .

perasaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan, melakukan sendiri dan eksperimen dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang menarik.

5.Mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar.

Pendidikan, kata lain untuk mendidik adalah educare yang berasal dari e-ducare yang berarti menggiring ke luar.Jadi educare dapat diartikan usaha pemuliaan.Jadi pemuliaan manusia atau pembentukan manusia, maka proses pendidikan sebagai proses informal.Tidak ada pendidikan formal, karena tidak mungkin.Seluruh proses pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.

Proses belajar atau pmebelajaran membantu para pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya.karena sifat itu semua pengajaran adalah formal, tidak ada pengajaran informal.jadi tujuan utama pengajaran adalah usaha agar intelek setiap pelajar berkembang sepenuhnya seukuran talenta.Ciri yang paling besar dari pembelajaran ini adalah bahwa cara pembentukan manusia dewasa ini bukan sesuatu yang ditambahkan kepada petugas pengajar kita.pengajaran ini membentuk para pelajar sebagai pelajar.Pengajar dan pelajar belajar. Seorang pengajar mendidik dengan mengajar dan mengajar dengan mendidik.Salah satu hal yang paling penting dari pembelajaran adalah memperkenalkan refleksi sebagai unsure yang Esensial. Siswa akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis sistematis, bahasa, musik, kinestika, dan kemampuan inter ataupun interpersonal.

6.Krakteristik mata pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik pembelajarannya masing-masing seperti diantaranya:

a) Sains berfokus pada kerja ilmiah dan pemahaman konsep b) Metematika menekankan penalaran.

c) Ilmu-ilmu social pada pengetahuan,berpikir kritis,dan keterampilan social. d) Pendidikan agama pada moral dan perbuatan baik sebagai orang beragama. e) Bahasa pada kemampuan berkomunikasi.

f) Kewarganegaraan pada kemampuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,serta g) Kesenian dan keterampilan pada apresiasi barang seni/keterampilan dan

memproduksi barang sani/keterampilan secara kreatif. 2.Penilaian Kompetensi siswa

a.Penilaian dalam kompetensi

Penilaian ini dapat dilakukan dalam kajian lisan,kuis,ulangan haraian,pekerjaan rumah, ujian semester dan ujian akhir semester.”Popham (dalam sudrajat,2004:12) mengemukakan tujuan kriteria dalam menyusuan tes kompetensi yang berkualitas, diantaranya”:18

1) Generality yaitu tugas yang diberikan kepada siswa dapat digeneralisasikan. 2) Autentic yaitu tugas sesuai dengan praktik kehidupan sehari-hari.

3) Multiple Fact yaitu sudah terukur dengan satu kemampuan yang diinginkan. 4) Tachability yaitu tugas yang diberikan harus relevan dengan materi yang diajarkan. 5) Fairness:Apakah tugas yang diberikan sudah cukup adil bagi peserta tes.

6) Fasibility merupakan penilain yang dilihat dari faktor biaya,tempat,waktu dan peralatan.

7) Scorability: nilai yang diberikan nantinya akurat dan reliable.

18.Yamin,H,Maritim,Profesionalisme guru danimplementasi KB,(Gaung Persada Pers Jakarta 2006).hal.180

b.Penilaian berbasis kelas

Penilaian atau asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar siswa untuk menetapkan apakah siswa telah menguasai kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum.”Evertson dan Emmer menyampaikan tiga pokok penting dalam mengembangkan sistem pengelolaan kelas yang efektif, yaitu merencanakan pelajaran yang akan diberikan kepada siswa sebelum tahun ajaran baru, mengatur mata pelajaran selama beberapa minggu pertama dan mengembangkan prilaku yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengatur sistem dalam setahun”.19

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi siswanya.”dalam hal ini penilaian lebih berfokus pada penilaian berbasis kelas (classroom based assessment)”.20seperti pertanyan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, ulangan semester,ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik, atau laporan praktikum, reponsi, dan ujian akhir.Penilaian tersebut dilakukan baik dalam bentuk tes tertulis (paper and pencil test), kinerja atau penampilan (performance), penugasan (project),hasil karya (produc) maupun pengumpulan kerja siswa (portofolio). Selanjutnya hal yang harus diperhatikan dalam penilaian berbasis kelas (PBK) adalah sebagai berikut:

a) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.

b) Mengembangkan strategi pembelajaran sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri dari pengalaman belajar).

c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.

d) Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa.

e) Mengembangkan sistem pencatatan dalam pengamatan belajar siswa.

f) Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tingkat pencapaian kompetensi siswa.

