KELUARAN TIDAK DIKEHEDAKI :
K- dapat ditukar
5.1.5. Emisi Metan (CH
Pola Emisi metan bervariasi pada setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar 5.12. Nilai rata-rata emisi metan yang tertinggi terjadi pada perlakuan A1B1 sebesar 349 kg ha
)
-1
per musim tanam dan terendah pada A2B6 yakni sebesar 58,33 kg ha-1 per musim tanam. Perlakuan A1B1 yakni pemupukan sesuai rekomendasi pemupukan Permentan No 40 Tahun 2007 (112,5 N + 27 P2O5 + 30 K2O) dengan proses penggenangan yang terus menerus menyebabkan terciptanya kondisi anaerob yang sangat sesuai bagi bakteri metanogen sebagai penghasil CH4. Pada perlakuan A2B6 yakni pemupukan sesuai analisis laboratorium (100% dosis = 90 N + 22,3 P2O5 + 40,8 K2O) + pupuk probiotik mengalami proses pengairan intermittent. Dosis pemupukan A1B1 (112,5 N + 27 P2O5 + 30 K2O) lebih tinggi dari pada A2B6 (90 N + 22,3 P2O5 + 40,8 K2O). Dosis pemupukan N yang lebih tinggi pada perlakuan A1B1 menyebabkan lebih tingginya emisi metan dibandingkan pada perlakuan A2B6. Pemberian pupuk N pada lahan padi dapat meningkatkan emisi metan karena meningkatkan pertumbuhan padi yang
menjadi sumber metan berupa biomasa dan meningkatkan jalur emisi
Gambar 5. 12. Emisi metan (CH4) selama empat musim tanam
Pola emisi metan selama empat musim tanam menunjukkan kecenderungan peningkatan emisi metan akibat peningkatan intensitas penanaman dengan penggenangan terus menerus, sedangkan pada pengairan intermittent emisi metan cenderung konstan. Gambar 5. 13 menunjukkan peningkatan secara komulatif emisi metan selama empat musim tanam. Peningkatan komulatif emisi metan yang paling tinggi pada setiap musim tanam terjadi pada perlakuan A1B1 dengan rata emisi sebesar 338,5 kg ha-1 per musim tanam. Sedangkan peningkatan komulatif emisi metan yang paling rendah terdapat pada perlakuan A2B6 (intermittent dan pemupukan berdasarkan analisis laboratorium serta penambahan pupuk probiotik).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil Setyanto et al. (1999) mengemukakan bahwa kondisi tanah dengan penggenangan berlanjut (continously flooded) relatif mengemisi metan lebih tinggi dibandingkan dengan macak-macak dan pengairan berselang (intermittent).
Gambar 5. 13. Kumulatif metan (CH4) selama empat musim tanam
Total emisi metan selama empat musim tanam dalam setahun disajikan pada Gambar 5.14. Secara kumulatif selama empat musim tanam total emisi metan yang tertinggi sebesar 1354 kg ha-1 terdapat pada perlakuan A1B1, sedangkan total emisi metan yang terendah sebesar 253 kg ha-1 pada perlakuan A2B6. Perlakuan A1B1 yakni pemupukan sesuai rekomendasi pemupukan Permentan No 40 Tahun 2007 (112,5 N + 27 P2O5 + 30 K2O) dengan proses penggenangan yang terus menerus. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
berlanjut (continously flooded) relatif menghasilkan emisi metan lebih tinggi dibandingkan dengan macak-macak dan pengairan berselang.
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4 A1B5 A1B6 A1B7 A1B8 A2B1 A2B2 A2B3 A2B4 A2B5 A2B6 A2B7 A2B8 Perlakuan T o ta l M e ta n ( k g . h a -1 )
Gambar 5. 14. Total emisi metan pada setiap perlakuan selama empat musim tanam
Perlakuan A2B6 yakni pemupukan sesuai analisis laboratorium (100% dosis = 90 N + 22,3 P2O5 + 40,8 K2O) + pupuk probiotik mengalami proses pengairan intermittent. Hal ini sesuai dengan dengan hasil penelitian bahwa perlakuan intermittent menghasilkan emisi lebih rendah dari pada penggenangan terus menerus. Pengeringan membuat kondisi menjadi aerob pada tanah dan bakteri metanotrof yang berperan mengoksidasi CH4 menjadi CO2 sehingga banyak CH4 yang teroksidasi sebelum dilepas ke atmosfer (Setyanto et al., 1999). Selanjutnya Setyanto (2004) mengemukakan bahwa dari seluruh CH4 yang diproduksi dalam tanah hanya 16,6% yang diemisikan dan sisanya dioksidasi. Rendahnya emisi pada pengairan intermittent disebabkan oleh meningkatnya nilai reduksi-oksidasi tanah sehingga dekomposisi secara reduksi tidak berlangsung.
