• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.4. Efisiensi Pelayanan Rawat Inap di Ruang Marwah

Pembagian ruang Marwah sama dengan pembagian pada ruang Shafa, yang terbagi menjadi Marwah SUP.VIP, Marwah VIP, Marwah I, Marwah IA, dan Marwah IB. Ruang Marwah VIP dan Marwah I dihitung hanya sampai pada tahun 2005, sedangkan Marwah IA dan Marwah IB mulai dihitung pada tahun 2006. Hal ini dikarenakan Pada tahun 2005 terjadi peningkatan pasien masuk sehingga membuat rumah sakit mengambil kebijakan dengan penambahan ruangan di Rumah Sakit Haji

Indah Sari : Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007, 2009.

USU Repository © 2009

Medan. Efisiensi pelayanan rawat inap di ruang Marwah berdasarkan grafik Barber- Johnson dapat dijelaskan sebagai berikut.

5.4.1. Ruang Marwah SUP.VIP

Pada gambar 4.6 dapat dilihat efisiensi pelayanan di ruang Marwah SUP.VIP Rumah Sakit Haji Medan selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Ternyata dari kelima tahun tersebut tidak ada yang berada pada daerah efisiensi. Terutama pada nilai BOR ada yang bernilai 29% yaitu pada tahun 2004 dan 2006, dan nilai TOI yang lebih dari tiga hari terjadi pada tahun 2003, 2004, 2006 dan tahun 2007. Pada tahun 2005 dengan ruang Marwah SUP.VIP berada melewati daerah efisiensi dengan nilai BOR 89% dan TOI kurang dari satu hari.

5.4.2. Ruang Marwah VIP

Penilaian efisiensi di ruang Marwah VIP sama dengan penilaian efisiensi di ruang Shafa VIP yaitu dinilai dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Hal ini dikarenakan pada tahun 2006 ruangan Marwah VIP diganti dengan ruangan lainnya karena adanya penambahan ruangan. Berdasarkan gambar 4.7 ruang Marwah VIP pada tahun 2003 tidak efisien atau berada di luar daerah efisiensi dengan nilai BOR 54% dan TOI 5 hari, dan pada tahun 2004 dengan nIlai BORnya meningkat yaitu 60% dan TOInya menurun menjadi 4 hari. Sedangkan pada tahun 2005 ruang marwah VIP berada melewati daerah efisiensi dengan Nilai BOR 100% dan TOInya kurang dari satu hari.

Indah Sari : Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007, 2009.

USU Repository © 2009

Ruang Marwah I sama dengan ruang Marwah VIP yaitu dihitung dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Pada Gambar 4.8 tahun 2003 ruang Marwah I berada dalam daeraf efisien dengan nilai BORnya 78% dan TOInya 2 hari. Pada tahun 2004 ruang Marwah I berada pas pada garis daerah efisiensi dengan nilai BOR 85%, dan TOI 1 hari, jika dilihat pada gambar mengalami penurunan pada nilai LOSnya pada tahun 2003 nilai LOS 7 hari sedangkan pada tahun 2004 turun menjadi 6 hari. Pada tahun 2005 ruang Marwah I berada di luar daerah efisiensi dengan nilai BOR 99,9% da TOI bernilai kurang dari satu hari.

5.4.4. Ruang Marwah IA dan Marwah IB

Ruang Marwah IA dan Ruang Marwah IB baru dihitung pada tahun 2006. Sama halnya dengan ruang Shafa IA dan ruang Shafa IB, ruang Marwah IA dan Marwah IB merupakan hasil dari kebijakan pihak Rumah Sakit Haji Medan dalam hal penambahan ruangan yang dikarenakan meningkatnya jumlah pasien pada tahun 2005. Berdasarkan gambar 4.9 ruang Marwah IA pada tahun 2006 efisien karena berada pada garis daerah efisiensi dengan nilai BOR 82% dan TOI bernilai satu hari. Pada tahun 2007 ruang Marwah IA mengalami peningkatan dengan nilai BOR 89% dan TOI bernilai satu hari juga berada tepat di garis daerah efisiensi. Berdasarkan gambar 4.10 ruang Marwah IB pada tahun 2006 tidak efisien karena berada di luar daerah efisiensi dengan nilai BOR 65% dan nilai TOI 3 hari. Pada tahun 2007 mengalami peningkatan walaupun tidak efisien dengan nilai BOR 70% dan nilai TOI 2 hari.

Indah Sari : Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007, 2009.

USU Repository © 2009

Ruang Annisa III merupakan ruangan Khusus pasien berjenis kelamin perempuan. Pada Gambar 4.11 dapat dilihat efisiensi pelayanan melalui grafik Barber-Johnson di ruang Annisa III Rumah Sakit Haji Medan selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Berdasarkan gambar pada tahun 2003 dan tahun 2004 ruang Annisa masih berada di luar daerah efisiensi. Tahun 2003 nilai BOR 60%, dan nilai TOI 3 hari, sedangkan pada tahun 2004 nilai BOR 61% dan nilai TOI 3 hari. Pada tahun 2005 berdasarkan gambar ruang Annisa III berada melewati daerah efisiensi dengan nilai BOR 99,9% dan nilai TOI kurang dari 1 hari. Ruang Annisa pada tahun 2006 berdasarkan Grafik Barber-Johnson berada dalam daerah efisiensi atau efisien dengan nilai BOR 76% dan nilai TOInya 2 hari, sedangkan pada tahun 2007 ruang Annisa III mengalami peningkatan dan masih berada pada daerah efisiensi dengan meningkatnya nilai BOR yaitu 88% dan nilai TOI nya 1 hari.

5.6. Efisiensi Pelayanan Rawat Inap di Ruang Arrizal III

Ruang Arrizal III merupakan ruangan khusus pasien yang bejenis kelamin laki-laki atau pria. Pada Gambar 4.12 dapat dilihat efisiensi pelayanan melalui grafik Barber-Johnson di ruang Arrizal III Rumah Sakit Haji Medan selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Berdasarkan gambar ruang Arrizal III tahun 2003 berada diluar daerah efisiensi atau tidak efisien dengan nilai BOR 70% dan TOI 2 hari, dan mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2004 dengan nilai BOR 71% dan nilai TOI 2 hari. Sedangkan pada tahun 2005 Ruang Arrizal III melewati daerah efisiensi dengan nilai BOR 100% dan nilai TOI kurang

Indah Sari : Gambaran Penilaian Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber-Johnson Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003-2007, 2009.

USU Repository © 2009

dari satu hari. Hal ini berarti jumlah tempat tidur yang terisi meningkat sehingga tidak ada selang waktu tempat tidur yang tidak terisi. Berdasarkan gambar pada tahun 2006 Ruang Arrizal III mengalami perbaikan karena berada pada garis daerah efisiensi dengan nilai BOR 91% dan TOI 1 hari. Tahun 2007 nilai BOR ruang Arrizal meningkat menjadi 92% dan nilai TOI 1 hari. Bila di lihat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 nilai BOR melewati batas optimal menurut Soejadi (1993) nilai BOR yang melebihi batas optimal 75-80 % dapat menyebabkan pelayanan yang dijalankan oleh para dokter, perawat dan staf lainnya kurang efektif.

5.7. Efisiensi Pelayanan Rawat Inap di Ruang H. Ismail

Dokumen terkait