• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

P. eryngii florida ostreatus 15

hari

30 hari 45 hari 15 hari 30 hari 45 hari 15 hari 30 hari 45 hari MEA 3.88 a 4.82 a 4.91 a 4.24 a 0.28 b 0.38 b 1.62 b 4.51 a 4.92 a PDA 0.72 b 1.17 b 3.46 a t.d. t.d. t.d. 0.82 b 1.04 b 3.73 a MPA 1.08 b 1.22 b 2.81 b t.d. t.d. t.d. 0.69 b 0.69b 4.10a

Keterangan : - t.d. : tidak terdeteksi

- Angka yang diikuti dengan huruf yang sama dalam baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata berdasarkan analisis GLM - Repeated Measure pada taraf signifikansi 0.05 Media MPA terbuat dari MEA dengan tambahan pepton dan NaCl. Bertambahnya pepton berarti bertambah pula kandungan nitrogen dalam media. Diduga kandungan nitrogen tersebut terlalu tinggi sehingga saat jamur commit to user

dipindahkan dalam bagas tidak tumbuh sebaik jamur dengan media kultur awal MEA.

Perbedaan jamur juga mempengaruhi proses delignifikasi. Hal ini dibuktikan dengan sangat rendahnya kadar lignin bagas yang didelignifikasi oleh jamur P. florida dibandingkan delignifikasi bagas oleh P. eryngii dan P. ostreatus (Lampiran 3. Tabel F). Kadar lignin bagas yang didelignifikasi selama 45 hari oleh jamur P. florida dengan MEA sebagai media kultur awal hanya berkurang sebesar 0,38% (Tabel 3). Penurunan kadar lignin bagas yang didelignifikasi P. florida dengan PDA dan MPA sebagai media kultur awal tidak terdeteksi.

Delignifikasi sangat bergantung pada produksi enzim Mn peroksidase dan Li peroksidase. Enzim ini dapat memecah ikatan lignin yang sangat kuat sehingga lignin dalam lignoselulosa dapat terlepas dan dapat didegradasi. Produksi Mn peroksidase dan Li peroksidase bergantung pada pertumbuhan jamur itu sendiri. Jika jamur tidak tumbuh dengan baik maka enzim-enzim tersebut juga tidak akan terproduksi sehingga tidak terjadi proses biodelignifikasi. Selain itu, dapat pula dipengaruhi oleh kurang kuatnya ekspresi enzim yang diproduksi jamur sehingga delignifikasi yang terjadi juga tidak optimal. Penurunan kadar lignin yang terjadi juga dipengaruhi oleh lama waktu inkubasi jamur dalam bagas, semakin lama waktu inkubasi maka semakin besar pula penurunan kadar lignin yang terjadi. b. Kadar Holoselulosa

Kadar holoselulosa dalam kayu menyatakan jumlah senyawa karbohidrat atau polisakarida yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa (Siagian, 2003). Degradasi holoselulosa juga terjadi seiring dengan proses delignifikasi bagas yang

menggunakan tiga jenis Pleurotus spp. yang ditandai dengan turunnya kadar holoselulosanya. Degradasi ini diduga berguna untuk memecah holoselulosa menjadi molekul yang lebih kecil.

Berbeda dengan kadar lignin, penurunan kadar holoselulosa tidak dipengaruhi oleh jenis jamur. Pada analisa data diketahui perbedaan penurunan kadar holoselulosa tidak berbeda nyata antara satu sama lain dalam waktu inkubasi yang sama (Lampiran 4. Tabel E). Kemudian, perbedaan media kultur awal jamur juga tidak mempengaruhi besar penurunan kadar holoselulosa (Lampiran 4. Tabel G).

Tabel 4. Penurunan kadar holoselulosa bagas (dalam %) setelah proses delignifikasi menggunakan perlakuan Pleurotus spp. dengan tiga media kultur awal berbeda

Media Kultur

P. eryngii P. florida P. ostreatus 15

hari

30 hari 45 hari 15 hari 30 hari 45 hari 15 hari 30 hari 45 hari MEA 0.88 a 1.35 a 1.64 b 0.45 a 0.45 a 2.81 c 0.38 a 1.16 a 2.71 c

PDA 0.76 a 2.58 c 3.04 c 0.96 a 0.55 a 1.95 b 0.51 a 2.54 c 2.89 c MPA 1.08 a 1.02 a 1.68 b 0.25 a 1.65 b 2.26 c 0.24 a 1.07 a 2.27 c Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama dalam baris yang sama

menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata berdasarkan analisis GLM - Repeated Measure pada taraf signifikansi 0.05

