• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

J. Etika penelitian

Etika penelitian menjadi hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian dikarenakan penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji etik dan mengurus izin dari komisi etik penelitian di bagian Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Etika penelitian yang harus dilaksanakan pada penelitian ini yang sesuai dengan prinsip-prinsip etik dalam penelitian antara lain (Hidayat, 2009) : 1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan agar responden mengerti maksud, tujuan penelitian dan menegtahuai dampaknya. Peneliti harus menghormati hak responden yang tidak menyetujui atau tidak bersedia.

2. Anonymity (tanpa nama)

Anonymity merupakan jaminan dalam menggunakan subjek penelitian dengan cara tidak mmberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur atau kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentialy (kerahasiaan)

Merupakan jaminan kerahasiaan dari hasil penelitian. Seluruh informasi yang telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

43 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Pakualaman merupakan puskesmas yang terletak di jalan jayeng prawiran nomor 13 Kota Yogyakarta. Pusat manajemen puskesmas Pakualaman berada dibawah pimpinan kepala puskesmas Pakualaman, Kepala bagian Tata Usaha (TU) berada langsung dibawah kepala Puskesmas dan bertanggung jawab atas berbagai urusan administrasi dan pemeliharaan puskesmas. Kepala TU membawahi beberapa sub-bagian TU dan unit-unit pelayanan. Unit-unit pelayanan puskesmas Pakualaman meliputi Balai Pelayanan Umum (BPU), Balai Pelayanan Gigi (BPG), Kesehataan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB), Konsultasi Psikologi dan Gizi. Wilayah kerja puskesmas Pakualaman meliputi kelurahan Purwokinanti dan Kelurahan Gunung Ketur. Jenis-jenis pelayanan puskesmas Pakualaman meliputi Rekam Medis, Badan Pelayanan Umum (BPU), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Klinik Psikologi, Unit Gawat Darurat (UGD), Klinik Gigi, Laboratorium, Farmasi, Klinik Gizi dan Sanitasi.

Puskesmas Wonosari 2 adalah salah satu puskesmas dari 30 puskesmas di Kabupaten Gunungkidul yang beralamat di jalan Pramuka nomor 24, Kecamatan Wonosari. Batas wilayah puskesmas wonosari 2 sebelah utara kecamatan Nglipar, sebelah selatan desa Siraman, sebelah barat kecamatan Playen dan sebelah timur kecamatan Karangmojo serta kecamatan Semanu.Wilayah kerja puskesmas Wonosari 2 meliputi desa Wonosari, Desa Baleharjo, desa Selang, desa Kepek, desa Piyaman, desa Karangtengah dan desa Gari. Setiap desa

memiliki masing-masing 1 puskesmas pembantu kecuali pada desa Gari memiliki 2 puskesmas pembantu. Jenis pelayanan Puskesmas Wonosari 2 meliputi Poli Pemeriksaan Umum, Poli Gigi, Poli KIA, Gizi, Apotek, Laboratorium (Hematologi dan Bakteriologi).

B. Hasil Penelitian

1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden menurut usia dan pendidikan tahun 2016 (n=128) Karakteristik Responden Kota (n) Persentase (%) Desa (n) Persentase (%) Umur 18-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 7 37 1 15,6% 82,2% 2,2% 29 42 12 34,9% 50,6% 64,8% Jumlah 45 100% 83 100% Pendidikan SD SMP SMA 0 8 37 0% 17,8% 82,2% 18 41 24 21,7% 49,4% 28,9% Jumlah 45 100% 83 100%

Sumber: Data primer 2016

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa proporsi umur responden terbesar di kota dan desa adalah kelompok umur 26-35 tahun, yaitu di kota berjumlah 37 responden (82,2%) dan di desa berjumlah 42 responden (50,6%). Proporsi tingkat pendidikan responden terbesar di kota adalah SMA yaitu berjumlah 37 responden (82,2%) dan di desa adalah SMP yaitu berjumlah 41 responden (49,4%).

