• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABORTUS ROS

METODE PENELITIAN

5. Tambahkan 40 µl reaction mix pada tiap sampel, kontrol positif dan kontrol reagen  campur, inkubasi 15 menit di dalam

3.9. Etika Penelitian

• Semua subjek penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian ini memberikan persetujuan tertulis yang menyatakan kesediannya untuk mengikuti penelitian yang disaksikan oleh suami atau kerabat dekat subjek penelitian.

• Subjek penelitian diberikan penjelasan tentang maksud tujuan dari penelitian.

• Semua subjek penelitian dirahasiakan identitasnya.

• Penelitian ini tidak merugikan dan membahayakan jiwa pasien maupun janin yang dikandungnya.

• Tetap mengutamakan pelayanan dengan selalu mengindahkan tata cara etika yang berlaku.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar glutation peroksidase antara wanita abortus imminens dengan hamil normal trimester I di RSUP.H Adam Malik, rumah sakit jejaring FK.USU dan rumah sakit-rumah sakit swasta Medan mulai 1 januari 2014 sampai diperoleh seluruh sampel penelitian yaitu 21 kelompok kasus abortus imminens dan 21 kelompok kontrol hamil normal trimester I

Tabel 4.1 karakteristik subjek-subjek penelitian

Karakteristik Abortus imminens

n % Hamil normal trimester I n % Jumlah n % Usia (tahun) < 20 dan > 35 5 62.5 3 37.5 8 100 20-35 16 47.1 18 52.9 34 100 Pekerjaan IRT 12 46.2 14 53.8 26 100 Wiraswasta 3 60.0 2 40 5 100 PNS 6 85.7 1 14.3 7 100 Dokter 0 0 4 100 4 100 Pendidikan SD 0 0 2 100 2 100 SLTP 6 50 6 50 12 100 SLTA 8 50 8 50 16 100 Sarjana 7 58.3 5 23.8 12 100 Jumlah kehamilan 1 12 52.2 11 47.8 23 100 2 7 53.8 6 46.2 13 100 3 2 50.0 2 50.0 4 100 ≥4 0 0 2 100 2 100

Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik subjek-subjek penelitian bahwa dari kelompok karakteristik usia <20 dan >35 tahun dari kelompok abortus

imminens 62.5%, kelompok hamil normal trimester I 37.5%, dari kelompok usia 20-35 tahun pada kelompok abortus imminens dijumpai sekitar 16%, dari kelompok hamil normal trimester I 52.9%. Pada karakteristik pekerjaan IRT pada kelompok abortus imminens 46.2% dan kelompok hamil normal trimester I 53.8%, pekerjaan wiraswasta pada kelompok abortus imminens 60% pada kelompok hamil normal trimester I 40%, pekerjaan PNS pada kelompok abortus imminens 85.7%, pada kelompok hamil normal trimester I 14.3%, pekerjaan dokter pada abortus imminens 0% dan hamil normal trimester I 100%

Tabel 4.2 Rata-rata kadar glutation peroksidase pada kelompok abortus imminens dan Hamil normal trimester I

Berdasarkan tabel 4.2, menujukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar Glutatione peroksidase (GPx) pada kedua kelompok abortus imminens dan hamil normal trimester I dimana (p<0.05).

Hal ini sesuai dengan teori yang telah dibahas sebelumnya yang mengatakan bahwa secara fisiologis enzim GPx yang terbentuk, disimpan dalam jaringan tubuh. GPx berperan penting sebagai antioksidan sejak terbentuknya oosit, dimana GPx berada pada cairan folikel yang berfungsi untuk melindungi

Kadar Glutation peroksidase GPx p n � ± SD Abortus imminens Hamil normal trimester I 21 21 220.13± 29.71 447.73±48.72 0.0001

embrio sampai stadium blastokista. Selama perjalanan dari tuba fallopi ke kavum uteri, blastokista juga dilindungi oleh antioksidan termasuk GPx.

