• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil dan Pembahasan

4.7 Emfisema

Pengamatan daerah emfisema dilakukan dengan mengukur daerah yang mengalami emfisema. Daerah yang mengalami emfisema diukur dengan menggunakan perangkat lunak image J kemudian dibagi dengan luas lapang pandang secara keseluruhan. Hasil pengukuran daerah emfisema disajikan dalam bentuk presentasi dapat dilhat pada tabel 14.

Tabel 14 Pengamatan Persentase Daerah Emfisema Pada Mencit yang Diberi Perlakuan Jintan Hitam

Kelompok Perlakuan Persentase Daerah yang Mengalami Emfisema (%) Kontrol HS 0.1 HS 0.2 HS-Madu 19.07 ± 9.81b 15.53 ± 11.28ab 10.13 ± 4.31a 22.67 ± 11.97b Keterangan: Huruf superscript pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf p<0.05

Pengamatan terhadap persentase daerah yang mengalami emfisema menunjukkan hasil yang berbeda secara statistik antar kelompok perlakuan. Rata- rata luas daerah yang mengalami emfisema tertinggi terdapat pada kelompok kontrol dan kelompok HS Madu. Tingginya persentase daerah yang mengalami emfisema pada kelompok HS Madu diduga disebabkan karena pada kelompok HS Madu kandungan jintan hitamnya lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya (HS 0.1 dan HS 0.2).

Gambar 15. Gambaran histopatologi emfisema (tanda panah) pada organ paru- paru. Pewarnaan HE. Perbesaran 40x10

Emfisema merupakan perluasan ruangan alveol yang terjadi akibat kerusakan dinding alveol tetapi tanpa diikuti fibrosis. Pada manusia emfisema merupakan penyakit yang disebabkan karena reaksi yang kompleks akibat proses peradangan. Pada hewan emfisema hampir selalu merupakan kejadian sekunder atau dipicu oleh keadaan lain (McGavin 2007). Biasanya emfisema pada hewan dipicu oleh terhalangnya aliran udara pada saluran nafas. Meningkatnya mukus pada saluran nafas dapat menyebabkan terganggunya aliran udara pernafasan. Peningkatan jumlah sel goblet pada saluran nafas dapat menyebabkan peningkatan mukus pada saluran nafas. Peningkatan sel goblet bisa dipicu akibat adanya antigen yang berhasil masuk kedalam saluran nafas. Peningkatan sel goblet merupakan respon tubuh terhadap masuknya antigen.

4.8 Pembahasan Umum

Jintan hitam atau habbatussauda dikenal mempunyai banyak khasiat, salah satu khasiatnya adalah sebagai anti radang. Bahan aktif yang terkandung pada jintan hitam yaitu thymoquinone memiliki aktivitas anti radang karena dapat menghambat pembentukan NO (Bourgou et al. 2010) dan menghambat

pembentukan mediator inflamasi asam arachidonat dengan cara menghambat cyclooxigenase serta 5-lipooxygenase (Houghton et al. 1995).

Aktifitas anti radang jintan hitam dibuktikan dengan menurunnya eksudat pada saluran nafas (bronkhus dan bronkhiolus) yang diberi perlakuan jintan hitam. Eksudat pada saluran nafas berhubungan dengan perisitiwa peradangan yang terjadi pada saluran nafas. Penurunan eksudat pada saluran nafas ini juga diikuti dengan penurunan jumlah sel goblet pada saluran nafas. Saetta dan Turato (2000) menyatakan bahwa pada kondisi terjadi peradangan akan terjadi peningkatan jumlah sel goblet. Sel goblet merupakan sel yang bertugas untuk menghasilkan mukus yang berfungsi sebagai sistem pertahanan pada saluran pernafasan. Meningkatnya jumlah sel goblet juga akan bepengaruh terhadap eksudat pada saluran nafas.

Selain anti radang, thymoquinone juga memiliki khasiat sebagai anti bakteri. Bahan aktif yang terkandung dalam jintan hitam diketahui efektif dalam melawan bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik (Salman et al. 2008). Secara khusus Hannan (2008) melaporkan bahwa jintan hitam mempunyai kemampuan sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yang sudah resisten terhadap methilcillin. Penurunan jumlah fokus radang juga diikuti dengan penurunan jumlah sel goblet pada saluran nafas.

