• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam dokumen LKj IP 2015A lkj ip 2015a (Halaman 31-44)

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

III.2.1 Sasaran Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan

Sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan menjadi salah satu sasaran strategis karena alasan teknis yaitu terkait perluasan layanan pembayaran pajak, pemetaan potensi pendapatan daerah pada SOPD berpendapatan, koordinasi dengan pemerintah pusat dalam rangka memberikan masukan terhadap kondisi keuangan daerah agar mampu meningkatkan pendapatan transfer pusat ke daerah, dan dari sisi kebijakan dimana kemampuan keuangan di DIY masih dibawah 50% sehingga tingkat ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pemerintah pusat masih tinggi.

Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan terdiri dari satu indikator yaitu indikator: persentase kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Pendapatan Daerah dengan formulasi perhitungan: jumlah realisasi Pendapatan Asli Daerah berupa pajak, retibusi hasil pengelolaaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah dibagi jumlah total realisasi pendapatan APBD tahun anggaran 2015 dikalikan 100 persen.

Realisasi PAD

Rumus : --- X 100% Realisasi Pendapatan APBD

Gambaran tentang Pajak daerah yang dipungut antara lain bersumber dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan, pajak rokok, hasil retribusi daerah yang dipungut yaitu retribusi jasa umum retribusi jasa usaha, retribusi perizinan tertentu; hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan bersumber dari bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah (BUMD), bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta, bagian laba atas penyertaan modal pada lembaga keuangan non bank, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang telah ditargetkan, realisasi pada tahun 2015 adalah sebagaimana tabel dibawah.

Tabel III.2.1.1 Realisasi Pendapatan Daerah tahun 2015

No Uraian Realisasi*)

1 PAD Rp1.575.823.641.782,41 1.1 Pajak Daerah Rp1.397.772.209.370,00 1.2 Hasil Retribusi Daerah Rp 5.811.953.262,71 1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan

Rp 2.502.631.979,68

1.4 Lain-lain PAD yang sah Rp 7.045.380.477,97 2 Total Pendapatan APBD Rp2.966.818.828.656,41

*) Sumber: Laporan Keuangan Pemda DIY tahun 2015 Un audited,diolah

Sehingga dari tabel diatas dapat diperoleh persentase kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Pendapatan Daerah:

Rp1.575.823.641.782,41

= --- X 100% Rp2.966.818.828.656,41 = 53.11%

Tabel III.2.1.2 Target dan realisasi kinerja sasaran meningkatnya pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan No Indikator* Capaian 2014 2015 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2015 terhada p 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Persentase Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah 52.62% 51.31% 53.11% 103.50 46.25% 114.83%

Capaian kinerja indikator persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah di tahun 2015 sebesar 53.11% dari target sebesar 51.31%, jadi realisasi capaian kinerjanya sebesar 103.50%. Apabila dibandingkan dengan realisasi ditahun 2014 sebesar 52.62% ada kenaikan sebesar 0.49%, terhadap realisasi tahun 2013 sebesar 47.08% realisasi tahun 2015 ada kenaikan 6.03%. Realisasi capaian tahun 2015 sebesar 53.11% terhadap target kinerja akhir Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Tahun 2017 sebesar 46.25%, realisasi tahun 2015 sebesar 53.11% artinya target akhir Renstra telah dicapai pada tahun 2015.

Faktor yang mendorong peningkatan kinerja sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan adalah perbaikan regulasi, peningkatan sumberdaya manusia penagihan, penambahan sarana prasarana yang mendukung kinerja pelayanan khususnya dalam pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor sebagai sumber terbesar dalam pemasukan pendapatan asli daerah.

Upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah antara lain perbaikan manajemen terhadap semua potensi pendapatan daerah, menggali potensi pendapatan yang sudah ada dengan melaksanakan kajian potensi obyek

pendapatan terhadap SKPD berpendapatan, pemetaan dan pengkajian obyek pendapatan daerah, perbaikan sarana dan prasarana penunjang peningkatan pendapatan dengan membangun gedung Samsat baru KPPD Kulon Progo, pengadaan alat cetak TNKB dan penyediaan aplikasi kesamsatan online.

Upaya lain adalah mendekatkan diri dengan wajib pajak melalui pelayanan yang dilaksanakan di Samsat Pembantu Sewon, Samsat Pembantu Maguwoharjo, Counter "Galeria Mall Yogyakarta", Drive Thru Samsat Sewon Bantul, Drive Thru Samsat

Gambar III.2.1.1 Pelayanan Drive Thru Samsat

Kulon Progo, BPD Kas Giwangan, BPD Kas Srandakan, BPD Cabang Pembantu Piyungan, BPD Cabang Pembantu Nanggulan,BPD Cabang Pembantu Karangmojo, BPD Cabang Pembantu Semin, BPD Cabang Pembantu Godean dan BPD Cabang Pembantu Kalasan.

Gambar III.2.1.2 Pelayanan Samsat Keliling

Untuk mengurangi tunggakan pajak dilakukan pendataan potensi dan penagihan kepada wajib pajak, penyederhanaan prosedur pembayaran pajak, berupa sanksi administrasi denda, razia kendaraan bermotor dan mengoptimalkan penagihan door to door serta mengoperasionalkan bus Samsat keliling hingga kecamatan se DIY.

III.2.2 Sasaran Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Aset Daerah

Sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah menjadi sasaran strategis karena alasan teknis berupa indentifikasi dan inventarisasi aset yang terdiri dari aset tanah asli milik daerah tanah pusat yang pengelolaannya oleh daerah namun belum diserahkan kepada daerah, tanah-tanah P3D dan tanah yang memiliki kekancingan, sedang alasan kebijakan antara lain sertifikasi aset tanah yang memerlukan biaya tinggi, penyiapan regulasi untuk memberikan nilai yang memadai terhadap aset yang disewakan kepada pihak ketiga.

Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah terdiri dari satu indikator yaitu indikator: persentase aset daerah yang dapat dimanfaatkan dengan formulasi perhitungan jumlah bidang aset yang disewakan ditambah jumlah bidang aset yang dipinjam pakai ditambah jumlah bidang asset yang di BGS-kan dibagi total bidang aset dikalikan 100 persen.

Formulasi diatas dirumuskan sebagai berikut:

X1 + X2 + X3

Rumus IKU : --- X 100% Y

Keterangan:

X1 : Jumlah asset yang disewakan

X2 : Jumlah asset yag sedang dipinjam pakaikan X3 : Jumlah asset yang di BGS/BSG-kan

Y : Jumlah bidang tanah yang dimiliki Pemda DIY

Gambaran tentang jumlah aset yang dapat dimanfaatkan Pemerintah daerah terdiri dari asset tanah dan bangunan yang disewakan, aset tanah dan atau bangunan yang di pinjam pakaikan dan aset tanah yang di BGS-kan adalah sebagaimana tabel dibawah.

Tabel III.2.2.1 : Aset dioptimalkan/dimanfaatkan Tahun 2015

No Uraian Realisasi*)

1 Aset disewakan 45 bidang 2 Aset di pinjampakaikan 70 bidang 3 Aset di BGS-kan 1 bidang 4 Bidang tanah Pemda DIY 850 bidang *) Sumber: Laporan Barang Milik Daerah tahun 2015, diolah

Sehingga dari tabel diatas dapat diperoleh persentase aset yang dapat dimanfaatkan:

45 + 70 + 1

= --- X 100% 850

= 13.65%

Tabel III.2.2.2 Target dan realisasi kinerja sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah

No Indikator* Capaian 2014 2015 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2015 terhadap 2017 (%) Target Realisa si % Realisasi 1 Persentase Aset daerah yang dapat dimanfaatkan 12.82% 11.71% 13.65% 116 12.00 114