Enzim ini ditemukan dalam setiap sel pada tubuh manusia yang merupakan suatu antioksidan yang penting untuk menetralisir, merusak serta menghancurkan sel. Kondisi tubuh yang sedang stres, seperti infeksi tubuh atau toksisitas kimia menghasilkan radikal bebas dalam jumlah besar. Jika tubuh dihadapi suatu paparan radikal bebas maka tubuh perlu dinetralisir oleh antioksidan

4

Penelitian oleh Kingsley dkk pada embrio menemukan bahwa pada perkembangan hari 7 konsentrasi GPx tinggi dijumpai pada jaringan desidua ibu dan sedikit pada endoderm visceral janin. Pada perkembangan hari 9 terjadi pengeluaran GPx terutama di endoderm yolk sac dan otot jantung. Pada hari 16, GPx masih berada di yolk sac tapi juga terakumulasi pada sel miosit atrium jantung, pusat-pusat penulangan, jaringan lemak dan epitel usus. Produksi GPx pada jaringan maternal fetal menunjukkan bahwa GPx berperan penting melindungi embrio dari kerusakan oksidatif.

49

Pada kasus kegagalan kehamilan/abortus, terjadi perkembangan vilous yang abnormal pada awal kehamilan dimana plasenta mengalami perubahan vili dan membran vili dengan ciri-ciri plasenta yang tipis, dan selaput trofoblas berfragmen, penurunan invasi sitotrofoblas pada endometrium dan penyumbatan yang tidak sempurna dari arteri spiralis yang mengakibatkan sirkulasi maternal yang prematur melalui seluruh plasenta dengan kaya oksigen, kadar oksigen yang berlebihan menyebabkan

perlawanan antioksidan yang salah satunya adalah GPx hingga terjadi ketidakseimbangan yang akhirnya timbul stres oksidatif dan menyebabkan kematian sel. Lapisan sinsitiotrofoblas pada plasenta sangat sensitif terhadap peningkatan oksigen sehingga menyebabkan degenerasi selektif. Stres oksidatif akan mengambil tempat pada permukaan sel sinsitiotrofoblas karena tempat ini merupakan tempat pertama yang mengalami perubahan tekanan oksigen dan sinsitiotrofoblas mengandung konsentrasi enzim GPx yang lebih rendah.

Terjadinya ledakan stres oksidatif pada perifer plasenta, dimana sirkulasi utero-plasenta pada daerah ini tidak disumbat oleh selubung trofoblas yang membatasi aliran darah ibu ke plasenta dari usia kehamilan 8- 9 minggu. Hal ini akan menyebabkan konsentrasi O2 lokal meningkat pada tahapan kehamilan ketika trofoblas memiliki konsentrasi dan aktifitas enzim antioksidan yang rendah seperti GPx, SOD, katalase.

13

Penyebab tunggal abortus yaitu masukknya secara berlebihan darah ibu ke ruang intervili yang memiliki 2 efek: (1) Tertutupnya jaringan vili oleh trombus- trombus dari darah vili secara progresif (2) Kerusakan trofoblas yang dimediasi bersifat tidak langsung dan menyebar serta meningkatnya apoptosis hal ini dikarenakan paparan stres oksidatif. Secara keseluruhan akibatnya adalah degenerasi plasenta dengan kerusakan fungsi sinsitiotrofoblas dan lepasnya plasenta dari dinding uterus.. Pada kondisi fisiologis pada awal kehamilan kondisi oksigen rendah dalam kantung

gestasional, hal ini dikarenakan untuk melindungi janin terhadap efek penghancur dan teratogenik OFRs

Faktor apapun yang menyebabkan peningkatan konsentrasi oksigen secara cepat akan memiliki efek pengrusakan terhadap vili. Terdapat juga bukti yang menunjukkan hubungan antara abortus dan anomali dari salah satu enzim salah satunya GPx yang terlibat dalam metabolisme OFRs. Data ini mendukung konsep kegagalan kehamilan dapat timbul dari defek primer plasentasi akibat anomali dari enzim atau kofaktor yang berkaitan dengan metabolisme oksigen.

4

Peranan enzim GPx memainkan peranan penting sewaktu kehamilan. Konsentrasi selenium pada darah dan plasma dan aktifitas GPx pada sel darah merah dan plasma adalah rendah secara signifikan pada wanita sewaktu persalinan, berbanding dengan wanita tidak hamil. Hal yang sama dari penelitian sebelumnya bahwa penurunan yang linier pada parameter mulai dari trimester pertama sampai masa nifas. Nilai terendah ditemukan pada persalinan dimana sewaktu persalinan enzim GPx dan selenium meningkat akibat aliran zat ini ke janin.

15

BAB V

Dokumen terkait