• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Dalam dokumen Laporan Kinerja 2015. (Halaman 24-39)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja

3.1.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

3.1.2.1 Evaluasi dan Analisis Target dan Realisasi Kinerja 2015

Dari 4 Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Tahun 2015, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 3 IKU memenuhi kriteria sangat baik yakni produksi perikanan budidaya, angka ketersediaan ikan, dan luas kawasan konservasi, dan satu IKU yang masuk dalam kategori rendah yakni produksi perikanan tangkap.

Penyajian untuk evaluasi dan analisis realisasi kinerja 2015 akan disajikan per sasaran strategis.

a. Sasaran 1

Tabel 10. Pencapaian Kinerja Sasaran ke-1 Tahun 2015

Indikator Kinerja Realisasi 2014

2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian sd 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Produksi perikanan tangkap (ton) 941,75 1.792 740,60 41,33 1.792 41,33 2 Produksi perikanan budidaya (ton) 13.016,98 12.348 11.365,22 92,04 12.348 92,04 • Terpenuhinya produksi perikanan

tangkap dan perikanan budidaya

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 20

Tabel 11. Perbandingan Realisasi Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Tahun 2015 dengan Kabupaten Lainnya di DIY

No. IKU Bantul Sleman Kulonprog

o Gunung Kidul Kota

1 Jumlah produksi perikanan tangkap (ton) 740,60 190,20 1.486,78 3.139,27 3,113 2 Jumlah produksi perikanan budidaya (ton) 11.365,22 36.436,90 14.338,48 7.200,36 43,07

Untuk tahun 2015, capaian kinerja pada sasaran 1, indikator produksi perikanan tangkap masuk kriteria rendah, sedangkan untuk produksi perikanan budidaya masuk dalam kriteria sangat baik.

Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa pencapaian produksi perikanan tangkap bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di DIY, Bantul memberikan kontribusi 13,32% terhadap total produksi perikanan tangkap DIY. Sedangkan untuk produksi budidaya, Bantul dapat memberikan kontribusi sebesar 16,38% terhadap total produksi perikanan budidaya DIY.

Indikator jumlah produksi perikanan tangkap merupakan perhitungan gabungan dari produksi yang didaratkan di 6 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan hasil pendataan produksi di perairan umum di 17 kecamatan oleh Tim Pengumpul Data Statistik Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul belum melakukan pendataan dengan cara estimasi di desa sampel yakni desa perikanan yang terpilih sebagai desa untuk dilakukan kegiatan pengumpulan/pendataan statistik perikanan tangkap karena belum dilakukannya survey potensi desa sebagai penentu kerangka survey. Berdasarkan data per 31 Desember 2015 volume produksi perikanan tangkap yang telah dicapai sebesar 740,60 ton atau 41,33% dari target yang ditetapkan sebesar 1.792 ton. Produksi perikanan tangkap tahun 2015 menurun sebesar 21,66 % dibanding dengan tahun 2014. Penurunan ini disebabkan karena 1) Over fishing, produksi tangkap di Bantul sebagian besar dihasilkan oleh perahu, di mana hasil tangkapan terbatas pada zona I (sekitar 4 mil) sehingga daerah penangkapan ikan sudah jenuh. Sementara itu, penangkapan ikan dengan kapal hasilnya tercatat di TPI Gunungkidul, karena kapal milik Bantul ada di Pelabuhan Sadeng; 2) musim paceklik, dimana bulan Mei sampai dengan Oktober 2015 terjadi gelombang tinggi dan angin kencang yang mengakibatkan nelayan tidak bisa melaut secara optimal. Nelayan baru bisa melaut kembali pada akhir bulan Oktober 2015, 3) banyaknya nelayan di wilayah Kabupaten Bantul yang beralih menjadi pembudidaya udang vannamei sehingga minat untuk melaut menjadi berkurang.

