• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Pengumpulan Data

2. Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Dengan

a. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2017 sampai dengan 20 Agustus 2017. Pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training untuk meningkatkan harga diri peserta didik dilaksanakan selama 1 sampai 2 kali dalam seminggu. keseluruhan kegiatan

assertive training untuk masing-masing subjek penelitian dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan. Pada teori yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya tentang langkah-langkah strategi latihan asertif terdapat 8 langkah yaitu : (1) rational strategi; (2) identifikasi keadaan yang menimbulkan persoalan;(3) membedakan perilaku asertif dan tidak asertif serta mengeksplorasi target; (4) bermain peran; (5) melaksanakan latihan dan praktek; (6) mengulang latihan; (7) tugas rumah; (8) terminasi.1 Dilapangan saat peneliti melakukan latihan assertive training, penelitit memadatkan langkah ke 7 dan 8 dengan cara pada langkah 7 yaitu memberikan tugas rumah, tugas rumah tersebut peneliti berikan setiap kali setelah pelatihan assertive training diberikan untuk menumbuhkan semangat peserta didik dalam berprilaku asertif. Dalam tugas rumah, peserta didik diminta mempraktekkan

1

Mochammad Nursalim, Strategi dan Intervensi Konseling, Jakarta Barat, Akademia Permata, 2013, h. 146

perilaku yang diharapkan agar mampu meningkatkan harga diri pada kehidupan sehari-hari dan memeriksa perilaku peserta didik yang sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ke 8 diadakan terminasi. Tahap ini dipadatkan pada tahap ke 6 yaitu sesudah mengadakan posttest lalu peneliti menghentikan program bantuan pelatihan assertive training.

Sebelum memulai konseling kelompok dengan teknik assertive training, peneliti bersama peserta didik melakukan kontrak/komitmen kelompok guna menjalin komitmen untuk melaksanakan pertemuan-pertemuan layanan, kontrak juga dilaksanakan dalam rangka membangun rapport dengan seluruh peserta didik yang menjadi sampel penelitian. Tahap-tahap pelaksanaan pelatihan assertive training pada peserta didik adalah sebagai berikut :

Pertemuan I : Pretest dengan membagikan angket harga diri.

Pertemuan II : Membuat kontrak training dengan kedelapan peserta

didik dengan membagikan kuis “Asertifkah Aku?”.

Pertemuan II : Menyampaikan materi tentang perilaku asertif, agresif dan pasif. Kemudian mencocokan jawaban kuis

“Asertifkah Aku?”

Pertemuan IV : Peneliti melakukan praktek assertive training dengan role playing mengenai situasi yang dirasakannya sulit bersikap asertif.

Pertemuan V : Meminta peserta didik untuk menyimpulkan dan memberikan pendapatnya mengenai manfaat yang dirasakan setelah mengikuti assertive training. Kemudian meminta peserta didik memberikan sebuah contoh situasi peran dengan tujuan kegiatan assertive training berjalan sesuai yang diharapkan. Lalu peneliti memberikan penguatan kepada peserta didik agar perilaku asertif yang menimbulkan harga diri tinggi dapat dipertahankan.

Pertemuan VI : Mengadakan posttest dengan skala yang sama ketika

pretest.

Adapun deksripsi proses pelaksanaan kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training untuk meningkatkan harga diri peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018, yaitu sebagai berikut.

a) Kelompok Eksperimen 1) Pertemuan Ke 1

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Juli 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB Tempat : Ruang Kelas X IPS

Pretest dengan menggunakan angket harga diri untuk mengetahui tingkat harga diri pada peserta didik sebelum di berikan treatment atau layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training untuk meningkatkan harga diri peserta didik.

