Sebuah kunci elektronik (atau 'kunci listrik') adalah perangkat penguncian yang beroperasi dengan menggunakan arus listrik. Kunci listrik kadang-kadang berdiri sendiri dengan perakitan kontrol elektronik dipasang langsung ke kunci. Sering kali kunci listrik yang terhubung ke kontrol akses sistem. Keuntungan dari sebuah kunci listrik yang terhubung dengan sistem kontrol akses meliputi: tombol kontrol, di mana kunci dapat ditambahkan dan dihapus tanpa mengunci ulang kunci silinder, kontrol akses halus, di mana waktu dan tempat merupakan faktor, dan penebangan transaksi, di mana aktivitas direkam.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Keypad)
2.7 Solenoid Valve
Gambar 2.15Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC maupun DC melalui kumparan / selenoida. Solenoid valve ini merupakan elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik, sistem hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol otomatis. Pada sebuah tandon air yang membutuhkan solenoid valve sebagai pengatur pengisian air, sehingga tandon tersebut tidak sampai kosong. Dan berbagai contoh-contoh lainnya yang tidak mungkin saya jelaskan satu persatu disini.
Solenoid valve merupakan elemen kontrol yang banyak digunakan pada industri terutama yang berhubungan dengan pengolahan fluida dan gas. Adapun fungsi utama dari solenoid valve yaitu untuk mematikan, untuk pencampuran fluida, distribusi, dose, dan release. Perlu anda ketahui bahwa solenoid valve memiliki berbagai macam jenis tergantung dari metode kerjanya dan penggunaanya. Namun, bila diamati dari modelnya, soleid valve terdiri dari dua jenis yaitu solenoid valve double coil dan single coil walaupun kedua jenis ini memiliki cara kerja yang sama.
Saat ini solenoid valve banyak diaplikasikan pada suatu proses tertentu, karena memiliki kelebihan seperti masa servis yang tergolong lama, sangat efisien, aman dan daya kontrol rendah. Dalam pengaplikasianya, solenoid valve terdiri dari beberapa variasi sesuai kegunaan mesin tersebut. Berikut ini adalah beberapa penggunaan solenoid valve:
1. Untuk menggerakkan piston valve 2. Untuk menggerakkan tabung silinder 3. Untuk menggerakkan blow set valve
(Mitsuhata, et al, 2011)
2.7.1 Prinsip Kerja Solenoid Valve
Gambar 2.16 Rangkaian Solenoid Valve
Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan arus listrik yang sesuai dengan tegangan kerja(kebanyakan tegangan kerja solenoid valve adalah 100/200VAC dan kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC adalah 12/24VDC).
Dan sebuah pin akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan dari kumparan selenoida tersebut. Dan saat pin tersebut ditarik naik maka fluida akan mengalir dari ruang C menuju ke bagian D dengan cepat. Sehingga tekanan di ruang C turun dan tekanan fluida yang masuk mengangkat diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan fluida mengalir langsung dari A ke F. Untuk melihat penggunaan solenoid valve pada sistem pneumatik.
(http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-prinsip-kerja-solenoid-valve/)
2.8 Driver Motor DC
Driver Motor DC – atau Motor arus yang disingkat DMDC merupakan perangkat elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerakan berputar. Di motor DC ada jangkar dengan satu atau lebih koil terpisah. Setiap gelung berakhir pada cincin terbelah (sakelar).Dengan isolator di antara sakelar, cincin split dapat bertindak sebagai sakelar bipolar (sakelar lemparan ganda).
Gambar 2.17 Driver Motor DC
Motor arus searah bekerja sesuai dengan prinsip gaya Lorentz, yang menurutnya ketika konduktor arus ditempatkan dalam medan magnet, gaya (dikenal sebagai gaya Lorentz) akan dibuat secara ortogonal antara arah medan magnet dan arah arus mengalir.
2.8.1 Prinsip Kerja Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk
dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip kerja pengendalian putaran motor DC-MP adalah menyambung dan memutuskan tegangan catu pada kutub-kutub motor. Secara sederhana dapat dipahami dengan memperhatikan gambar 2.17 di atas ini. Pada gambar 2.17, untuk menjadikan motor DC-MP berputar adalah dengan menekan saklar S1 dan sebaliknya untuk membuat motor tidak berputar (off) adalah dengan melepaskan tekanan pada saklar S1. Mekanisme seperti pada gambar 1 tersebut, hanya mengizinkan motor DC-MP berputar ke satu arah putar, yaitu berputar searah putar jarum jam (CW) saja, atau berputar berlawanan arah putar jarum jam (CCW).
Untuk mengganti arah putar, dapat dilakukan dengan memindah hubungan kutub-kutub motor secara berkebalikan.
(https://www.robotics-university.com/2014/12/prinsip-kerja-driver-motor-dc-magnet/).
2.9 Power Supplay
Pencatu Daya (Inggris: power supply) adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Pada dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi yang lain.Power supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya.
Power Supply Transistor adalah suatu komponen aktif terbuat dari bahan semikonduktor. Transistor digunakan di dalam suatu rangkaian untuk memerkuat isyarat, dengan kata lain mengubah isyarat masukan yang lemah menjadi isyarat yang kuat pada keluaran. Dalam membuat suatu rangkaian penguat perlu diketahui letak titik daripada arus beban agar dapat dirancang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Rangkaian transistor ini digunakan untuk mengendalikan beban yakni relay yang membutuhkan arus yang cukup besar untuk menggerakkan coilnya, sementara dari mikrokontroller tidak cukup besar arus yang dihasilkan untuk
menggerakkan relay.
Gambar 2.18 Power Supplay
(http://komponenelektronika.biz/pengertian-power-supply.html)
BAB III