BAB II : TINJAUAN TEORI
B. ASUHAN KEPERAWATAN
4. Evaluasi
Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
a. Nyeri yang menetap atau bertambah b. Perubahan warna urine
c. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing menetes setelah berkemih.
BAB III
ANALISA KASUS
A KASUS TERKAITBp. A seorang perawat, datang ke UGD RS.Soeradji mengantar anak perempuannya yang masih berumur 5th karena anaknya menangis terus-menerus sejak kemarin sore dikarenakan febris dan disuria. Bp.A juga mengatakan, An.K di rumah dirawat oleh pembantunya sehingga untuk personal higiennya biasanya dibantu oleh pembantunya.
Selain itu An.K juga mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti diremas – remas dan perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal buang air kecilnya lebih sering dari biasanya namun urinnya dalam jumlahnya sedikit, oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk banyak minum. Bp. A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian suprapubic dan adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Karena sakit pada perut bagian bawah, An.K merasa tidak kuat untuk berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil ke UGD, An.K digendong oleh ayahnya.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV : RR : 28x/menit
S : 40 ºC N : 108x/menit
Saat di UGD An.K dilakukan pemasangan infus RL, 20 tts/mnt dengan abocat ukuran 24 dan diberikan terapi obat :
Ceftriaxone 2x500mg Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB
B. DOKUMENTASI ASKEP
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Nama perawat : Agus
Tgl pengkajian : 10 April 2012 Jam pengkajian : 15.00 WIB b. Identitas Pasien
Nama Pasien : An. K Agama : Islam Umur : 5 tahun Jenis kelamin : Perempuan
2. Keluhan Utama
Bp. A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian suprapubic.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit sekarang
Klien mengatakan karena sakit pada perut bagian bawah, An.K merasa tidak kuat untuk berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil ke UGD, An.K digendong oleh ayahnya. Saat di UGD, An.K dilakukan pemasangan infus RL 20tetes/menit dengan abocat ukuran 24 selama 4 hari.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Penyakit yang pernah dialami : klien sering mengalami nyeri abdomen a) Kecelakaan : tidak terkaji
b) Pernah dirawat di RS : Bpk.A mengatakan, pada usia 4 tahun An.K pernah dirawat di RS karena mengalami malaria
c) Operasi : Bpk.A mengatakan An.K tidak pernah dioperasi
2. Alergi : Bpk.A mengatakan bahwa An.K alergi terhadap ikan
3. Vaksin : Bpk.A mengatakan bahwa An.K baru saja di vaksin Hepatitis B 3bulan yang lalu
4. Kebiasaan : An.K mengatakan bahwa ia suka jajan di sembarang tempat
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Sebelum An.K mengalami gangguan eliminasi urinarius, nenek dari An.K yaitu Ny. T sudah pernah mengalami gangguan eliminasi urinarius selama lebih kurang satu minggu.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Aktivitas dan latihan
An. K sebelum sakit masih bisa melakukan aktifitas seperti anak seusianya seperti bermain bersama teman-temannya, tetapi setelah mengalami ISK An. K menjadi pendiam karena menahan rasa sakit perutnya. Selama sakit An. K dirumah melakukan aktifitas dan dirawat oleh pembantunya sehingga untuk personal hygen biasanya dibantu oleh pembantunya.
b. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit Bp. A mengatakan An. K tidak ada masalah dalam masalahnya, A.n K biasanya tidur 9 jam saat malam dan 2 jam saat siang, saat sakit Bp. A mengatakan An. K mengalami sulit tidur dan sering terbangun saat tidur dikarenakan perut bagian bawah terasa nyeri dan sangat sakit, A.n K hanya bissa tidur 6 jam ssaat malam dan tidak bisa tidur saat siang.
c. Kenyamanan dan nyeri
1) Palliative/profokatif
Klien mengatakan nyeri berkurang setelah klien melakukan teknik relaksasi yang diberikan oleh perawat/ pada saat BAK klien merasakan nyeri
klien mengatakan sangat nyeri ketika akan berkemih dan terasa sedikit berkurang nyerinya sesudah berkemih
3) Region
Bp. A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian Suprapubic.
