• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Akuntabilitas Kinerja

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan dalam sub bab sebelumnya. Penyajianuntuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini.

1. Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Daya Saing Koperasi

Pemberdayaan Koperasi merupakan bagian integral dalam pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Selain potensi dan peran strategisnya sebagai penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi, koperasi berkaitan langsung dengan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Penguatan kelembagaan Koperasi selain bertujuan untuk peningkatan kualitas kelembagaan juga diharapkan mengembangkan koperasi secara berjenjang melalui upaya membangunkan (awakening), pemberdayaan (empowering), pengembangan (developing), penguatan (strengthening) serta revitalisasi.

Pengembangan koperasi berkaitan erat dengan :

1) Pengembangan dan menumbuhkan pelaku usaha mikro dan kecil dimasyarakat

2) Memperluas kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan menumbuhkan wirausaha yang inovatif

3) Penyerapan tenaga kerja sebagai pengelola dan karyawan koperasi, serta menekan angka pengangguran

Sasaran pembangunan koperasi di Kabupaten Bantul diarahkan pada pengembangan koperasi menjadi unit usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing .

Berikut data koperasi berbadan hukum per kecamatan di Kabupaten Bantul pada tahun 2017 – 2019

Tabel III.3

Koperasi Berbadan Hukum Per Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2017-2019 No. Kecamatan Tahun 2017 2018 2019 1 Kasihan 35 28 28 2 Sewon 51 43 42 3 Banguntapan 34 25 25 4 Pundong 6 8 9 5 Dlingo 19 16 16 6 Piyungan 21 17 16 7 Pajangan 9 8 8 8 Bantul 86 69 69 9 Srandakan 16 10 11 10 Pandak 15 13 13 11 Imogiri 30 24 25 12 Sanden 22 19 19 13 Kretek 9 10 10 14 Sedayu 16 15 15 15 Jetis 26 17 18 16 Pleret 17 10 10 17 Bambanglipuro 21 15 15 Jumlah 433 347 349

27 Tabel III.4

Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing Koperasi

Tahun 2019 No Indikator Kinerja Utama Capaian 2018 2019 Target Akhir Renstra (2021) Capaian s/d 2019 terhadap 2021 (%) Target Realisasi % Realisasi

1. Peningkatan Kesehatan

Koperasi 10 10 12 120 50 Kop 64 %

Sumber : Dinas KUKMP Kab.Bantul Tahun 2019

Capaian kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik. Target yang ditetapkan tahun 2019 adalah 10 koperasi , realisasi sebesar 12 koperasi, tercapai 120 % atau bernilai kinerja Sangat Tinggi. Dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya (2018) sebesar 10 koperasi atau tercapai sebesar 100 %, maka capaian tahun 2019 meningkat sebesar 20%.

Gambar III.1

Sasaran Meningkatnya Daya Saing Koperasi

Cofee Morning dan Diskusi Pengembangan Koperasi, 2019

Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 50 koperasi. Capaian tahun 2019 ini telah menyumbangkan 64% (enam puluh empat persen) dari target akhir Renstra tahun 2021.

Tercapainya target capaian kinerja pada tahun 2019 tidak lepas dari faktor-faktor pendukung sebagai berikut:

a. Terbentuknya tim penilai kesehatan koperasi yang kompeten

b. Tingkat partisipasi peserta yang tinggi pada setiap pelatihan dan workshop yang dilaksanakan oleh DKUKMP

c. Partisipasi Gerakan Koperasi pada kegiatan yang dilaksanakan oleh DKUKMP

d. Sumber daya manusia yang kompeten ( narasumber, pengurus koperasi, pengawas koperasi dan pengelola koperasi)

2. Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Produktivitas Kelembagaan KUKM

Pembinaan UMKM di Kabupaten Bantul diharapkan adanya kenaikan grade atau kelas dari Usaha Mikro ke Usaha Kecil dan dari Usaha Kecil menjadi Usaha Menengah. Sedangkan untuk mendorong percepatan unit usaha mikro dan kecil di Kabupaten Bantul dalam mengakses baik permodalan maupun perizinan pemerintah mengeluarkan Perpres nomor 98 tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil dan Permendagri nomor 83 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil dan ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan Bupati nomor 81 tahun 2017 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil pada Kecamatan. Dengan dikeluarkan Peraturan Bupati sebagaimana tersebut diatas sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 telah diterbitkan sebanyak 23.814 Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK). Data – data terkait sasaran ini sebagai berikut :