2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Table 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif di Perkotaan dan Pedesaan tahun 2016 (n=128)

Tingkat Pengetahun Kota (n) Persentase

(%) Desa (n) Persentase (%) Pengetahuan Baik 42 93,3 71 85,5 Pengetahuan Cukup 3 6,7 12 14,5 Jumlah 45 100% 83 100%

Sumber : Data primer 2016

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang ASI Eksklusif yaitu 42 responden (93,3%) di kota dan 71 responden (85,5%) di desa dan tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.

3. Perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di Perkotaan dan Pedesaan

Tabel 4.4. Hasil uji Mann-Whitney tahun 2016 (n=128)

Tingkat Pengetahuan

Mann-Whitney p-value Kesimpulan

Kota

1,666 0,306 Tidak ada

perbedaan Desa

Sumber : Data primer 2016

Hasil tabel 4.4 diperoleh nilai Mann-Whitney sebesar 1,666 dengan nilai

p-value 0,306. Nilai p-value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,306 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu di kota maupun di desa.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Pakualaman dan puskesmas Wonosari 2 berjumlah 128 responden. Karakteristik pada penelitian ini adalah usia dan pendidikan terkhir ibu. Berdasarkan tabel 4.1 mayoritas usia responden adalah 26-35 tahun sebanyak 37 orang (82.2%) di kota dan 42 orang (50.6%) di desa sehingga dapat disimpulkan ibu yang menjadi responden pada penelitian ini terbanyak pada usia produktif.

Menurut Manuaba (2010), wanita usia 20-35 tahun merupakan masa yang aman untuk persalinan dan menyusui. Penyataan tersebut didukung oleh Hurlock (2002), bahwa usia 20-35 tahun adalah usia matang atau masa produktif karena pada usia tersebut seseorang diharapkan mampu memecahkan masalah dengan tenang secara emosional terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui. Menurut Notoatmodjo (2010) usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa jumlah responden terbanyak di kota adalah SMA sebanyak 37 orang (82.2%) dan di desa adalah SMP sebanyak 41 orang (49.4%). Menurut Notoadmodjo (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang didapat dan semakin mudah seseorang menerima informasi. Pendidikan berperan dalam aspek sosial masyarakat sehingga apabila pendidikan seseorang relatif rendah, maka pengetahuannya akan kurang sedangkan orang yang pendidikannya lebih tinggi pengetahuannya akan lebih baik (Syamsianah, Mufnaetty.dkk 2010). Seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak mempunyai pengetahuan rendah pula (Yuliana.dkk, 2014). Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal.

2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif di Perkotaan dan Pedesaan Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Perkotaan dan Pedesaan didapatkan bahwa jumlah responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik 42 orang (93.3%), pengetahuan cukup 3 orang (6.7%) dan tidak ada yang mempunyai pengetahuan kurang untuk wilayah kota sedangkan wilayah desa jumlah responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik 71 orang (85,5%), pengetahuan cukup 12 orang (14,5%) dan tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan kurang. Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa ibu yang tinggal di kota maupun di desa memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

Pengetahuan ibu yang baik dipengaruhi oleh faktor usia ibu yang mayoritas adalah usia 26-35 tahun di kota maupun desa. Usia tersebut merupakan usia produktif dan merupakan kelompok usia dewasa. Semakin dewasa usia seseorang maka akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan berpengaruh terhadap bagaimana seseorang tersebut

mendapatkan informasi dan pengalaman yang dimiliki akan mempengaruhi pola pikirnya (Notoatmodjo, 2010).

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin membaik dan bertambah (Budiman & Riyanto, 2013). Motto, Masloman, dkk (2013) menyatakan usia mempengaruhi pengetahuan, semakin bertambahnya usia seseorang maka akan mempengaruhi tingkat perkembangan dan proses berpikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik, hal ini disebabkan karena adanya penyesuaian diri pada situasi yang baru.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Hanifah (2010) bahwa pada responden yang berusia lebih tua berusia 41-50 tahun sebanyak 16 orang yang berpengetahuan tinggi hanya ada 13 orang (81,2%) lebih sedikit dibandingkan responden yang berpengetahuan tinggi yaitu 20 responden (95,2%) dari 21 responden (100%) pada usia lebih muda yaitu 31-40 tahun.Hal tersebut dikarenakan ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang seperti kemajuan teknologi dan informasi yang tidak terbatas dan mudah di akses oleh setiap orang sehingga orang yang lebih muda memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.

Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu adalah pendidikan ibu. Pendidikan ibu di kota mayoritas adalah SMA sebanyak 42 responden (93,3%). Seseorang dengan pendidikan menengah (SMA) telah memiliki dasar-dasar pengetahuan yang cukup sehingga mampu menyerap dan

memahami pengetahuan dibandingkan dengan pendidikan dasar (SD dan SMP) (Depkes RI, 2007).

Pendidikan berkaitan dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif, hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi pengetahuan (Conita, 2014).

Hasil pendidikan ibu di desa yang mayoritas adalah SMP sebanyak 71 responden (85,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Hasil ini didukung oleh penelitian Syamsianah (2010), mayoritas pendidikan ibu adalah tamatan sekolah dasar yang mempunyai tingkat pengetahuan lebih tinggi. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Ulfah,dkk (2013) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.

Seseorang yang memiliki pendidikan rendah tidak berarti mutlak mempunyai pengetahuan yang rendah pula (Yuliana.dkk, 2014). Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif bisa diperoleh ibu dari hasil pendidikan formal tapi dari pendidikan informal juga bisa seperti penyuluhan-penyuluhan, brosur dan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan ketika kunjungan posyandu (Widiyanto.dkk, 2012).

3. Perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di perkotaan dan pedesaan

Hasil uji Mann-Whitney menunjukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di perkotaan dan pedesaan dengan p-value = 0,306 (p>α, α=0,05). Tidak adanya perbedaan dari hasil penelitian ini bisa disebabkan oleh banyaknya penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh pihak puskesmas tentang ASI eksklusif untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang menyusui. Kegiatan posyandu yang dilakukan rutin setiap bulan merupakan salah satu cara untuk menjembatani ibu-ibu dalam menjawab keingintahuan mereka tentang ASI eksklusif dan mendapatkan dukungan untuk memberikan ASI eksklusif melalui kader-kader posyandu. Semakin banyak informasi yang didapat maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan (Budiman & Riyadi, 2013).

Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif juga bisa didapat dari media massa seperti televisi, radio dan gadget. Tingginya kesadaran ibu tentang pentingnya ASI eksklusif menimbulkan keinginan untuk mencari informasi lebih melalui media sosial selain itu mudahnya akses ibu untuk mencari informasi melalui internet di kota dan di desa membuat tingkat pengetahuan ibu menjadi tinggi dan sama.

Mayoritas pendidikan ibu di kota adalah tinggi sehingga ibu banyak yang bekerja diluar rumah. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka ibu tersebut akan bekerja pada jenjang yang relatif tinggi sehingga ibu-ibu di kota jarang mengikuti kegiatan posyandu (Sriningsih, 2011). Mudahnya akses internet dan banyaknya media massa yang mengiklankan ASI eksklusif saat ini membuat ibu-ibu yang bekerja tetap bisa mendapatkan informasi terkait ASI dengan mudah sehingga pengetahuan yang dimilikinya manjadi tinggi.

Ibu-ibu yang tinggal di desa mayoritas mempunyai tingkat pendidikan SMP. Tingkat pndidikan menengah atau rendah cendrung kurang mendapat kesempatan untuk bekerja sehingga ibu-ibu tersebut akan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga (Estuti, 2012). Ibu rumah tangga lebih sering mengikuti acara posyandu rutin sehingga mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dari kader-kader desa dan tenaga kesehatan puskesmas. Hasil penelitian Mahardani (2011) terdapat hubungan antara keterpaparan informasi dengan pengetahuan ibu yang mendapat informasi mempunyai 6,21 kali berpengetahuan baik daripada yang tidak terpapar informasi.

