• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. HasilPenelitian

3. Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dalam

a. Uji Paired t-test

Uji paired t test untuk melihat perubahan skor rata-rata kecerdasan

emosional peserta didik pada pretest dan posttest, adapun hasil dari

perubahan skor rata-rata pretest dan posttest menggunakan uji paired t test

Tabel 4.8

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 PRETEST 72,20 5 2,490 1,114 POSTEST 102,00 5 5,099 2,280

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata pre-test sebesar 72,20,

sedangkan rata-rata post-test sebesar 102,00, artinya, rata-rata skor post-test

lebih tinggi dari pada skor pre-test . maka dengan melihat skor post-test lebih

tinggi dari pada skor pre-test dapat dikatakan sikap perilaku agresif verbal

siswa setelah diberikan perlakuan berupa teknik konseling kelompok sudah

berkurang atau berada di tingkat rendah.

Tabel 4.9

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PRETEST & POSTEST

5 ,985 ,002

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai kolerasi dari 5

siswa sebelum diberikan treatment dan sesudah diberikan treatment

berjumlah, 985 dengan nilai signifikan, 002, karena nilai sig. Sebesar 002

yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan ada hubungan antara

Tabel 5.1

Paired Samples Test

Paired Differences t Df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Deviatio n Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pai r 1 PRETEST – POSTEST -29,80 0 2,683 1,200 -33,132 -26,468 -24,83 3 4 ,000

Berdasarkan tabel di atas untuk melihat perubahan perilaku agresif

verbal dengan menggunakan layanan konseling kelompok dapat dilihat

melalui pembuktian hipotesis, dimana hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Ha: Terdapat perbedaan perilaku agresif verbal siswa sebelum dan

sesudah pemberian layanan konselingkelompok kelas VII di MTsN 2

Pidie.

b. Ho: tidak ada perbedaaan tingkat perilaku agresif verbal siswa

sebelum dan sesudah pemberian layanan konseling kelompok

dengan kelas VII di MTsN 2 Pidie

Pedoman pengambilan keputusan dalam uji paired sample t-test

berdasarkan nilai signifikansi (sig,) hasil outpot SPSS, adalah sebagai

a. Jika nilai Sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika nilai Asymp Sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.46

Berdasarkan table diketahui nilai signifikan adalah sebesar 0.00 yang

berarti 0,00 lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ha

diterima artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan

treatment dan artinya treatment yang diberikan mendapat efek positif. Sehingga perilaku agresif verbal siswa mengalami penurunan sesudah

mengikuti treatment yang diberikan menggunakan layanan konseling

kelompok lebih tinggi dari pada sebelum mengikuti treatment. Hal ini

membuktikan bahwa hasil uji hipotesis perilaku agresif verbal siswa

sebelum dan sesudah diberikan treatment menggunakan konseling

kelompok mempunyai skor angket dan klarifikasi yang lebih tinggi. Dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara layanan konseling

kelompok dalam mengurangi perilaku agresif verbal siswa.

b. Uji Wilcoxon t-test

Uji lainnya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dari dua sampel, hasil yang diperoleh dari analisi uji wilcoxon dapat diligat pada

tabel 5.2 berikut ini:

______________

46

Singgih Santoso, Statistik Multivariat Edisi Revisi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), h.265

Tabel5.2

UjiWilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai dari analisi uji wilcoxon

untuk melihat perbedaan antara pretest dan posttest dapat dilihat melalui hasil dari

pengolahan data. Dimana hasil pengolahan data dari negative ranks yang artinya

sampel dengan nilai kelompok kedua (posttest) lebih rendah dari pada nilai

kelompok pertama (pretest) menunjukkan (N) memiliki nilai 0, mean ranks

memiliki nilai 0, dan sum of rank memiliki nilai 0 yang artinya hasil treatment

dengan menggunakan layanan konseling kelompok antara pretest dan posttest

adalah 0 yaitu menunjukan tidak adanya peningkatan dari nilai pretest ke posttest,

sedangkan untuk positive ranks yaitu sampel dengan nilai kelompok kedua

(posttest) lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (pretest) dimana antara pretest dan posttes dengan jumlan sampel atau N 5 orang memiliki peninggkatan pada

hasil mean ranks dengan jumlah 3.00 dan hasil dari sum of rank sebesar 15.00

yang artinya terdapat perbedaan antara pretest dan posttest setelah diberikan

Ranks N Mean Rank Sum of Ranks POSTEST – PRETEST Negative Ranks 0a ,00 ,00 Positive Ranks 5b 3,00 15,00 Ties 0c Total 5 Test Statisticsa POSTEST – PRETEST Z -2,032b

treatment. Kesamaan nilai pretest dan posttest (ties) menunjukkan nilai 0 yang artinya tidak ada data siswa yang menunjukkan nilai yang sama pada nilai pretest

dan posttest.

Berdasarkan hasil uji wilcoxon dalam penelitian ini untuk melihat adanya

penurunan yang signifikan antara layanan konseling kelompok dengan perilaku

agresif verbal dapat dibuktikan melalui hipotesis apakah Ha dan Ho diterima atau

ditolak, adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Ha: Terdapat perbedaan perilaku agresif verbal siswa sebelum dan

sesudah pemberian layanan bimbingan konseling kelas VII di MTsN 2

Pidie.

b. Ho: tidak ada perbedaaan tingkat perilaku agresif verbal siswa

sebelum dan sesudah pemberian layanan konseling kelompok kelas

VII di MTsN 2 Pidie

Dasar keputusan menggunakan uji wilcoxon ialah:

1) Jika nilai Sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

2) Jika nilai Asymp Sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Berdasarkan hasil dari perhitungan wilcoxon signed rank test,diketahui

Asymp. Sig (2 tailed) 0.03 karena nilai 0,03 lebih kecil dari pada 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima sedangkan Ho ditolak yang berarti ada

peningkatan yang signifikan antara konseling kelompok dalam mengurangi

Ha diterima artinya terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan (treatment) layanan konseling kelompok dan artinya perlakuan

(treatmen) yang dilakukan memberi efek positif terhadap siswa sesudah mengikuti layanan konseling kelompok menjadi kategori perilaku agresif verbal

tingkat rendah dari pada sebelum mengikuti layanan konseling kelompok. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya layanan konseling kelompok efektif

mengurangi perilaku agresif verbal siswa di MTsN 2 Pidie.

Dokumen terkait