• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Lalu Lintas Jam Puncak

Dalam dokumen PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN (Halaman 42-58)

L ALU L INTAS

2. Estimasi Lalu Lintas Jam Puncak

Perlu pula ditentukan kondisi lalu lintas “terburuk” yang mungkin terjadi dalam periode 1 jam selama hari tertentu dalam tahun rencana, yang disebut sebagai

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

lintas dalam kondisi “terburuk”, pasti akan dapat menampung lalu lintas pada kondisi di luar itu. Untuk keperluan ANDALALIN, keadaan “terburuk” diartikan sebagai keadaan yang paling sering terjadi dan tidak perlu merupakan keadaan terburuk absolut. Ada dua situasi yang dapat diklasifikasikan sebagai keadaan “terburuk”, yaitu:

a. jam puncak bangkitan lalu lintas ditambah dengan lalu lintas menerus pada jam tersebut;

b. jam puncak dari lalu lintas menerus di sekitar lokasi ditambah bangkitan lalu lintas pada jam tersebut.

a. Perjalanan Masuk/Keluar

Perjalanan masuk/keluar lokasi pengembangan dihitung untuk jam rencana, misalnya pada jam puncak sore hari dari jalan sekitar lokasi.

Tingkat bangkitan lalu lintas juga diidentifikasi menurut lalu lintas masuk dan keluar lokasi. Secara rata-rata perhari, jumlah lalu lintas masuk dan keluar lokasi adalah sama, tetapi untuk waktu tertentu akan didominasi oleh salah satu arah lalu lintas. Sebagai contoh, untuk perkantoran, pada pagi hari lalu lintas masuk akan jauh lebih banyak daripada lalu lintas keluar sementara pada sore hari lalu lintas keluar akan lebih banyak daripada lalu lintas masuk. Sebaliknya untuk kawasan permukiman, pada pagi hari lalu lintas keluar akan lebih banyak daripada lalu lintas masuk, dan pada sore hari lalu lintas masuk akan jauh lebih banyak daripada lalu lintas keluar.

3.5 DISTRIBUSI LALU LINTAS

Tahap berikutnya adalah distribusi lalu lintas yang bertujuan untuk menganalisis karakteristik lalu lintas antara kawasan yang dikembangkan dan wilayah sekitarnya. Ada dua metoda untuk perhitungan Distribusi Lalu Lintas yaitu: metode manual dan metode dengan menggunakan model.

Metode Manual:

• Metode Analogi: menggunakan basis data lalu lintas eksisting yang dikumpulkan dari guna lahan sejenis.

• Studi Asal-Tujuan: menggunakan basis survai asal-tujuan terdahulu.

• Metode Manual dari Model Gravity: model ini didasarkan pada pemikiran bahwa jumlah perjalanan antara zona i dan j adalah sebanding dengan jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh i, dan jumlah perjalanan yang ditarik ke j, dan berbanding terbalik dengan jumlah perjalanan dari zona i ke zona j. Model gravity yang digunakan dalam analisis ini:

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Tij = ffij * Pi * Aj ∑ Aj * ffij Dimana:

Tij = perjalanan dari zona i ke zona j

ffij = faktor friksi (faktorpenyesuaian untuk zona ij Pi = Bangkitan di zona i

Aj = Tarikan di zona j

Metode Pemodelan:

Keluaran dari model dapat dipakai sebagai pembanding dan koreksi bagi perhitungan distribusi manual. Dalam proses pembebanan manual, sangat umum bila dipakai metode pemodelan untuk menentukan persentase distribusi kendaraan. Namun untuk pembebanan jaringan jalan yang sangat besar, metoda pemodelan merupakan pilihan yang tepat.

3.6 PEMILIHAN MODA

Pemilihan Moda dalam ANDALALIN adalah proses untuk mengestimasi jumlah perjalanan antar zona yang diperkirakan akan menggunakan moda selain kendaraan pribadi.

3.7 PEMBEBANAN LALU LINTAS

Setelah mengetahui distribusi menurut arah, langkah selanjutnya dalam analisis adalah pembebanan lalu lintas (lalu lintas bangkitan dan lalu lintas menerus) pada jaringan jalan dan pembebanan lalu lintas bangkitan pada tiap-tiap pintu masuk lokasi. Pembebanan lalu lintas ini adalah dasar dalam mengestimasi apakah jaringan jalan dapat menampung tambahan lalu lintas yang dibangkitkan oleh kawasan baru tersebut.

