• Tidak ada hasil yang ditemukan

10) Analisa Statistik

4.3 Ekstraksi dan Purifikasi IgY dari Telur Ayam

IgY-Ss dikoleksi dari kuning telur ayam yang menunjukkan reaksi positif pada uji AGP. Ekstraksi bertujuan untuk memisahkan protein dari lemak telur. Metode yang dipilih adalah pemisahan dengan menggunakan PEG-amonium sulfat (Polson et al. 1980). PEG digunakan untuk memisahkan lemak, mempresipitasi, serta mengendapkan IgY (Harris dalam Mustopa 2004). Amonium sulfat sering digunakan untuk memisahkan protein dalam larutan. Protein didalam larutan akan membentuk ikatan hidrogen dengan air, ketika amonium sulfat ditambahkan ke dalam larutan tersebut maka ia akan menjadi kompetitor untuk berikatan dengan air. Hal ini menyebabkan rendahnya molekul air dari protein, menurunnya daya larut dan menyebabkan presipitasi protein (Harlow & Lane 1988).

Hasil purifikasi dengan Fast Purification Liquid Chromatography yang dikoleksi adalah fraksi dengan puncak tertinggi dan teruncing karena pada posisi tersebut protein yang dipurifikasi adalah yang paling murni. Protein yang dikoleksi adalah fraksi 3, 4, dan 5. Hasil ekstraksi IgY-Ss yang telah dipurifikasi (Gambar 9) memiliki konsentrasi sebesar 3,1 mg/ml (fraksi 3), 4,3 mg/ml (fraksi 4), dan 4,46 mg/ml (fraksi 5). Hasil purifikasi ini kemudian di analisa profil pita proteinnya menggunakan SDS-PAGE. IgY-Ss hasil purifikasi menunjukkan satu profil pita protein yaitu molekul 180 kDa (Gambar 10). Tidak adanya pita protein lain menunjukkan kemurnian hasil purifikasi IgY-Ss. Sementara itu serum ayam positif antibodi S. sobrinus selain terdapat pita protein dengan berat molekul 180 kDa, juga menunjukkan pita protein serum albumin pada 66,2 kDa. Raj (2004) menyatakan bahwa IgY memiliki berat molekul 180 kDa, dengan rantai berat 60 kDa dan rantai ringan 25 kDa.

Gambar 9 Kromatogram Hasil Purifikasi IgY-Ss

Gambar 10 Profil Pita Protein IgY-Ss,

(1) Marker umum (BioRad), (2) IgY standar non imun (Promega), (3,4) IgY non imun, (5,6,7) Serum ayam positif antibodi S. sobrinus,

(8, 9, 10) IgY-Ss hasil purifikasi kDa 45 97,4 66,2 IgY-Ss 180 kDa 1 21,5 31 200 10 2 3 4 5 6 7 8 9

4.4 Aktifitas biologis Ig Y-Ss

Preinkubasi 100 g IgY-Ss dapat menurunkan nilai adhesi pada sel epitel pipi (Gambar 11 dan Tabel 5). Rataan nilai adhesi tanpa preinkubasi adalah 39,9 sel bakteri/ sel epitel pipi, sementara rataan nilai adhesi dengan preinkubasi 100 g IgY-Ss adalah 30,7 sel bakteri/sel epitel pipi. Hasil analisa statistik dengan uji t pada taraf nyata α = 0,05 menunjukkan bahwa pemberian IgY secara signifikan dapat menurunkan adhesi bakteri pada sel epitel pipi (t hitung > t tabel).