2) Pertemuan Ke 2

Hari/Tanggal : Jum’at, 28 Juli 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB Tempat : Ruang BK

Kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training

dimulai dengan mengucapkan salam. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta didik atas kesediaannya untuk mengikuti layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training. Peneliti memimpin doa dengan harapan supaya pelaksanaan layanan konseling kelompok dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat. Peneliti mengawali untuk memulai perkenalan yang dilanjutkan oleh seluruh peserta didik untuk memperkenalkan diri. Peserta didik yang memiliki harga diri rendah yaitu RES, TSK, IH, AFS, AS, KAP, MPA, RDK.

Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penstrukturan dengan menjelasakan pengertian, tujuan, manfaat, norma, cara pelaksanaan kegiatan konseling kelompok dengan teknik assertive training. Pada tahap pemulaan ini peserta didik terlihat cukup antusias. Selanjutnya peneliti bersama dengan para peserta didik menetapkan kontrak waktu untuk melaksanakan layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training, waktu yang disepakati sekitar 45 menit untuk pertemuan konseling kelompok pada pertemuan pertama ini.

Selanjutnya peneliti memberikan sebuah permainan agar seluruh peserta layanan tidak merasa tegang. setelah semuanya ondusif dan rileks peneliti mencoba menjelaskan kembali maksud dan tujuan dari pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik assertive training. Peneliti menanyakan kesiapan kepada seluruh peserta didik untuk memasuki tahap selanjutnya yakni tahap inti dalam layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training. Setelah dipastikan bahwa peserta didik terlihat siap untuk melangkah menuju tahap selanjutnya, kegiatan konseling kelompok dengan teknik assertive training pun dilanjutkan. Pada pertemuan pertama ini, peneliti membahas materi tentang perilaku asertif dengan memberikan selembar kuis “Asertifkah Aku?”. Kuis ini bertujuan agar peserta didik dapat mengenal diri, mengenal kelebihan-kelebihan diri agar dapat dioptimalkan dan mengenal kelemahan-kelemahan diri untuk dapat diminimalisir.

Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan pertemuan ini secara umum berjalan lancar, hal ini terlihat dari antusias peserta didik yang dapat memahami maksud dari tujuan layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training. Namun pada awal tahapan ini masih terdapat peserta didik yang masih belum berani bahkan malu-malu. Dan masih ada peserta didik yang belum mehamami tentang asertif.

Selanjutnya peneliti menanyakan pesan dan kesan anggota secara bergantian serta membahas untuk pertemuan layanan konseling kelompok selanjutnya. Kegiatan konseling kelompok diakhiri dengan doa dan salam. 2) Pertemuan Ke 3

Hari/Tanggal : Selasa, 1 Agustus 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB Tempat : Ruang BK

Kegiatan konseling kelompok pada tahap ini dibuka dengan mengucapkan salam. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada peserta didik atas kesediaanya dan dilanjutkan dengan memimpin doa. Peneliti membahas secara singkat mengenai kegiatan konseling kelompok dengan teknik

assertive training sebelumnya. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penstrukturan dengan menjelaskan kembali kepada peserta didik tentang cara pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik assertive training.

Selanjutnya peneliti bersama dengan peserta didik menetapkan kontrak waktu. Pada tahap ini peserta didik terlihat lebih rileks dibandingkan dengan

konseling kelompok sebelumnya Selanjutnya peneliti menejelaskan materi tentang “Prilaku Pasif, Agresif, dan Asertif” dan disertai dengan bentuk naskah dialog yang kemudian diperankan oleh para peserta layanan. Terlihat jelas para peserta didik semakin bersemangat untuk mengikuti dan menyaksikannya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini bertujuan agar para peserta layanan lebih memahami perilaku yang ada didalam dirinya.

Selanjutnya agar kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik

assertive training lebih menarik, peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan kesan terhadap peran yang dimainkan. Disini peserta didik terlihat sangat antusias dalam menyampaikan kesan. Selanjutnya peneliti mengajak peserta didik untuk mencocokan hasil kuis “Asertifkah Aku?”. Peserta didik semakin antusias untuk mengetahui jawaban dari kuis apakah mereka memiliki sikap pasif, agresif, atau asertif. Pada tahap ini diketahui permasalahan yang paling dominan yang dialami peserta didik adalah kurangnya percaya diri karena takut dalam mengungkapkan pendapat dan berbicara dengan orang lain.

