• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

D. Ekonomi Masyarakat

Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (2001: 21) keadaan ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara rasional dan menetapkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat,

11 pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Aspek ekonomi desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya (Mubyanto: 2001).

Berdasarkan pendapat diatas dapat dinyatakan yang berkenaan dengan kondisi ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Pekerjaan

Manusia adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari pakaian, sandang, papan, serta memenuhi kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan dan sebagainya (Mulyanto, 1985:2).

Pekerjaan akan menentukan kondisi ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan

12 hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

Dalam kaitan ini Soeroto (1986:5) memberikan definisi mengenai pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak.

Soeroto (1986:167) menjelaskan bahwa dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan,dari pendapatan yang diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkonsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pembangunan.

Dalam pedoman ISCO (International Standart Clasification of Oecupti) pekerjaan diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Profesional ahli teknik dan ahli jenis b. Kepemimpinan dan ketatalaksana c. Administrasi tata usaha dan sejenisnya d. Jasa

e. Petani

13 f. Produksi dan operator alat angkut.

Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Dalam masyarakat tumbuh kecenderungan bahwa orang yang bekerja akan lebih terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi. Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:

a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha.

b. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa.

c. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut atau bengkel.

Tingkat pekerjaan orang tua yang berstatus tinggi sampai rendah tampak pada jenis pekerjaan orang tua, yaitu sebagai berikut:

14 a. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi tinggi,

PNS golongan IV ke atas, pedagang besar, pengusaha besar,dokter.

b. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi sedang adalah pensiunan PNS golongan IV A ke atas, pedagang menengah, PNS golongan IIIb-IIId, guru SMP /SMA, TNI, kepala sekolah, pensiunan PNS golongan IId-IIIb, PNS golongan IId-IIIb, guru SD, usaha toko.

c. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi rendah adalah tukang bangunan, tani kecil, buruh tani, sopir angkutan, dan pekerjaan lain yang tidak tentu dalam mendapatkan penghasilan tiap bulannya (Lilik, 2007)

2. Tingkat Pendapatan

Christoper dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.

Biro pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:

a. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari:

15 1) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja

sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.

2) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.

3) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.

b. Pendapatan yang berupa barang yaitu: pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi.

Berdasarkan penggolongannya BPS (Badan Pusat Statistik) membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu:

1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000 per bulan.

2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan.

3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah antara Rp. 1.500.000 s/d 2.500.000 per bulan.

4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000 per bulan.

16 3. Peluang Usaha

Menurut BPS dalam Tando (1992), peluang usaha dan kerja dapat dibedakan atas usaha formal dan informal. Usaha informal adalah usaha tradisional yang lokasinya tidak tetap, tidak memakai bangunan dan jam kerja yang tidak teratur, mencakup usaha sendiri dan usaha dengan bantuan keluarga. Usaha formal merupakan usaha yang lokasinya tetap, menggunakan bangunan dan jam kerja yang teratur serta mencakup usaha dengan buruh tetap atau karyawan. Kegiatan informal merupakan kegiatan yang padat karya, tingkat produktifitas rendah, pelanggan yang sedikit, tingkat pendidikan formal yang rendah, penggunaan teknologi menengah, sebagian pekerja keluarga, mudah keluar masuk usaha, serta kurang dukungan dan pengakuan dari pemerintah. Breman dalam Tando (1992) memberikan batasan usaha formal sebagai semua pekerja yang bergaji bulanan atau harian dalam suatu pekerjaan yang permanen dan meliputi sejumlah pekerjaan yang saling berhubungan serta terorganisir dengan baik dan dilindungi badan hukum resmi.

Usaha formal pariwisata umumnya membutuhkan tenaga kerja dan berhubungan dengan pelayanan terhadap wisatawan (usaha penjualan jasa). Perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh

17 setiap manusia dalam pertumbuhan juga menyebabkan perbedaan jenis pekerjaan yang dipilih. Pemanfaat peluang usaha dan kerja yang tergolong dalam kelompok umur muda umumnya memilih pekerjaan yang menuntut kekuatan otot, seperti building, kitchen dan lain-lain. Pemanfaat peluang usaha dan kerja yang berumur menengah akan memilih pekerjaan yang bukan hanya menuntut kekuatan otot melainkan juga pertimbangan yang matang,seperti tour pada travel. Sebaliknya pemanfaat peluang usaha dan kerja yang berumur tua umumnya tidak dapat mengerjakan pekerjaan otot sehingga pekerjaan yang dipilih umumnya, seperti perdagangan, dan usaha lainnya pada usaha informal.

Dokumen terkait