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 21

Terkait dengan produksi perikanan tangkap, pada tahun 2015 ini, telah dilaksanakan beberapa kegiatan, antara lain fishing ground, operasional TPI, pelatihan teknis pengoperasian kapal dan teknis penangkapan ikan, pelatihan teknis dan manajemen kader nelayan, dan pelatihan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Selain itu juga dilaksanakan kegiatan Saka Bahari. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka wawasan generasi muda tentang kebaharian, bagaimana generasi muda Indonesia memandang bahari/laut sebagai suatu potensi yang sangat besar yang harus dikembangkan, diambil manfaat serta dijaga kelestariannya. Selain itu, melalui wawasan kebaharian, generasi muda kembali diingatkan bahwa dengan laut, negara Indonesia bisa menjadi negara yang besar dan berdaulat jika mampu memanfaatkan serta mengelola sumberdaya. Sarana dan prasarana perikanan tangkap disajikan pada tabel berikut.

Tabel 12. Jumlah Nelayan dan KUB,dan Sarpras Lainnya Tahun 2014-2015

No. Uraian Jumlah

2014 2015

1 Jumlah nelayan (orang) 565 565 2 Jumlah KUB (Kelompok) 35 35 3 Perahu motor tempel 93 88

4 TPI 6 6

Sumber: DKP, 2016

Berbagai program/kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung indikator produksi perikanan tangkap telah memberikan hasil berupa prestasi dan penghargaan di tingkat nasional dalam ajang Adi Bakti Mina Bahari Perikanan Tangkap Kategori KUB Teladan Penerima Bantuan Kapal Perikanan di Atas 30 GT yang diraih oleh KUB Inka Bantul VII.

Produksi Perikanan Budidaya

Bantul dengan topografi sebagian besar masuk sebagai dataran rendah mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan perikanan khususnya perikanan budidaya. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul terus berusaha meningkatkan produksi perikanan budidaya dengan menerapkan berbagai strategi pengembangan seperti

Juara II

KUB Teladan Penerim a Bant uan Kapal Perikanan di At as 30 GT

Kelom pok Usaha Bersam a (KUB) Inka Bant ul VII, Ket ua Fakhrudin Al

Rozi, S.Pi alam at Ngrukem , Pendow oharjo, Sew on, Bant ul

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 22

peningkatan SDM, aplikasi teknologi, bantuan akses permodalan dan peningkatan kapasitas kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan).

Indikator jumlah produksi perikanan budidaya merupakan perhitungan dari produksi hasil estimasi di desa sampel yakni desa perikanan yang terpilih sebagai desa sampel untuk dilakukan kegiatan pengumpulan/pendataan statistik perikanan budidaya, dipilih secara metodologi melalui kerangka survey. Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Pengumpul Data Perikanan untuk 17 kecamatan yang kemudian dilakukan pengolahan data.

Gambar 4. Perbandingan Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2014 – 2015

Tiga program untuk mendukung pencapaian indikator ini yaitu Program Pengembangan budidaya perikanan, Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar, dan Pengembangan bidang kelautan dan perikanan. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan, serta menguatkan kelembagaan perikanan. Untuk mencapai tujuan program dilaksanakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan SDM dan didukung dana sebesar Rp.850.983.933,00. Output dari program ini adalah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) mendapatkan fasilitasi baik teknologi maupun permodalan, sehingga meningkatkan minat masyarakat dalam budidaya ikan.

Pendampingan kepada Pokdakan berupa pemantauan penyakit dilaksanakan dengan kunjungan ke Pokdakan terutama pokdakan yang melaporkan kepada DKP terkait dengan adanya indikasi penyakit. Selanjutnya laporan tersebut ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel untuk dilakukan uji laboratorium di Fakultas Perikanan UGM guna mengetahui penyebab dan jenis penyakitnya. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa rata-rata penyakit disebabkan oleh jamur dan bakteri serta kualitas air yang tidak baik atau

0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 P ro d u k si ( k g ) Jenis Ikan 2014 2015

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 23

tercemar. Dengan adanya pemantauan penyakit pada ikan bisa dihindari kerugian akibat kematian ikan.