Selanjutnya peneliti menyimpulkan seluruh kegiatan layanan konseling kelompok yang telah berlangsung. Peneliti menyampaikan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi para peserta didik ditutup dengan doa dan salam.

3) Pertemuan Ke 4

Hari/Tanggal : Jum’at, 4 Juli 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB Tempat : Ruang BK

Pada tahap ini kegiatan konseling kelompok dengan teknik assertive training dibuka dengan salam dan berdoa. Peneliti memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan. Disini para peserta didik terlihat jauh lebih rileks dalam melakukan konseling kelompok. Pada pertemuan ini peserta didik menyepakati untuk membahas tentang harga diri. Dalam pembahasan ini peneliti menjelaskan tentang ruang lingkup harga diri. yang salah satunya mengenai kepercayaan diri. Pada pertemuan keempat ini peneliti meminta kepada peserta didik untuk menuliskan situasi dan perilaku yang dirasakan tidak asertif didalam kepercayaan diri pada selembar kertas yang sudah disiapkan. Kemudian peserta didik diminta untuk mempresentasikan secara singkat mengenai prilaku yang dirasakan tidak asertif dalam dirinya. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwasannya peserta didik memiliki sikap percaya diri yang rendah.

Selanjutnya peneliti mengajak peserta didik untuk mendiskusikan permasalahan yang diungkapkan untuk mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahannya. Seluruh peserta layanan memberikan tanggapan terhadap solusi yang didapatkan. Selanjutnya dalam pelaksanaan asertif peserta didik

diminta untuk mengatakan kalimat seperti “Saya harus percaya dengan kemampuan saya” kalimat ini diucapakan secara berulang-ulang dengan tujuan supaya peserta didik memiliki percaya diri yang tinggi.

Dalam pertemuan ini peserta didik terlihat sudah memahami tentang sikap pasif, agresif, dan asertif. Peneliti menginformasikan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. kemudian peneliti meminta kesan dan pesan dari para peserta didik terkait kegiatan layanan konseling kelompok dengan teknik

assertive training. Selanjutnya peneliti dan peserta didik membahas waktu dan tempat untuk melaksanakan layanan selanjutnya dan kegiatan ditutup dengan do’a dan salam.

4) Pertemuan Ke 5

Hari/Tanggal : Selasa, 8 Agustus 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB Tempat : Ruang BK

Tahap ini diawali dengan salam dan berdoa bersama. Peneliti menjelaskan kembali mengenai kegiatan konseling kelompok kepada seluruh peserta didik. Kemudian peneliti membahas kembali materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan role playing tentang prilaku pasif, agresif, dan asertif yang sesuai dengan text dialog yang telah disiapkan.

Dimana peserta didik dibagi kedalam tiga peran, salah satu peserta didik berperan sebagai wasit yang memiliki sikap asertif yaitu melarai pertikaian antara para pemain bola, peserta didik lainnya berperan sebagai seorang yang memiliki sikap agresif yaitu memarahi teman hanya karena temannya disuruh bermain terlebih dahulu, dan peserta didik yang lainnya berperan sebagai orang yang bersikap pasif yaitu pasrah menerima perlakuan temannya karena rasa takut. Selanjutnya peserta didik mengungkapkan apa yang ia ketahui dari peran yang dipraktekan tadi dan mereka mengetahui mana sikap yang baik dan tidak, sehingga mereka menyadari apa yang harus ia lakukan yaitu memiliki sikap asertif dalam dirinya untuk dipraktekan didalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti mengamati seberapa paham para peserta didik dalam menguasai peran yang diperankannya. Terlihat jelas peserta didik sudah mulai percaya diri dan memahami sekali peran yang dimainkan. Setelah semua selesai, mereka membuat kesimpulan apa yang telah dikerjakan selama sesi berlangsung.