Hal ini terjadi karena jamur Pleurotus spp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan selulosa, seperti enzim protease dan selulase. Kemungkinan, enzim inilah yang lebih banyak dihasilkan oleh jamur P. florida pada proses pertumbuhannya dalam bagas, sehingga proses delignifikasi tidak berjalan sempurna meskipun jamur ini dapat tumbuh dalam bagas. Enzim ini akan mendegradasi selulosa bagas yang tidak terikat oleh lignin sehingga tetap mendapatkan nutrisi. Pertumbuhan yang kurang baik mendorong jamur P. florida

untuk memperoleh nutrisi secara lebih cepat dengan tidak mengeluarkan energi lebih besar dengan produksi enzim pendelignifikasi.

Menurut Samsuri (2007) penurunan kadar holoselulosa yang terjadi disebabkan karena semakin lama perlakuan maka kebutuhan makanan dari jamur juga akan semakin besar. Dalam bagas selulosa dikelilingi oleh lignin, sehingga ligninlah yang terlebih dahulu diuraikan oleh jamur. Kemudian baru selulosa yang akan diuraikan oleh jamur menjadi senyawa sederhana yang dipergunakan jamur sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya.

Perbedaan kadar holoselulosa yang nyata dipengaruhi lama waktu delignifikasi, yaitu semakin lama waktu untuk delignifikasi maka semakin besar pula kehilangan kadar selulosa yang terjadi (Lampiran 4.Tabel D). Penurunan kadar holoselulosa baru terlihat lebih sinifikan setelah didelignifikasi selama 45 hari dibandingkan dengan lama inkubasi 15 dan 30 hari (Tabel 4). Pada inkubasi 15 sampai 30 hari, kadar holoselulosa tidak berkurang secara signifikan. Hal ini dapat terjadi karena proses delignifikasi memang membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga holoselulosa tidak segera terdegradasi pada inkubasi 15 sampai 30 hari.

c. Kadar α-selulosa

Proses delignifikasi menggunakan tiga jenis jamur Pleurotus spp. dengan

media kultur awal yang berbeda juga mengakibatkan penurunan kadar α-selulosa

bagas. Hal ini menandai bahwa juga terjadi degradasi α-selulosa pada bagas. Seperti yang terjadi pada penurunan kadar holoselulosa, penurunan kadar α

selulosa tidak dipengaruhi oleh jenis dan media kultur awal jamur (Lampiran 5. Tabel E).

Tabel 5. Penurunan kadar α-selulosa bagas (dalam %) setelah proses delignifikasi menggunakan Pleurotus spp. dengan tiga media kultur awal berbeda Media

Kultur

P. eryngii P. florida P. ostreatus 15

hari

30 hari 45 hari 15 hari 30 hari 45 hari 15 hari 30 hari 45 hari MEA 0.09 a 0.19 a 5.19 c 2 b 2 b 3c 0.93 a 0.93 a 4.81 c

PDA 0.05 a 1.94 b 3.11 c 0.84 a 0.84 a 1.98 b 0.88 a 1.66 a 2.42 c MPA 0.64 a 1.76 b 2.97 c 0.17 a 0.87 a 2.54 c 0.33 a 1.58 b 2.26 c Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama dalam baris yang sama

menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata berdasarkan analisis GLM - Repeated Measure pada taraf signifikansi 0.05

Secara umum, perbedaan waktu inkubasi menyebabkan perbedaan yang

nyata terhadap penurunan kadar α-selulosa bagas (Lampiran 5. Tabel D).

Penurunan kadar α-selulosa ini disebabkan karena proses delignifikasi akan memecah ikatan lignin yang kuat sehingga selulosa dapat terjangkau oleh jamur. Jamur mensintesis enzim yang digunakan untuk memecah selulosa menjadi molekul yang lebuh kecil yang digunakan sebagai nutrisinya. Proses ini memerlukan waktu yang relatif lama, karena delignifikasi juga berlangsung relatif lama.

BAB V KESIMPULAN

Proses delignifikasi bagas yang cepat dilakukan oleh jamur P. ostreatus dan P. eryngii yang ditumbuhkan pada media kultur awal MEA yaitu sebesar 4.92% dan 4.91%

dari total bagas. Tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam proses degradasi

holoselulosa dan α-selulosa bagas oleh ketiga jamur dengan tiga media kultur awal yang berbeda.

Dokumen terkait