Informasi dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun nonformal sehingga memberikan pengaruh jangka pendek dan menghasilkan perubahan serta peningkatan pengetahuan. Alatas dan Linuwih (2013) menyatakan jika seseorang sering mendapatkan informasi mengenai suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya,

sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi maka tidak akan menambah pengetahuan dan wawasan yang ada pada dirinya.

Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu di kota dan desa adalah lingkungan, pengalaman, sosial budaya dan ekonomi. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan karena adanya interaksi sosial yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Budiman & Riyanto, 2013). Alatas dan Linuwih (2013) menyatakan lingkungan akan mempengaruhi pengetahuan, jika lingkungan disekitar baik maka pengetahuan yang didapat akan berdampak positif sebaliknya jika lingkungan disekitar kita kurang baik maka pengetahuan yang didapat akan berdampak negatif bagi kita.

Pengalaman seorang tentang berbagai hal biasanya didapat dari lingkungan kehidupan sehari-hari dalam proses perkembangannya (Niswah & Aisyaroh, 2010). Pengalaman ibu-ibu terhadap ASI eksklusif yang diperoleh dari mengikuti kegiatan penyuluhan-penyuluhan di posyandu, mengikuti seminar dan pelatihan tentang ASI maka akan meningkatkan pengetahuan ibu. Seseorang bisa menguasai pengetahuan tertentu melalui pengalaman baik yang merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran terhadap pengetahuan yang dimilikinya (Niswah & Aisyaroh, 2010).

Motto, Masloman dkk. (2013) menyatakan pengalaman akan mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang telah mempunyai pengalaman terhadap suatu permasalahan, maka dia akan mengetahui bagaimana cara meyelesaikan permasalahan dari pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman yang dialami bisa dijadikan sebagai pengetahauan untuk kedepannya jika dia mempunyai permasalahan yang sama. Di kota maupun di desa sebagian besar ibu memiliki pengalaman melahirkan sebelumnya sehingga pengalaman ini akan menambah pemahaman ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada anak selain itu pengalaman orang tua sendiri atau pengalaman orang lain yang berada dilingkungan sekitar yang kemudian diceritakan akan menjadi sumber informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan (Pernanda, 2014).

D. Kekuatan Penelitian

1. Kuesioner yang digunakan peneliti telah diuji validitas dan reliabilitas dengan hasil yang didapatkan kuesioner bersifat valid dan reliabel.

2. Selama proses pengisian kuesioner, peneliti menunggui responden sehingga ketika responden kurang paham terkait mengenai kuesioner, peneliti dapat menjelaskan maksud dari kuesioner tersebut.

54

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di puskesmas Pakualaman, Yogyakarta adalah baik yaitu 42 orang (93,3%).

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di puskesmas Wonosari 2, Gunungkidul adalah baik yaitu 71 orang (85,5%).

3. Tidak terdapat perbedaan pada tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di perkotaan dan pedasaan dengan nilai signifikansi p=0,306 (p>α) α=0,05

B. Saran

1. Bagi responden

Responden diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu tentang ASI eksklusif dikehidupan sehari-hari.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian terkait perilaku ibu terhadap ASI eksklusif di kota dan desa.

3. Bagi instansi kesehatan

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan instansi kesehatan dapat melakukan evaluasi lebih lanjut terkait ASI eksklusif.

2015.

Alatas,S.S.,S.,. & Sri, L.2013. Hubungan tingkat pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dengan karakteristik demografi santri pesantren X, Jakarta timur.

Vol.1,No.1, April 2013. http://journal.ui.ac.id.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Isroni. (2013). Determinan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui. Jurnal

Health Quality Vol. 4 No. 1. Nopember 2013: 1 – 76. www.poltekkesjakarta1.ac.id. Diakses 15 November 2015.

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Budiman., Riyanto, Agus. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika.

Dahlan, Muhammad Sopiyudin. (2013). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS Edisi 6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, Tri. (2011). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

ejournal.unsrat.ac.id./index.php/ebiomedik/article/view/5464

Estiwidani, Dwiana. (2014). ASI Eksklusif dan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta.

