• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Keperawatan

Dalam dokumen CANDRA AYU PUSPITASARI NIM. P (Halaman 25-35)

BAB II LAPORAN KASUS

F. Evaluasi Keperawatan

Dari implementasi hari Rabu tanggal 24 April 2013 di dapatkan catatan perkembangan , data subyektifnya Ny. K mengatakan kalau sudah mengerti

tentang penyakit Diabetes melitus dan cara pemenuhan kebutuhan nutrisi dan

data obyektifnya wajah Ny. K kelihatan segar dan mata sudah tidak anemis. Berdasarkan data subyektif dan data obyektif diatas dapat dianalisa masalah keperawatannya yaitu teratasi, sehingga perencanaan kunjungan di rumah Ny. K dihentikan.

15

BAB III

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan pada Tanggal 22 April sampai 24 April 2013di keluarga Tn. H khususnya pada Ny. K dengan problem Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari tubuh pada penyakit Diabetes melitus dengan etiologi ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal anggota keluarganya yang sakit.

1. Pengkajian

Diabetes melitus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif dengan gejala diabates yang umum adalah rasa haus yang berlebihan, sering kencing pada malam hari, badan terasa lemas jika gula darah naik, berat badan turun (Syahbudin, 2004).

Pada Diabetes tipe 2 khususnya usia lebih 25 tahun mempunyai berat badan yang lebih tinggi dan nutrisi utama pada Diabetes melitus tipe 2 adalah mengendalikan berat badan disamping mengendalikan kadar gula darah kolestrol, penurunan berat badan pada pasien tipe 2 yang mengalami obesitas umumnya akan menurunkan resistensi insulin (Supriasa, 2002). Berdasarkan teori diatas sesuai dari hasil pengkajian penulis pada Ny. K

16

juga mengatakan kalau berat badanya turun dan Ny. K juga mengatakan sering kencing pada malam hari dan badan terasa lemas. Maka penulis memfokuskan pada nutrisi.

Pengkajian tipe keluarga yang dilakukan pada keluarga Tn. H dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja antara lain yang pertama memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, yang kedua mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga, yang ketiga mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua, hindari kecurigaan dan permusuhan, yang ke empat perubahan sistem peran peraturan untuk tumbuh kembang keluarga (Padila, 2012). Tahap perkembangan keluarga Tn.H tidak ada perbedaan dengan yang di ungkapkan Padila (2012) dan sudah terpenuhi. Tugas perkembangan keluarga Tn. H yang sudah terpenuhi antara lain memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri, memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak, mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang keluarga.

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, tugas keluarga tesebut antara lain : pertama mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan

17

karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya ( Suprajitno, 2004). Sedangkan menurut Harmoko (2012), tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatan. Berdasarkan teori tersebut tidak sesuai yang terjadi pada Tn. H khususnya Ny. K mengatakan belum mengetahui tentang pengertian, penyebabnya dan tanda gejala serta perawatanya. Mengenal masalah kesehatan keluarga merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadan kesehatan dan perubahan yang dialami keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya ( Suprajitno, 2004).

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses

18

pengumpulan data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan

tindakan-tindakan di mana perawat bertanggung jawab untuk

melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, baik yang bersifat aktual resiko, maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga (mubarak, 2009). Berdasarkan pengkajian penulis mengangkat diagnosa ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah keluarga yang sakit.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa keperawatan meliputi problem ( P ) atau masalah, etiologi ( E ) atau penyebab (Harmoko, 2012). Pada kasus ini (P)problem menurut mubarak (2009) yaitu data subyektif kurang nutrisi adalah pasien mengatakan berat badan turun dan badan terasa lemas. Serta (E) etiologinya ketidak mampuan keluarga dalam mengenal anggota keluarga yang sakit. Dengan data subjektif Ny. K mengatakan jika tersa lemas badanya Ny. K hanya bisa diam dan duduk saja kalau gula darahnya

meningkat serta Ny. K belum mengerti tentang penyakit Diabetes melitus.

19

kilogram dan mata tidak anemis lagi.Mengenal masalah kesehatan keluarga merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami keluarga. Perubahan sekecil apapun yang di alami keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/ keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapanterjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa perubahanya.

3. Intervensi

Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan yang telah di identifikasi (Harmoko, 2012). Intervensi dalam kasus Diabetes melitus menurut mubarak yang pertama

kaji pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan penyakit Diabetes

melitus dengan rasional untuk mengetahui seberapa jauh keluarga mengerti tentang penyakit Diabetes melitus,yang kedua mengkaji cara pemenuhan nutrisi penyakit Diabetes melitus dengan rasional untuk mengetahui apakah makanan yang di makan menyebabkan gula darah naik dan mengetahui berat badanya turun atau tidak, yang ketiga arahkan keluarga

untuk memutuskan mengatasi Diabetes melitus menjelaskan tindakan

20

Intervensi untuk ketidakmampuan keluarga dalam mengenal anggota

keluarga yang sakit adalah yang pertama jelaskan tentang

pengertianpenyakit Diabetes melitus, jelaskan cara perawatanya, jelaskan tanda dan gejala (Mubarak, 2009). Berdasarkan teori di atas intervensi