Penurunan jumlah fokus radang berpengaruh terhadap menurunnya jumlah sel goblet. Dengan demikian eksudat pada pada saluran nafas juga ikut berkurang. Berkurangnya eksudat pada saluran nafas diikuti dengan ketebalan otot pada kelompok perlakuan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Eksudat pada saluran nafas membuat aliran udara pernafasan menjadi tidak lancar, hal ini akan membuat otot polos pada sekitar bronkhus bekerja lebih keras sehingga menjadi lebih tebal. Aliran udara yang tidak lancar akan mempengaruhi kejadian emfisema pada paru-paru. Hasil pengamatan terhadap deerah yang mengalami emfisema menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan, namun walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata kelompok yang diberi perlakuan menunjukkan kecenderungan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Jintan

hitam memberikan pengaruh yang baik terhadap gambaran histopatologi paru- paru mencit. Dosis yang efektif memberikan efek baik pada masing masing perubahan histopatologi yang diamati dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Dosis Efektif Jintan Hitam Berdasarkan Faktor Yang Diamati Faktor yang diamati Dosis yang paling efektif Hasil Analisis Statistik

Eskudat pada bronkhus

dan bronkhiolus HS 0.1 Tidak Berbeda Nyata

Jumlah Sel Goblet HS Madu Berbeda Nyata

Luas BALT HS Madu Tidak Berbeda Nyata

Kepadatan Sel Limfoid pada BALT

HS Madu Berbeda Nyata

Kongesti dan Hemoragi HS-Madu Berbeda Nyata

Jumlah Fokus Radang HS Madu Berbeda Nyata

Ketebalan Otot Polos HS Madu Tidak Berbeda Nyata

Emfisema HS 0.2 Berbeda Nyata

Kelompok perlakuan HS Madu menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lainnya pada beberapa parameter pengamatan (Jumlah sel goblet, Luas dan kepadatan sel limfoid pada BALT, kongesti dan hemoragi, Jumlah fokus radang, dan ketebalan otot polos). Pada parameter pengamatan lainnya (emfisema) kelompok perlakuan HS 0.2 menunjukkan hasil yang baik. Secara umum dosis pada kelompok perlakuan HS Madu lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan yang lainnya, namun masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan dosis yang lebih akurat.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Konsumsi ekstrak minyak jintan hitam dan penambahan madu menunjukkan bahwa pemberian jintan hitam dan madu tidak menyebabkan peningkatan eksudasi di bronkus dan bronkiolus lumen, menurunkan aktivitas sel goblet, menurunkan area BALT dan meningkatkan densitas sel limfoid, mengurangi daerah hemoragi, fokus peradangan dan emfisema serta tidak meningkatkan penebalan otot polos. Pemberian jintan hitam dan madu efek menguntungkan pada histomorfologi paru-paru. Kelompok yang diberi perlakuan kombinasi HS Madu menunjukkan hasil terbaik dibandingkan kelompok perlakuan lainnya.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian dengan waktu penelitian yang lebih panjang, untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak minyak jintan hitam dalam jangka panjang.

2. Perlu dilakukan penelitian pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam dengan menggunakan hewan model yang mengalami gangguan pada sistem pernafasan.

3. Perlu dilakuan penelitian yang lebih lanjut untuk mendapatkan dosis yang tepat.

Daftar Pustaka

Akers R M, D M Denbow. 2008. Anatomy and Physiology of Domestic Animal. Iowa: Blackwell Publishing: 396-397

Anonim. 2011. Healthy Lung [terhubung berkala]

http://bio.rutgers.edu/~gb102/lab_10/1001am.html [17 oktober 2011] Antuono D L F, Alessandro M, Antonio FSL. 2002. Seed Yield, Yield

Components, Oil Contents And Essential Oil Content And Composition of

Nigella Sativa L. And Nigella Damascena L. IND CROP PROD 15: 59-69.

Arrington LR. 1972. Introducing Laboratory Animal Science. The Breeding, Care, and Management of Experimental Animal. New York: The Interstate Printers & Publishers Inc. 29-35

Aughey E, Frye FL. 2001. Comparative Veterinary Histology: with Clinical Correlates. London: Manson Publishing. hlm 247

Aspinall V, M O’Reilly. 2004. Introduction to Veterinary Anatomy and

Physiology. Philadelphia: Elsevier. Hlm 98-106.