Kemudian peneliti menyimpulkan kegiatan yang telah dibahas dalam pertemuan ini. Peneliti meminta kesan dan pesan terkait pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan tekhnik assertive training dan diakhiri dengan salam dan doa.

5) Pertemuan Ke 6

Hari/Tanggal : Jum’at, 11 Agustus 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB

Tempat : Ruang BK

Posttest dengan menggunakan instrument/ angket harga diri untuk mengetahui tingkat harga diri sesudah di berikan treatment atau layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training untuk meningkatkan harga diri.

Pada pertemuan ini peserta didik dan peneliti secara bersama-sama saling menuliskan harapan kepada peneliti dan diakhiri dengan salam dan do’a.

b) Kelompok Kontrol 1) Pertemuan Ke 1

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Juli 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB Tempat : Ruang Kelas X IPS

Pretest dengan menggunakan instrument/angket harga diri untuk mengetahui tingkat harga diri sebelum di berikan layanan.

2) Pertemuan Ke 2

Hari/Tanggal : Kamis, 3 Agustus 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB Tempat : Ruang BK

Tahap permulaan ini diawali dengan salam dan doa. Peneliti menyampaikan sedikit tentang konseling kelompok dan memulai perkenalan. Untuk mencairkan suasana peneliti memberikan permainan kepada para peserta didik. Setelah semuanya sudah terlihat rileks peneliti membahas materi tentang ruang lingkup harga diri. Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan ini dengan teknik diskusi kelompok. Pada pertemuan ini peserta didik cukup antusias mengikuti layanan. Peneliti menjelaskan tentang devinisi, manfaat, tujuan, dari materi yang dibahas yaitu harga diri.

Kemudian peneliti menyimpulkan kegiatan layanan konseling kelompok yang telah ditempuh dengan teknik diskusi. Peserta didik diminta untuk memberikan pesan dan kesan terkait pelaksanaan layanan konseling kelompok yang telah berlangsung. Pertemuan pertama ini diakhiri dengan salam dan doa.

3) Pertemuan Ke 3

Hari/Tanggal : Jum’at, 11 Agustus 2017 Waktu : 11.00-11.45 WIB

Tempat : Ruang BK

Tahap permulaan ini diawali dengan salam dan doa. Peneliti mengulas sedikit tentang pertemuan yang dilaksanakan sebelumnya. Pada pertemuan ini peserta didik menyepakati membahas kembali topik tentang harga diri. Pada tahap ini peneliti memantau hasil akhir peserta didik setelah melakukan layanan konseling kelompok dengan teknik diskusi, guna menghasilkan data yang valid dengan posttest dengan mengunakan angket harga diri.

Setiap peserta didik terlihat sangat senang. Hal ini terlihat dari kesan yang disampaikan. Pada tahap akhir peneliti menyimpulkan kegiatan layanan kosenling kelompok yang telah ditempuh. Pada pertemuan terakhir ini peserta didik secara bersama-sama saling menuliskan harapan kepada peneliti dan diakhiri dengan salam dan doa.

b. Hasil Uji Statistik Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training Untuk Meningkatkan Harga Diri

Pengujian layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training

untuk meningkatkan harga diri peserta didik kelas X di SMA Negeri 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Dilakukan dengan teknik uji perbedaan t-test. Hipotesis penelitian yang diuji berbunyi : layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training efektif untuk meningkatkan harga diri peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018.

1. Uji Efektivitas Konseling Kelompok Teknik Assertive Training Dalam Meningkatkan Harga Diri Secara Keseluruhan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = konseling kelompok teknik assertive training tidak efektif untuk meningkatkan harga diri peserta didik kelas X di SMA Negeri 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018.