Perlakuan intermittent memang ditujukan untuk mengatur kondisi lahan menjadi kering-tergenang secara bergantian. Selain menghemat air irigasi intermittent dapat memberikan kesempatan pada akar untuk mendapatkan udara sehingga berkembang lebih dalam. Pengairan berselang memberikan manfaat pada lahan pertanian antara lain mencegah timbulnya besi, mencegah penimbunan H2
Berdasarkan nilai F hitung pada Tabel 5.6, diperoleh bahwa perlakuan sistem penggenangan (A), pemupukan (B) serta interaksi antara perlakuan penggenangan dan pemupukan (AxB) terhadap hasil emisi metan adalah berbeda nyata pada taraf 1%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan penggenangan yang berbeda (A1 dan A2) berpengaruh nyata terhadap hasil emisi metan. Perlakuan pemupukan yang berbeda (B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, dan B8) berpengaruh nyata terhadap hasil emisi metan. Demikian pula pada interaksi perlakuan penggenangan dan pemupukan (A1B1, A1B2, A1B3, A1B4, A1B5, A1B6, A1B7, S yang dapat menghambat perkembangan akar, mengaktifkan mikroba yang bermanfaat, mengurangi tingkat kerebahan, mengurangi jumlah anakan yang tidak produkstif, menyeragamkan pemasakan gabah, mempercepat waktu panen dan mempermudah pembenaman pupuk ke dalam tanah. Menurut Setyanto dan Rina (2011) total emisi metan dengan berbagai pengelolaan tanaman padi sawah sangat berbeda yaitu; total emisi metan yang dihasilkan pada non ICM tergenang 289,93 kg/ ha/musim, non ICM dengan intermittent irigasi 57,87 kg/ha/musim, ICM dengan intermittent irigasi 78,33 kg/ha/musim dan ICM terus tergenang 347,03 kg/ha/musim.
A1B8, A2B1, A2B2, A2B3, A2B4, A2B5, A2B6, A2B7, dan A1B8) berpengaruh nyata terhadap hasil emisi metan.
Tabel 5.6. Nilai F hitung perlakuan terhadap emisi metan selama empat musim tanam
Perlakuan Musim Tanam I
Musim Tanam II Musim Tanam III Musim Tanam IV A 2374.64 ** 418.29 ** 2320.66 ** 1651.66 ** B 8.00 ** 13.61 ** 13.20 ** 25.00 ** AxB 4.64 ** 8.67 ** 11.95 ** 19.15 ** ** = berbeda nyata pada taraf 1%;
A = sistem penggenangan; B = pemupukan; AxB = interaksi antara faktor penggenangan dan pemupukan
Interaksi antara perlakuan penggenangan dan pemupukan (AxB) yang memberikan emisi paling tinggi selama empat musim tanam adalah A1B1 (interaksi perlakuan penggenangan terus menerus dengan pemupukan sesuai rekomendasi pemupukan Permentan No 40 Tahun 2007) dan yang paling rendah A2B6 (interaksi penggenangan intermittent dengan pemupukan sesuai analisis laboratorium (100% dosis) + pupuk probiotik). Perbandingan antara interaksi A1B1 dan A2B6 terhadap hasil emisi metan adalah berbeda nyata (Uji DMRT; P = 0,05).