Langkah selanjutnya dari pembebanan lalu lintas adalah estimasi gerakan membelok menuju tiap-tiap pintu masuk kawasan. Untuk itu diperlukan informasi mengenai jumlah dan lokasi dari pintu masuk/keluar. Gambar 3.2 dapat memberi panduan (dalam persentase) untuk pembebanan bangkitan perjalan ke tiap-tiap pintu masuk di suatu pusat perbelanjaan yang memiliki dua pintu masuk pada tiap-tiap jalan eksternal. Distribusi untuk perjalanan keluar diasumsikan serupa dengan distribusi perjalanan masuk, tetapi relatif lebih seimbang. Bila distribusi perjalanan masuk 80 – 20 persen, distribusi perjalanan keluar bisa 70 – 30 persen atau 60 – 40 persen.

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Gambar 3.2: Panduan pembebanan lalu lintas masuk 3.8 ANALISIS KONDISI YANG AKAN DATANG

Analisis kondisi yang akan datang adalah untuk menentukan dampak dari lalu lintas yang dibangkitkan terhadap unjuk kerja sistem transportasi. Bangkitan lalu lintas tersebut dievaluasi untuk menentukan apakah dampaknya (1) signifikan dan/atau (2) merugikan.

Signifikansi ditentukan dengan mempertimbangkan persentase lalu lintas di jalan yang dibangkitkan selama jam puncak yang berkaitan dengan kapasitas maksimum jalan.

Kawasan pengembangan dikatakan mempunyai dampak yang merugikan bila:

a. Bila jalan mengalami penurunan nilai V/C rasio di bawah nilai yang direncanakan.

b. Bila jalan terkena dampak secara signifikan, dan tidak dapat ditingkatkan karena kondisi fisik, kebijakan yang berlaku, dan masalah lingkungan.

c. Bila jalan terkena dampak secara signifikan, dan pada saat ini nilai V/C rasio sudah di bawah nilai yang disyaratkan, tetapi jalan itu dalam 5 tahun belum masuk dalam program peningkatan pemerintah daerah.

Analisis Kapasitas:

Dua variabel penting yang mempengaruhi kapasitas adalah kondisi jalan dan kondisi lalu lintas yang umum. Kondisi umum dari jalan ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik fisik jalan, diantaranya: alinyemen vertikal dan

Lokasi

20% 80% 100 % 70-80% 30-20% < 10% 30 -20% 70 -80% 100% 100%

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

alinyemen horizontal, lebar lajur, jumlah lajur, lajur tambahan (belok kiri, belok kanan, lajur perubahan kecepatan), dan persimpangan.

Kondisi umum dari lalu lintas ditentukan oleh faktor-faktor antara lain volume lalu lintas, persentase kendaraan berat, sifat konflik kendaraan yang melakukan gerakan membelok, dan sifat konflik kendaraan dengan pejalan kaki/pengendara sepeda. Karena kondisi lalu lintas terus-menerus berubah, maka kapasitas juga berubah. Oleh karena itu kerangka waktu untuk kapasitas tertentu tergantung pada kerangka waktu kondisi lalu lintas yang masuk dalam analisis. Dengan kata lain, lalu lintas pada hari kerja pada jam puncak sore dapat dipakai untuk mendefinisikan kondisi lalu lintas yang umum, dan bukan lalu lintas jam rata-rata (average hour’s traffic).

Ukuran dari efek berbagai kombinasi kondisi jalan dan kondisi lalu lintas (juga sebagai kondisi operasi) terhadap kapasitas disebut tingkat pelayanan. Kecepatan rata-rata merupakan indikator yang baik untuk tingkat pelayanan. Bila kecepatan rata-rata naik, maka tingkat pelayanan juga naik.

Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas dan tingkat pelayanan, gangguan lalu lintas (seperti pergerakan pejalan kaki) dianggap sebagai yang paling kritis. Gangguan lalu lintas pada persimpangan sebidang dan tingkat pelayanan dalam banyak hal menentukan kapasitas.

Karena pentingnya persimpangan sebidang dalam menentukan kapasitas jalan, maka perlu ditetapkan apakah kapasitas persimpangan di sekitar kawasan pengembangan cukup untuk mengatasi antisipasi volume lalu lintas.