Tabel 5 Nilai Rataan, Simpangan Baku, dan Nilai t Assay Adhesi S. Sobrinus

Perlakuan Nilai rataan Simpangan baku

(s) Nilai t Tanpa IgY 39,9 IgY 100 g 30,7 5,55 t hitung = 6,1 (t tabel = 1,31) 39.9 30.7 0 10 20 30 40 Jumlah sel bakteri

Tanpa IgY IgY 100 g

Nilai Adhesi S. sobrinus

Gambar 11 Nilai Adhesi S. sobrinus pada Sel Epitel Pipi Tanpa dan Dengan Preinkubasi IgY-Ss

Peran IgY-Ss sebagai anti adhesi (Gambar 12) diduga karena kemampuannya untuk berikatan dengan molekul adhesi dari bakteri MS sehingga mencegah perlekatan (yang merupakan proses awal kolonisasi) pada permukaan gigi. Selain itu IgY-Ss dapat mengagregat S. sobrinus sehingga mengurangi kemampuan adhesinya (Jiang et al. 2004). Antibodi spesifik dapat mempresipitasi, mengaglutinasi, dan menetralisasi antigen (Baratawidjaja 2006).

Gambar 12 Peran IgY-Ss sebagai Anti Adhesi pada Permukaan Gigi (Smith 2003)

Gambar 13 Proses Adhesi Streptococcus Sobrinus pada Sel Epitel Pipi, (a) inti sel epitel pipi, (b) sitoplasma sel epitel pipi, ( ) bakteri S. sobrinus.

Adhesi bakteri pada permukaan gigi merupakan langkah penting dalam kejadian karies, sehingga intervensi pada kolonisasi mutan streptococcus dapat mencegah karies. Proses adhesi S. sobrinus pada sel epitel pipi akan ditunjukkan pada Gambar 13. Raamsdonk et al. (1995) menginformasikan bahwa imunisasi pasif

a b GTF Protein pengikat glukan Molekul adhesi Reseptor saliva Sukrosa Glukan

dengan antibodi poliklonal atau monoklonal dapat mengurangi kolonisasi mutan streptococcus karena adanya serangan dari antibodi ini mempengaruhi gerakan bakteri selama langkah awal adhesi. Beberapa penelitian yang lain juga menunjukkan fenomena yang sama yaitu, IgY mampu mengurangi adhesi bakteri Helicobacter pylori pada sel AGS (Shin et al. 2002) dan EPEC K1.1 pada sel Hep-2. Opsonisasi bakteri S.sobrinus dengan 100 g IgY-Ss dapat meningkatkan kapasitas fagositosis. Rataan kapasitas fagositosis tanpa opsonisasi adalah 1, 6 sel bakteri/makrofag, sedangkan rataan kapasitas fagositosis dengan opsonisasi adalah 5,18 sel bakteri/makrofag. Hasil analisa statistik dengan uji t pada taraf nyata α = 0,05 menunjukkan bahwa opsonisasi dengan IgY secara signifikan dapat meningkatkan kapasitas fagositosis makrofag (t hitung > t tabel). Opsonisasi S. sobrinus dengan IgY-Ss bertujuan untuk melapisi permukaan S. sobrinus agar mudah difagositosis. Proses opsonisasi dapat meningkatkan hirofobisitas serta mengagregasi S. sobrinus sehingga bakteri lebih mudah untuk difagosit dalam jumlah banyak. Tsuda (2000) menyatakan bahwa hidrofobisitas yang semakin baik akan mempermudah proses fagositosis. Hal ini didukung juga oleh pernyataan Raamsdonk et al. (1995) bahwa preinkubasi S. sobrinus dengan antibodi poliklonal dapat meningkatkan hidrofobisitas bakteri sehingga bakteri lebih mudah untuk difagosit. Bakteri gram positif seperti mutan streptococcus memiliki dinding sel yang terbuat dari peptidoglikan dan lipoteichoic acid (LTA), LTA inilah yang bertanggung jawab terhadap hidrofobisitas bakteri (Tsuda 2000).