Tabel. III.5

Rencana dan Realisasi Sasaran

Meningkatnya Produktivitas Kelembagaan KUKM Tahun 2019 No Indikator Kinerja Utama Capaian 2018 2019 Target Akhir Renstra (2021) Capaian s/d 2019 terhadap 2021 (%) Target Realisasi % Realisasi

1. Jumlah UKM yang naik kelas 183 180 185 103% 900 UKM 62.22 %

Sumber : Dinas KUKMP Kab.Bantul Tahun 2019

Capaian Indikator Jumlah KUKM yang naik kelas menunjukkan hasil yang sangat baik. Target yang ditetapkan tahun 2017 adalah 180, realisasi sebesar 185, maka capaian indikator pada tahun ini sebesar 103% atau masuk dalam kriteria kinerja Sangat Tinggi. Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 900 UKM. Capaian tahun 2019 ini telah menyumbangkan 62.66% (enam puluh empat persen) dari target akhir Renstra tahun 2021.

29

. Formulasinya adalah jumlah UKM yang naik kelas dari mikro ke kecil dengan menggunakan indikator Undang-Undang Usaha Kecil.

Gambar III.2

Sasaran Meningkatnya Produktivitas Kelembagaan KUKM

Pelaksanaan pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Bagi Wirausaha Pemula, 2019

Target capaian kinerja tahun 2019 ini dapat tercapai dengan adanya faktor pendukung yaitu:

a. Fasilitasi promosi dari pemerintah baik pameran konvensional maupun secara digital

marketing

b. Kemudahan perijinan IUMK (Ijin Usaha Mikro Kecil)

c. Partisipasi aktif dari UMKM dalam setiap pelaksanaan pelatihan kewirausahaan d. Penggunaan teknologi informasi dalam pemasaran produk oleh UMKM

Berikut data UMKM di Kabupaten Bantul Tahun 2017 –2019 : Tabel III.6 Pertumbuhan UMKM Tahun 2017-2019 No. Uraian 2017 2018 2019 1. Usaha Mikro 27.828 28.384 29.098 2. Usaha Kecil 11.594 11.768 11.992 3. Usaha Menengah 6.956 6.991 7.058 Jumlah 46.378 47.143 48.148

Sumber: Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian, 2019

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa di Kabupaten Bantul pada tahun 2019 jumlah Usaha Mikro 29.098 unit usaha, Usaha Kecil 11.992 unit usaha dan Usaha Menengah 7.058 unit usaha dengan jumlah keseluruhan UMKM 48.148 unit usaha.

Penyerapan Tenaga Kerja melalui UMKM pada tahun 2017 sampai 2019 di Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan tabel dibawah ini.

Tabel III.7

Penyerapan Tenaga Kerja Pada UMKM Tahun 2017-2019 No. Uraian 2017 2018 2019 1. Usaha Mikro 55.656 56.768 58.225 2. Usaha Kecil 34.782 35.130 36.048 3. Usaha Menengah 6.956 111.856 112.977 Jumlah 201.734 203.754 207.250

Sumber: Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian, 2019

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa di Kabupaten Bantul pada tahun 2019 penyerapan tenaga kerja melalui UMKM pada usaha mikro dapat menyerap 58.225 tenaga kerja, Usaha Kecil 36.048 tenaga kerja dan Usaha Menengah dapat menyerap 112.977 tenaga kerja dengan jumlah keseluruhan tenaga kerja yang terserap 207.250 tenaga kerja.

31

Berikut data penerbitan IUMK pada tahun 2017, 2018 dan 2019 : Tabel III.8

Data Penerbitan IUMK Tahun 2015-2019 No. TAHUN JUMLAH 1 2015 4.531 2 2016 4.674 3 2017 2.749 4 2018 4.996 5 2019 6.864 Jumlah 23.814

Sumber: Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian, 2019

Pada tahun 2019 di Kabupaten Bantul telah diterbitkan Ijin Usaha Mikro Kecil sebanyak 6.864 ijin.

3. Rencana dan Realisasi Sasaran Pertumbuhan Industri

Sektor industri merupakan salah satu sektor utama pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul khususnya Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor ini memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia, karena sektor ini dapat mengatasi permasalahan pemerataan dalam distribusi pendapatan antar wilayah. Selain itu IKM terbukti mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya sektor ini masih memanfaatkan sumberdaya lokal, baik itu untuk sumberdaya manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan, artinya sebagian besar kebutuhan IKM tidak mengandalkan barang impor.

Pada tahun 2017 Kabupaten Bantul telah dinobatkan sebagai Kabupaten Mandiri Kreatif Sektor Kriya setelah dilakukan penilaian oleh Tim Penilaian Mandiri Kabupaten / Kota Kreatif Indonesia BeKraft.

Ada 16 Sub sektor yang termasuk ekonomi kreatif yaitu : aplikasi dan game, arsitektur desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

Gambar III.3

Sasaran Pertumbuhan Industri

Gelar Produk Industri Kreatif Kabupaten Bantul, 2019

Berikut tabel Capaian Cakupan Industri Kreatif Kabupaten Bantul Tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.

Tabel III.9

Capaian Cakupan Industri Kreatif Kabupaten Bantul Tahun 2016-2019

No.

Tahun Capaian Cakupan

Industri Kreatif 1. 2016 39,50 % 2. 2017 41,11% 3. 2018 42.90% 4. 2019 46.20%

Sumber data: Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian, 2019

Adapun Pertumbuhan Industri dilihat dari sektor industri, jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerjanya di Kabupaten Bantul Tahun 2016 sampai dengan 2019 adalah sebagai berikut :

33

Tabel III.10

Pertumbuhan Industri di Kabupaten Bantul Tahun 2016-2019 No. Sektor Industri 2016 2017 2018 2019 Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja 1. Pangan 8.754 29.019 9.095 29.783 9.594 30.785 9.712 31.267 2. Sandang dan Kulit 902 7.095 921 7.449 972 8.175 1.092 8.228 3. Kerajinan Umum 7.543 26.159 7.912 28.623 8.346 30.074 8.574 30.875 4. Kimia dan Bahan Bangunan 3.275 29.828 3.286 29.991 3.466 30.057 3.488 30.124 5. Logam dan Jasa 1.093 3.062 1.096 3.162 1.156 3.373 1.493 3.403 Jumlah 21.567 95.163 22.310 99.008 23.535 102.464 24.359 103.897

Pada sektor industri pangan, sandang dan kulit, kerajinan umum, kimia dan bahan bangunan serta logam dan jasa pada tahun 2018 terdapat 23.535 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 102.464 dan pada tahun 2019 terdapat 24.359 unit usaha dan memperkerjakan 103.897 tenaga kerja. Dengan demikian terdapat kenaikan 3.38 % unit usaha dan 13.79 % peningkatan jumlah tenaga kerja.

Tabel. III.11

Rencana dan Realisasi Sasaran Pertumbuhan Industri Tahun 2019 No Indikator Kinerja Utama Capaian 2018 2019 Target Akhir Renstra (2021) Capaian s/d 2019 terhadap 2021 (%) Target Realisasi % Realisasi

1. Pertumbuhan Industri 3.49 3.4 3.5 3.5 % 4 % 87.5 %

Sumber : Dinas KUKMP Kab.Bantul Tahun 2019

Capaian Indikator Pertumbuhan Industri menunjukkan hasil yang sangat baik.Target yang ditetapkan tahun 2019 adalah 3.4 %, realisasi sebesar 3.5 %, maka capaian indikator pada tahun ini sebesar 102.94 % atau masuk dalam kriteria kinerja Sangat Tinggi. Capaian tahun 2019 ini telah mencapai 87.5 % dari target akhir Renstra tahun 2021.

Gambar III.4

Sasaran Pertumbuhan Industri

Pelatihan Sentra Mebel di Pekik, Temuwuh, Dlingo, 2019

Target capaian kinerja tahun 2019 ini dapat tercapai dengan adanya faktor pendukung yaitu:

a. Partisipasi dari IKM dalam pelatihan pengembangan produk fungsional dan pangan b. IKM yang aktif dalam mengikuti promosi dengan adanya ketersediaan produk untuk

pameran sehingga dapat terjadi transaksi yang berkelanjutan

c. Koordinasi yang aktif dengan asosiasi APKASI sehingga program-program dari pusat dapat diketahui oleh DKUKMP.

d. IKM di Kabupaten Bantul yang memiliki keunikan, ciri khas, kreatif, serta ada sentuhan inovasi dalam menghasilkan produk

e. Berkembangnya pariwisata di daerah mendorong tumbuhnya industri kreatif di masyarakat

f. Kerjasama dengan pemangku kepentingan (BP POM, MUI dan Dinas Kesehatan) g. Tersedianya aturan perundangan sebagai acuan (RTRW, RPI DI.Yogyakarta) h. Adanya standarisasi bahan baku oleh perusahaan tembakau.

4. Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Cakupan Ketersediaan Potensi Energi

Salah satu urusan pilihan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bantul adalah urusan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Kewenangan urusan ESDM oleh Kabupaten ini sangat terbatas, khususnya terkait Sumber Daya Energi dan kebutuhan energi secara umum.

35

Dalam upaya menggali potensi sumber daya mineral di Kabupaten Bantul belum dapat untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Bantul. Upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi adalah dengan melakukan kajian sebagai langkah awal ketercukupan kebutuhan energi di Kabupaten Bantul. Melalui Program Potensi Energi telah dilaksanakan kegiatan berupa Pendataan Potensi Energi.Sedangkan Output dari kegiatan ini adalah telah dilakukan Kajian Kebutuhan Listrik untuk Kawasan Peruntukan Industri dan Kebutuhan Bahan Bakar Minyak untuk Industri di Kabupaten Bantul.

Tabel III.12

Rencana dan Realisasi Sasaran

Meningkatnya Cakupan Ketersediaan Potensi Energi

No Indikator Kinerja Utama Capaian 2018 2019 Target Akhir Renstra (2021) Capaian s/d 2019 terhadap 2021 (%) Target Realisasi % Realisasi

1. Cakupan Ketersediaan

Energi 76 77 77 77 78 98.71 %

Sumber : Dinas KUKMP Kab.Bantul Tahun 2019

Capaian kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik.Target yang ditetapkan tahun 2019 adalah 77%, realisasi sebesar 77%, tercapai 100% atau bernilai kinerja Sangat Tinggi. Dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 76% atau tercapai sebesar 100%. Target capaian tahun 2021 (akhir Renstra) sebesar 78 % Capaian tahun 2019 ini telah menyumbangkan 98.71 % dari target akhir Renstra tahun 2021.

Target capaian kinerja tahun 2019 ini dapat tercapai dengan adanya faktor pendukung yaitu koordinasi yang baik dengan Pertamina, PLN, dan SPBU dalam penyediaan listrik dan bahan bakar minyak.

Tabel III.13

Rencana dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Tahun 2017-2019

No Indikator Kinerja Utama Satuan

Target Per Tahun Realisasi Per Tahun 2017 2018 2019 2017 2018 2019 1 Peningkatan Kesehatan

Koperasi

Koperasi 10 10 10 10 10 12

2 Jumlah Usaha Mikro yang Naik Kelas

Unit usaha 180 180 180 192 183 185

3 Pertumbuhan Industri Persen 1.7 1.7 3.4 3.4 3.49 3.5

4 Cakupan Ketersediaan Energi Persen 75 76 77 75 76 77

Target dan Realisasi Indikator KinerjaUtama pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian, apabila di gambarkan dalam sebuah diagram adalah sebagai berikut :

Gambar III. 5

Target dan Realisasi Indikator KinerjaUtama Peningkatan Kesehatan Koperasi

Sumber : Dinas KUKMP Kab.Bantul Tahun 2019

Target Indikator Kinerja Utama Peningkatan Kesehatan Koperasi pada tahun 2017, 2018 dan 2019 adalah 10 koperasi, sedangkan realisasinya pada tahun 2017 adalah 10 koperasi, 2018 dapat merealisasikan 10 koperasi dan tahun 2019 sejumlah 12 koperasi atau tercapai 120 % dengan demikian Peningkatan Kesehatan Koperasi bernilai kinerja Sangat Tinggi, hal ini karena berbagai peluang yang dimiliki antara lain adanya dukungan kebijakan pemerintah terhadap keberadaan koperasi, pengembangan koperasi melalui teknologi informasi di era revolusi industri 4.0, dan adanya fasilitasi pelatihan manajemen perkoperasian dari pemerintah. Adapun Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Jumlah Usaha Mikro yang Naik Kelas digambarkan dengan diagram dibawah ini.

37 Gambar III. 6

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Jumlah Usaha Mikro yang Naik Kelas

Sumber : Dinas KUKMP Kab.Bantul Tahun 2019

Target Indikator Kinerja Utama Jumlah Usaha Mikro yang Naik Kelas pada tahun 2017, 2018 dan 2019 adalah 180 unit usaha, sedangkan realisasinya pada tahun 2017 adalah 192 unit usaha, 2018 dapat merealisasikan 183 unit usaha dan tahun 2019 sejumlah 185 unit usaha sehingga Jumlah Usaha Mikro yang Naik Kelas bernilai kinerja Sangat Tinggi.

Dari diagram diatas diketahui bahwa Jumlah Usaha Mikro yang Naik Kelas trendnya tidak selalu naik jumlahnya, karena jaringan pemasaran yang masih terbatas, kurangnya permodalan bagi Usaha Mikro Kecil dan persaingan kualitas dari produk sejenis.

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Pertumbuhan Industri pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian, apabila di gambarkan dalam sebuah diagram adalah sebagai berikut :

Gambar III. 7

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Pertumbuhan Industri

Sumber : Dinas KUKMP Kab.Bantul Tahun 2019

Target Indikator Kinerja Utama Pertumbuhan Industri pada tahun 2017 adalah 1,7 %, 2018 adalah 1,7 % dan 2019 adalah 3.4 %, sedangkan realisasinya pada tahun 2017 adalah 3,4%, 2018 dapat merealisasikan 3,49 % dan tahun 2019 sejumlah 3,5% sehingga Pertumbuhan Industri bernilai kinerja Sangat Tinggi, hal ini didukung oleh adanya Kawasan Peruntukan Industri Piyungan, Sedayu dan Pajangan serta memiliki pelaku Industri Kecil Menengah yang memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi.

Sedangkan Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama Cakupan Ketersediaan Energi pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian, apabila digambarkan dalam sebuah diagram adalah sebagai berikut:

Gambar III. 8

39

Target Indikator Kinerja Utama Cakupan Ketersedian Energi pada tahun 2017 adalah 75%, 2018 adalah 76% dan 2019 adalah 77 %, sedangkan realisasinya pada tahun 2017 adalah 75%, 2018 dapat merealisasikan 76% dan tahun 2019 sejumlah 77% sehingga Cakupan Ketersediaan Energi bernilai kinerja Sangat Tinggi, hal ini didukung olehadanya koordinasi yang terjalin baik dengan PT.Pertamina, PT.PLN dan sejumlah SPBU di Kabupaten Bantul untuk menjamin ketersediaan energy.

Dari empat Indikator Kinerja Utama Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, dapat dilihat bahwa 4 (empat) Indikator Kinerja Utama pada Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Bantul setiap tahun memenuhi target yang telah ditetapkan dengan bernilai kinerja Sangat Tinggi dan melampaui target yang telah ditetapkan.

Berikut permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam pelaksanaan program kegiatan urusan koperasi dan usaha kecil menengah, dalam mencapai sasaran pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul adalah :

Tabel III. 14

Permasalahan dan Solusi dalam Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2019

No.

Permasalahan Solusi

1. Kurangnya SDM Koperasi yang kompeten dan

bersertifikat Fasilitasi pelatihan kompetensi

2. Belum adanya penilaian kinerja bagi koperasi

(masih terbatas KSP/USP) Pemeringkatan koperasi

3. Masih terdapat koperasi belum taat terhadap aturan (perizinan, NPWP, dll)

Mendorong koperasi patuh terhadap aturan (pengawasan kepatuhan)

4. Kesulitan pengurusan izin melalui OSS Pendampingan bagi koperasi dalam mengurus izin di OSS

5 Kurang optimalnya peran Dekopinda Mendorong Dekopinda berperan aktif dalam pemberdayaan koperasi

6 Masih kurangnya inovasi produk dan pemasaran produk bagi UMKM

Diadakan pelatihan peningkatan inovasi dan pemasaran secara online maupun mengikutkan pameran.

7 Masih kurangnya pengetahuan terkait manajemen bisnis bagi UMKM

Diadakan pelatihan manajemen kewirausahaan

Adapun permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam pelaksanaan program kegiatan urusan industri, dalam mencapai sasaran pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul adalah :

Tabel III. 15

Permasalahan dan solusi dalam Urusan Perindustrian Tahun 2019 NO Permasalahan Solusi 1. 2. 3. 4. 5.

Perkembangan sentra dan industri kecil dan menengah yang berbasis potensi daerah belum optimal

Keterbatasan pemenuhan bahan baku

Belum optimalnya perkembangan Kawasan Peruntukan Industri Piyungan, Sedayu- Pajangan

Kapasitas Industri Kecil Menengah belum optimal.

Data Industri dan Industri Kreatif belum aktual dan faktual

Dilakukan identifikasi potensi daerah yang bisa dijadikan basis Industri Kecil dan Menengah

Peningkatan kerjasama antara dengan model hexahelic (Pemerintah Daerah, Dunia Usaha/asosiasi, Pelaku Usaha, Mass Media, Masyarakat, Dunia Pendidikan) Peningkatan sarana dan infrastruktur KPI Piyungan guna memudahkan akses dalam melakukan usaha dan untuk menarik minat para investor dan melaksanakan review Master Plan KPI Sedayu - Pajangan Peningkatan kapasitas: produksi, sumber daya manusia, pemasaran dan distribusi\

Dilaksanakan updating data Industri dan Industri Kreatif

Permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam pelaksanaan program kegiatan urusan Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam mencapai sasaran pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul adalah :

41 Tabel III. 16

Permasalahan dan Solusi dalam Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2019

No Permasalahan Solusi

1.

2.

3.

Belum optimalnya akses dan keterjangkauan energi dan ketenagalistrikan.

Belum optimalnya distribusi gas LPG pada musim liburan hari raya keagamaan dan tahun baru yang menyebabkan peningkatan harga yang sangat tinggi.

Belum optimalnya data tentang potensi sumber daya energi dan sumber daya mineral yang berkelanjutan.

Dilaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, yang meliputi Pertamina, PLN, pengelola SPBU se-Kabupaten Bantul, OPD, Kepolisian,Kecamatan, dan desa untuk berbagi tugas mengatasi permasalahan.

Dilaksanakan Focused Group Discussion (FGD) untuk menggali permaslahan yang dihadapi di akar rumput beserta pemecahannya.

Dilaksanakan operasi pasar

Koordinasi dengan Pertamina dan meminta untuk disediakan buffer stocks pada tanggal-tanggal tertentu (musim liburan dan hari raya keagamaan)

Dilakukan identifikasi (kajian) potensi energi baru terbarukan dan bahan galian golongan C Kabupaten Bantul

Langkah strategis kedepan untuk meningkatkan IKU yang akan dilaksanakan sebagai berikut : 1. Satu data satu peta

2. Meningkatkan kapasitas koperasi, usaha mikro, dan industri melalui inkubator bisnis 3. Optimalisasi pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Piyungan, Sedayu, dan

Pajangan guna memudahkan akses dalam melakukan usaha dan untuk menarik minat para investor.

4. Pengembangan Kawasan Industri Piyungan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Kreatif berbasis UMKM.

5. Mengadakan pelatihan pemasaran melalui online, mengikutkan pelaku usaha dalam pelatihan pengembangan usaha, pameran serta mempermudah penerbitan ijin usaha

6. Peningkatan kerjasama antara asosiasi dan pemerintah daerah dalam bentuk kegiatan konkrit bersama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri

7. melakukan pendataan IKM non sentra terbaru by name by address by nama unit usaha untuk menjadi dasar pendampingan & pemberdayaan IKM.

8. Koordinasi dengan Pertamina dan meminta untuk disediakan buffer stocks untuk mengatasi masalah belum optimalnya distribusi gas LPG pada musim liburan hari raya keagamaan dan tahun baru yang menyebabkan peningkatan harga yang sangat tinggi. 9. Pengembangan koperasi menjadi konsorsium bisnis UKM

10. Peningkatan kemitraan dengan model hexahelic

Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari berbagai program yang dilakukan terkait peningkatan sasaran pada Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian tahun 2019.

43 Tabel. III.17

Pencapaian Kinerja dan Anggaran

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul Tahun 2019

Kinerja Anggaran

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Satuan Target Realisasi Prosentase Target Murni Realisasi % Realisasi

1 Meningkatnya Daya Peningkatan koperasi 10 12 120 999.181.800,- 943.159.640,- 94.39

Saing Koperasi Kesehatan Koperasi

2 Meningkatnya Jumlah Usaha Yang Unit usaha 180 185 103 1.191.140.000,- 1.166.847.000,- 97.96 Produktifitas Naik Kelas

Kelembagaan

KUKM

3 Meningkatnya Pertumbuhan Industri persen 3.4 3.5 102.94 2.596.966.500,- 2.508.946.680,- 96.66

Industri Daerah

4 Meningkatnya Cakupan Ketersediaan persen 77 77 100 96.953.500,- 96.941.500,- 99.99

Cakupan Energi

Ketersediaan

Potensial Energi

Dokumen terkait