3.9 ANALISIS MITIGASI

Mitigasi dapat berupa peningkatan kapasitas atau pengurangan permintaan. Bila hasil analisis mengindikasikan bahwa sistem transportasi akan beroperasi pada tingkat pelayanan yang memadai, maka tidak perlu dilakukan peningkatan. Namun demikian, bila pengembangaan kawasan menghasilkan tingkat pelayanan yang rendah, maka perlu diselidiki peningkatan/perbaikan apa yang perlu dilakukan. Perlu dipertimbangkan berbagai alternatif untuk melakukan peningkatan/perbaikan. Setiap pilihan yang diambil harus dimonitor untuk memastikan tingkat keberhasilan. Cara-cara mitigasi harus mempertimbangkan:

• Tahapan pembangunan kawasan. • Kebutuhan dana.

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Adapun cara-cara mitigasi meliputi: • Pembangunan fasilitas baru. • Penambahan jumlah lajur.

• Penerapan strategi manajemen sistem transportasi. • Manajemen akses.

• Peningkatan angkutan umum.

• Penerapan manajemen permintaan angkutan. • Perubahan site plan atau tata guna lahan. 3.10 AKSES LINGKUNGAN, SIRKULASI DAN PARKIR

Proses ini meliputi pengkajian ulang terhadap rencana pembangunan dan rencana peningkatan yang diusulkan, yang menilai kemungkinan dampak dari proyek terhadap pergerakan lalu lintas serta evaluasi keselamatan dan operasi pada titik-titik akses menuju kawasan.

Penanganan Manajemen Akses

Sasaran manajemen akses adalah untuk menjamin keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas pada jaringan jalan dan pada titik-titik akses menuju kawasan, dengan cara menmbatasi titik konflik, memisahkan titik konflik, meniadakan arus membelok dan antrian dari lalu lintas menerus.

Adapun prinsip manajemen akses adalah: semakin banyak titik akses, semakin rendah kemampuan jalan untuk melayani lalu lintas menerus atau pergerakan sepanjang jalan tersebut.

Sirkulasi di sekitar kawasan

Disamping menempatkan titik-titik akses secara tepat, semua site plans harus menyediakan sirkulasi internal yang baik dan lancar. Disain jalan di dalam kawasan harus sedemikian rupa sehingga sirkulasi internal tidak memotong/menggunakan jaringan jalan eksternal.

Kriteria Disain Jalan Akses:

• Desain sirkulasi dalam kawasan, parkir, dan titik akses harus dengan mudah mengakomodir pergerakan kendaraan, termasuk angkutan umum dan pejalan kaki.

• Akses sirkulasi untuk angkutan barang yang memasok barang ke kawasan tersebut harus dibuat terpisah dari akses dan sirkulasi kendaraan lainnya serta tidak mengganggu pejalan kaki atau parkir.

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Keselamatan

Site plan harus dikaji untuk memastikan bahwa sistem sirkulasi internal dan titik akses telah didesain untuk pejalan kaki, pesepeda dan keselamatan kendaraan guna meminimalkan konflik-konflik potensial yang mungkin timbul.

Akses Lingkungan, Sirkulasi dan Parkir yang direkomendasi

Rekomendasi untuk akses lingkungan, sirkulasi, dan parkir bergantung pada hasil analisis strategi mitigasi dan pemilihan alternatif. Strategi mitigasi dapat mempengaruhi lokasi jalan masuk dan persyaratan manajemen aksespada jalan sekitarnya.

3.11 KAJI ULANG DAN PERIJINAN

Langkah terakhir menuju persetujuan Andalalin adalah proses pengkajian ulang dan pemberian perijinan oleh instansi yang berwenang, dimana semua instansi terkait dapat memberi tanggapan atas hasil Andalalin tersebut.

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

BAB IV

PEDOMAN DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS i. Daftar Isi

ii. Daftar Tabel iii. Daftar Gambar 4.1 PENDAHULUAN

Bab ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara jelas tata guna lahan dan sistem transportasi pada lokasi pengembangan berserta area sekitarnya.

a. Proyek yang Diusulkan

Berisi uraian singkat mengenai proyek yang diusulkan, yang meliputi antara lain latar belakang dan tujuan proyek dimaksud.

b. Lokasi dan Batas Kawasan Kajian

Berisi uraian singkat mengenai dimensi dan luas lahan, lokasi, dan site plan yang termasuk dalam batas yurisdiksi kawasan kajian. Secara umum, kawasan kajian harus mencakup semua titik akses ke kawasan tersebut, ruas-ruas jalan, persimpangan-persimpangan yang kritis (baik ber-APILL ataupun non-APILL), dimana arus lalu lintas yang dibangkitkan proyek pembangunan kawasan memberi dampak secara signifikan.