Estuti, Any. (2012). Karakteristik Ibu yang Berhubungan dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada Anak Usia 7-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Liwa

Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012. Skripsi. UI

Felix, I Gusti Putu., Andriani, Rini., & Handoko, Willy. (2013). Hubungan Antara Karakteristik Ibu dan Pemberian Asi Eksklusif. www.jurnal.untan.ac.id

Firmansyah, Nurhuda dan Mahmudah. (2012). Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap Ibu menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif di Kabupaten Tuban. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012. download.portalgaruda.org/article.php?article=17860&val=1099.

Wanita Usia 20-50 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI). UIN Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta. (2008). Bedah ASI: Kajian dari Berbagai

Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta.

Kepmenkes. (2004). Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan RI., Nomor

1091/MENKES/SK/X/2004, Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota. Jakarta: Setjen Depkes RI.

Kholid, Ahmad. (2012). Promosi kesehatan : Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasi Untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. Kristiyanti, Fransiska Nimas. (2013). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan

Penurunan Berat Badan Ibu Menyusui. Artikel Penelitian. www.eprints.undip.ac.id. Diakses 21 Desember 2015.

Mahardani, Ayu Dwi. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil dalam Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sawan I, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Skripsi. Depok: FKMUI

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Ed 2. Jakarta: EGC.

Margawati, Ani., & Josefa, Khrist Gafriela. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu. Artikel Penelitian Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Diponegoro, Semarang.

Motto,S.Y., Nurhayati,M. & Jaeannete.C.M. (2013). Tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada anak di Puskesmas Bahu Manado.

Murdiningsih., MB, Chairuna., Ayu, Aprillia. (2013). ASI Eksklusif dan Tingkat Kecerdasan Anak di Taman Kanak-Kanak. www.jurnal.poltekkespalembang.ac.id.

Niswah, Khiyarotun., Aisyaroh, Noveri. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Praktik Inisiasi Menyusu Dini di

Puskesmas Kota Semarang. Unissula.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Oktora, Rasti. (2013). Gambaran Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja di Desa Serua Indah, Kecamatan Jombang, Tangerang Selatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No 1, April 2013 : 30-40.

Roesli, Utami. (2007). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Roesli, Utami. (2012). Panduan Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Satino dan Setyorini, Yuyun. (2014). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Primipara di Kota Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,

Volume 3, No 2, November 2014: 106-214. www.poltekkes-solo.ac.id. Diakses 30 November 2015.

Sitopu, Selli Dosriani. (2013). Perilaku Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Eksklusif di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Darma Agung.

Sriningsih, Iis. (2011). Faktor Demografi, Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan

Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.6 No.2.

www.journal.unnes.ac.id. Diakses 5 November 2015.

Sudaryanto, G. (2014). MPASI Super Lengkap. Jakarta: Penebar Swadaya Group. Sugiyono (2014). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Syamsiah A. Mufnaetty dan Mahardika D.N.( 2010). Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Tentang Asi Dengan Lama Pemberian Asi Eksklusif Pada Balita Usia 6 – 24 Bulan Di Desa Kebonagung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol.6 No.2. www.jurnal.unimus.ac.id. Diakses 5 Agustus 2016. Wahyudi (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Terhadap

Motivasi Ibu untuk Memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. UMY: Skripsi.

Widiyanto, Subur., Aviyanti, Dian., Tyas, Merry. (2012). Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Sikap terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012. www.jurnal.unimus.ac.id. Diakses 30 November 2015.

Yuliana, Woro Wahyu., Safitri, Wahyuningsih., Fitriana, rufaida Nur. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu yang Mempunyai Anak Usia Prasekolah dalam Membawa Anak Ke Posyandu Wilayah Kerja Desa Giriroto.

Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI : Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta.