4) Scale
Dari skala 1-10 klien mengatakan skala sakitnya sekitar angka 8
5) Time
Klien merasa nyeri datang pada saat ingin BAK. Nutrisi Sebelum klien mengalami gangguan eliminasi, klien mempuyai nafsu makan sehingga selalu makan 3 porsi sehari, tetapi pada saat mengalami gangguan eliminasi urine, nafsu makan klien menjadi berkurang, sehingga hanya makan 1 porsi sehari
6) Cairan elektrolit dan asam basa
Pada saat klien mengalami gangguan eliminasi urin klien hanya minum 4 gelas standar 250 cc dan dibantu dengan Suport IV Line cairan RL 20tts/mnt, sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250cc perhari .
7) Oksigenasi
Sebelum dan sesudah mengalami ganguan eliminasi urin, Klien tidak mengalami sesak nafas dan tidak ada sputum.
8) Eliminasi Bowel
Sebelum sakit klien mengatakan BAB lancar fases berwarna kuning 2x sehari, saat mengalami gangguan eliminasi urin klien merasakan perut terasa diremas-remas dan warna fases cokelat.
9) Eliminasi urine
Sebelum mengalami ganguan eliminasi urin klien mempunyai frekuensi berkemih 500cc/hr, selama mengalami gangguan eliminasi urin klien hanya berkemih 250cc/hr dan warna urine merah terdapat hematuria dan klien mengatakan nyeri pada saat BAK.
10)Sensori,persepsi dan kognitif
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gamgguan pada Sensori, persepsi dan kognitif.
a. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien saat ini adalah cemas dengan hasil pemeriksaan Vital Sign: N : 108xmnt
RR : 28x/mnt S : 400c b. Kepala:
Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat benjolan yang terdapat di kepala, bentuk tengkorak semetris dengan bagian frontal menghadap kedepan dan bagian pariental menghadap kebelakang. Kulit kepala tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka.
c. Leher:
Setelah dilakukan inspeksi, palpasi dan teknik gerakan leher klien dapat melakukan gerakan leher secara terkoordinasi tanpa gangguan.
d. Dada: paru & jantung
Pada saat inspeksi klien tidak terlihat sesak napas, yaitu frekuensi pernapasan 20x/menit pada saat dilakukan palpasi getaran pada dinding dada sebelah kanan lebih keras dari pada dinding dada sebelah kiri. Pada saat dilakukan perkusi suara paru klien normal yaitu terdengar bunyi resonan.
e. Abdomen:
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik abdomen normal,pada saat inspeksi tdak ada pembengkakkan, dan semetris. Pada saat dilakukan auskultasi terdengar suara bising usus, secara normal terdengar setiapbising usus normal terdengar 10 kali/menit
6. Psiko sosio budaya dan spiritual
a. Psikologis
Klien mengatakan Takut jika mau BAK, karena merasa nyeri pada saat ingin BAK.
Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan bahasa Inonesia, nada bicara klien sopan. c. Budaya Tidak terkaji d. Spiritual Tidak terkaji 7. Pemeriksaan penunjang a. Terapi Medis
Saat di UGD klien deberikan cairan IV yaitu infus RL 20tts/mnt, klien juga diberikan obat melalui injeksi Cefotriaxone 2x500 gram dan obat peroral Ketorolak 2x0,5 mg/kg/BB.
ANALISA DATA
TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
DS :
1.Bapak klien mengatakan suhu badan anaknya teraba panas. DO : 1. N : 108x/menit 2. S : 40 3. RR : 28x/menit 4. Teraba panas
Proses infeksi Hypertermi
01/02/2012 09.00 WIB
DS :
1. An.K mengatakan sulit dan
Sakit pada perut seperti diremas-remas dan perih saat mau buang air kecil,
Agen cidera biologis
sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal buang air kecilnya lebih sering daripada biasanya, oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk banyak minum.
2. Bp.A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian suprapubic dan adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Kira-kira skala nyerinya mencapai 9.
DO :
1. Klien tampak terlihat pucat dan lemas.
2. Klien terlihat memegangi perut bagian bawah.
DS :
1. An.K mengatakan sulit dan
Sakit pada perut seperti diremas-remas dan perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal
Infeksi saluran kemih
Gangguan Eliminasi urinarius
buang air kecilnya lebih sering daripada biasanya, oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk banyak minum.
DO :
1. Klien terlihat kesakitan dan takut saat buang air kecil.
DS :
1. An. K mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti diremas-remas dan perih saat mau buang air kecil sehingga An. K menjadi takut jika mau BAK. Oleh sebab itu, An. K mengatakan takut untuk banyak minum.