c. Kondisi Saat Ini dan Rencana Pengembangan Kawasan

Kondisi eksisting maupun rencana dari penggunaan tanah harus dilaporkan dalam kaitannya dengan rencana tata ruang dalam batas yurisdiksi kawasan kajian. Pihak pengembang harus mengajukan “rencana penggunaan tanah” secara spesifik, karena penggunaan tanah tertentu harus mendapat “izin lokasi” dari pemerintah daerah. Pengajuan sebaiknya menyertakan pula dua atau tiga penggunaan tanah yang sejenis di sekitar lokasi, sehingga memudahkan pemerintah daerah untuk mengkaji.

d. Kondisi Saat Ini dan Rencana Pengembangan Kawasan Sekitar

Uraian lengkap mengenai tata guna lahan eksisting berikut penggunaan lahan eksisting sekitar lokasi proyek harus dimasukan dalam laporan. Pihak pengembang melaporkan pula rencana penggunaan lahan di sekitarnya, sehingga setiap perubahan dapat diidentifikasi. Hal ini sangat penting terutama bila kawasan di sekitarnya masih kosong.

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

e. Kondisi Saat Ini dan Rencana Jaringan Jalan dan Persimpangan

Pihak pengembang harus menjelaskan kondisi eksisting dari jaringan jalan berikut persimpangan (secara geometrik dan persimpangan yang diatur dengan APILL/non-APILL), serta rencana pemerintah daerah dalam peningkatan yang meliputi: dasar-dasar dan taraf peningkatan, jadwal pelaksanaan, instansi yang bertanggung jawab, dan sumber pendanaan.

4.2 ANALISIS KONDISI EKSISTING

Bab ini berisi penjelasan hasil analisis volume/kapasitas eksisting dari jaringan jalan dan persimpangan kawasan kajian berikut data-data lain yang diperlukan.

a. Volume Lalu Lintas Harian dan Jam-Jam Puncak

Sub-bab ini menguraikan diagram skematik yang menggambarkan volume lalu lintas harian dan jam puncak di jaringan jalan pada kawasan kajian. Volume gerakan membelok dan volume di jalan utama disajikan dalam 3 kondisi jam puncak (puncak pagi, puncak siang, yang dibangkitkan oleh kawasan), karena volume di jalan utama dapat merefleksikan volume lalu lintas harian.

Sumber dan/atau metoda penghitungan untuk semua volume lalu lintas disajikan pada sub-bab ini.

b. Analisis Volume/Kapasitas pada Titik-Titik Kritis

Berdasarkan teknik-teknik KAJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) dan nomograph derivatif, analisis keseimbangan (relatif) antara volume jalan dan kapasitas jalan dapat dijelaskan pada sub-bab ini. Analisis dilakukan untuk kondisi eksisting (baik geometrik jalan, maupun persimpangan APILL/non-APILL) pada jam sibuk tertentu. 4.3 ANALISIS KONDISI AKAN DATANG TANPA PENGEMBANGAN

Bab ini akan menjelaskan ramalan volume lalu lintas di tahun mendatang dan kemampuan jaringan jalan untuk mengakomodasinya, apabila tidak terjadi perubahan peruntukan lahan di kawasan kajian. Tahun rencana untuk proyeksi ke depan dapat ditentukan oleh instansi yang akan memeriksa dan/atau dapat pula bergantung pada waktu pelaksanaan rencana pengembangan kawasan.

a. Volume Lalu Lintas Harian dan Jam-Jam Puncak

Laporan ini harus secara jelas mengidentifikasikan metoda dan asumsi yang dipakai untuk peramalan volume lalu lintas, sehingga instansi yang memeriksa dapat mengerjakan perhitungan dengan cara yang sama.

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

b. Analisis Volume/Kapasitas pada Titik-Titik Kritis

Kemampuan sistem jaringan jalan eksisting untuk mengakomodasi lalu lintas di tahun rencana tanpa adanya pengembangan kawasan akan diuraikan pada sub-bab ini. Jika rencana peningkatan atau modifikasi jalan sudah disepakati pelaksanaannya, maka analisis volume/kapasitas harus mengakomodir kondisi ini.