Selain pendampingan berupa pengawasan penyakit ikan, juga dilakukan pelatihan untuk pembudidaya berupa pelatihan produksi dan perbenihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan para pembudidaya ikan yang manfaatnya adalah untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan para pembudidaya ikan.

Pendampingan kepada pokdakan memberikan dampak berupa prestasi para pembudidaya ikan di Kabupaten Bantul. Melalui evaluasi yang diadakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bantul mendapatkan 3 penghargaan seperti pada Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Prestasi dan Penghargaan Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2015

b. Sasaran 2

Sasaran 2 yaitu meningkatnya ketersediaan hasil kelautan dan perikanan dengan indikator angka ketersediaan ikan.

Tabel 13. Realisasi Kinerja Tahun 2014 dan Realisasi Target sampai dengan Tahun 2015

Juara II

• Tingkat Provinsi DIY

• Kat egori Pem budidaya Ikan Nila/ Guram i

• Diraih oleh Pokdakan M ina M ulya, Kergan, Tirt om ulyo, Kret ek, Bant ul

Juara III

• Tingkat Provinsi DIY

• Kat egori Pem budidaya Ikan Lele

• Diraih oleh Pokdakan M ak’rifat , Bint aran Kulon, Srim ulyo, Piyungan, Bant ul

Juara III

• Tingkat Provinsi DIY • Kat egori UPR Lele

• Diraih oleh Pokdakan/ UPR M ina Taruna, Bendo, Wukirsari, Im ogiri, Bant ul

• M eningkat nya ketersediaan

hasil kelautan dan perikanan

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 24

Indikator Kinerja Realisasi 2014

2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian sd 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi Angka ketersediaan ikan (kg/kap/thn) 22,27 20,85 22,89 109,78 20,85 109,78

Untuk tahun 2015, capaian kinerja pada sasaran 2, indikator angka ketersediaan ikan masuk kriteria sangat baik. Angka ketersediaan Ikan merupakan salah satu komponen pembentuk konsumsi ikan yang merupakan indikator kualitas hidup manusia. Ketersediaan Ikan untuk dikonsumsi di Kabupaten Bantul menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini didukung adanya peningkatan daya beli masyarakat yang ditunjang oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ikan bagi kesehatan. Berkembangnya pariwisata khususnya wisata kuliner dan meningkatnya produksi ikan baik dari perikanan tangkap maupun perikanan budidaya juga mendorong meningkatnya Angka Ketersediaan Ikan di Kabupaten Bantul.

Ketersediaan ikan dihitung dengan menggunakan Neraca Bahan Makanan (NBM) dimana NBM merupakan tabel yang memuat informasi tentang situasi pengadaan (produksi, impor/ekspor), data pemakaian untuk bahan makanan serta penyediaan pangan subsektor perikanan untuk dikonsumsi penduduk Bantul selama tahun 2014. Ketersediaan pangan yang dihitung dengan menggunakan tabel NBM ini berbeda dengan konsumsi ikan, ketersediaan ikan hanya menggambarkan jumlah ketersediaan ikan dalam jangka waktu tertentu sedangkan konsumsi ikan menggambarkan jumlah ikan yang sudah dikonsumsi yang juga dihitung dalam kurun waktu dan ukuran tertentu.

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 25

Tabel 14. NBM untuk Perikanan Tahun 2015

Jenis Produksi Perubahan Stok Impor Penyediaan dalam Ekspor

Penyediaan Pemakaian Dalam N egeri / Domestic utilization (ton) Ketersediaan Per Kapita Production

negeri sblm

Ekspor Dalam

Pakan Bibit Diolah untuk Tercecer Bahan Per capita availability (ton) Changes Supply availa- Negeri M anufactured for M akanan