DO :
1. Wajah klien tampak terlihat murung.
2. Sikap klien berubah menjadi pendiam.
Status kesehatan
Ansietas
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
RENCANA ( INTERVENSI ) KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi 1 Eliminasi urinarius berhubungan dengan infeksi saluran kemih Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24jam maka eliminasi urinarius An. K berkurang dengan kriteria hasil sbb: Eliminasi lancar. Urin berwarna kuning cerah tetapi sedikit pucat. Tidak terjadi hematuria Volume pengeluaran urine 900-2100 CC/hari. 1Pantau eliminasi urin contohnya frekuensi urin, volume urin, konsistensi urin dengan tepat Ajarkan klien tanda dan gejala infeksi saluran kemih. Instruksikan klien atau keluarga untuk mencatat keluaran urin. 2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam maka nyeri yang dialami oleh An.K berkurang dengan kriteria hasil sbb:
1. Selera makan klien kembali normal.
2. Klien sudah tidak
1. 1. Ajarkan klien tekhnik relaksasi nafas dalam. 2. 2. Beri kompreshangat pa da bagian yang nyeri. 3. 3. Kolaborasi dalam pemberian analgesik
mengalami gelisah.
3. Klien dapat beraktivitas kembali seperti biasanya. 4. nyeri hilang atau berkurang. Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB 3 Hyperthermy berhubungan dengan proses infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka An. K tidak mengalami
hipertermi dengan kriteria hasil sbb : 1. RR klien normal
16-24/menit.
2. Suhu tubuh klien dalam rentang 36,5-37,5
3. Nadi klien normal (60-100x/menit). 4. Tubuh klien tidak
teraba panas.
1. Observasi
keadaan umum klien.
2. Monitor vital sign klien (suhu &nadi).
3. Beri kompres hangat pada klien. 4. Anjurkan pada klien untuk meningkatkan istirahat. 5. Kolaborasi dalam pemberian infus RL, 20 tts/mnt 6. Anjurkan banyak
minum air putih. 7. Kolaborasi dalam pemberian injeksi Ceftriaxone 2x500mg 8. Kolaborasi dalam pemberian analgetik paracetamol 10-10-15
mg/kgBB/kali.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada bab ini penulis dapat menyimpulkan antara lain:
Pada pengkajian penulis menyimpulkan data melalui kejadian kasus secara luas,wawancara, pemeriksaan fisik, riwayat atau adanya faktor-faktor resiko, manifestasi klinik infeksi saluran kemih, psikologi pasien, tidak dilakukan karena penulis tidak mengkaji langsung pada klien , melainkan penulis hanya mendapat data dari ilustrasi kasus yang di dapat.
Diagnose yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus adalah perubahan pola eliminasi urine ( disuria, dorongan, frekuensi, dan atau hokturia ) berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur urinarius, dll, sedangkan diagnose yang ada pada teori dan pada kasus adalah infeksi, gangguan rasa nyaman nyeri dan kurang pengetahuan.
Dalam membuat perencanaan keperawatan penulis menyesuaikan dengan kondisi klien secara luas saat dikaji dan membuat prioritas masalah sesuai kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dan kebutuhan utama klien.
Dalam pelaksanaan keperawatan penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat.
Dalam evaluasi penulis dapat menyimpulkan bahwa semua diagnosa dapat teratasi dan tujuan keperawatan tercapai. Namun kendalanya penulis tidak dapat mendokumentasikan data dengan baik sehingga untukmembuat evaluasi mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan penulishanya mendapatkan data berdasarkan pedoman kasus.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih(Enggram, Barbara, 1998). Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dweasa maupun umur lanjut. Akan tetapi dari dua jenis kelamin tersebut ternyata wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan angka populasi umur kurang lebih 5-15%. Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli : rtesiko dan beratnya meningkat dengan kondiisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998). Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita.
B. SARAN
Untuk pembaca, teman sejawat dan penulis agar dapat memprioritaskan masalah sesuai kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, walaupun pendokumentasian data tidak dapat dilakukan karena data yang diperoleh hanya berdasarkan ilustrasi kasus secara luas tetapi rencana tindakan dapat dilakukan dengan baik. Dianjurkan agar dapat mendokumentasikan semua data pada klien baik verbal maupun obyektif degan benar sehingga dapat membuat evaluasi dengan baik untuk menunjang pendokumentasian yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/01/asuhan-keperawatan-infeksi-saluran.html
http://hidayat2.wordpress.com/2009/03/31/askep-isk/
http://reniurl.blogspot.com/2010/07/makalah-askep-isk-infeksi-saluran-kemih.html