20.Sri.Esti Wuryani Djiwandono,Psikologi Pendidikan(PT.Grasindo Jakarta 2006).hal 296 21..Depdiknas.(KBK) Dalam menunjang Kecakapan hidup Siswa 2003.hal.16

Penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Ketiga ranah ini sebaiknya dinilai proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan.21

Dengan demikian dalam pelaksanaannya, penilaian tersebut bersifat internal,artinya hanya dilakukan oleh guru yang mengasuhnya, terus menerus dan merupakan begian yang tak terpisahkan dengan kegiatan belajar mengajar.

b.Proses pembelajaran kompetensi

Pembelajaran kompetensi menekankan pembelajaran kearah penciptaan dan peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi tantangan aneka kehidupannya.Adapun penilain pembelajaran kompetensi dilaksanakan dengan mengedepankan beberapa hal prinsip berikut:

1) Berorientasi pada kompetensi Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingankan dengan prestasi kelompok (nonreference assessment), tetapi dibaningkan dengan kemampuan sebelumnya

dalam criteria pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.semua kompetensi harus ditumbuhkembangkan pada diri siswa harus mendapat peluang yang sama untuk dinilai.

2) Valid

Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa dan dilakukan dengan berbagai cara, mislnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kgiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu objek yang dinilai.

3) Adil

Penilaian harus adil terhadap siswa dengan tidak membedakan latar belakang social,ekonomi,budaya,baha,dan jender.

21.Ahmad Sofyan dan Milana Burhanudin,Evaluasi pembelajaran IPA Berbasis kompetensi,(Lembaga Pneleiti UIN,Jakarta Pers 2006).hal 11

4) Terbuka

Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi harus jelas dan terbuka.

5) Berkesinambungan

Penilaian dilakkukan secara berncana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.

6) Menyeluruh

Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur, termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa meliputi pengetahuan (kognitif),keterampilan(psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

7) Bermakna

Laporan hasil penelitian hendaknya memberikan deskripsi atau uraian yang mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak terutama bagi siswa dan orang tua.

8) Mendidik

Penilaian harus memberikan sumbangan yang positif terhadap pencapaian belajar siswa

d.Manfaat Hasil Belajar

Pada kurikulum SMK yang menggunakan piola kurikulum (Competency based curiculum) dibagi menjadi dua bagian,yaitu:

1).Kompetensi Generik (Generik competency) merupakan kecakapan umum yang harus dikuasai oleh semua siswa meliputi ;

a. Kemampuan dasar dengan perkembangan IPTEK b.Menganalisis data dan informasi

c. Kecakapan ungkapan ide dan informasi d.Kecakapan memecahkan masalah.dan e. Menguasai bahasa konunikasi

2).Kompetensi khusus keahlian dan kejuruan

“Pada kompetensi ini meliputi bidang /program keahlian yang akan dimasuki oleh peserta didik”.22

Hasil penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) Umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.

(2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.

(3) Memberikan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.

(4) Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat tentang efektifitas pendidikan.

3.Prosedur pembelajaran dan Pembentukan Kompetensi

Prosedur pembelajaran berbasis kompetensi merupakan keseluruhan proses usaha belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik yang direncanakan.Untuk kepentingan tersebut, kompetensi, materi standar, indicator hasil belajar, PBK, dan waktu yang diperlukan harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal.Dalam hal ini pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku yang lebih baik.

Kegiatan inti dari pembelajaran atau pembentukan kompetensi mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru Sebagai fasilitator,untuk mewujudkan kompetensi dasar hal ini ditempuh dengan berbagai cara,

22

bergantung kepada situasi, kondisi, dan kebutuhan serta kemampuan peserta ddik.Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah dituangkan dalam

perencanan pembelajaran (satuan pembelajaran), guru menjelaskan kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik, dan cara individual.

b. Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis.dan memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi standr tersebut benar-benar dikuasai.

c. Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out dan foto copy beberapa bahan yang akan dipelajari.

d. Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembar kegiatan sekaligus memberikan bantuan ,arahan bagi mereka yang memerlukan. e. Setelah selesai memeriksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan

teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya.

f. Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik,jika ada yang kurang jelas guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

4.Pengelolaan Kurikulum

Sesuai dengan prinsip diversifikasi dan desentralisasi pendidikan, pengolaan yang mengacu pada kesiapan, kondisi, kebutuhan dan minat siswa, lingkungan, budaya dan potensi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.Dengan demikian,akan mendorong kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan tenaga pendidikan dan sumber daya lainnya yang mendukung penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas.

