• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1

Asal-Usul Sarunei Buluh Simalungun

Asal-usul alat musik Sarunei Buluh Simalungun, hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, sebab tulisan-tulisan maupun penelitian-penelitian yang berhubungan dengan alat musik tersebut sangat jarang. Meskipun demikian, penulis berusaha untuk mencari tahu tentang sejarah keberadaan alat musik Sarunei Buluh secara lisan maupun tulisan

70

4.1.1 Sejar

ah Singkat Sarunei Buluh Simalungun

Sejak berakhirnya riwayat kerajaan-kerajaan di Simalungun pada tahun 1946 yang diakibatkan oleh sekelompok orang yang tersulut kemarahannya, karena kolusi yang dilakukan oleh para raja dan keluarga dengan pemerintah Belanda yang menguntungkan mereka. Demi kekayaan pribadi dari hasil pungutan sewa tanah, mereka mengorbankan kepentingan masyarakat Simalungun dengan melakukan pengadilan jalanan secara paksa terhadap raja-raja dan keluarganya (kecuali yang melarikan diri) dibunuh dan istana mereka dibakar habis. Peristiwa tersebut kini dikenal dengan Revolusi Sosisal 1946 (Jansen 2003 : 25).

Revolusi social 1946 mengakibatkan sebagian besar peninggalan budaya dan kesenian musik musnah dan tidak dapat diperoleh kembali.Kesenian dan musik tradisional hampir mengalami kepunahan, hal tersebut disebabkan istana-istana yang dulunya berfungsi sebagai tempat pusat kegiatan kebudayaan habis terbakar.

Kemudian pada lima hingga sepuluh tahun Revolusi Sosial tersebut terjadi, kesenian dan musik tradisional Simalungun meningkat secara bertahap dan bertahan hingga saat ini. Pada umumnya Masyarakat Simalungun yang bermukim di Kecamatan Purba memandang diri mereka sebagai satu kelompok etnis yang kuat dipersatukan oleh bahasa, musik tradisonal, serta adat istiadat dan tetap berpegang teguh pada falsafah hidup mereka.

71

Dalam kehidupan sehari-hari, falsafah ini dipegang teguh dan hingga kini tetap menjadi landasan kehidupan social dan bermasyarakat di lingkungan Simalungun, khususnya yang bermukim di Kecamatan Purba.Dan juga dalam melakukan kegiatan yang memiliki unsur-unsur tradisi atau adat istiadat dalam setiap fase-fase kehidupan mereka, masyarakat simalungun masih mempergunakan adat istiadatnya dalam mempertahankan identitasnya, salah satu di antaranya adalah mereka tetap menggunakan hiou (kain adat) setiap menghadiri ataupun mengadakan suatu upacara adat.

Sebagian besar upacara masyarkat Simalungun tersebut, saat ini tidak lepas dari peranan agama Kristen sebagai agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Simalungun, dimana sebelum melaksanakan upacara adatnya, kedua mempelai terlebih dahulu memperoleh pemberkatan di gereja sesuai dengan peraturan gereja yang bersangkutan. Begitu juga dengan anak yang diberi nama setelah lahir, terlebih dahulu mendapatkan baptisan kudus di gereja yang bersangkutan, lalu kemudian dilaksnakan upacara adatnya.

4.2 Fungs

i dan Penggunaan Sarunei Buluh

Musik dan manusia seperti halnya bagian dari dua sisi mata uang yang sulit untuk dipisahkan.Keduanya saling mengisi dan melengkapi.Manusia yang memiliki kebutuhan rohani selain kebutuhan fisik, mereka perlu mengisinya dengan hiburan, seperti mendengarkan alunan musik atau mengungkapkan perasaan melalui musik. Sementara itu musik tidak akan pernah ada jika tanpa kehadiran manusia sebagai penciptanya.

72

Musik berkembang keberadaannya selain sebagai hiburan, juga sebagai ekspresi dari cipta rasa dan karya, dan karsa manusia.Musik sebagai ekspresi cipta, rasa, karya, dan karsa manusia disebut juga dengan musik tradisional. Musik merupakan sarana manusia untuk mencurahkan perasaan hati melalui suara.Musik melukiskan getaran jiwa dan khayalan yang timbul dari alam pikiran yang tidak dapat diungkapkan melalui perkataan, perbuatan, atau dengan salah satu kesenian lain, seperti sastra lukis, pahat, dekorasi, kriya, dan grafika.Oleh karena musik adalah suatu jenis kesenian dengan mempergunakan suara sebagai media ekspresinya, baik suara manusia maupun instrument.Di dalam suara itu terkandung melodi, birama, harmoni, dan warna suara.

Dalam kehidupan masyarakat Simalungun musik memiliki peran yang sangat penting, demikian jugan dengan Sarunei Buluh Simalungun. Adapun penggunan dan fungsi seperti dikemukakan oleh Merriam (1964 : 210) yaitu : “ Use then,refers to the situation on in which music employed in human action; “Function concerns the reson for it employment and particularly the broader purpose which it serves”.

Terjemahan bebas sebagai berikut :

Penggunaan, berkenan terhadap suatu keadaan bagaimana musik tersebut dipakai dalam kegiatan manusia; fungsi, meliputi alasan pemakaian dan terutama dalam lingkup yang luas, sejauh mana musik itu dapat memenuhi kebutuhan manusia tersebut.

Penggunaan dan fungsi didalam musik merupakan suatu pembahasan yang sangat penting.Hal tersebut dikarenakan musik mempengaruhi aspek-aspek

73

didalam kehidupan manusia dan efeknya suatu masyarakat. Dengan kata lain, penggunaan menyangkut konteks pemakaian musik, sementara fungsi menyangkut kepada bagaimana dan untuk apa musik tersebut disajikan.

4.2.1 Fungs

i

Menurut Alan P. Merriam (1964 : 219-226) fungsi dapat dibagi dalam 10 kategori yaitu : 1. Fungsi pengungkapan emosional 2. Fungsi penghayatan estetis 3. Fungsi hiburan 4. Fungsi komunikasi 5. Fungsi perlambangan 6. Fungsi reaksi jasmani 7. Fungsi

74

8. Fungsi

pengesahan lembaga social dan upacara keagamaan

9. Fungsi

kesinambungan budaya

10. Fungsi

pengintergrasian masyarkat

Dalam penyajian Sarunei Buluh Simalungung dapat dikategorikan kedalam beberapa fungsi di atas yaitu, fingsi pengungkapan emosional, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi komunikasi, fungsi reaksi dan jasmani.

4.2.1.1 Fungs

i pengungkapan Emosional

Pada berbagai kebuadayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Dalam menentukan reaksi suasana hati terhadap musik di kalangan masyarakat Simalungun adalah tempo musik yang dibawakan. Untuk menunjukan suasana gembira, maka dipakai tempo sedang hingga tempo cepat.Sedangkan tempo lambat umumnya dipakai untuk yang berhubungan dengan hal-hal musibah, kekecewaan, kesedihaan dan kerinduan hati. Banyaknya lagu-lagu sedih di daerah Simalungun dan diguakan istilah inggou menggambarkan makna suasana hati dari lagu-lagu tersebut serta persepsi masyarakat Simalungun terhadap musik tersebut. Pengungkapan perasaan mungkin paling mudah dan sederhana untuk dipahami dari alunan melodi yang dikandungnya.

75

Alat musik Sarunei Buluh dapat membantu manusia untuk mengungkapkan rasa emosi yang ada pada dirinya. Jika seseorang sedang mengalami duka, maka dari itu seseorang akan menggunakan Sarunei Buluh sebagai alat atau media untuk membantu mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya, contohnya apabila seseorang sedang mengalami rasa sedih maka Sarunei Buluh yang dimainkannya akan mengahsilkan bunyi yang mendayu dayu, produksi suara yang dihasilkan sangat sedih, seperti orang yang sedang menangis, sebagaimana gambaran perasaan si pemian.

4.2.1.2 Fungs

i Hiburan

Hiburan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salah satu media yang memiliki fungsi yang menyenangkan hati, membuat rasa puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam irama musik tertentu.

Pada umumnya alat musik simalungun berfungsi sebagai hiburan untuk diri sendiri maupun pendengarnya.Seperti Sarunei Buluh yang di gunakan untuk menghibur diri sendiri, pada zaman dahulu, bapak Rabes Saragih mengatakan bahwa alat musik Sarunei Buluh ini juga dapat berfungsikan untuk menghibur

76

diri sendiri. Seseorang akan pergi ke juma4 dan bermain Sarunei Buluh di bawah pohon yang rindang untuk menghibur dirinya akan nasib sedih yang sedang dialaminya. Tetapi pada saat sekarang ini Sarunei Buluh sudah berfungsi untuk menghibur orang banyak.

4.2.1.3 Fungs

i Komunikasi

Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga digunakan dalam suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakan-teriakan pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan. Bunyi-bunyi teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan alur-alur melodi itu menandakanadanya fungsi komunikasi dalam musik.

Tetapi pada masyarakat simalungun Sarunei Buluh tidak digunakan untuk pemberitahuan adanya perang atau sebagai alat komunikasi keamanan.Pada zaman dahulu Sarunei Buluh ini berfungsi sebagai komunikasi antara garama dengan anak boru. Fungsi komunikasi Sarunei Buluh ini adalah penyampaian perasaan hati seorang garama yang mencintai anak boru. Jadi seluruh perasaan yang dirasakan oleh si garama terhadap anak boru di sampaikan melalui alunan suara dari Sarunei Buluh.

4

77

4.2.1.4 Fungs

i Reaksi dan Jasmani

Pesta budaya adalah yang dilakukan setiap tahunya, di dalam acara ini banyak bentuk-bentuk kesenian Simalungun yang ditampilakan, seperti Tor-tor sombah yang disebut dengan tarian agung atau tarian klasik yang biasa dipersembahkan untuk menyambut orang-orang yang dihormati jumlah penarinya 6 orang, Huda-huda atau Toping-toping tarian Simalungun yang memakai topeng dan paruh burung enggang diiringi Gual Huda-duda jumlah penarinya ada 3 orang, Taur-taur (Duaet tradisioal Simalungun) menggambarkan cinta yang berkomunikasi memalui lagu.

4.2.2 Pengg

unaan

Menurut Herkovits (1964 : 217-218) dalam Merriam, penggunaan musik dapat dibagi menjadi lima kategori unsur-unsur budaya yaitu : Kebudayaan Material, Hubungan Maanusia dengan Alam, Estetika dan bahasa. Berdasarkan kelima kategori tersebut, penggunaan Sarunei Buluh dalam konteks unsur-unsur budaya dapat diuraikan kedalam kategori estetika.

4.2.2.1 Kebu

adayaan Material

Dalam unsur kebudayaan material, penggunaan musik dibagi menjadi dua bagian yaitu unsur teknologi dan ekonomi.Dalam hal unsur teknologi, musik

78

digunakan untuk mengiringi pekerjaan yang dilakukan misalnya pekerjaan pada waktu panen, ataupun pekerjaan yang ada di rumah.Sementar sebagai unsur ekonomi, musik digunakan untuk mendapatkan keuntungan dari permainan musik tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka Sarunei Buluh dapat dikategorikan kedua-duanya, karena dari unsur teknologi Sarunei Buluh sering dipakai untuk melakukan pekerjaan di sawah dan di rumha, karena memang dulunya Sarunei Buluh adalah permainan pribadi (self amusement), dan daru unsur ekonomi, sebab pemain musik Sarunei Buluh yang dipanggil untuk mengiringi suatu pertunjukan budaya simalungun mendapatkan provit atau keuntungan dari bermain musik tersebut.

4.2.2.2 Hubu

ngan Manusia dengan Alam

Hubungan manusia dengan alam tempat tinggal sangat erat kaitanya.Dalam hal ini penggunaan musik sangat penting sebagai sarana komunikasi terhadap alam.Penggunaan Sarunei Buluh dapat dilihat dalam memikat dan permanenan hasil di ladang yaitu untuk panen padi di sawah dan memikat seorang wanita yang sedang berada di ladang dengan memainkan Sarunei Buluh.

79

4.2.2.3 Esteti

ka

Estetika mengacu pada nilai kehidupan yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahaan yng dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempuyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.Musik merupakan cerahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama. Atau dengan kata lain, musik merupakan suatu karya seni yang menjadi media untuk menggungkapkan perasaan seorang dengan cara menuangkannya melalui alunan nada ataupun melodi, baik dalam bentuk vokal maupun instrumental. Musik sebagai media utuk menggambarkan atau mengungkapkan perasaan seseorang.Terkadang seseorang memiliki pikiran, gagasan, harapan, keinginan yang membutuhkan perwujudan.

Musik merupakan wahana yang tepat digunakan dari upaya pemunculan atau perwujudan hal tersebut. Seseorang suatu ketika ingin menyampaikan gagasan atau ide tanpa mengharapkan respon secara langsung, melalui musik hal itu dapat terlaksana dengan baik, pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan dituangkan kedalam sebuah lagu ataupun untaian alunan musik yang indah, yang kemudian dapat dinikmati sendiri maupun orang lain. Berdasrakan hal tersebut maka alat musik Sarunei Buluh termasuk kdalam penggunaan estetika di karenakan Sarunei Buluh di gunakan untuk sebagai pelipur lara yang sedih

80

maupun senang, dan sebagai media untuk menyampaikan perasaan yang sedang dialami oleh pemainnya.

4.3 Eksist

ensi Sarunei Buluh Simalungun

Keberadaan Sarunei Buluh pada zaman dahuluberbeda jauh dengan sekarang, karena hanya sedikit dari masyarakat Simalungun atau muda-mudi yang mengenal alat musik ini.Pada sekarang ini alat musik Sarunei Buluh sudah hampir hilang dari budaya Simalungun.Kenyataannya sekarang ini Sarunei Buluh sudah hampir tidak dimainkan lagi oleh kaum muda-mudi.Faktor zaman yang sudah maju dan mereka cenderung mengenyampingkan hal-hal yang berbau tradisi.

Kebanyakan muda-mudi cenderung terpesona pada zaman serbaa canggih sehingga hampir melupakan tradisi yang ada di tanah mereka sendiri, da nada juga faktor lain membuat Sarunei Buluh ini jarang dimainkan oleh kaum muda-mudi.Mungkin bisa saja teknik permainan dari Sarunei Buluh itu sendiri yang dianggap sulit dalam memainkanya berbeda dengan permaianan zaman modern sekarang seperti keyboard, gitar, dan lain-lain. Oleh karena itu muda mudi pada zaman ini lebih akrab dengan permaian keyboard, gitar,dan aplikasi komputer lain yang berhubungan dengan musik misalnya aplikasi bermain gitar yang bisa di install di gadget yang mana teknik memainkannya lebih mudah dibandingkan bermain gitar secara manual.

81

Berbeda dengan Sarunei Buluh yang cara bermainnya tidak kita temukan di aplikasi komputer. Tanpa disadari pola piker yang seperti itu akan mempengaruhi eksistensi budaya di Negara ini khususnya di masyarakat Simalungun yang mana efek dari modrenisasi banyak masyarakat Simalungun yang lupa bahkan tidak tahu tentang kebudayaan sendiri. Untung saja masih ada orang-orang yang peduli dengan keberadaan alat musik ini, seperti Bapak Rabes Saragih misalnya, beliau adalah seniman Simalungun yang sampai sekarang masih mengetahui cara membuat alat musik Sarunei Buluh. Walaupun pada sekarang ini kondisikesehtaan bapak Rabes Saragih sudah sangat menurun, beliau selalu terbuka untuk mengajari orang-orang ataupun pemuda yang ingin belajar tentang alat musik Simalungun, seperti alat musik Saruei Buluh.

Selain beliau ada seorang seniman yang mengetahui cara pembuatan alat musik ini yakni Bapak Riden Purba yang mana beliau adalah seorang seniman Simalungun yang merupakan teman bapak Rabes Saragih . Bapak Riden Purba masih membuat Sarunei Buluh Simalungun walaupun membuat Sarunei tersebut dikarenakan Sarunei Buluh yang berada di museum sudah mulai rusak, jadi beliau membuat yang baru, agar pengunjung museum atau masyarakat Simalungun tetap dapat melihat Sarunei Buluh. Selian bapak Rabes aragih dan bapak Riden Purba, seniman Simalungun yang masih menyajikan Sarunei Buluh ini adalah bapak Setia Dermawan Purba, beliau adalah dosen di Universitas Sumatera Utara, dan alumni Etnomusikologi pertama Universitas Sumatera Utara, dan bapak Setia Dermawan Purba adalah seniman budaya dari Simalungun.

82 BAB V PENUTUP 5.1 Rangkuman

83

Dalam proses pembuatannya, Sarunei Buluh simalungun dapat dilakukan seorang diri seperti menebang bambu, memotong bambu dari dahan-dahan yang terdapat pada bambu, mengikig ujung dan pangkal pada bambu, melubangi lubang diameter lubang dan lubang nada, dan terakhir mengukur jarak-jarak yang terdapat pada bagian Sarunei Buluh. Dan setelah mengukur, akan menggaris-garasi hasil dari ukuran yang dibuat oleh bapak Rabes Saragih. Proses pengerjaannya masih sangat sederhana tanpa dibantu oleh mesin yaitu dengan menggunakan alat-alat seperti parang, pisau cuter. Dalam pembuatan Sarunei Buluh juga memerlukan bahan-bahan untuk membentuk menjadi alat musik yang baik antara lain, bambu rogon, kayu simardaruma.

Zaman dahulu dalam permainan Sarunei Buluh dilakukan untuk permainan pribadi (self amusement), yang dimainkan di sawah, untuk memikat hati seorang wanita, dan sekarang Sarunei Buluh dilakukan untuk pertunjukan budaya simalungun, seperti acara-acara pesta budaya Simalungun.

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan. Adapun kesimpulan yaitu pembuatan Sarunei Buluh sangat sederhana hanya membutuhkan seruas bambu yang mengikutkan antara batas ruasnya dan untuk mendapatkan bambu sangatlah mudah, alat-alat yang di gunakan dalam pembuatannya pun sangat sederhana dan mudah, cara membuat alat musik Sarunei Buluh tersebut tidak terlalu sulit, hanya memotong ujung dari kedua bambu, membentuk lubang hembusan dan

84

lubang keluaran udara, mengukur jarak lubang nada, dan memberi lubang nada pada bambu seperti lubang hembusa, lubang keluaran udara, dan lubang nada. Sarunei Buluh di mainkan dengan menghembuskan udara melalui mulut, Sarunei Buluh termasuk kedalam klasifikasi Aerofon (nose flute).Alat musik Sarunei Buluh memiliki tujuh nada (pentatonik).

Sarunei Buluh di gunakan sebagai penghibur lara atau sebagai media yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan kepada seorang gadis yang dicintainya. Alat musik Sarunei Buluh menjadi alat musik yang individual.Karena alat musik Sarunei Buluh hanyadapat dimainkan secara tunggal.Oleh karena itu alat musik Sarunei Buluh ini tidak bisa digabungkan dengan ansambel musik dan tidak dapat di gunakan untuk upacara.

Alat musik Sarunei Buluh merupakan alat musik yang hampir punah dan sudah jarang di temui pada masyarakat Simalungun, keberadaannya sudah sangat memprihatinkan, untuk pembuatannya hanya tinggal bapak Rabes Saragih dan bapak Riden Purbayang mengetahuinya, dan untuk pelestariaanya hanya bapak Setia Dermawan Purba yang selalu memperkenalkan dan menyajikan alat musik Sarunei Buluh mejadi masyarakat Simalungun maupun di luar etnis Simalungun, walaupun fungsi dari alat musik Sarunei Buluh itu sendiri sudah berubah menjadi pertunjukan, hal tersebut di lakukan bapak Setia Dermawaan Purba untuk melestarikan budaya Simalungun.

Akibat kemajuan teknologi yang berkembang, alat musik Sarunei Buluh sudah jarang dipakai generasi muda sekarang ini di kabupaten

85

Simalungun.Generasi muda sekarang lebih tertarik pada alat musik modern dan melupakan tradisional budaya sendiri.

Dokumen terkait