Ha = konseling kelompok teknik assertive training efektif untuk meningkatkan harga diri peserta didik kelas X di SMA Negeri 6 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018.

Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: H0 : µ1 = µ0

Berdasarkan hasil uji t independen sampel test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap harga diri peserta didik didapat hasil sebagai berikut:

Hasil pengolahan data tersaji pada Tabel berikut : Tabel 14

Hasil Uji t Independen Harga Diri Peserta Didik Kelompok Eksperimen dan Kontrol Secara Keseluruhan Kelompo k Rata-rata Sd Perbedaa n Rerata Statist ik uji t Sig Sig.2 Tailed Keterangan Eksperim en 85.0000 3.02962 16.25000 3.984 0, 760 0,001 Signifikan Kontrol 68.7500 2.73045

Tabel tersebut menunjukkan diperoleh nilai Sig (0,760) ≥ α (0,05), maka varians kedua kelompok tidak homogen, dan berdasarkan hasil perhitungan pengujian diperoleh thitung 3,984 pada derajat kebebasan (df) 14 kemudian dibandingkan dengan ttabel 0,05 = 2,120, maka thitung ≥ ttabel (3,984 ≥ 2,120) atau nilai sign.(2-tailed) lebih kecil dari nilai kritik 0,005 (0.001 ≤ 0,005), ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu didapatkan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol (85 ≥ 68,7). Jika dilihat dari nilai rata-rata, maka peningkatan harga diri pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol. Gambar 4 menunjukkan rata-rata peningkatan harga diri kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol :

Gambar 4

Grafik Rata-Rata Peningkatan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training efektif untuk meningkatkan harga diri peserta didik di SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari uji t ini adalah bahwa layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training efektif untuk meningkatkan harga diri peserta didik, menunjukkan rata-rata peningkatan disiplin belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

0 20 40 60 80 100 Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Rata-rata

2. Uji Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training Terhadap Harga Diri Pada Indikator Percaya Diri

Hasil uji efektivitas konseling kelompok dengan teknik assertive training terhadap harga diri pada indikator percaya diri diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 15

Hasil Uji t Independen Efektivitas Harga Diri Peserta Didik Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Indikator Percaya Diri

Kelompo k Rata-rata Sd Perbedaan Rerata Statisti k uji t Sig Sig.2 Tailed Keterangan Eksperim en 78.1250 2.41646 14.00000 5.419 0,13 0,000 Signifikan Kontrol 64.1250 6.89591

Berdasarkan Tabel 15, tampak bahwa pada indikator percaya diri hasil uji t independen kelompok eksperimen dan kontrol adalah signifikan karena memiliki nilai sign 2. Tailed < 0,05 (0,000≤0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan percaya diri antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Jika dilihat dari rata-rata, maka peningkatan aspek percaya diri pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol hal ini menunjukkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan teknik assertive training pada kelompok eksperimen lebih berpengaruh positif dalam meningkatkan kepercayaan diri dari pada metode lain yang diterima peserta didik pada kelompok kontrol.

Gambar 5 berikut menyajikan rata-rata peningkatan harga diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada aspek ketepatan waktu dalam belajar.

Gambar 5

Grafik Rata-Rata Peningkatan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek Percaya Diri

3. Uji Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training Terhadap Harga Diri Pada Indikator Merasa Mampu

Hasil uji efektivitas konseling kelompok dalam menangani masalah harga diri pada aspek merasa mampudiperoleh hasil seperti yang tersaji pada Tabel 16 berikut. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Eksperimen Kontrol Pretest Posttest

Tabel 16

Hasil Uji t Independen Efektivitas Harga Diri Peserta Didik Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Pada Aspek Merasa Mampu Kelom pok Rata-rata Sd Perbedaa n Rerata Statist ik uji t Sig Sig.2 Tailed Keteranga n Eksper imen 75.5000 3.16228 11.12500 3.960 0,45 0,000 Signifikan Kontro l 64.3750 7.28869

Berdasarkan Tabel 16, tampak bahwa pada aspek merasa mampu hasil uji t

Independent-Sampel t tesadalah signifikan karena memiliki nilai sig ≤ 0,05. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan pre test dan post test, serta mengalami peningkatan harga diri setelah dilakukan layanan konseling kelompok teknik

assertive training. Gambar 6 berikut menyajikan rata-rata peningkatan harga diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada aspek merasa mampu.

