• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG

Lampiran 3. Uji Ekonometrika Model Pertumbuhan PDRB

Olah data dengan metode OLS mengharuskan adanya pengujian terhadap asumsi-asumsi yang mendasarinya. Pengujian-pengujian ini sangat perlu agar diperoleh hasil estimasi yang terbaik yang tidak bias (BLUE/Best Linier Unbiased Estimator). Pengujian estimasi tersebut meliputi uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi uji multikolinearitas, dan uji normalitas.

Multikolinearitas Y X1 X2 X3 DUMMY Y 1.000000 0.046633 0.909902 0.636444 0.836224 X1 0.046633 1.000000 0.061716 -0.094924 -0.219761 X2 0.909902 0.061716 1.000000 0.401601 0.602950 X3 0.636444 -0.094924 0.401601 1.000000 0.761573 DUMMY 0.836224 -0.219761 0.602950 0.761573 1.000000 Korelasi Antar Variabel Bebas Persamaan Pertumbuhan PDRB

Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.253865 Prob. F(2,8) 0.3360 Obs*R-squared 3.579836 Prob. Chi-Square(2) 0.1670 Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 3.367112 Prob. F(12,2) 0.2516 Obs*R-squared 14.29254 Prob. Chi-Square(12) 0.2824 Scaled explained SS 7.159317 Prob. Chi-Square(12) 0.8469 Normalitas 0 1 2 3 4 5 -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3 Series: Residuals Sample 1995 2009 Observations 15 Mean 1.66e-15 Median -0.013582 Maximum 0.258421 Minimum -0.128093 Std. Dev. 0.107860 Skewness 0.939004 Kurtosis 3.254108 Jarque-Bera 2.244679 Probability 0.325517

Lampiran 1. Data Time Series Model Pertumbuhan PDRB

Tahun PDRB Investasi Jumlah Tenaga Kerja UMR (juta rupiah) (ribu rupiah) (jiwa) (rupiah/bulan) 1995 6,091,213 440,359,134 393,731 323,655 1996 7,395,759 779,608,827 425,320 341,138 1997 8,904,183 935,905,467 455,348 337,708 1998 13,524,637 1,171,038,554 520,668 222,801 1999 14,725,844 1,267,309,380 511,628 240,984 2000 16,205,997 503,920,551 552,066 230,000 2001 18,239,046 898,087,129 466,298 312,041 2002 21,069,664 209,399,440 529,045 349,425 2003 23,864,029 571,584,857 532,716 377,627 2004 26,249,946 605,012,491 545,708 393,377 2005 30,021,777 635,974,196 577,034 417,340 2006 35,123,889 765,417,961 543,793 445,153 2007 39,356,399 781,364,292 543,704 471,215 2008 44,690,816 798,124,344 642,049 466,953 2009 49,332,257 844,371,333 645,953 455,966

Lampiran 2. Output Estimasi Model Pertumbuhan PDRB Dependent Variabel: Y

Method: Least Squares Date: 03/12/12 Time: 14:36 Sample: 1995 2009

Included observations: 15

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1 0.171969 0.085778 2.004819 0.0728 X2 2.867433 0.324867 8.826482 0.0000 X3 0.161828 0.212568 0.761298 0.4641 DUMMY 0.569369 0.126973 4.484166 0.0012 C -26.85196 5.113779 -5.250905 0.0004 R-squared 0.972223 Mean dependent var 16.80200 Adjusted R-squared 0.961113 S.D. dependent var 0.647172 S.E. of regression 0.127621 Akaike info criterion -1.018300 Sum squared resid 0.162872 Schwarz criterion -0.782283 Log likelihood 12.63725 Hannan-Quinn criter. -1.020814 F-statistic 87.50403 Durbin-Watson stat 1.614815 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 3. Uji Ekonometrika Model Pertumbuhan PDRB

Olah data dengan metode OLS mengharuskan adanya pengujian terhadap asumsi-asumsi yang mendasarinya. Pengujian-pengujian ini sangat perlu agar diperoleh hasil estimasi yang terbaik yang tidak bias (BLUE/Best Linier Unbiased Estimator). Pengujian estimasi tersebut meliputi uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi uji multikolinearitas, dan uji normalitas.

