• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Evaluasi Kerasionalan Kelengkapan Informasi Iklan Obat Tanpa Resep

C. Evaluasi Kerasionalan Kelengkapan Informasi Iklan Obat Tanpa Resep

Iklan-iklan obat tanpa resep yang ditayangkan di media televisi swasta umumnya mempunyai durasi yang pendek, hal ini dikarenakan mahalnya biaya pembuatan sekaligus penayangannya, bahkan menurut Kotler (2003b) biaya iklan di televisi naik lebih cepat daripada media iklan lainnya. Sebagian besar produsen obat tanpa resep tentunya hanya memikirkan cara untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya pemasangan iklan yang tidak terlalu besar, sehingga mereka tidak mau memperdulikan akibatnya bagi konsumen. Pendeknya durasi tayangan membuat daya tangkap konsumen menjadi terbatas, sebab informasi tentang obat yang diiklankan tidak memungkinkan untuk

ditayangkan semuanya. Hal ini membuat peran iklan sebagai sarana atau sumber informasi obat tanpa resep bagi masyarakat menjadi tidak efektif.

Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa 20,78% responden mengakui bahwa kelengkapan informasilah yang membuat iklan obat televisi menjadi menarik (Primantana, 2001). Iklan dianggap merupakan sarana informasi awal untuk memilih suatu produk obat. Informasi awal yang dirasakan lengkap akan menarik konsumen untuk menggunakan obat tanpa resep yang diiklankan.

Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Iklan obat tanpa resep dinilai rasional bila terdapat semua informasi yang harus dicantumkan, dan tidak rasional bila ada salah satu informasi yang tidak dicantumkan.

Menurut Kriteria Etik Promosi Obat–WHO (1988), iklan obat yang ditujukan kepada masyarakat awam harus mencantumkan informasi zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, kontraindikasi, serta nama dan alamat industri farmasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, iklan obat di media televisi harus mencantumkan indikasi, informasi keamanan obat, nama dagang, dan nama industri farmasi. Dijabarkan lebih lanjut bahwa informasi obat harus lengkap, yaitu harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontraindikasi dan efek samping. Iklan obat juga harus mencantumkan spot peringatan perhatian (BACA ATURAN PAKAI. JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER).

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, salah satunya hanya disebutkan bahwa iklan obat harus mencantumkan informasi keamanan obat. Tidak terdapat definisi yang jelas mengenai klasifikasi informasi yang harus dicantumkan sebagai informasi keamanan obat. Pada umumnya, informasi keamanan obat meliputi peringatan-perhatian, kontraindikasi, dan efek samping. Dalam penelitian ini, informasi keamanan obat diasumsikan hanya meliputi peringatan-perhatian dan efek samping. Iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini sudah dinilai rasional meskipun tidak mencantumkan kontraindikasi, dengan pertimbangan durasi tayang iklan obat di televisi yang relatif singkat memang kurang memungkinkan untuk dapat mencantumkan semua informasi. Dengan demikian, iklan obat tanpa resep dinilai rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 bila mencantumkan indikasi, peringatan-perhatian, efek samping, nama dagang, dan nama industri farmasi.

Hasil evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) maupun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, disajikan untuk setiap kelas terapi pada Tabel VII–XVIII.

Tabel VII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386 /1994 1. Neo Rheumacyl nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian tidak rasional tidak rasional 2. Neo Rheumacyl

Neuro

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

3. Oskadon SP nama dagang, indikasi,

Data pada Tabel VII menunjukkan bahwa kelengkapan informasi iklan obat analgesik (nyeri otot dan tulang) tanpa resep dinilai tidak rasional berdasarkan kedua kriteria iklan, sehingga tidak banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Iklan Neo Rheumacyl Neuro® lebih lengkap informasinya dibandingkan Neo Rheumacyl® dan Oskadon SP®.

Tabel VIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Biogesic Anak nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Bodrex nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 3. Bodrex Migra

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

4. Bodrexin

nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

5. Contrexyn nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 6. Inzana nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 7. Neuralgin nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian tidak rasional tidak rasional 8. Obat Sakit

Kepala Cap 19

nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 9. Oskadon

nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

10. Panadol Extra nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian tidak rasional tidak rasional 11. Paramex

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

12. Poldan Mig nama dagang, indikasi, nama industri

farmasi tidak rasional tidak rasional

13. Saridon nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional

Semua iklan obat tanpa resep kelompok obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya menurut Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988), tetapi berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 iklan Bodrexin®, Oskadon®, dan Paramex® dinilai rasional. Dibandingkan iklan lain dalam kelompok ini, iklan Paramex® memberikan informasi yang paling banyak bagi pemirsa televisi sebagai konsumen obat tanpa resep.

Dari Tabel IX, diketahui semua iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini tidak mencantumkan dengan lengkap informasi obat berdasarkan kedua kriteria iklan, sehingga semuanya dinyatakan tidak rasional. Iklan Neo Ultracap® lebih lengkap informasinya dibandingkan obat gizi dan darah tanpa resep yang lain. Apabila konsumen memilih obat berdasarkan kelengkapan informasi iklan, maka Neo Ultracap® akan lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

Tabel IX. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Fatigon nama dagang, indikasi, nama industri

farmasi tidak rasional tidak rasional

2. Neo Ultracap

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

3. Vitamin IPI A nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. Vitamin IPI B

complex

nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 5. Vitamin IPI B1 nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 6. Vitamin IPI B12 nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 7. Vitamin IPI C nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional

Dari Tabel X dan XI diketahui bahwa iklan Neo Entrostop®, Mylanta®, dan Neosanmag Fast®, tidak rasional kelengkapan informasinya berdasarkan kedua kriteria iklan. Informasi iklan obat tanpa resep Neosanmag Fast® lebih

lengkap dibandingkan Mylanta®. Oleh sebab itu, iklan Neosanmag Fast® bisa memberikan informasi yang lebih banyak kepada masyarakat pengguna obat tanpa resep untuk mengatasi gangguan penyakit maag.

Tabel X. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran cerna (diare) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Neo Entrostop nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional Tabel XI. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran cerna (maag)

tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Mylanta nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Neosanmag Fast

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

Tabel XII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Asthma Soho nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Neo Napacin nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional

Data Tabel XII menunjukkan iklan Asthma Soho® dan Neo Napacin® tidak rasional kelengkapan informasinya menurut Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) maupun Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Berdasarkan hasil evaluasi ini, informasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep di televisi saja belum mencukupi untuk dijadikan dasar pemilihan obat, karena tidak banyak informasi yang bisa diberikan kepada masyarakat.

Tabel XIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa reseppadatayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama duaminggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Komix G nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Laserin

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

3. Vicks Formula 44

nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. Woods Antitusif nama dagang, indikasi, nama industri

farmasi tidak rasional tidak rasional

5. Woods Ekspektoran

nama dagang, indikasi, nama industri

farmasi tidak rasional tidak rasional

Semua iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep yang didapatkan dalam penelitian ini, juga dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya. Informasi yang dicantumkan dalam iklan obat Laserin® lebih lengkap dibandingkan obat batuk lainnya (lihat Tabel XIII). Sebuah penelitian tentang pemilihan obat batuk menunjukkan bahwa obat batuk tanpa resep yang paling sering digunakan responden adalah Laserin® (24,3%) (Wulandari, 2004). Hal ini bisa jadi membuktikan bahwa kelengkapan informasi iklan cukup berpengaruh terhadap pemilihan obat di kalangan masyarakat.

Tabel XIV. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Actifed

Ekspektoran

nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Anakonidin

nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

3. OBH Combi Batuk Pilek

nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, hanya iklan Anakonidin® yang dinilai rasional dari segi kelengkapan informasinya. Hasil

evaluasi ini berbeda bila ditinjau dari Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988), yang menyatakan ketiga jenis obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep dalam penelitian ini tidak rasional. Anakonidin® merupakan obat tanpa resep untuk konsumen anak-anak, sehingga yang berperan untuk memilih obat ini kemungkinan besar adalah para ibu. Berkaitan dengan hal itu, maka seandainya tingkat konsumsi obat Anakonidin® di masyarakat cukup tinggi, ada kemungkinan bahwa kaum ibu sudah mampu memilih obat untuk keluarga berdasarkan kerasionalan kelengkapan informasi iklan.

