• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.2.4. Efektivitas Model Problem Based Learning Berbantu Media Audio visual Dalam Peningkatkan Hasil Belajar Siswa

Uji hipotesis 4 pada penelitian ini menggunakan data nilai hasil belajar posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diuji menggunakan independent sample t-test. Hasil pengujian menunjukkan nilai sig2-tailed 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya Ha4 diterima. Hasil ini menunjukkan temuan penelitian bahwa model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 2015/2016.

Hasil ini menunjukkan adanya temuan penelitian bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar (posttest) yang signifikan antar kedua kelas. Rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol. Perbedaan nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen dikarenakan perbedaan perlakuan. Nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen sebesar 71,06 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang hanya sebesar 61. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual sedangkan pada kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.

Pada penelitian di kelas eksperimen, pembelajaran dimulai dengan penyampaian materi secara garis besar oleh peneliti, kegiatan tim dan evaluasi.

140

Pada saat penelitian pada kelas eksperimen pertemuan pertama, siswa terlihat bingung akan materi jurnal penyesuaian. Hal ini disebabkan karena siswa belum sempat diajarkan mengenai materi tersebut. Namun siswa mau mendengarkan dan memperhatikan penyampaian peneliti terkait materi jurnal penyusaian.

Siswa merasa dimudahkan dengan penerapan model pembelajaran problem based learning yang menggunakan permasalahan dikehidupan sehari-hari untuk memahami materi. Selain itu, saat penyajian materi oleh peneliti, siswa kelas eksperimen juga cukup aktif dalam mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diajarkan. Dengan memperhatikan penjelasan dari peneliti ditambah dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi jurnal penyesuaian yang dijelaskan oleh peneliti yang selanjutnya dikembangkan menggunakan model pembelajaran problem based learning.

Pada pembelajaran pertemuan kedua, siswa diajak belajar materi jurnal penyesuaian dengan model pembelajaran problem based learning dengan pemutaran video pembelajaran dalam bentuk kelompok. Pada pertemuan ini siswa juga diukur sejauh mana mereka memahami materi jurnal penyesuaian dengan mengerjakan latihan soal. Waktu yang tersisa pada pertemuan kedua dialokasikan untuk berdiskusi kelompok terkait penugasan yang diberikan peneliti. Setelah berkumpul, siswa diberikan tugas untuk mencari suatu perusahaan jasa yang akan mereka observasi transaksi penyesuaian perusahaannya yang kemudian akan dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Suasana kelas semakin hidup pada saat diskusi kelompok

141

Model pembelajaran problem based learning tidak hanya menuntut siswa untuk menghafalkan materi ajar namun siswa harus mampu memahami materi yang diajarkan dengan berawal dari permasalahan. Kegiatan lanjutan setelah diskusi kelompok adalah presentasi oleh beberapa kelompok terkait tugas yang diberikan peneliti. Kemudian siswa berlatih mengerjakan soal untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami terkait materi jurnal penyesuaian dan bagaimana cara penyelesaiannya. Pertemuan ketiga ditutup dengan pelaksanaan posttest.

Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran dimulai dengan presentasi materi oleh peneliti, diikuti sesekali tanya jawab, dan latihan soal. Pada saat penelitian pada kelas kontrol terlihat cukup banyak siswa yang memperhatikan penjelasan dari peneliti. Selain itu, saat penyajian materi oleh peneliti, siswa kelas kontrol cukup aktif dalam mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diajarkan. Kemampuan dasar siswa kelas kontrol maupun eksperimen tidak jauh berbeda. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai rata-rata pretest siswa kelas eksperimen sebesar 50 dan kelas kontrol sebesar 51,55. Pada kelas kontrol juga tampak kebingungan saat penyampaian materi jurnal penyesuaian oleh peneliti.

Siswa kelas kontrol cukup aktif bertanya materi yang belum dipahami. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol sama seperti pembelajaran yang biasa mereka lakukan yaitu dengan model pembelajaran konvensional. Pada penyampaian materi di pertemuan kedua siswaantusias siswa tampak meningkat daripada di pertemuan pertama. Namun pada pertemuan ketiga siswa nampak bosan dengan pembelajaran.. Hal tersebut membuat nilai hasil belajar posttest siswa yang kurang maksimal yaitu sebesar 61. Walaupun hasil tersebut sudah

142

meningkat jika dibandingkan dengan kemampuan awal siswa dari hasil pretest yang dilaksanakan pada pertemuan pertama.

Berdasarkan penjelasan mengenai proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diketahui bahwa siswa kelas eksperimen cenderung memiliki pemahaman materi yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal inilah yang membuat hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual dalam proses pembelajarannya lebih menekankan pada pemahaman dasar siswa terkait materi yang diajarkan. Peneliti hanya sebagai fasilitator yaitu memberikan pengarahan seperlunya pada siswa. Siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerima materi yang diajarkan. Dengan adanya tanggung jawab individual membuat siswa lebih bersungguh-sungguh dalam belajar dan melakukan yang terbaik sehingga berakibat pada pencapaian hasil belajar yang lebih maksimal dibandingkan dengan kelas kontrol dengan model konvensional.

Berbeda dengan pembelajaran pada kelas eksperimen, pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung terpusat pada peneliti. Peneliti menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk ceramah dan latihan soal. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi searah. Kegiatan siswa terbatas pada uraian peneliti, mencatat, dan sesekali bertanya. Siswa kebanyakan pasif, hanya sebagai pendengar/pelaksana peneliti tanpa inisiatif sehingga membuat siswa mengalami kejenuhan. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar kelas kontrol dibandingkan dengan kelas

143

eksperimen. Selain itu kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen lebih berkualitas dibandingkan dengan pembelajaran di kelas kontrol.

Berdasarkan hasil temuan, teori, analisis dan pengujian data serta hasil penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi dibandingkan model pembelajaran konvensional pada materi jurnal penyesuaian kelas XI SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 2015/2016. Dengan demikian mengindikasikan bahwa model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi materi jurnal penyesuaian daripada model konvensional serta dapat digunakan sebagai alternatif model dalam pembelajaran ekonomi khususnya materi jurnal penyesuaian karena telah terbukti lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang. Namun dalam penerapannya harus memperhatikan keterbatasan dari model ini agar dapat berfungsi secara maksimal.

144 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan

Hasil penelitian tentang Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Berbantu Media Audiovisual Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Ekonomi Materi Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran problem based learning dengan berbantu media audio visual dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah ekonomi materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 2015/2016.

2. Penerapan model pembelajaran problem based learning dengan berbantu media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 2015/2016.

3. Penerapan model pembelajaran problem based learning dengan berbantu media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 2015/2016. 4. Penerapan model pembelajaran problem based learning dengan

145

belajar dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 2015/2016.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru diharapkan mampu menyusun perencanaan pembelajaan yang lebih melibatkan peran siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mental.

2. Untuk menerapkan pembelajaran problem based learning pada pembelajaran berikutnya, perlu dilakukan persiapan yang matang dari segi kesiapan ruang kelas, peserta didik maupun pengajar.

3. Guru diharapkan mampu kreatif dan trampil dalam membuat media audio visual sehingga siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media yang berbeda pada setiap materi yang diajarkan.

xxiv