Multikolinearitas Y X1 X2 X3 DUMMY Y 1.000000 0.046633 0.909902 0.636444 0.836224 X1 0.046633 1.000000 0.061716 -0.094924 -0.219761 X2 0.909902 0.061716 1.000000 0.401601 0.602950 X3 0.636444 -0.094924 0.401601 1.000000 0.761573 DUMMY 0.836224 -0.219761 0.602950 0.761573 1.000000 Korelasi Antar Variabel Bebas Persamaan Pertumbuhan PDRB

Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.253865 Prob. F(2,8) 0.3360 Obs*R-squared 3.579836 Prob. Chi-Square(2) 0.1670 Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 3.367112 Prob. F(12,2) 0.2516 Obs*R-squared 14.29254 Prob. Chi-Square(12) 0.2824 Scaled explained SS 7.159317 Prob. Chi-Square(12) 0.8469 Normalitas 0 1 2 3 4 5 -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3 Series: Residuals Sample 1995 2009 Observations 15 Mean 1.66e-15 Median -0.013582 Maximum 0.258421 Minimum -0.128093 Std. Dev. 0.107860 Skewness 0.939004 Kurtosis 3.254108 Jarque-Bera 2.244679 Probability 0.325517

MERRY VERONIKA PARDEDE. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Sebelum dan Pada Masa Otonomi Daerah. (dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM)

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menimbulkan ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang bersifat sentralisasi. Pada tahun 1999 pemerintah mengubah kebijakan sentralisasi menjadi desentralisasi dengan memberlakukan Otonomi Daerah. Hal tersebut memberikan harapan dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan antar daerah.

Kota Tangerang sebagai salah satu daerah pelaksana otonomi daerah berusaha untuk memaksimalkan potensi sumberdaya manusianya untuk mengolah potensi yang ada. Perkembangan pembangunan Kota Tangerang tidak terlepas dari peranan pemerintah daerah yang menentukan prioritas pembangunannya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kota Tangerang tersebut. Dalam lingkup daerah, salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan PDRB Kota Tangerang yang berfluktuasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti investasi, sumber daya manusia, pekembangan teknologi dan faktor lainnya.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan modal yang relatif besar yang akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur, baik fisik maupun sosial. Dana yang dibutuhkan untuk menambah modal tersebut biasa disebut investasi. Selain investasi, faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi bila tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan akan menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran. Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Salah satu faktor yang memengaruhi permintaan tenaga kerja adalah tingkat upah.

Dari uraian di atas, penting untuk diketahui seberapa besar pengaruh investasi, jumlah tenaga kerja, dan upah tenaga kerja, terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang. Dengan demikian pemerintah kota dapat mempersiapkan strategi pembangunan dan menerapkan kebijakan yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis seberapa besar pengaruh pertumbuhan investasi, jumlah tenaga kerja, serta upah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDRB Kota Tangerang serta

ekonometrika. Untuk meramalkan bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas (independent variables) terhadap variabel terikat (dependent variable) digunakan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Software yang digunakan adalah

Eviews6. Data yang digunakan sebagai bahan analisis penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data diperoleh dari beberapa sumber antara lain BPS Kota Tangerang, BPS Pusat, Dinas Tenaga Kerja dan BKPM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada taraf nyata sepuluh persen (α=10%), tingkat PDRB Kota Tangerang dipengaruhi oleh investasi, jumlah tenaga kerja, dan variabel dummy otonomi daerah. Variabel investasi dan jumlah tenaga kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Tangerang dengan nilai koefisien masing-masing adalah 0,1720 dan 2,8674. Sedangkan variabel upah tenaga kerja mempunyai nilai koefisien yang positif tetapi tidak signifikan terhadap PDRB Kota Tangerang dengan koefisien 0,1618. Sedangkan dummy otonomi daerah juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Tangerang dengan koefisien 0,5694, dengan kata lain PDRB pada saat otonomi daerah lebih baik daripada sebelum otonomi daerah.

Dari penelitian ini, ada beberapa tindakan kebijakan yang dapat diambil antara lain diharapkan pemerintah Kota Tangerang mampu menciptakan atau menarik investasi yang bersifat labour intensive dan juga di sektor-sektor perekonomian yang memberi nilai tambah besar seperti sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan. Dengan demikian investasi yang labour intensive di sektor-sektor tersebut dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan PDRB Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang jua sebaiknya lebih aktif dalam menciptakan lapangan kerja yang baru di Kota Tangerang agar mengurangi angka pengangguran, dan perlu dirumuskan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kota Tangerang. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian atau usaha lebih lanjut dalam meningkatkan kinerja Otonomi Daerah, sehingga dapat memberikan pengaruh lebih besar di kemudian hari terhadap PDRB Kota Tangerang.

Dokumen terkait