Correlations VAR00 001 VAR00 002 VAR00 003 VAR00 004 VAR00 005 VAR00 006 VAR00 007 VAR00 008 VAR00 009 VAR00 010 VAR00 011 VAR00 012 VAR00 013 VAR00 014 VAR00 015 VAR00 016 VAR00 017 VAR00 018 Total VAR0000 1 Pearson Correlation 1 .294 .049 .196 .135 .196 .223 .850 ** .196 .423* .223 .049 .351 .294 1.000** .135 .850** .351 .580** Sig. (2-tailed) .115 .797 .299 .478 .299 .237 .000 .299 .020 .237 .797 .057 .115 .000 .478 .000 .057 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0000 2 Pearson Correlation .294 1 .167 .389 * .049 .333 .033 .389* .389* .784** .200 .167 .224 .167 .294 .294 .389* .224 .508** Sig. (2-tailed) .115 .379 .034 .797 .072 .861 .034 .034 .000 .288 .379 .235 .379 .115 .115 .034 .235 .004 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0000 4 Pearson Correlation .196 .389 * .667** 1 .523** .333 .134 .259 1.000** .523** .356 .667** .447* .389* .196 -.131 .259 .447* .674** Sig. (2-tailed) .299 .034 .000 .003 .072 .481 .167 .000 .003 .053 .000 .013 .034 .299 .491 .167 .013 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0000 5 Pearson Correlation .135 .049 .539 ** .523** 1 .392* .223 .196 .523** .135 .419* .539** .088 .049 .135 -.154 .196 .088 .462* Sig. (2-tailed) .478 .797 .002 .003 .032 .237 .299 .003 .478 .021 .002 .645 .797 .478 .417 .299 .645 .010 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0000 6 Pearson Correlation .196 .333 .500 ** .333 .392* 1 .668** .333 .333 .392* .802** .500** .089 .000 .196 .196 .333 .089 .653** Sig. (2-tailed) .299 .072 .005 .072 .032 .000 .072 .072 .032 .000 .005 .638 1.000 .299 .299 .072 .638 .000

Sig. (2-tailed) .237 .861 .046 .481 .237 .000 .053 .481 .237 .000 .046 .109 .288 .237 .021 .053 .109 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0000 8 Pearson Correlation .850 ** .389* .111 .259 .196 .333 .356 1 .259 .523** .356 .111 .447* .389* .850** .196 1.000** .447* .701** Sig. (2-tailed) .000 .034 .559 .167 .299 .072 .053 .167 .003 .053 .559 .013 .034 .000 .299 .000 .013 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0000 9 Pearson Correlation .196 .389 * .667** 1.000** .523** .333 .134 .259 1 .523** .356 .667** .447* .389* .196 -.131 .259 .447* .674** Sig. (2-tailed) .299 .034 .000 .000 .003 .072 .481 .167 .003 .053 .000 .013 .034 .299 .491 .167 .013 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0001 Pearson Correlation .423 * .784** .294 .523** .135 .392* .223 .523** .523** 1 .419* .294 .351 .294 .423* .423* .523** .351 .699**

VAR0001 1 Pearson Correlation .223 .200 .535 ** .356 .419* .802** .866** .356 .356 .419* 1 .535** .120 .033 .223 .223 .356 .120 .697** Sig. (2-tailed) .237 .288 .002 .053 .021 .000 .000 .053 .053 .021 .002 .529 .861 .237 .237 .053 .529 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0001 2 Pearson Correlation .049 .167 1.000 ** .667** .539** .500** .367* .111 .667** .294 .535** 1 .224 .167 .049 .049 .111 .224 .629** Sig. (2-tailed) .797 .379 .000 .000 .002 .005 .046 .559 .000 .115 .002 .235 .379 .797 .797 .559 .235 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0001 3 Pearson Correlation .351 .224 .224 .447 * .088 .089 .299 .447* .447* .351 .120 .224 1 .894** .351 .351 .447* 1.000** .645** Sig. (2-tailed) .057 .235 .235 .013 .645 .638 .109 .013 .013 .057 .529 .235 .000 .057 .057 .013 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0001 5 Pearson Correlation 1.000 ** .294 .049 .196 .135 .196 .223 .850** .196 .423* .223 .049 .351 .294 1 .135 .850** .351 .580** Sig. (2-tailed) .000 .115 .797 .299 .478 .299 .237 .000 .299 .020 .237 .797 .057 .115 .478 .000 .057 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0001 6 Pearson Correlation .135 .294 .049 -.131 -.154 .196 .419 * .196 -.131 .423* .223 .049 .351 .294 .135 1 .196 .351 .367* Sig. (2-tailed) .478 .115 .797 .491 .417 .299 .021 .299 .491 .020 .237 .797 .057 .115 .478 .299 .057 .046 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 VAR0001 7 Pearson Correlation .850 ** .389* .111 .259 .196 .333 .356 1.000** .259 .523** .356 .111 .447* .389* .850** .196 1 .447* .701** Sig. (2-tailed) .000 .034 .559 .167 .299 .072 .053 .000 .167 .003 .053 .559 .013 .034 .000 .299 .013 .000