Capaian kinerja indikator persentase aset daerah yang dimanfaatkan di tahun 2015 sebesar 13.65% dari target sebesar 11.71%, jadi realisasi capaian kinerjanya sebesar 116%. Apabila dibandingkan dengan realisasi ditahun 2014 sebesar 12.82% ada kenaikan sebesar 0.83%, terhadap realisasi tahun 2013 sebesar 11.53% realisasi tahun 2015 ada kenaikan 2.12%. apabila dibandingkan dengan target akhir Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Tahun 2017 sebesar 12%, realisasi capaian tahun 2015 sebesar 13.65% artinya target akhir Renstra telah terlampaui pada tahun 2015.

Faktor pendorong persentase aset daerah yang dimanfaatkan adalah adanya tambahan obyek baru yang dioptimalkan (disewakan sebanyak 8 bidang dan dipinjam pakaikan sebanyak 8 bidang). Faktor pendorong tersebut menyebabkan realisasi melampaui target akhir Renstra Tahun 2017.

Gambar III.2.2.1 Gedung JEC- Satu dari Aset yang di optimalkan

Upaya yang telah dilakukan dalam rangka

pengembangan dan

pemanfaatan aset daerah antara lain:

1. pendampingan kepada pengurus barang dan petugas akuntansi unit kerja

dalam menyusun

inventarisasi barang milik daerah.

2. menyelesaikan status kepemilikan tanah-tanah yang dikuasai dan tercatat dalam daftar inventarisasi barang pemerintah

3. melakukan pensertifikatan dan warkah sertifikat tanah.

4. mendayagunakan kekayaan daerah dengan menyewakan, meminjam pakaikan, kerjasama pemanfaatan dengan pihak ketiga dan kerjasama penyediaan infrastruktur.

Gambar III.2.2.2 Pembukaan surat penawaran penjualan barang inventaris Tahun 2015.

Gambar III.2.2.3 Penjelasan penjualan Gedung UPTD BPSDSMP Dinas Pertanian DIY Tahun 2015

5. mempromosikan aset idle melalui pengecekan lokasi, menitipkan informasi kepada warga sekitar lokasi atau pihak kelurahan apabila ada yang berminat untuk menyewa.

III.2.3 Sasaran Meningkatnya Kinerja Badan Usaha Milik Daerah

Sasaran meningkatnya kinerja badan usaha milik daerah menjadi sasaran strategis karena alasan kebijakan yaitu pemenuhan terhadap penempatan mpdal pemerintah daerah sesuai amanat Peraturan Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah agar melaksanakan sesuai mandat core bisnisnya.

Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya kinerja Badan Usaha Milik Daerah terdiri dari satu indikator yaitu indikator persentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD dengan formulasi perhitungan jumlah deviden BUMD dibagi jumlah penyertaan modal dikali 100 persen. Formulasi perhitungan dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah Deviden BUMD

Rumus : --- X 100% Jumlah total penyertaan modal BUMD

Gambaran tentang bagian laba atas penyertaan modal modal Pemerintah Daerah dan deviden Perusahaan Milik Daerah/Badan Usaha Milik Daerah di DIY yang terdiri dari PD Bank BPD DIY, PT Anindya Mitra Internasional (PT.AMI), PD Tarumartani, bagian laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik Swasta pada PT Asuransi Bangun Askrida (PT ABA) dan bagian laba atas penyertaan

modal pada Lembaga Keuangan Non Bank Badan Usaha Kredit Pedesaan adalah sebagaimana tabel dibawah.