Untuk melihat pengaruh pemupukan dan pengairan terhadap emisi metan selama empat musim tanam dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Pengaruh pemupukan dan pengairan terhadap emisi metan selama empat musim tanam
Perlakuan MTI MT II MT III MT IV
A1B1 320.00 a 349.00 a 345.67 a 339.33 A A1B2 314.67 a 341.33 a 333.00 a 338.00 A A1B3 250.00 bc 320.67 a 266.67 b 225.33 C A1B4 234.67 bcd 244.67 b 218.33 c 262.33 B A1B5 219.00 cd 256.00 b 250.33 c 233.67 C A1B6 206.33 d 223.33 b 218.00 c 214.00 c A1B7 214.67 cd 241.00 b 224.00 c 217.67 c A1B8 266.67 b 232.33 b 226.67 c 234.33 c A2B1 87.67 e 87.33 c 75.33 d 75.00 d A2B2 85.67 e 86.33 c 77.67 d 79.00 d A2B3 82.33 e 73.33 c 78.00 d 66.33 d A2B4 74.67 e 74.33 c 76.00 d 80.67 d A2B5 74.00 e 81.33 c 77.00 d 72.33 d A2B6 69.67 e 58.33 c 64.67 d 60.33 d A2B7 75.33 e 77.33 c 75.67 d 78.33 d A2B8 82.00 e 77.33 c 78.67 d 72.33 d
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada P = 0,05 uji DMRT
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa pengaruh pemupukan pada perlakuan penggenangan terus-menerus (A1) berbeda nyata (DMRT; P = 0,05) terhadap emisi metan, sedangkan pada perlakuan pengairan intermittent (A2) selama empat musim tanam tidak berpengaruh nyata terhadap emisi metan. Pada musim tanam I perlakuan pemupukan B1 memberikan emisi metan tertinggi (320,00 kg ha-1) disusul pemupukan B2 (314,67 kg ha-1), dimana secara statistik emisi metan yang dihasilkan pemupukan B1 dan B2 tidak berbeda nyata (DMRT; P = 0,05), tetapi berbeda nyata terhadap pemupukan lainnya yakni B3, B4, B5, B6, B7 dan B8. Pada musim tanam II perlakuan pemupukan B1 juga memberikan emisi metan tertinggi (349,00 kg ha-1) disusul pemupukan B2 dan B3, dimana
berbeda nyata, tetapi berbeda nyata terhadap pemupukan lainnya yakni B4, B5, B6, B7 dan B8. Pada musim tanam III perlakuan pemupukan B1 juga memberikan emisi metan tertinggi (345,00 kg ha-1) disusul pemupukan B2 (333,00 kg ha-1) dimana secara statistik emisi CH4 yang dihasilkan pemupukan B1 dan B2 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata terhadap pemupukan lainnya yakni B3, B4, B5, B6, B7 dan B8. Demikian juga pada musim tanam IV perlakuan pemupukan B1 memberikan emisi metan tertinggi (339,33 kg ha-1) disusul pemupukan B2 (338,00 kg ha-1) dimana secara statistik emisi metan yang dihasilkan pemupukan B1 dan B2 tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata terhadap pemupukan lainnya yakni B3, B4, B5, B6, B7 dan B8. Secara umum selama empat musim tanam perlakuan A1B1 yakni penggenangan terus menerus dengan pemupukan sesuai rekomendasi pemupukan Permentan No 40 Tahun 2007 adalah menghasilkan emisi metan
Tabel 5.8. Pengaruh pemupukan terhadap emisi metan selama empat musim tanam
yang tertinggi, sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan A2B6 yakni pengairan intemittent dengan pemupukan sesuai analisis laboratorium (100% dosis) + pupuk probiotik. Untuk mengetahui pengaruh pemupukan terhadap emisi metan selama empat musim tanam dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.
Pemupukan MT I MT II MT III MT IV B1 203.83 a 218.17 A 210.50 a 207.17 A B2 200.17 a 213.83 A 205.33 a 208.50 A B3 166.17 bc 197.00 A 172.33 b 145.83 C B4 154.67 bc 159.50 Bc 147.17 c 171.50 B B5 146.50 c 168.67 b 163.67 bc 153.00 C B6 138.00 c 140.83 C 141.33 c 137.17 C B7 145.00 c 159.17 Bc 149.83 bc 148.00 C B8 174.33 b 154.83 Bc 152.67 bc 153.33 C
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada P = 0,05 uji DMRT
Pengaruh perlakuan pemupukan terhadap emisi metan selama empat musim tanam memperlihatkan bahwa pemupukan B1 yakni pemupukan sesuai rekomendasi pemupukan Permentan No 40 Tahun 2007 (112,5 N + 27 P2O5 + 30 K2O) secara umum menghasilkan emisi metan yang tertinggi, sedangkan yang menghasilkan emisi metan terendah adalah pemupukan B6 yakni pemupukan sesuai analisis laboratorium (100% dosis