Pelaksanaan kurikulum ditingkat sekolah adalah melalui penjabaran standar kompetensi dalam KBK menjadi silabus-silabus (perencanaan pembelajaran) oleh daerah, propinsi, kabupaten, kota, atau sekolah sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing, serta pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, terdapat pembagian peran dan tangung jawab dalam pengelolaan kurikulum di sekolah, kabupaten,/kota, propinsi, dan pusat terkait dan harus mendukung satu sama lai,diantaranya:

a .Sekolah

b .Dinas pendidikan Kabupaten /kota

c. Dinas pendidikan propinsi dan

d .Tingkat pusat

5.Inovasi dan Pengembangan Kurikulum

Suatu inovasi tidak begitu saja dapat diterima. Perubahan-perubahan yang dibawa inovasi memerlukan persiapan dan waktu yang panjang, Kecepatan pelaksanaannya tergantung pada kondisi sekolah dan kesiapan para pelaksana (Hasan, 1995), Cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah tergantung pada karakteristik inovasi tersebut Menurut Everett M. Rogers (1983), ada lima karakteristik suatu inovasi agar dapat diterima, yaitu:

1.Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur dari nilai ekonomi, kepuasan, dan status sosial, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.

2. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman masa lampau, dan kebutuhan penerima.

3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudal dimengerti dan mudah digunakan akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar dipergunakan akan lambat proses penyebarannya.

4. Triabilitas, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. 5. Observabilitas, yaitu mudah tidaknya diamati suatu inovasi.

“Sekaitan dengan hal-hal yang disebutkan di atas, Herrnawan (dalam Nursidik, 2008) mengemukan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu: 1. Prinsip relevansi, yaitu secara internal, di antara semua komponen dalam

kurikulum itu mempunyai relevansi. Secara eksternal komponen-komponen kurikulum mempunyai relevansi epistimologi, relevansi psikologis, dan relevansi sosiologis.

2. Prinsip fleksibilitas, yaitu dalam pengembangan kurikulum diusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes dan fleksibel dalam pelaksanaannya.

3. Prinsip kontinuitas, yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal maupun horizontal.

4. Prinsip efisiensi, yakni mengusakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan surnber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tepat, sehingga hasilnya memadai.

Prinsip efektivitas, yakni mengasahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas”.23

6.Komponen Silabus

Silabus merupakan perencanaan pembelajaran yang dijadikan acuan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.Oleh karena itu silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan kompon-komponen yang saling berkaitan dan memandu para yang menggunakannya dalam mengelola pembelajaran yaitu:

1.Kompetensi 2.Indikator 3.Materi

4.Langkah pembelajaran (pengalaman belajar) 5.Alokasi waktu

6.Sumber belajar (alat,bahan) 7.Penilaian

Dalam penyajiannya format atau bentuk silabus tidak dibakukan.hal itu bisa dalam bentuk tabel atau uraian biasa,namun tetap memperhatikan aspek keterbacaan (mudah dibaca dan pihami oleh penggunanya),keterkaitan antar komponen,dan kepraktisan penggunaan.

7.Penyusunan Silabus

Silabus pada dasarnya merupakan perencanaan pembelajaran dari seperangkat standar kompetensi dalam KBK yang akan dilaksankan pada kegiatan pembelajaran.Penyusuanan silabus tersebut mempertimbangkan;karakteristik siswa,tujuan,atau kemampuan yang akan dibenuk,hakekat materi, karakteristik

individual guru,sumber belajar,sarana atau fasilitas yang tersedia,dan waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan kompetensi yang hendak dicapai.

Pada prinsipnya,tidak ada silabus atau model pembelajaran yang standar,oleh karena itu setiap guru diharapkan dapat mengembangkan silabus-silabus yang sesuai dengan karakteristik pribadi guru dan kondisi lingkungan dimana guru bertugas.

8.Pengembangan Silabus

Pembentukan tim pengembangan silabus perlu dilakukan terlebih dahulu untuk memenuhi criteria mutu silabus yang dapat dipertanggung jawabkan.pengembangan yang direkrut sebagai anggota tim hendaknya menguasai kurikulum,karakteristik dan perkembangan anak,materi pelajaran,metodik/didaktik,dan penilaian.

Mekanisme pengembangan silabus tersebut secara sederhana adalah seperti berikut a.Perencanaan

Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangakan silabus.pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat tekhnologi dan informasi seperti muti-meldia dan internet. b.Pelaksanaan

Menganalisis kebijakan penyelenggaraan KBK dan standar komptensi yang hendak dicapai,sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan pembelajaran dan menentukan materi pelajaran dari kompetensi yang hendak dicapai.

2) Menentukan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,kompetensi yang hendak dicapai,dan kaidah pedagogic pembelajaran.

3) Menentukan tekhik dan alat atau bentuk penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai”.24

c.Perbaikan

Para pengkaji dapat terdiri atas para spesialis kurikulum,ahli mata pelajaran,ahli metodik/didaktik,ahli penilaian,psikolog,guru/instruktur,kepala sekolah,pengawas,staf professional kantor dinas pendidikan,perwakilan orang tua siswa,dan siswa itu sendiri

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait