• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEMUAN DATA

III- 2 Tabel III

III.2 Efektifitas Penggunaan Software Open Source (SLiMS) dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Perpustakaan

III.2.1 Evaluasi Kualitas Sistem (System Quality)

Tabel III.1 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frequency Percent

Laki – laki 25 54,3

Perempuan 21 45,7

Total 46 100,0

Sumber : kuesioner

Berdasarkan tabel III.1 di atas didapatkan data mengenai jumlah responden penelitian yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Adapun jumlah responden laki – laki sebanyak 25 orang atau 54,3% sedangkan untuk jumlah responden perempuan sebanyak 21 orang atau 45,7%. Data diatas menunjukkan bahwa responden laki – laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan.

III.2 Efektifitas Penggunaan Software Open Source (SLiMS) dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Perpustakaan Perguruan Tinggi di Malang

Penelitian tentang software open source (SLiMS) dalam penerapan sistem informasi manajemen pada perpustakaan perguruan tinggi di Malang dapat diukur dengan teori Weber yang meliputi evaluasi kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kegunaan sistem yang dirasakan

(perceived usefulness), kemudahan penggunaan sistem yang dirasakan (perceived

ease of use), kemampuan menggunakan komputer (computer self-efficacy),

penggunaan sistem informasi (information system use), dampak individu

(individual impact), kepuasan sistem informasi (information systems satisfaction),

dampak terhadap organisasi (organizational impact).

III.2.1 Evaluasi Kualitas Sistem (System Quality)

Pengukuran kualitas sistem pada efektifitas penggunaan SLiMS dapat dievaluasi berdasarkan kelengkapan fitur yang dimiliki oleh SLiMS demi menjalankan tugas pustakawan, kecepatan respon dalam menjalankan

III-3

perintah, kestabilan SLiMS dalam pengoperasiannya dan pemenuhan sistem sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengukur efektifitas SLiMS berdasarkan kualitas system

Tabel III.2

Efektifitas penggunaan SLiMS berdasarkan evaluasi kualitas system (system quality)

No. Uraian

Tanggapan Responden

N

Ya Tidak

F % F % F %

1. SLiMS memiliki fitur yang mendukung pekerjaan

42 91,3 4 8,7 46 100

2a. Fitur yang sering digunakan berupa OPAC

31 67,4 15 32,6 46 100

2b. Fitur yang sering digunakan berupa bibliografi

30 65,2 16 34,8 46 100

2c. Fitur yang sering digunakan berupa sirkulasi

32 69,6 14 30,4 46 100

2d. Fitur yang sering digunakan berupa keanggotaan

23 50,0 23 50,0 46 100

2e. Fitur yang sering digunakan berupa inventaris

8 17,4 38 82,6 46 100

2f. Fitur yang sering digunakan berupa pelaporan

22 47,8 24 52,2 46 100

2g. Fitur yang sering digunakan berupa kendali terbitan berseri

5 10,9 41 89,1 46 100

3. Fitur yang dijalankan pernah terjadi error

19 41,3 27 58,7 46 100

4. SLiMS mampu merespon dengan cepat setiap pekerjaan

37 80,4 9 19,6 46 100

5. SLiMS memiliki kestabilan dalam menangani proses yang ada

III-4

6. SLiMS mampu memenuhi segala

kebutuhan

26 56,5 20 43,5 46 100

7. SLiMS sering mengalami kesalahan atau error dalam menjalankan tugasnya

12 26,1 34 73,9 46 100

8. SLiMS mampu diintegrasikan dengan aplikasi lain

21 45,7 25 54,3 46 100

Sumber : olahan data peneliti

Berdasarkan tabel III.2 mengenai efektifitas penggunaan SLiMS berdasarkan dari tingkat kualitas sistem di perpustakaan perguruan tinggi di Malang dapat di ukur dari 8 item pertanyaan. Pada pertanyaan pertama memberikan informasi mengenai fitur yang ada di SLiMS dapat mendukung pekerjaan pustakawan. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 42 orang atau 91,3% menjawab ya atau setuju tentang fitur yang ada di SLiMS mendukung pekerjaannya. Sebanyak 4 orang atau 8,7% menjawab tidak atau tidak setuju dengan fitur SLiMS yang dapat membantu pekerjaannya. Hasil dari responden dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pustakawan merasa terbantu dengan fitur yang ada di SLiMS dan dapat mendukung pekerjaannya.

Pada pertanyaan kedua peneliti ingin mengetahui seberapa sering responden menggunakan fitur yang disediakan SLiMS. Pada fitur pertama dapat diketahui bahwa responden yang sering menggunakan fitur OPAC sebanyak 31 orang atau 67,4% dan responden yang tidak menggunakan OPAC sebanyak 15 orang atau 32,6%. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak pustakawan yang sering menggunakan OPAC untuk membantu pekerjaannya. Pada fitur bibliografi menunjukkan bahwa sebanyak 30 orang atau 65,2% menggunakannya untuk menunjang pekerjaan dalam mengelola perpustakaan. Namun 16 orang atau 34,8% tidak menggunakan fitur bibliografi dalam bekerja. Data dapat disimpulkan bahwa responden banyak yang menggunakan fitur bibliografi dalam menjalankan pekerjaannya. Data di atas menunjukkan bahwa 32 responden atau 69,6% menyatakan bahwa telah menggunakan fitur sirkulasi pada SLiMS untuk menunjang pekerjaan.

III-5

Sisanya sebesar 14 responden atau 30,4% tidak menggunakan fitur sirkulasi. Kesimpulan yang dapat diketahui adalah banyak pustakawan yang menggunakan fitur sirkulasi untuk melayani pengguna perpustakaan. Hasil data di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 23 orang atau 50% menggunakan fitur keanggotaan dan 23 orang atau 50% lainnya juga tidak menggunakan keanggotaan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa dari 46 responden separuhnya menggunakan fitur keanggotaan dan sisanya tidak menggunakan. Tabel III.2 di atas menunjukkan bahwa responden yang menggunakan fitur inventaris sebanyak 8 orang atau 17,4%. Sebaliknya untuk yang tidak menggunakan fitur inventaris sebanyak 38 orang atau 82,6%. Fitur inventaris memang hanya sedikit yang menggunakan karena tidak banyak orang yang mengerti sehingga terbukti hanya 8 orang yang menggunakan. Pada fitur pelaporan sebanyak 22 responden menggunakan fitur pelaporan pada software SLiMS. Sedangkan sebanyak 24 orang menggunakan fitur pelaporan. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu penggunaan fitur pelaopran hanya sedikit dari pada yang tidak menggunakan yakni 47,8%. Tabel di atas menyajikan data responden yang sering menggunakan fitur terbitan berseri. Sebanyak 5 responden menyatakan sering atau pernah menggunakan fitur kendali terbitan berseri. Namun lebih banyak responden yang tidak menggunakn fitur kendali terbitan berseri yakni sebanyak 41 orang. Hasil diatas dapat disimpulkan bahwa fitur kendali terbitan berseri tidak banyak orang menggunakannya yakni hanya 10,9% saja yang menggunakannya.

Pada pertanyaan ketiga peneliti menukur tingkat kemungkinan terjadi kesalahan atau error dalam menjalankan fitur SLiMS. Dapat diketahuai bahwa sistem dalam menjalankan tugasnya tidak semua berjalan dengan lancar, melainkan pernah juga terjadi sebuah kesalahan. Berikut ini data yang diperoleh dari responden tentang error yang diakibatkan dalam menggunakan SLiMS. Sebanyak 19 orang atau 41,3% menyatakan pernah terjadi error pada fitur SLiMS yang digunakannya. Namun sebanyak 27 orang atau 58,7% menyatakan tidak pernah terjadi error pada fitur SLiMSnya. Berdasarkan keterangan responden dari perpustakaan Universitas Merdeka Malang yang

III-6

menjawab ya atau pernah terjadi error yaitu fitur SLiMS error dikarenakan jaringan wifi sering terputus, namun ada juga yang berpendapat bahwa SLiMS tidak dapat menyimpan hasil upload file. Sama dengan keterangan responden dari perpustakaan Institut Teknologi Nasional Malang yaitu file attachment tidak dapat dibuka yang berarti gagal untuk di upload. Selain itu masalah jaringan juga menghambat kinerja SLiMS dan itu merupakan kesalahan dari jaringan perpustakaan sendiri bukan dari kesalahan SLiMS. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa SLiMS dapat berjalan normal namun ada beberapa responden mengalami ganggungan karena pengaruh jaringan dan beberapa file tidak dapat di upload pada menu bibliografi.