Kg/Th Gram/ Kalori/ Protein/ Lemak/

in

(ton)

ble for domestic

(ton) Domestic Feed Seed M akanan Bukan Waste Food

hari Calories Proteins Fats

Stock utilization

before Supply M akanan

Kg/Year

Grams/ kkal/hari Gram/hr Gram/hr

exports Food

Non

food day kcal/day Grams/ day Grams/ day

Perikanan tangkap dan budidaya 12.106 16.411 28.517 6.471 22.046 - - 22.046 22,69 62,17 35,44 6,06 0,93

Keterangan : Jumlah Penduduk BAN TUL tahun 2015 971.511 Jiw a (Sumber : BPS BANTUL )

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 26

Dapat dilihat dalam tabel NBM diatas, dengan perhitungan jumlah penduduk Bantul pada tahun 2015 sebanyak 971.511 jiwa, maka angka ketersediaan ikan tahun 2015 sebesar 22,69 kg/kap/tahun atau 22.046 ton selama tahun 2015, ketersediaan energi sebesar 35,44 kkal/kap/hari dan ketersediaan protein sebesar 6,06 gram/kap/hari.

Kabupaten Bantul sampai tahun 2015 belum menghitung angka konsumsi ikan. Angka konsumsi ikan riil ini dirumuskan dengan menggunakan data dasar hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – BPS. Angka konsumsi ikan kabupaten Bantul diasumsikan sama dengan konsumsi ikan DIY. Konsumsi ikan di DIY tahun 2014 adalah sebesar 17,16 kg/kap/tahun, angka ini masih jauh dibandingkan dengan konsumsi ikan nasional tahun 2015 yang sebesar 35,6 kg/kap/tahun. Hal ini menjadi tantangan ke depan bagaimana agar masyarakat Bantul gemar untuk makan ikan.

Salah satu usahanya adalah dengan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) kepada anak-anak PAUD dan TK untuk menanamkan sejak dini agar mereka suka makan ikan. Ikan mengandung protein dan omega tiga yang sangat tinggi yang bermanfat untuk kecerdasan anak-anak. Tahun 2015 ini sasaran gemarikan ada di 71 sekolah PAUD dan TK. Selain kepada anak TK dan PAUD, dilaksanakan juga sosialisasi gemarikan kepada ibu-ibu PKK dengan tujuan agar ibu-ibu rumah tangga tersebut selalu dapat dan sering menyediakan menu ikan sebagai lauk maupun sayuran minimal sekali dalam seminggu untuk keluarganya.

Dalam kaitan menjamin dan mempermudah ketersediaan dan keterjangkauan produk perikanan dan pemasaran produk perikanan maka dilakukan berbagai kegiatan, antara lain mengikutkan pelaku pengolah dan pemasar perikanan dalam Bantul Expo, Sekaten, Pameran Hari Pangan Sedunia, Pameran Hari Ikan Nasional, dan Agro Expo Bantul.

Selain itu, berbagai kegiatan untuk mendukung pengolahan dan pemasaran produksi perikanan serta meningkatkan kesukaan makan ikan telah dilaksanakan antara lain:

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 27

a) Fasilitasi Poklahsar mengikuti kegiatan pameran-pameran dengan tujuan untuk meningkatkan promosi dan jaringan pemasaran produk hasil pelaku usaha kelautan dan perikanan;

b) Penyuluhan peningkatan konsumsi hasil perikanan disertai lomba masak ikan dan kampanye manfaat makan ikan;

c) Lomba UMKM Poklahsar hasil perikanan untuk mendorong peningkatan manajemen dan pengelolaan usaha pengolahan hasil perikanan;

d) Temu usaha pelaku usaha kelautan dan perikanan untuk meningkatkan jejaring usaha para pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan;

Pelatihan Pengolahan Ikan

Lomba Masak Ikan Gemarikan

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 28

c. Sasaran 3

Tabel 15. Realisasi Kinerja Tahun 2014 dan Realisasi Target sampai dengan Tahun 2015

Indikator Kinerja Realisasi 2014

2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian sd 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi Luas kawasan konservasi (ha) 6,82 6 7,47 124,50 6 124,50

Untuk tahun 2015, capaian kinerja pada sasaran 3, indikator luas kawasan konservasi masuk kriteria sangat baik, berikut penjelasan dari indikator tersebut.

Indikator ini dihitung dari capaian luas kawasan konservasi wilayah pesisir yang dilindungi dan dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan serta ditambah dengan luas sungai untuk kegiatan restocking ikan. Pada tahun 2015 target luas kawasan yang dikelola sebesar 6 ha. Dari target tersebut, capaian pada tahun 2015 adalah sebesar 7,47 ha (124,50 %).

Pengelolaan berkelanjutan merupakan upaya yang dilakukan pengelola kawasan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan pengelolaan yang menjamin ketersediaan dan kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya yang ada.

Untuk mendorong pengelolaan efektif kepada pihak pengelola kawasan yang sudah ada, telah dilakukan fasilitasi untuk 40 pokmaswas dan 6 kelompok konservasi di Kabupaten Bantul. Bantul memiliki 6 kelompok konservasi, yakni Keluarga Pemuda Pemudi Baros, Forum Komunikasi Pemuda Pemudi Rejosari, Kelompok Konservasi Penyu Mino Raharjo Patihan, Kelompok Konservasi Penyu Mancingan, Kelompok Konservasi Penyu Pantai Baru, dan Kelompok Konservasi Penyu Pantai Samas.

Dalam rangka meningkatkan populasi ikan di perairan umum dilaksanakan penebaran benih ikan sebanyak 428.800 ekor yang ditebar di beberapa lokasi sungai, selain itu dalam rangka upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian ikan di perairan umum dan tidak menangkap ikan dengan alat/bahan beracun dan berbahaya dilakukan dengan kegiatan Operasi Pengawasan Sumber Daya

• Terkelolanya sumber daya perairan

kelautan dan perikanan dan

perlindungan fungsi lingkungan

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 29

Ikan di Perairan Umum di 16 (enam belas) lokasi perairan umum serta dilakukan juga sosialisasi mengenai pelestarian sumber daya ikan kepada masyarakat umum.

3.1.2.2 Evaluasi dan Analisis Realisasi Kinerja 2011 – 2015

Tabel 16. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2011-2015

Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Target 1.377 1.614 1.643 1.742 1.792

Realisasi 992 1.150 1.202 941,75 740,60 Capaian 72,04 71,25 73,16 54,06 41,33

Dari Tabel 15 terlihat bahwa produksi perikanan tangkap mengalami penurunan dari tahun 2011, meski pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,91%, tetapi secara keseluruhan mengalami penurunan.

Gambar 6. Grafik Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2011-2015 Sasaran 1 : Terpenuhinya

produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya

Indikator:

Produksi perikanan tangkap

100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 2011 2012 2013 2014 2015 P ro d u k si ( k g ) Tahun

Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap

Laut Pu

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 30

Hasil dari pengembangan perikanan budidaya dapat dilihat dari produksi perikanan budidaya seperti terlihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2011-2015

Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Target 12.968 14.264 15.691 11.760 12.348

Realisasi 10.450 10.981 11.807 13.016,98 11.365,22

Capaian 80,58 76,98 75,24 110,68 92,04

Gambar 7. Perkembangan Capaian Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2011-2105 Sasaran 1 : Terpenuhinya

produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya

Indikator:

Produksi perikanan budidaya

0 20 40 60 80 100 120 2011 2012 2013 2014 2015 80,58 76,98 75,24 110,68 92,04 P ro se n ta se Tahun

Perkembangan Capaian Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2011-2105

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 31

Tabel 18.Perkembangan Angka Ke tersediaan Ikan Tahun 2011-2015

Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Target 18,04 19,84 21,31 20,18 20,85