4.4 BANGKITAN LALU LINTAS

Bab ini akan menjelaskan jumlah bangkitan lalu lintas dari suatu lokasi kegiatan, baik harian maupun untuk kondisi 3 jenis jam puncak. Tingkat bangkitan lalu lintas yang dipakai dalam tahapan ini diambil dari pedoman teknis. Deviasi dari tingkat bangkitan lalu lintas harus di-justifikasi dan dilaporkan, sehingga memudahkan instansi yang memeriksa.

4.5 DISTRIBUSI PERJALANAN

Pendistribusian dari lalu lintas yang dibangkitkan suatu lokasi kegiatan untuk perioda waktu tertentu dijelaskan pada bab ini. Sebagaimana halnya pada semua analisis teknik, metoda dasar dan asumsi yang dipakai harus secara jelas diuraikan, untuk memudahkan pemeriksaan.

4.6 PEMBEBANAN PERJALANAN

Bab ini menjelaskan pembebanan lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu lokasi kegiatan pada jaringan jalan di kawasan kajian. Kemudian volume lalu lintas hasil pembebanan dikombinasikan dengan volume lalu lintas tahun rencana dari Bab 3, sehingga diperoleh volume tahun rencana untuk jalan utama dan gerakan membelok, apabila kawasan pengembangan dibangun.

4.7 ANALISIS KONDISI MENDATANG DENGAN PENGEMBANGAN

Bab ini menjelaskan kelayakan/kecukupan dari sistem jaringan jalan untuk mengakomodasi lalu lintas di tahun mendatang bila kawasan pengembangan dibangun.

a. Volume Lalu Lintas Harian dan Jam Puncak

Volume lalu lintas pada jalan utama dan volume gerakan membelok pada jaringan jalan di kawasan kajian akan disajikan pada sub-bab ini, termasuk di dalamnya sirkulasi internal dari volume lalu lintas pada perioda waktu tertentu.

b. Analisis Volume/Kapasitas pada Titik-Titik Kritis

Sebagaimana halnya pada sub-bab 2 dari Bab B dan Bab C, analisis volume/kapasitas dilakukan pada jam puncak tertentu untuk kondisi mendatang bila kawasan pengembangan dibangun.

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

4.8 REKOMENDASI PERBAIKAN

Sekiranya hasil analisis menunjukan bahwa tingkat pelayanan tidak memuaskan akan terjadi pada sistem jaringan jalan dikawasan kajian, maka uraian rencana peningkatan untuk memperbaiki kondisi tersebut harus dicantumkan pada bab ini. Namun usulan perbaikan ini tidak termasuk proyek-proyek pemda yang sudah disepakati sebagaimana telah diuraikan pada butir 1 dan ikut dianalisis pada butir 2 dan butir 3.

a. Usulan Rekomendasi Peningkatan

Sub-bab ini menjelaskan lokasi, dasar-dasar dan seberapa jauh usulan-usulan peningkatan dilakukan untuk dapat meningkatkan kapasitas jalan. Bersama daftar usulan-usulan peningkatan, disertakan pula estimasi awal dari biaya, sumber pendanaan, waktu dan kemungkinan pelaksanaannya.

b. Analisis Volume/Kapasitas pada Titik-Titik Kritis

Iterasi lain pada analisis volume/kapasitas dilakukan dan dijelaskan, sehingga dapat diperoleh gambaran hasil-hasil dari pelaksanaan usulan peningkatan tersebut.

4.9 KESIMPULAN

Bab terakhir dari laporan ini merupakan kesimpulan analisis yang diuraikan dengan jelas dan ringkas. Jadi, Bab Kesimpulan ini dapat dipakai sebagai Ringkasan Eksekutif.

Disetujui di:………. Pada tanggal:………. Ketua BAPPEDA (………..) Kepala Dinas Tata Kota (………..) Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Dinas Bina Marga (……….)

Kepala Dinas Perhubungan

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

BAB V

PEDOMAN DOKUMEN MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

i. Daftar Isi

ii. Daftar Tabel iii. Daftar Gambar 5.1 PENGANTAR

a. Dokumen Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas ini merupakan dokumen yang menguraikan tingkat permasalahan lalu lintas sebagaimana yang direkomendasikan dalam Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas.

b. Dokumen manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas hendaknya memuat sekurang-kurangnya, namun tidak terbatas pada ruang lingkup tersebut di bawah.