Pada item pertanyaan keempat peneliti ingin mengetahui kualitas system SLiMS dalam menjalankan tugasnya mampu merespon dengan cepat sehingga memeberikan kenyamanan kepada penggunanya. Data di atas menunjukkan bahwa sebanyak 37 orang atau setara dengan 80,4% setuju jika SLiMS mampu merespon dengan cepat dalam setiap melakukan pekerjaan. Namun ada beberapa responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut, yalni sebesar 9 orang atau setara dengan 19,6%. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan orang merasa dalam menggunakan SLiMS dapat merespon dengan cepat setiap melakukan pekerjaannya.

Selanjutnya pada item pertanyaan keliama peneliti mengukur kualitas SLiMS dari kestabilan SLiMS saat dijalankan. Pada pengukuran ksatabilan SLiMS mayoritas responden menjawab stabil. Berikut ini data yang menunjukkan bahwa sebanyak 34 orang atau 73,9% setuju jika SLiMS mampu berjalan dengan stabil. Namun ada beberapa orang mengatakan tidak setuju jika SLiMS berjalan dengan stabil yakni sebesar 12 orang atau 26,1%. Data di atas dapat disimpulkan bahwa responden merasa nyaman menggunakan SLiMS karena mampu berjalan dengan stabil dalam kinerjanya.

Berikut ini item pertanyaan keenam yang mengukur kualitas SLiMS dari segi kemampuan SLiMS dalam memenuhi segala kebutuhan untuk mengelola perpustakaan. Tabel di atas memberikan informasi bahwa

III-7

sebanyak 26 responden atau setara 56,5% setuju jika SLiMS mampu memenuhi kebutuhan dalam mengelola perpustakaan. Sedangkan 20 orang tidak setuju bahwa SLiMS mampu memenuhi semua kebutuhan dalam mengelola perpustakaan. Data di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang setuju dan tidak setuju mengenai SLiMS dapat memenuhi kebutuhan perpustakaan mempunyai selisih yang tidak terpaut jauh.

Pada item pertanyaan ketujuh peneliti ingin mengetahui apakah dalam

software SLiMS dapat terjadi error atau kesalahan secara keseluruhan. Setiap

sistem tidak semuanya berjalan dengan sesuai yang diharapkan, terkadang system juga mengalami gangguna atau error. Tabel di bawah ini menyajiakan hasil penelitian apakah SLiMS sering error atau tidak. Pada keterangan di atas menunjukkan seberapa besar orang yang setuju SLiMS sering mengalami error. Sebanyak 26,1% responden setuju bahwa SLiMS sering error atau setara dengan 12 orang. Namun sebanyak 73,9% atau setara dengan 34 responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dari hasil keterangan responden dapat disimpulkan bahwa secara umum penggunaan SLiMS tidak terjadi error. Berdasarkan hasil probing bahwa responden yang menjawab SLiMS sering error yaitu pada menu OPAC dalam pencariannya kurang sensitif. Dari sini dapat diketahui bahwa SLiMS sudah mampu berjalan dengan baik dalam mengelola perpustakaan meskipun ada beberapa yang terjadi error namun tidak mengakibatkan kesalahan fatal.

Selanjutnya pada item pertanyaan kedelapan peneliti dalam mengukur kualitas system apakah mampu software SLiMS diintegrasikan dengan aplikasi lain. Hasil penelitian menunjukkan bahawa responden mengatakan bisa di integrasikan dengan aplikasi lain sebanyak 21 orang atau 45,7% sedangakan 25 orang atau 54,3% mengatakan tidak bisa di integrasikan dengan aplikasi lain. Berdasarkan hasil probing, keterangan responden dari beberapa perpustakaan yang menjadi tempat penelitian bahwa SLiMS mampu diintegrasikan dengan aplikasi lainnya ataupun dapat berjalan berdampingan dengan aplikasi lainnya. Menurut responden dari perpustakaan UIN SLiMS mampu diintegrasikan dengan software loker, SMS gateway dan juga aplikasi

III-8

eddc. Selain itu SLiMS juga dapat berjalan beriringan dengan software perpustakaan lainnya seperti Intoch dari perpustakaan ITN. Menurut hasil diatas dapat ditarik kesimpualan bahwa SLiMS mampu diintegrasikan dengan

software lainnya dan dapat berjalan dengan software perpustakaan lainnya.