Tabel III.2.3.1 : Penyertaan Modal dan Deviden BUMD Tahun 2015 No Badan Usaha Milik Daerah Penyertaan Modal Deviden

1 2 3 4

1 PT Bank BPD DIY Rp233.500.000.000,00 Rp46.643.980.858,00 2 PD Tarumartani Rp 15.442.500.000,00 Rp 493.207.600,00 3 PT Asuransi Bangun Askrida Rp 440.000.000,00 Rp 195.274.664,00 4 PT AMI Rp 20.444.000.000,00 Rp 500.000.000,00 5 BUKP Rp 20.000.000.000,00 Rp 4.670.168.858,00

Jumlah Rp289.826.500.000,00 Rp52.502.631.980,00

Sumber: Laporan Keuangan BUMD Tahun 2015, diolah

Sehingga dari tabel diatas dapat diperoleh perhitungan persentase deviden BUMD terhadap penyertaan modal BUMD:

52.502.631.980,00 = --- X 100%

289.826.500.000,00 = 18,12%

Tabel III.2.3.2 Target dan realisasi kinerja sasaran meningkatnya kinerja Badan Usaha Milik Daerah

No Indikator* Capaian 2014 2015 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2015 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Persentase Deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD 20.01% 18.34% 18.12% 98.80 19.36% 93.59

Capaian kinerja indikator persentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD di tahun 2015 sebesar 18.12% dari target sebesar 18.34%, jadi realisasi capaian kinerjanya sebesar 98.80%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 20.01% ada penurunan 1,89%, terhadap realisasi tahun 2013 sebesar 25.35% realisasi tahun 2015 turun 7.23%. Apabila dibandingkan dengan

target akhir Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Tahun 2017 sebesar 19.36%, realisasi capaian indikator sasaran tahun 2015 belum tercapai.

Faktor yang menghambat tidak tercapainya target terhadap realisasi pendapatan BUMD antara lain adalah: a. adanya penurunan kinerja

BUKP di DIY yang disebabkan karena tingkat

Gambar II.2.3.1 Unit Usaha BUKP

persaingan usaha

perkreditan sangat ketat, mengakibatkan 11 BUKP diwilayah Kota, 2 BUKP di wilayah Kabupaten Bantul, 3 BUKP di wilayah Kabupaten Kulonprogo, satu BUKP

Gambar II.2.3.2 Pembinaan SDM BUKP

diwilayah Kabupaten Gunungkidul dan 3 BUKP di wilayah Kabupaten Sleman merugi.

b. kelembagaan badan usaha kredit pedesaan yang belum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengakibatkan adanya rasa ketakutan bagi pengelola khususnya kegiatan penghimpunan dana masyarakat.

Solusi atau saran yang dapat dilakukan antara lain:

1.mewujudkan kelembagaan BUKP sesuai peraturan perundang-undangan.

2.penataan kelembagaan 75 BUKP menjadi 1 lembaga yang terintegrasi terdiri dari Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Unit-unit pelayanan yang berada di kecamatan-kecamatan atau pasar-pasar tradisional.

3.pelayanan perkreditan dengan prosedur yang sederhana, murah dan cepat sehingga dapat menjauhkan masyarakat dari para pelepas uang/rentenir.

III.2.4 Sasaran Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah

Sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah menjadi sasaran strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah karena alasan teknis terkait integrasi modul sistem perencanaan dan penganggaran dan alasan kebijakan terkait persepsi dan konsepsi yang sama dan sepaham bagi setiap pemangku kebijakan anggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Tolok ukur capaian sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah terdiri dari satu indikator yaitu indikator persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah dengan formulasi perhitungan 1. ketepatan : APBD tanggal 31 Desember (50%) dan semua SKPD selesai menyusun laporan keuangan tanggal 28 Pebruari (50%), 2. Keakuratan: nilai bobot SPI (40%) ditambah nilai bobot kepatuhan (60%), yang dirumuskan sebagai berikut: Ketepatan (X1+X2) + Keakuratan (X3+X4 ) Rumus IKU : --- 2 Keterangan Ketepatan:

X1 : APBD disyahkan 31 Desember

X2 : SKPD selesai menyusun laporan keuangan tanggal 28 Pebruari Keakuratan:

X3 : Nilai bobot SPI

X4 : Nilai bobot kepatuhan

Gambaran tentang penyusunan APBD, penyusunan laporan keuangan, Hasil Pemeriksaan BPK atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap peraturan Perundang-udangan adalah APBD DIY

TA.2015 disyahkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tanggal 23 Desember 2014 (nilai 50%), sedang tanggal 28 Pebruari 2016, 34 SKPD telah menyusun Laporan Keuangan Tahun 2015 (nilai 50%).