Bals R, DJ Weiner, JM Wilson. 1999. The Innate Immune System in Cystic Fibrosis Lung Disease. J CLIN INVEST 103: 303-307

Banks WJ. 1993. Applied Veterinary Histology 3rd Edition. Missouri: Mosby, Inc. 390-400

Boskabady M H, H Javan, M Sajady, H Rakhshandeh. 2007. The Possible Effect of Nigella sativa Seed Extract In Asthmatic Patients. FUND CLIN

PHARMACOL 21: 559-556

Boskabady M H, VaNasim, ASediqa. 2008. The Protective Effect of Nigella sativa On Lung Injury Of Sulfur Mustard-Exposed Guinea Pigs. EXP

Bourgou S, A Pichette, B Marzouk, J Legault. 2010. Bioactivities of Black Cumin Essential Oil and Its Main Terpenes From Tunisia. S AFR J BOT 76(2): 210-216

Cesta MF. 2006. Normal Structure, Function, and Histology of Mucosa- Associated Lymphoid Tissue. TOXICOL PATHOL 34:599–608

Chaieb K, Hanene J, Kacem M, Amina B. 2011. Antibacterial Activity of Thymoquinone, an Active Pirnciple of Nigella sativa and Its Property to Prevent Bacterial Biofilm formation. J ALTERN COMPLEM MED 11(29): 1-6

Cheville NF. 2006. Introduction to Veterinary Pathology. Ed ke-3. Oxford: Blackwell Publishing. 147-150

Coonrod D. 1989. Role of Leukocytes in Lung Defences. Respiration 1989;55

(Suppl. 1):9-13 [terhubung berkala]

http://content.karger.com/ProdukteDB/produkte.asp?Doi=195746 [8 Maret 2012]

Coville T, JM Bassert. 2002. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technicians. Missoury: Mosby, Inc 220-235

D’Antuono L F, Alessandro M, Antonio FSL. 2002. Seed Yield, Yield Components, Oil Contents And Essential Oil Content And Composition of

Nigella Sativa L. And Nigella Damascena L. IND CROP PROD 15: 59- 69.

Dellmann HD, J A Eurell. 1998. Textbook of Veterinary Histology. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins 847 850

Ela EI Aboul. 2002. Cytogenic Studies on Nigella sativa Seeds Extract and Thymoquinone on Mouse Cells Infected with Schistomiasis Using Karyotyping. Mutation Research 516: 11-17.

El Danshary ES,MA Al-Gahazalia, FA Mannaab, HA Salema, NS Hassanc, MA. Abdel-Wahhabd. 2011. Dietary Honey and Ginseng Protect Against

Carbon Tetrachloride-Induced Hepatonephrotoxicity in Rats. EXP

TOXICOL PATHOL 15:1-8

El Gazzar MA, El Mezayen R, Marecki JC, Nicolls MR, Canastar A, Dreskin SC. 2006. Anti-Inflammatory effect of Thymoquinone in a Mouse Model of Allergic Lung Inflammation. Int Immunopharmacol 6:1135-1142.

Estevinho L, A P Pereira, L Moreira, L G. Dias, E Pereira. 2008. Antioxidant and antimicrobial effects of phenolic compounds extracts of Northeast Portugal honey. FOOD CHEM TOXICOL 46: 3774–3779

Fatoni. 2011. Bunga jinten hitam. http://proherbal.net/herbal-hebat-bernama- habbatussauda/. [26 Juli 2011].

Hannan A, S Saleem, S Chaudhary, M Barkaat, M U Arshad. 2008. Anti Bacterial Activity Of Nigella sativa Against Clinical Isolates Of Methilcillin Resistent Staphylococcus aureus. J Ayub Med Coll Abbottabad 20(3): 72- 74

Heitmann S, T. Tschernig, M. Larbig, I. Steinmetz, H.-J. Hedrich, R. Pabst. 1999. Immunohistological Characterization Of Leukocytes In The Lungs Of Healthy Mice And After Bacterial Intratracheal Infection. LAB ANIMAL 33: 288—294

Houghton P, R Zarka, B De Las Heras, J Hoult. 1995. Fixed Oil of Derived Thymoquinone Inhibit Generation in Leukocytes and Membrane Lipid Peroxidation. Planta Med 61(1): 33-36

Hussein AA, MK Rakha, ZI Nabil. 2003. Anti-Arrhytmic Effect of Wild Honey Against Cathecolamines Cardiotoxicity. J Med Sci 3(2): 127-136

Hutapea JR. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI. 332-340

Jones TC, Ronald DC, Norval WK. 2006. Veterinary Pathology. Iowa: Blackwell Publishing. 947-970

Kahn CM. 2010. Merck Veterinary Manual 10th Edition. [terhubung berkala] http://www.merckmanuals.com/vet/index.html [20 Agustus 2011]

Mc Gavin, M Donald, JF Zachary. 2007. Pathologic Basic of Veterinary Dissease. Missouri: Mosby Elsevier. 463-558

Olmez D, A Babayigit, G Erbil, O Karaman, A Bagriyanik, O Yilmaz, N Uzuner 2009. Histopathologic Changes in Two Mouse Models of Asthma. J Investig Allergol Clin Immunol. 19(2): 132-138

Omar A, Ghosheh S, Abdulghani A, Houdi A, Crookscor PA. 1999. High performance liquid chromatographic analysis of the pharmacologically active quinones and related compounds in the oil of the black seed (L.

Nigella sativa). J Pharm Biomed Anal. 19: 757– 62.

Ramadhan U H, Munther A Mohammedali, Huda S Abood. 2011. Study The Analgesic Activity of Nigella sativa L. Volatile Oil Againts Pain in Mice. Journal of Current Pharmaceutical Research 5(1): 36-38.

Ressang AA. 1984. Buku Pelajaran Patologi Khusus Veteriner. Denpasar: 221- 225

Rouhou S C, Souhail B, Basma H, Christophe B, Calude D, Hamadi A. 2007.

Nigella sativa L.: Chemical Composition And Physicochemical

Characteristics Of Lipid Fraction. FOOD CHEM 10: 673–681

Rostika N. 2012. Pengaruh Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Gambaran Histopatologi Lambung dan Usus Halus Mencit (Mus musculus) [skripsi]. Bogor. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor; 2012

Rubin E, HM Reisner. 2009. Essential of Robin’s Pathology 5th Edition. Philadhelphia: Wolster Kluwer. hlm 254-257

Saad B, Azaizeh H, Said O. 2005. Tradition and Prespective of Arab Herbal Medicine: A Review. eCam. 2(4): 475-479

Saetta M, G Turato. 2001. Airway pathology in asthma. Eur Respir J. 18: Suppl.

34: 18–23

Salama, Raaga H M. 2010. Clinical and Therapeutic Trials of Nigella Sativa. TAF Prev Med Bull 9(5): 513-522

Salem ML. 2005. Immunomodulatory and Therapeutic Effect of Nigella sativa L.

Seed. Intl Pharmacol 5:1749-1770

Sancheti G, PK Goyal. 2011. Evaluation of Possible Radioprotective Action of Rosmarinus officinalis L. in Swiss albino Mice [terhubung berkala] http://www.rooj.com/Radioprotection.htm [16 oktober 2011]

Sari L O R. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1: 1-7

Sarwono B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: AgroMedia Pustaka. 61-69.

Smith JBI, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis.Jakarta: UI Press. 80-81

Subarnas A. 2010. Pemanfaatan Obat Herbal dari Indigenus hingga Klinik.

[terhubung berkala] http://farmasi.unpad.ac.id/blog/pemanfaatan-obat- herbal-dari-indigenus-hingga-klinik/ [10 Oktober 2011]

Suranto A. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Jakarta: AgroMedia Pustaka. 25-26

Tizard I. 1982. An Introduction to Veterinary Immunology. Philadelphia: WB Saunders Company: 154-156

[USDA] United States Department of Agriculture. 2011. Plants Profile.

[terhubung berkala]

http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=NISA2&mapType=nativity&p hotoID= [3 Agustus 2011]

[WHO] World Health Oragnization. 2008. Traditional Medicine [terhubung berkala] http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/ [2 Agustus 2011]

[WHO] World Health Oragnization. 2011. Asthma [terhubung berkala] http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs307/en/index.html [6 Desember 2011]

Yamauchi K. 2006. Airway Remodelling in Asthma and Its Influence on Clinical Pathophysiology. Tohoku J. Exp. Med 29: 75-87.

Dokumen terkait