Realisasi 17,35 17,55 21,49 22,27 22,69

Capaian 96,34 88,46 100,84 100,36 108,82

Tabel 19. Perkembangan Luas Kawasan Konservasi Tahun 2011-2015

Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Target 4 4 4 5 6

Realisasi 4 4 4 6,7 7,47

Capaian 100 100 100 134,00 124,50

3.1.2.3 Evaluasi dan Analisis Realisasi Kinerja sampai dengan 2015 dengan Target Akhir Renstra

Tabel 20. Pencapaian Kinerja Sasaran ke-1 Tahun 2015

Indikator Kinerja Realisasi 2014

2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian sd 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Produksi perikanan tangkap (ton) 941,75 1.792 660,85 36,88 1.792 36,88 2 Produksi perikanan budidaya (ton) 13.016,98 12.348 11.572,39 93,72 12.348 93,72 Sasaran 2

:

M eningkatnya ketersediaan hasil kelautan

dan perikanan

Indikator

:

Angka ketersediaan ikan

Sasaran 3: Terkelolanya sumber daya perairan kelautan dan perikanan dan

perlindungan fungsi lingkungan

Indikator :

Luas kawasan

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 32

Tabel 21. Pencapaian Kinerja Sasaran ke-2 Tahun 2015

Indikator Kinerja Realisasi 2014

2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian sd 2014 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi Angka ketersediaan ikan (kg/kap/thn) 22,27 20,85 22,69 108,82 20,85 108,82

Tabel 22. Pencapaian Kinerja Sasaran ke-3 Tahun 2015

Indikator Kinerja Realisasi 2014

2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian sd 2015 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Realisasi Luas kawasan konservasi (ha) 6,82 6 7,47 124,50 6 124,50

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 33

3.1.2.5 Permasalahan dan Solusi

Beberapa permasalahan dan solusi yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan program dalam urusan kelautan dan perikanan seperti disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Permasalahan dan solusi pada bidang kelautan dan perikanan

No. Permasalahan Solusi

1 Konsumsi ikan masih rendah Melaksanakan kampanye “Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)”

2 Kurangnya induk berkualitas Peningkatan bibit ikan unggul pada UPT BBI

3 Harga pakan ikan mahal Fasilitasi pelatihan pembuatan pakan ikan alternatif dan sarana prasarana mesin pembuat pakan ikan

4 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi nelayan, pembudidaya, dan pengolah dan pemasar ikan

Fasilitasi akses permodalan dan pemberian bantuan kepada pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan

5 Keterbatasan akses ilmu pengetahuan, informasi teknis serta teknologi para pelaku usaha perikanan

Peningkatan kemampuan para pelaku usaha perikanan melalui berbagai pelatihan, workshop, dan studi banding.

6 Akses pasar produk perikanan masih rendah

 Perluasan jaringan pemasaran melalui pembentukan Asosiasi Pengolah dan Pemasar Perikanan Kabupaten Bantul ‘Projo Mino’

 Pembangunan sentra pemasaran bidang pengolahan dan kuliner

 Partisipasi pada kegiatan pameran baik lokal maupun regional untuk mengenalkan produk perikanan. 7 Penangkapan ikan di laut sangat

tergantung pada kondisi alam

Mempermudah akses informasi kondisi cuaca dan iklim bagi para nelayan 8 Kemampuan nelayan dalam

menangkap ikan masih terbatas pada zona Ia dan Ib yang kondisinya sudah

over fishing

Meningkatkan kemampuan nelayan dan sarana dan prasarana penangkapan ikan untuk menangkap ikan di jalur penangkapan ikan II dan III 9 Masih rendahnya kesadaran

masyarakat dalam memanfaatkan dan menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan

 Penyebarluasan/kampanye/sosialisas i pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan sesuai kaidah perundang-undangan yang berlaku

 Peningkatan kapasitas kelembagaan pelaku usaha kelautan dan perikanan 10 Rendahnya kompetisi dalam

pelelangan ikan di TPI

 Menambah jumlah peserta lelang dengan melibatkan Poklahsar

Laporan K inerja Dinas K elautan dan P erikanan T ahun 2015 | 34

Dalam dokumen Laporan Kinerja 2015. (Halaman 24-39)

Dokumen terkait