sesuai yang pertama kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit Diabetes

melitusdengan rasional untuk mengetahui apakah keluarga Tn. H sudah

mengerti tentang penyakit Diabetes melitus, yang kedua mengkaji

perawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan rasional apakah makanan yang di makan sudah memenuhi nutrisi dan intervensi yang terakhir adalah berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Diabetes melitusdengan rasional apa diabetes melitus itu, tanda dan gejala, penyebabnya. Dalam intervensi ini tidak ada perbedaan antara teori dan pelaksanaan pada penulis yaitu tentang keluarga belum mengenal penangan pada nutrisi dan penulis memfokuskan tindakan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian tindakan keperawatan pada kaluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya (padila, 2012). Sedangkan menurut Harmoko (2012), tahap implementasi merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga di mana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan keperawatan keluarga dan

21

intervensi yang telah di tetapkan yang pertama kaji pengetahuan dengan tindakan keperawatan kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit Diabetes melitus yang bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas (Mubarak, 2009).

Tindakankedua kaji perawatan anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan fasilitas yang ada di rumah dan lingkungan, Yang ketiga memberikan pendidikan kesehatan

tentang penyakit Diabetes melitus dengan rasional memberikan informasi

apa itu Diabetes melitus, tanda dan gejala Diabetes Melitus, penyebab Diabetes melitus, yang keempat memberikan pendidikan kesehatan tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi dan mengatur pola makan dengan bertujuan

keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku

sepertimemodifikasimakanansayur(Mubarak, 2009).

5. Evaluasi

Sebagaiproses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan

memperhatikan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan ( Hartono, 2012). Penilaian evaluasi di laksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP (subyaktif, obyektif, analisa, dan planing) dengan keterangannya antara lain S (subyektif) adalah hal-hal

yang dikemukakan oleh keluarga, O (obyektif) adalah hal-hal yang

ditemukan perawat yang dapat diukur dengan dilihat, A (analisa) adalah analisis hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnosa, P (planing) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon

22

keluarga (Padila, 2012). Dari hasil evaluasi penulis yang dilakukan di dapatkan data subyektif Ny. K mengatakan sudah mengerti tentang

penyakit Diabetes melitus, serta Ny. K sudah mengetahui cara pemenuhan

kebutuhan nutrisi penyakit Diabetes melitus, dan Ny. K mengatakan sudah

tidak terlalu lemas, data obyektifnya Ny. K tampak kelihatan segar dan mata tidak anemis lagi. Berdasarkan data subyektif dan data obyektif diatas dapat dianalisa masalah keperawatannya yaitu sudah teratasi, sehingga perencanaan kunjungan di rumah Ny. K dihentikan.

B. Simpulandan Saran 1. Simpulan

a. Hasil pengkajian pada keluarga Tn. H khususnya Ny. K dengan

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada Diabetes melitus dengan ketidamampuan mengenal masalah keluarga yang sakit Ny. K mengatakan kalau badan terasa lemas jika gula darahnya meningkat dan sering kencing pada malam hari, dan berat badan turun.Pada pengkajian tahap keluarga Tn. H sudah terpenuhi semua dan tidak ada perbedaan dari teori dan pelaksanaan.

b. Diagnosa keperawatan keluarga Tn. H khususnya pada Ny. K adalah Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah keluarga yang sakit.

c. Rencana keperawatan yang dilakukan pada ketidakseimbangan nutrisi:

23

dalam mengenal masalah keluarga yang sakit pada penyakit Diabetes melitus kaji pengetahuan Ny. K tentang penyakit diabetes mellitus. Kedua Kaji tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Diabetes mellitus. Ketiga berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus dengan rasional agar Ny. K dapat mengerti dengan jelas tentang penyakit Diabetes mellitus dan pemenuhan nutrisi.

d. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny. K dengan

ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yaitu mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi, dan memberikan pendidikan

kesehatan tentang penyakit Diabetes melitus untuk memberikan

informasi kesehatan kepada keluarga.

e. Evaluasi hari Rabu tanggal 24 April 2013 di dapatkan catatan

perkembangan pada keluarga Tn. H khususnya pada Ny. K adalah resiko kekurangan nutrisi pada Ny. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal masalah keluarga yang sakit pada penyakit Diabetes melitus sudah teratasi yaitu Ny. K sudah kelihatan segar ,Ny. K dan keluarga mengatakan sudah mengetahui pengertian Diabetes melitus, tanda dan gejala Diabetes melitus.

2. Saran

a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

24

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun dengan klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan klien pada umummya dan pada klien dengan Diabetes melitus secara khusus.

C. Bagi penulis selanjutnya

Diharapkan penulis dapat menggun akan atau memenfaatkan wktu lebih efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan keluarga pada klien secara optimal

Dalam dokumen CANDRA AYU PUSPITASARI NIM. P (Halaman 25-35)

Dokumen terkait