5.2 RUANG LINGKUP DOKUMEN MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS Ruang Lingkup Dokumen Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas minimal memuat: Bab I UMUM

Bab ini memuat peta lokasi proyek berikut jaringan jalan sekitarnya dengan uraian jenis guna lahan yang akan dikembangkan.

Bab II MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Menguraikan jenis-jenis manajemen dan rekayasa lalu lintas yang harus dilakukan, sesuai rekomendasi yang telah diusulkan dan disetujui oleh instansi yang berwenang. Dalam Bab ini ditampilkan pula gambar teknis lengkap dari upaya-upaya manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dilakukan baik dalam jangka mendesak, menengah, maupun panjang.

Upaya-upaya manajemen dan rekayasa lalu lintas ini meliputi, namun tidak terbatas pada:

a. penetapan sirkulasi arah lalu lintas; b. perbaikan geometrik jalan;

c. penyiapan daerah milik jalan (DAMIJA / ROW); d. penyediaan fasilitas bagi angkutan umum; e. penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki;

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

g. peningkatan kapasitas parkir; h. perbaikan akses internal;

i. pembangunan jalan, simpang, dan akses baru; j. dll sesuai kebutuhan setempat.

Bab III KONTRIBUSI PENGEMBANG

Bab ini menguraikan kontribusi yang harus dilakukan oleh pihak Pengembang dalam bentuk upaya-upaya manajemen dan rekayasa lalu lintas, termasuk kendala-kendala yang dihadapi untuk penyelesaiannya.

Sebagai contoh:

Bila pembangunan suatu proyek menyebabkan perubahan RUTR, misalnya dari kawasan permukiman menjadi kawasan bisnis, maka pengembang wajib membangun/menyediakan prasarana dan fasilitas yang diperlukan untuk antisipasi perkembangan lalu lintas dalam areal kajian.

Bab IV KONTRIBUSI PEMERINTAH (PEMERINTAH PUSAT/PROPINSI/ KOTA/KABUPATEN)

Bab ini menguraikan apa saja yang menjadi kontribusi dan tanggung jawab Pemerintah dalam pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagai upaya perbaikan kondisi akibat dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh pembangunan kawasan baru tersebut.

Sebagai contoh:

Bila pembangunan suatu proyek sesuai dengan RUTR, maka Pemerintah (Pusat/Propinsi/Kota/Kabupaten) wajib membangun prasarana dan fasilitas yang diperlukan guna antisipasi perkembangan lalu lintas dalam areal kajian.

Ditetapkan di:………….………. Pada tanggal:………….…….…………

Ketua BAPPEDA

(………) Diteruskan kepada:

1. Kepala Dinas Tata Kota

2. Kepala Dinas Pekerjaan Umum 3. Kepala Dinas Perhubungan 4. Pengembang yang bersangkutan

Bab 5 – Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas

PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

BAB VI

PEDOMAN PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

Sebelum dilaksanakan prosedur pengajuan dan penilaian dokumen analisis dampak lalu lintas, terlebih dahulu disepakati mengenai kualifikasi penyusun, kualifikasi penilai, dan etika studi Andalalin itu sendiri, yaitu:

6.1 KUALIFIKASI PENYUSUN STUDI ANDALALIN

Maksud pelaksanaan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah untuk dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh pengembangan suatu kawasan terhadap lalu lintas di sekitarnya.

Studi ANDALALIN merupakan kewajiban pengembang yang akan melakukan pengembangan/pembangunan di suatu kawasan tertentu. Studi ini harus disusun dan/atau disupervisi oleh tenaga profesional dengan tingkat pelatihan dan pengalaman yang memadai di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas dan perencana transportasi.

6.2 KUALIFIKASI PENILAI STUDI ANDALALIN

Laporan hasil Studi Analisis Dampak Lalu Lintas dikaji dan dinilai oleh beberapa staf profesional BAPPEDA dan Dinas Perhubungan bersama-sama dengan staf profesional lainnya dari instansi terkait seperti antara lain: Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, yang secara kolektif telah melalui pelatihan dan berpengalaman dalam metodologi ANDALALIN, perencanaan tata guna lahan, rekayasa lalu lintas, termasuk keselamatan lalu lintas dan operasi lalu lintas.

6.3 ETIKA STUDI ANDALALIN

Dalam dokumen PT. ANDHIKA ANGKAYASA KONSULTAN (Halaman 42-58)

Dokumen terkait