Tabel XV. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Decolgen nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Inza

nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

3. Procold

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

4. Sanaflu

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

5. Sanaflu Forte

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

6. Ultraflu nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional

Flu merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat, sehingga kaum ibu diharapkan cukup terampil dalam memilih obat-obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit flu. Kaum ibu yang menjadikan iklan sebagai acuan dalam pemilihan obat tanpa resep, seharusnya memperhatikan dengan teliti informasi-informasi yang disajikan dalam iklan. Data pada Tabel XV menunjukkan tidak ada iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep dalam penelitian ini yang kelengkapan

informasinya dinilai rasional menurut Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988). Penilaian ini berbeda menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, karena terdapat tiga jenis obat tanpa resep yang kelengkapan informasi iklannya dinilai rasional.

Tabel XVI. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Bodrex Flu &

Batuk

nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

2. Bodrexin Flu & Batuk

nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

3. Mixagrip Flu & Batuk

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

4. OBH Tropica Plus

nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping

tidak rasional rasional

5. Paramex Flu & Batuk

nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, efek samping tidak rasional tidak rasional

Iklan Bodrex Flu & Batuk®, Bodrexin Flu & Batuk®, serta OBH Tropica Plus® dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) tetapi rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, sedangkan yang lain dinilai tidak rasional ditinjau dari kedua kriteria iklan. Ketiga iklan obat tanpa resep untuk mengatasi flu dan batuk yang sudah dinilai rasional, seharusnya memperoleh kepercayaan lebih tinggi dari masyarakat khususnya ibu-ibu sebagai sasaran utama iklan pada penelitian ini, karena memberikan informasi yang lebih lengkap.

Dari Tabel XVII dan XVIII diketahui iklan obat tanpa resep yang meliputi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) dan iklan obat topikal mata , dinilai tidak

rasional kelengkapan informasi iklannya berdasarkan kedua kriteria iklan. Iklan obat tanpa resep yang tidak rasional kelengkapan informasi iklannya tidak dapat memberikan informasi yang cukup bagi masyarakat pengguna obat, akibatnya dapat menyebabkan pemakaian obat yang tidak rasional. Canesten® dan Creobic® lebih lengkap informasi iklannya dibandingkan Fungiderm® dan Neo Ultrasiline®, sedangkan Visine® lebih lengkap informasi iklannya dibandingkan Insto®. Berdasarkan kelengkapan informasi iklannya, Canesten®, Creobic®, dan Visine® seharusnya lebih berpeluang untuk menjadi obat tanpa resep pilihan, selama kerja obat tidak menimbulkan efek samping tertentu yang merugikan pemakainya.

Tabel XVII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Canesten

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

2. Creobic

zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi

tidak rasional tidak rasional

3. Fungiderm nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. Neo Ultrasiline nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian tidak rasional tidak rasional

Tabel XVIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal mata tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan

WHO (1988) Kep.Men.Kes No. 386/1994 1. Insto nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian tidak rasional tidak rasional 2. Visine nama dagang, indikasi,

peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional

Secara keseluruhan, informasi-informasi yang harus dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO (1988) dan

Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 terdiri dari komposisi zat aktif, nama dagang, indikasi, kontraindikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi dan alamatnya, serta efek samping obat. Semua informasi-informasi tersebut sangat dibutuhkan masyarakat pengguna obat tanpa resep, agar dapat melakukan pengobatan sendiri yang aman dan efektif atau pengobatan yang rasional. Hal itu disebabkan semakin lengkap informasi tentang obat yang disajikan dalam sebuah iklan, konsumen semakin dapat menilai apakah obat yang diiklankan tersebut sesuai atau tidak untuk penyakit dan kondisi kesehatan tubuhnya. Dengan kata lain, semakin lengkap informasi sebuah iklan obat tanpa resep, semakin besar pula manfaat iklan tersebut dalam membantu proses pemilihan dan penggunaan obat tanpa resep di kalangan masyarakat.