Walaupun opsonisasi meningkatkan kapasitas fagositosis tetapi proses ini tidak berpengaruh pada aktifitas fagositosis. Hal ini dapat terjadi karena IgY tidak berikatan dengan reseptor Fc bakteri pada makrofag mamalia. Kapasitas dan aktifitas fagositosis ditunjukkan melalui Gambar 14 dan Tabel 6. Fenomena yang sama juga pernah dilaporkan oleh Utama et al. (2000) bahwa opsonisasi S. equi subsp. zooepidemicus dengan leukosit polimorf babi hanya meningkatkan kapasitas fagositosis namun tidak berpengaruh pada aktifitas fagositosis. Proses fagositosis ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 14 Nilai Aktifitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag Tanpa dan Dengan Preinkubasi Igy-Ss

Tabel 6 Nilai Rataan, Simpangan Baku, dan Nilai t Kapasitas Makrofag

Perlakuan Nilai rataan Simpangan baku

(s) Nilai t

Tanpa IgY 1,6

IgY 100 g 5,18 1,25

t hitung = 25 (t tabel = 1,31)

Gambar 15 Proses Fagositosis S. sobrinus oleh Makrofag, (a) sitoplasma makrofag, (b) bakteri yang terfagosit

a b 12 8.18 1.6 5.18 0 2 4 6 8 10 12 14

Tanpa IgY IgY 100 g

Aktifitas fagositosis (%) Kapasitas fagositosis (sel bakteri/ makrofag)

V K

ESIMPULAN

D

AN

S

ARAN

Kesimpulan

1. Ayam mampu memproduksi IgY spesifik anti S. sobrinus (IgY-Ss) pada serum dan kuning telur.

2. Preinkubasi IgY-Ss pada S. sobrinus (107 CFU/ ml) dan sel epitel pipi (105 sel) secara signifikan dapat mengurangi adhesi bakteri tersebut pada sel. 3. Proses opsonisasi IgY-Ss secara signifikan dapat meningkatkan kapasitas

fagositosis.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jadwal imunisasi dan dosis antigen guna memperoleh jumlah IgY-Ss yang lebih banyak serta penelitian untuk mengetahui dosis penggunaan IgY yang efektif dalam menghambat proses adhesi dan meningkatkan kemampuan fagositosis makrofag.

D

AFTAR

P

USTAKA

Abdou AM, M Kim. 2005. Novel Trends in Technology and Application of Egg Yolk Immunoglobulin (IgY) in Japan. IFT Annual Meeting. New Orleans.

Akerstrom B, Brodin Th, Reis K, Borg L. 1985. Protein G : a Powerful Tool for Binding and Detection of Monoclonal and Polyclonal Antibodies. J Immunol. 135 : 2589-2592.

Akita EM, Nakai S. (1993). Comparison Of Four Purification Methods For The Production Of Immunoglobulins From Eggs Laid By Hens Immunized With An Enterotoxigenic E. coli Strain. J Immunol. 160: 207-214.

Anonim a. 2007. Review Chicken Antibodies IgY. http :// www.ibc.net.com. 18 Juli 2007.

Anonim b. 2007. Comparison of IgG and IgY. http :// www. genwaybio.com. 18 Juli 2007.

Anonim c. 2007. Opsonization. http :// www. pathmicro. med. sc.edu. 25 Juni 2007. Baratawidjaja KG. 2006. Imunologi Dasar. Edisi ke-7. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Bellanti JA. 1993. Imunologi III. Terjemahan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Bratthall D. 2004. Dental caries-What is that?. Faculty of Odontology Malmö University. Sweden.

Carlander D. 2002. Avian Immunoglobulin Y Antibody In Vitro and In Vivo. Dissertation. Universities Upsaliensis. Upsala.

Chismirina S. 2006. Efek Imunoglobulin Y (IgY) sebagai Anti Adhesin pada Pembentukan Biofilm oleh Streptococcus mutans. Tesis. Program Pasca Sarjana Departemen Biologi Oral. FKG-UI. Jakarta.

Clayman BC. 1989. The American Medical Association Encyclopedia of Medicine. Random House. New York.

Estuningsih S. 1998. Isolasi Dan Karakterisasi Reseptor Hemaglutinin Streptococcus Agalaticiae Pada Permukaan Sel Epitel Ambing Sapi Perah Sebagai Landasan Pencegahan Mastitis. Tesis. Program Pasca Sarjana. IPB.Bogor.

Gibbons RJ. 1989. Bacterial Adhesion to Oral Tissues : A Model for Infectious Diseases. J Dent Res. 68 : 750-760.

Gronroos L. 2000. Quantitative and Qualitative Characterization of Mutans Streptococci in Saliva and In Dentition. Dissertation. Faculty of Medicine of University of Helsinki. Helsinki.

Harlow Ed & Lane D. 1988. Antibodies : A Laboratory Manual. Cold Spring Harbor Laboratory. USA.

Horton JJ, Holde CA, Ward PJ, MacDonald DM, Sanderson AR. 1984. Exploitation of Phylogenetic Distance in Cell Surface Immune Labelling: Studies with beta2 microglobulin. J Invest Dermatol. 84: 96-99.

Jiang QZ, MW Fan, Z Bian, WX Chen, YH Li. The Effect of Spesific Anti-S. sobrinus IgY on Dental Caries In Vitro. Cariology Research. The 5th Annual Meeting of The IADR Chinese Division. China.

Kapner M. 2003. Comprehensive and Aesthetic Dentistry. Ninth District Dental Association. http://www. urac.org.

Kresno SB. 2001. Imunologi : Diagnosis & Prosedur Laboratorium. Edisi ke-4. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Kuby J. 1997. Imunology 3 rd. New York. Freeman and Company.

Larsson A, and J. Sjoquist, 1990. Chicken IgY: Utilizing the Evolutionary Difference. Comp Immunol Microbiol Infect Dis. 13: 199-201.

Larsson A, RM Balow, TL Lindahl, and PO Forsberg.1993. Chicken Antibodies :Taking Advantage of Evolution a Review. Poultry Science. 72: 1807-12.

Little WA, DC Korts, LA Thomson, WH Bowen. 1977. Comparative Recovery of S. mutans on Ten Isolation Media. J Clin Micro. 5 : 578-583.

Loesche WJ. 1986. Role of Streptococcus Mutans In Human Dental Decay. Microbiol Rev. 50: 353-380.

Mary HF. 1994. Why IgY? Chicken Polyclonal Antibody, An Appealing Alternatif. Promega Notes Magazine. 46 : 11.

Mayer G. 2005. Immunology : Immunoglobulin-Structure and Function. Microbiology and Immunology online. University of South Carolina. http://www. med.sc.edu.

Michael W, Russell, Hongyin Wu. 1990. Streptococcus mutans and The Problem of Heart Cross-Reactivity. J Oral Bio Med. 1: 191-201.

Mount G & Rory Hume. 2006. Dental Caries. http://www.UCLA.edu.htm.

Mustopa Z. 2004. Peran Imunoglobulin Y (IgY) sebagai Anti Adhesi dan Opsonin untuk Pencegahan serangan Eschericia coli Enteropatogenik (EPEC) K1.1. Tesis. Program Pasca Sarjana. FKH-IPB. Bogor.

Olson GA, AS Bleiweis, Parker AS JR. 1972. Adherence Inhibition of Streptococcus mutans : an Assay Reflecting a Possible Role of Antibody in Dental Caries Prophylaxis. Infection and Immunity. 5 : 419-427.

Polson A, Von WM, Van RM. 1980. Isolation of Viral IgY Antibodies from Yolks of Immunized Hens. Immunol Commun. 9: 475-493.

Raamsdonk M, HC Van Der Mei, JJ De Soet, HJ Busscher, J De Graaff. 1995. Effect of Polyclonal and Monoclonal Antibodies on Surface Properties of Streptococcus sobrinus. J Inf Immun. 63 : 1698-1702.

Raj GD, B Latha, MS Chandrasekhar, V Thiagarajan. 2004. Production, Characterization and Application of Monoclonal Antibodies Against Chicken IgY. Veterinarski Arhiv. 74: 189-199.

Rawendra R. 2005. Prospek Pengembangan Imunoglobulin Y (IgY) Kering Beku sebagai Nutraceutical Food Anti Enterophatogenic Eschericia coli (EPEC). Disertasi. Program Pasca Sarjana. FKH- IPB. Bogor.

Robert JL, Haron JA, Kelly CG, Taylor WR, Bohart C, Hendricks M, Pyati J, Graff RT, Julian KC, Lehner T. Sequence and Structural Analysis of Surface Protein Antigen I/II (SpaA) of Streptococcus sobrinus. Infection and Immunity. 59 : 2677-2685.

Seminario A, Broukal Z, Ivancakova R. 2005. Mutans Streptococci and the Development of Dental Plaque. Prague Medical Report. 106: 349-358.

Shin JH, Mierha Y, Seung Woo N, Jung Taik K, Na Hye M, Won-Gi B, Im Hwan R. 2002. Use of Egg Yolk- Derived Immunoglobulin as an Alternative to Antibiotic Treatment for Control of Helicobacter pylori Infection. J Clin Diag Lab Imun. 9: 1061-1066.

Smith DJ, WF King, Christine DW, BI Shen, MA Taubman. 1998. Structural and Antigenic Characteristic of Streptococus sobrinus Glucan Binding Proteins. Infection and Immunity. 66 : 5565-5569.

Smith DJ. 2003. Caries Vaccine for the Twenty First Century. J Dent Edu. 67 : 1130-1138.

Sneath P, Nicholas SM, M Elisabeth S, John GH. 1986. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. Volume 2. William & Wilkins. USA.

Stowell D. 2006. Immunoglobulin structure. http://www.mcld.co.uk/immunoglobulin. Suartha IN, IWT Wibawan, Iman BP. 2006. Produksi Imunoglobulin Y Spesifik

Antitetanus pada Ayam. J vet. 7 :1

Szabo CS, Bardos L, Losonczy S, Karchesz K. 1998. Isolation of Antibody From Chicken and Quail Eggs. http://www. mcmaster.ca. 16 Juli 2006.

Todar K. 2002. The Bacterial Flora of Humans. University of Wisconsin Madison. http://www.textbook of bacteriology. net. 16 Juli 2006.

Tsuda H, Y Yamashita, K Toyoshima, N Yamaguchi, T Oho, Y Nakano, K Nagata, T Koga. 2000. Role of Serotype-Spesific Polysaccharide of Streptococcus mutans to Phagocytosis by Human Polymorphonuclear Leukocytes. J Inf Immun. 68 : 644-650.

Utama IH, Aisjah G, Fachriyan HP, I Wayan TW, Endhie DS, Gatut A, Aida LTR. 2000. Respon Fagositosis Leukosit Polimorf Babi (In Vitro) Terhadap Streptococcus equi subsp. Zooepidemicus. J Vet. 1: 1.

Warr GW, Magor KE, DA Higgins. 1995. IgY : Clues To The Origins Of Modern Antibodies. Immunology Today. 16 : 392-8.

Wibawan IWT, Laemmler Ch. 1992. Relationship between group B Streptococcal serotypes and cell surface hidrophobicity. J Vet Med. 39 : 376-382.

Wibawan IWT, FH Pasaribu, IH Utama, Ch. Laemmler. 1999. The role of hyaluronic acid capsular material of Streptococcus equi subsp. zooepidemicus in mediating adherence to He La cells and in resisting phagocytosis. Research in Veterinary Science.

Wikipedia. 2006. Dental caries.http:// Wikipedia- the free encyclopedia.htm. 16 Juli 2006.

Wikipedia. 2007. Egg Yolk. http:// Wikipedia- the free encyclopedia.htm. 18 Juli 2007.

Lampiran 3 Analisa Statistik Assay Adhesi (Uji t) Ho : u1= u2 H1 : u1 > u2 Taraf nyata α = 0,05 si2 = Z(Xi-X)2 n-1 s2 = (n1-1)s12 + (n2-1)s22 n1+n2-2 t = X1 - X2 s (1/n1 + 1/n2)1/2 s1 = 3,59 s2 = 8,2 X1 = 39,9 X2 = 30,7 t = 6,10 dk = 58 t tabel = 1,31

Lampiran 4 Analisa Statistik Assay Fagositosis (Uji t) Ho : u1= u2 H1 : u1 > u2 Taraf nyata α = 0,05 si2 = Z(Xi-X)2 n-1 s2 = (n1-1)s12 + (n2-1)s22 n1+n2-2 t = X1 - X2 s (1/n1 + 1/n2)1/2 s1 = 0,37 s2 = 1,76 X1 = 1,61 X2 = 5,18 t = 6,7 t tabel = 1,31

PERAN ANTIBODI KUNING TELUR (IGY) SEBAGAI ANTI ADHESI DAN

OPSONIN UNTUK PENCEGAHAN SERANGAN MUTAN STREPTOCOCCUS

SEROTIPE d (Streptococcus sobrinus)

O

KTI

N

ADIA

P

OETRI

B053050021

S

EKOLAH

P

ASCASARJANA

I

NSTITUT

P

ERTANIAN

B

OGOR

B

OGOR

P

ERNYATAAN

M

ENGENAI

T

ESIS

D

AN

S

UMBER

I

NFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Peran Antibodi Kuning Telur (IgY) Sebagai Anti Adhesi dan Opsonin Untuk Pencegahan Serangan Mutan Streptococcus serotipe d (Streptococcus sobrinus) adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2007

Okti Nadia Poetri NRP B053050021

A

BSTRACT

OKTI NADIA POETRI. Role of Egg Yolk Antibody (IgY) as Opsonin and Anti Adhesion Against Serotype d Mutan Streptococcus (Streptococcus sobrinus). Under direction of RETNO D. SOEJOEDONO and AGUSTIN INDRAWATI.

The role of serotype d Mutan Streptococcus (Streptococcus sobrinus) spesific Immunoglobulin Y (IgY-Ss) as anti adhesion and opsonin against the same strain was studied. The eggs was collected from Single Comb Brown Leghorn which have been immunized with Streptococcus sobrinus. Agar gel precipitation test was to detect Ss in serum and egg. Egg which contain IgY-Ss was collected and extracted by PEG-Amonium sulphat and purified using fast protein liquid chromatography. The purity of IgY-Ss was determined by UV spectrophotometer. Molecular weight was established by SDS-PAGE (Sodium Dedocyl Sulphat-Poly Acrilamide Gel Electrophoresis). Biological activities of IgY-Ss to inhibit adhesion process was learned by adhesion assay. Bacterial adhesion on epithelial cell was reduced by preincubation of both S. sobrinus (107 CFU/ml) and 100 g of IgY-Ss. Adhesion values reduced from 39.9 bacterial cell/ epithelial cell to 30.7 bacterial cell/ epithelial cell. Opsonization with equal dose of IgY-Ss did not increased phagositic activity but increased phagositic capacity from 1.6 bacterial cell/ macrophag to 5.18 bacterial cell/ macrophag. These finding indicate that IgY-Ss obtained from hens immunized with S. sobrinus provide a novel alternative to treatment of S. sobrinus infection.

Key words : Immunoglobulin Y (IgY), Streptococcus sobrinus, adhesion, phagositosis.

R

INGKASAN

OKTI NADIA POETRI. Peran Antibodi Kuning Telur (Igy) Sebagai Anti Adhesi Dan Opsonin Untuk Pencegahan Serangan Mutan Streptococcus Serotipe d (Streptococcus Sobrinus). Dibimbing oleh RETNO D. SOEJOEDONO dan AGUSTIN INDRAWATI.

Ayam petelur memiliki peran penting sebagai penghasil antibodi poliklonal. Antibodi ayam atau dikenal dengan imunoglobulin Y (IgY) dapat dipurifikasi dari kuning telur. Biaya untuk memproduksi IgY relatif lebih murah daripada antibodi mamalia karena biaya pemeliharaan ayam tidak mahal, relatif lebih mudah dan cepat menghasilkan telur. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran IgY spesifik MS serotipe d (Streptococcus sobrinus) (IgY-Ss) sebagai anti adhesi dan opsonin pada sel epitel pipi. IgY spesifik dikoleksi dari telur ayam Single Comb Brown Leghorn yang telah diimunisasi dengan antigen utuh S. sobrinus. Imunisasi diaplikasikan secara intravena dengan dosis antigen utuh S. sobrinus 0,5 ml (109CFU) selama tiga hari berturut-turut pada minggu pertama . Kemudian dilakukan pengulangan imunisasi (booster) sebanyak tiga kali dengan interval waktu seminggu secara intramuskular dengan dosis antigen utuh S. sobrinus 1 ml (109CFU) dalam Freud’s adjuvant complete pada minggu kedua dan dalam Freud’s adjuvant incomplete pada minggu ketiga dan keempat. Uji agar gel presipitasi (AGP) dilakukan untuk mengetahui terbentuknya IgY spesifik S.sobrinus (IgY-Ss). Ayam yang serum dan telurnya positif pada uji AGP kemudian telurnya di koleksi untuk dilakukan ekstraksi. Ekstraksi IgY-Ss dari kuning telur menggunakan metode PEG-amonium sulfat kemudian dipurifikasi dengan fast protein liquid chromatography. Konsentrasi IgY-Ss yang telah dimurnikan dihitung dengan spektrofotometer UV. Kemudian berat molekul IgY-Ss ditentukan dengan metode SDS Page dan menggunakan pewarnaan Commasie blue. Aktifitas biologis IgY-Ss sebagai anti adhesi dipelajari dengan assay adhesi secara in vitro menggunakan sel epitel pipi manusia. Assay adhesi dilakukan dengan dosis IgY-Ss 100 g . Peran IgY-Ss sebagai opsonin dipelajari dengan assay fagositosis menggunakan dosis IgY sebesar 100 g. Hasil penelitian yang diperoleh adalah IgY-Ss telah terbentuk dalam serum pada minggu kelima, sedangkan dalam telur pada minggu kesembilan setelah imunisasi pertama. Pre-inkubasi 100 g IgY-Ss pada sel bakteri dan epitel pipi mampu menurunkan nilai adhesi dari 39,9 sel bakteri/ sel epitel pipi menjadi 30,7 sel bakteri/ sel epitel pipi. Opsonisasi dengan 100 g IgY-Ss tidak meningkatkan aktifitas fagositosis namun hanya meningkatkan kapasitas fagositosis makrofag dari 1,6 sel bakteri/ makrofag menjadi 5,17 sel bakteri/ makrofag. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ayam mampu memproduksi IgY spesifik anti S. sobrinus (IgY-Ss) pada serum dan kuning telur. Proses opsonisasi IgY-Ss pada S. sobrinus dapat meningkatkan kapasitas fagositosis. Preinkubasi IgY-Ss pada S. sobrinus (107 CFU/ ml) dan sel epitel pipi (105 sel) dapat mengurangi adhesi bakteri tersebut pada sel.

© Hak cipta milik IPB, tahun 2007 Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik

P

ERAN

A

NTIBODI

K

UNING

T

ELUR

(I

G

Y)S

EBAGAI

A

NTI

A

DHESI DAN

O

PSONIN

UNTUK

P

ENCEGAHAN

S

ERANGAN

M

UTAN

S

TREPTOCOCCUS SEROTIPE

d

(S

TREPTOCOCCUS SOBRINUS

)

O

KTI

N

ADIA

P

OETRI

B053050021

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Sains Veteriner

S

EKOLAH

P

ASCASARJANA

I

NSTITUT

P

ERTANIAN

B

OGOR

B

OGOR

Judul : Peran Antibodi Kuning Telur (IgY) Sebagai Anti Adhesi dan Opsonin Untuk Pencegahan Serangan Mutan Streptococcus serotipe d (Streptococcus sobrinus)

Nama : Okti Nadia Poetri

NRP : B053050021

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Drh. Retno D. Soejoedono, MS Ketua

Dr. Drh. Agustin Indrawati, MBiomed Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Sains Veteriner

Dr.drh.Bambang Pontjo P.

Tanggal Lulus :

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

P

RAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas ridho dan kekuatannya penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat kelulusan dari program pascasarjana pada program studi Sain Veteriner dengan judul “Peran Antibodi Kuning Telur (Igy) Sebagai Anti Adhesi Dan Opsonin Untuk Pencegahan Serangan Mutan Streptococcus Serotipe d (Streptococcus Sobrinus)”.

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada RUT XII yang telah memberi kesempatan dan dana dalam menyelesaikan penelitian ini. Rasa terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada Dr. drh. Retno D. Soejoedono atas bimbingan masukan selama penelitian ini serta berbagai kemudahan dalam menggunakan fasilitas yang menunjang penelitian. Terima kasih kepada Dr. drh. I Wayan T. Wibawan dan Dr. drh. Agustin I, Mbiomed atas bimbingan dan masukannya, drh. R Susanti MP, Efrizal SP, drh. Dwi Desmiyeni MSi, drh. Santi Chismirina MSi, drh. Ni Luh Ika, Drs. Agus Somantri, Mas Wahyu, Pa Lukman, Pa Enur atas bantuan selama penelitian. Terima kasih kepada drh. Muhammad Agus Amiruddin atas restu, doa, dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan tesis.

Bogor, Juli 2007

R

IWAYAT

H

IDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Oktober 1980 di Depok dari pasangan Ayahanda Siddiq Ahmad dan Ibunda Nenden Herni Suryasih. Penulis merupakan putri kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1992 di SDN Kukusan Beji Depok, selanjutnya tahun 1995 menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMPN 2 depok. Pendidikan menengah atas diselesaikan di SMUN 1 Depok pada tahun 1998. Gelar Sarjana Kedokteran Hewan dan Dokter Hewan diperoleh penulis di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor berturut-turut pada tahun 2002 dan 2004.

Penulis pernah bergabung dalam Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) selama 6 bulan, kemudian menjadi staf pengajar di Laboratorium Imunologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB mulai tahun 2005 sampai sekarang.

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... x Daftar Gambar ... xii Daftar Tabel ... xii I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan Penelitian ... 2 1.3 Hipotesis ... 2 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Imunoglobulin Y (IgY) ... 3 2.2 Karies Gigi ... 6 2.3 Mutan Streptococcus

2.3.1 Transmisi Mutan Streptococcus ... 2.3.2 Patogenitas Mutan Streptococcus ... 2.3.3 Streptococcus sobrinus ...

10 11 13 2.4 Fagositosis ... 14 III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu ... 17 3.2 Bahan dan Metode

3.2.1 Bahan dan Alat ... 3.2.2 Metode Penelitian

1) Re-Karakterisasi dan Identifikasi bakteri ... 2) Preparasi Antigen Utuh ... 3) Produksi Antibodi MS pada Ayam ... 4) Persiapan antigen terlarut untuk Uji Agar Gel Presipitasi ... 5) Uji Agar Gel Presipitasi ... 6) Ekstraksi dan Purifikasi IgY dari Kuning Telur Ayam ... 7) Penentuan Konsentrasi dan Berat Molekul IgY ...

Dokumen terkait