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Perwakilan DIY Nomor LHP: 20B/LHP/XVIII.YOG/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern, terdapat 6 temuan pemeriksaan terkait administrasi dengan bobot 60%, dan berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Perwakilan DIY Nomor LHP : 20C/LHP/XVIII.YOG/05/2015, tanggal 28 Mei 2015 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan, terdapat 4 (empat) temuan hasil pemeriksaan terkait administrasi, dengan bobot 40%.

Tabel III.2.4.1 Ketepatan dan keakuratan pengelolaan keuangan 2015

N

o

Uraian Nilai Bobot

Ketepatan*)

Nilai Bobot

Keakuratan*)

1 2 3 4

1 Perda DIY No.10/2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang APBD 2015 50% 2 tanggal 28 Januari 2016 sebanyak 34 SKPD Pemda DIY telah meyusun laporan keuangan 2015 50% 3 LHP BPK RI No. 20B/LHP/XVIII.YOG/05/ 2015 tanggal 28 Mei 2015, sebanyak 6 temuan pemeriksaan SPI 6/10 x 100% = 60% 4 LHP BPK RI No. 20C/LHP/XVIII.YOG/05/ 2015 tanggal 28 Mei 2015, sebanyak 4 temuan pemeriksaan Kepatuhan 4/10 x 100% = 40%

Sehingga dari tabel diatas dapat diperoleh perhitungan prosentase ketepatan dan keakuratan pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:

(50%) + (50%)+ (40%) + (60%) = ---

2 = 100%

Tabel III.2.4.2 Target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah

No Indikator* Capaian 2014 2015 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2015 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Persentase Ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah - 100,00% 100,00% 100,00 100,00 100,00

Capaian kinerja indikator persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah di tahun 2015 sebesar 100% dari target sebesar 100%, jadi realisasi capaian kinerjanya sebesar 100%. Terhadap realisasi tahun 2014 maupun tahun 2013 tidak dapat diperbandingkan dikarenakan indikator sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah mengalami perubahan sesuai revisi RPJMD 2012-2017 maupun revisi Indikator Kinerja Utama Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 2012-2017 ditahun 2015 meskipun targetnya sama. Apabila dibandingkan dengan target akhir Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Tahun 2017 sebesar 100%, realisasi capaian tahun 2015 terhadap target kinerja akhir Renstra telah tercapai.

Faktor meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah antara lain karena sumberdaya manusia dan regulasi telah

dipersiapkan, adanya kebijakan pimpinan, serta aplikasi dalam menyusun laporan keuangan telah disesuaikan untuk penerapan Sistem Akutansi Pemerintahan berbasis Akrual.

Gambar III.2.4.1 Sosialisasi Penyusunan Laporan Keuangan

Upaya yang telah dilakukan antara lain Sosialisasi, Bimtek dan pendampingan kepada SKPD dalam menyusun laporan keuangan daerah, pemantauan ke SKPD atas sistem aplikasi dan ketersediaan jaringan serta koordinasi dengan bidang Layanan Teknis dan Manajemen Informasi ( LTMI ) Dishubkominfo DIY untuk jaminan kelancaran operasional sistem informasi pengelolaan keuangan daerah.

Dalam dokumen LKj IP 2015A lkj ip 2015a (Halaman 31-44)

Dokumen terkait