Zat aktif adalah komponen obat yang mempunyai efek farmakologis atau mempunyai khasiat pengobatan. Sebuah obat tanpa resep dapat memiliki satu atau lebih zat aktif. Informasi komposisi zat aktif perlu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep agar masyarakat dapat membuktikan kebenaran klaim indikasi yang disajikan dalam iklan. Konsumen membutuhkan informasi zat aktif dalam iklan obat tanpa resep agar dapat memilih obat yang tepat indikasinya, karena banyak iklan obat tanpa resep menginformasikan indikasi sebuah obat secara berlebihan atau tidak sesuai dengan mekanisme kerja zat aktifnya. Kurangnya informasi mendasar tentang susunan zat aktif menyebabkan masih banyak kaum ibu memilih obat tanpa resep hanya berdasarkan merek obat yang tersedia di pasaran (Marlinda, 2003). Menyadari begitu pentingnya informasi zat aktif bagi konsumen, sangat disayangkan apabila Keputusan Menteri Kesehatan No. 386

tahun 1994 hanya mewajibkan pencantuman informasi zat aktif obat pada iklan di media cetak saja. Dari 53 jenis obat tanpa resep yang dievaluasi kerasionalan kelengkapan iklannya, Neo Rheumacyl Neuro®, Bodrex Migra®, Paramex®, Neo Ultracap®, Neosanmag Fast®, Laserin®, Procold®, Sanaflu® dan Sanaflu Forte®, Mixagrip Flu & Batuk®, Canesten®, serta Creobic® sudah mencantumkan informasi zat aktif dalam iklannya di media televisi .

Nama dagang perlu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep, agar konsumen dapat mengingat dengan baik produk obat tanpa resep yang diiklankan. Beberapa jenis obat dapat mempunyai komposisi zat aktif yang sama, karena itu lebih mudah bagi masyarakat untuk mengingat nama dagang daripada mengingat nama obat yang dikandungnya apalagi bila dalam sebuah obat tanpa resep terkandung beberapa macam obat sekaligus. Nama dagang sebuah obat tanpa resep biasanya langsung dapat mengingatkan konsumen tentang indikasi atau khasiat obat, oleh sebab itu banyak masyarakat yang membeli obat tanpa resep hanya berdasarkan nama dagang (merek) obatnya saja. Semua iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini mencantumkan informasi nama dagang.

Indikasi atau petunjuk kegunaan obat secara spesifik dalam pengobatan penyakit merupakan informasi yang selalu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep. Indikasi perlu disampaikan agar konsumen dapat memilih obat yang tepat untuk mengatasi gangguan kesehatannya, sehingga dapat tercapai tujuan pengobatan yang diharapkan. Konsumen harus mencermati indikasi yang disampaikan iklan-iklan obat tanpa resep di televisi untuk menghindari penggunaan obat di luar indikasinya, karena dapat menimbulkan keracunan pada

pengguna obat dan menyebabkan kegagalan terapi. Penggunaan obat di luar indikasinya dapat berupa kesalahan dalam penggunaan maupun penyalahgunaan obat. Penggunaan yang salah suatu jenis obat masih sering dilakukan oleh masyarakat misalnya menggunakan jenis obat tertentu untuk dimanfaatkan efek sampingnya bukan sesuai indikasinya, padahal perilaku seperti ini keliru dan dapat membahayakan kesehatan. Sebagai contoh adalah menggunakan obat batuk yang berdasarkan pengalamannya dapat menyebabkan mengantuk, kemudian selanjutnya digunakan untuk membantu memudahkan tidur.

Kontraindikasi merupakan petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan karena berlawanan dengan kondisi tubuh pemakai (Anief, 1995). Kontraindikasi juga penting disampaikan dalam iklan obat tanpa resep, karena dalam kondisi tertentu yang dialami seorang pengguna obat, penggunaan obat-obat tertentu untuk menyembuhkan suatu penyakit ternyata justru dapat membahayakan atau memperparah kondisinya, sehingga dengan mengetahui kontraindikasi konsumen dapat menghindari resiko tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan obat tanpa resep yang mengandung parasetamol pada seseorang yang memiliki gangguan fungsi hepar maka akan memperparah kondisi heparnya. Dalam penelitian ini, tidak terdapat iklan obat tanpa resep yang mencantumkan informasi kontraindikasi. Durasi tayang iklan obat tanpa resep di

Dokumen terkait