Gambar 6

Grafik Rata-Rata Peningkatan

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Aspek Merasa Mampu 0% 20% 40% 60% 80% Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretest Posttest

4. Uji Efektifitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training Terhadap Harga Diri Pada Indikator Dapat Berhubungan Sosial Dengan Baik

Hasil uji efektivitas konseling kelompok dengan tekinik assertive training terhadap harga diri pada aspek dapat berhubungan sosial dengan baik diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 17

Hasil Uji t Independen Efektivitas Harga Diri Peserta Didik Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Indikator Dapat Berhubungan Sosial Dengan Baik Kelomp ok Rata-rata Sd Perbedaa n Rerata Statist ik uji t Sig Sig.2 Tailed Keterangan Eksperi men 76.7500 2.86606 13.25000 4.936 0,006 0,000 Signifikan Kontrol 63.5000 7.03055

Berdasarkan Tabel 17, tampak bahwa pada aspek dapat berhubungan sosial dengan baik peserta didik hasil uji t independen kelompok eksperimen dan kontrol adalah signifikan karena memiliki nilai sign 2. Tailed < 0,05 (0,000≤0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan aspek dapat berhubungan sosial dengan baik peserta didik antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Jika dilihat dari rata-rata, maka peningkatan aspek dapat berhubungan sosial dengan baik peserta didik pada kelompok eksperimen

lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol hal ini menunjukkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan teknik assertive training yang dilaksanakan pada harga diri pada kelompok eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan aspek berhubungan sosial dengan baik peserta didik dari pada metode lain yang diterima peserta didik pada kelompok kontrol. Gambar 7 berikut menyajikan rata-rata peningkatan harga diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada aspek dapat berhubungan sosial dengan baik.

Gambar 7

Grafik Rata-Rata Peningkatan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Aspek Berhubungan Sosial Dengan Baik

0% 20% 40% 60% 80%

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pretest

5. Uji Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Assertive Training Terhadap Harga Diri Pada Indikator Menghargai Dan Menerima Diri

Hasil uji efektivitas konseling kelompok dengan teknik assertive training terhadap harga diri pada aspek menghargai dan menerima diri peserta didik diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 18

Hasil Uji t Independen Efektivitas Harga Diri Peserta Didik Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Indikator Menghargai Dan Menerima Diri Kelomp ok Rata-rata Sd Perbedaa n Rerata Statist ik uji t Sig Sig.2 Tailed Keterangan Eksperi men 74.0000 4.00000 13.62500 4.976 0,122 0,000 Signifikan Kontrol 60.3750 6.63190

Berdasarkan Tabel 18, tampak bahwa pada aspek menerima dan menghargai diri peserta didik hasil uji t independen kelompok eksperimen dan kontrol adalah signifikan karena memiliki nilai sign 2. Tailed < 0,05 (0,000≤0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan aspek menerima dan menghargai diri peserta didik antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Jika dilihat dari rata-rata, maka peningkatan aspek menerima dan menghargai diri peserta didik pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol hal ini menunjukkan bahwa penerapan

konseling kelompok dalam harga diri dengan teknik assertive training pada kelompok eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan aspek menghargai dan menerima diri peserta didik dari pada metode lain yang diterima peserta didik pada kelompok kontrol. Gambar 8 berikut menyajikan rata-rata peningkatan harga diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada aspek menghargai dan menerima diri.

Gambar 8

Grafik Rata-Rata Peningkatan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Dokumen terkait