Sig. (2-tailed) .057 .235 .235 .013 .645 .638 .109 .013 .013 .057 .529 .235 .000 .000 .057 .057 .013 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Total Pearson Correlation .580 ** .508** .629** .674** .462* .653** .632** .701** .674** .699** .697** .629** .645** .548** .580** .367* .701** .645** 1 Sig. (2-tailed) .001 .004 .000 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .001 .046 .000 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

.898 .903 18

Inter-Item Correlation Matrix

VAR000 01 VAR000 02 VAR000 03 VAR000 04 VAR000 05 VAR000 06 VAR000 07 VAR000 08 VAR000 09 VAR000 10 VAR000 11 VAR000 12 VAR000 13 VAR000 14 VAR000 15 VAR000 16 VAR000 17 VAR000 18 VAR000 01 1.000 .294 .049 .196 .135 .196 .223 .850 .196 .423 .223 .049 .351 .294 1.000 .135 .850 .351 VAR000 02 .294 1.000 .167 .389 .049 .333 .033 .389 .389 .784 .200 .167 .224 .167 .294 .294 .389 .224 VAR000 03 .049 .167 1.000 .667 .539 .500 .367 .111 .667 .294 .535 1.000 .224 .167 .049 .049 .111 .224

VAR000 06 .196 .333 .500 .333 .392 1.000 .668 .333 .333 .392 .802 .500 .089 .000 .196 .196 .333 .089 VAR000 07 .223 .033 .367 .134 .223 .668 1.000 .356 .134 .223 .866 .367 .299 .200 .223 .419 .356 .299 VAR000 08 .850 .389 .111 .259 .196 .333 .356 1.000 .259 .523 .356 .111 .447 .389 .850 .196 1.000 .447 VAR000 09 .196 .389 .667 1.000 .523 .333 .134 .259 1.000 .523 .356 .667 .447 .389 .196 -.131 .259 .447 VAR000 10 .423 .784 .294 .523 .135 .392 .223 .523 .523 1.000 .419 .294 .351 .294 .423 .423 .523 .351 VAR000 11 .223 .200 .535 .356 .419 .802 .866 .356 .356 .419 1.000 .535 .120 .033 .223 .223 .356 .120

VAR000 14 .294 .167 .167 .389 .049 .000 .200 .389 .389 .294 .033 .167 .894 1.000 .294 .294 .389 .894 VAR000 15 1.000 .294 .049 .196 .135 .196 .223 .850 .196 .423 .223 .049 .351 .294 1.000 .135 .850 .351 VAR000 16 .135 .294 .049 -.131 -.154 .196 .419 .196 -.131 .423 .223 .049 .351 .294 .135 1.000 .196 .351 VAR000 17 .850 .389 .111 .259 .196 .333 .356 1.000 .259 .523 .356 .111 .447 .389 .850 .196 1.000 .447 VAR000 18 .351 .224 .224 .447 .088 .089 .299 .447 .447 .351 .120 .224 1.000 .894 .351 .351 .447 1.000

Di Pakualaman, Yogyakarta

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Riya Sabrina

NIM : 20120320076

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul “Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Perkotaan dan Pedesaan”.

Peneliti memohon dengan hormat kepada saudara/i untuk bersedia

Dokumen terkait