• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Monitoring Manajemen Pengembangan Mutu Dosen Menuju World Class University di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Menuju World Class University di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penelitian Kompetitif Dosen 2014-2016

B. Evaluasi dan Monitoring Manajemen Pengembangan Mutu Dosen Menuju World Class University di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Menuju World Class University di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Sistem evaluasi dan monitoring kinerja dosen yang dilakukan oleh UIN Malang tidak lepas dari usaha Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan juga peran serta dari Biro Administrasi Akademik. Sistem Informasi tentang mekanisme evaluasi dan monitoring dosen diintegrasikan dengan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) UIN Malang yang berada di Pusat Komputer (PUSKOM) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehingga ketika mahasiswa atau dosen login ke SIAKAD harus login terlebih dahulu mengisi kuesioner dosen pengampu untuk mahasiswa dan dosen sejawat untuk dosen disertai dengan input kehadiran dosen dalam mengajar. Sistem ini memberikan hasil evaluasi dosen secara cepat, efektif, dan efisien kepada Lembaga Penjaminan Mutu UIN Malang untuk mempermudah mereka memonitoring kegiatan dosen di lapangan dan juga mempermudah LPM untuk memberikan umpan balik mengenai langkah

apa yang terbaik bila mana terjadi kekeliruan dalam performance dosen tersebut.15

Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Malang setiap semester melakukan penilaian kinerja dosen berdasarkan Indek Kepuasan Mahasiswa (IKM) dengan penyebaran angket kepada mahasiswa untuk menilai dosen. Begitupula untuk meningkatkan objektivitas penilaian, penilaian tidak hanya dilakukan oleh IKM saja, tapi juga bisa dari Indek kepuasan Teman Sejawat (IKTS). Penilaian dari IKM dan IKTS bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih objektif karena dosen dinilai lebih dari satu sisi. Dengan memanfaatkan teknologi yang terintegrasi dalam SIAKAD (Sistem Akademik), lebih mudah untuk perorganisasian evaluasi dan monitoring dosen.

Disamping itu, penggunaan sistem informasi dalam manajemen pengembangan mutu dosen ini, evaluasi beban kerja dosen diukur pula oleh Biro Administrasi Akademik sehingga proses monitoringnya tidak hanya bertumpu pada Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Maulana Malik Ibrahim saja sehingga pertanggung jawaban bisa lebih berkembang ke atasan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam peraturan rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang nomor: Un.3/PP.009/1625/2015 tentang pedoman beban akademik dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang menyatakan:

Parameter kinerja dosen minimal, sebagai berikut: a. Aspek Beban Kerja Dosen (BKD)

g. Aspek tatap muka

h. Aspek penyerahan nilai mahasiswa

i. Aspek Indek Kepuasan Mahasiswa (IKM) dan Indeks Kepuasan Teman Sejawat (IKTS)

j. Aspek Karya Ilmiah

k. Aspek partisipasi kegiatan Program Studi/ Fakultas dari Universitas16

Peningkatan tersebut merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan di lingkungan UIN Malang dan upaya memperbaiki kesejahteraan hidup dosen dengan mendorong para dosen untuk secara berkelanjutan meningkatkan profesionalismenya. Dalam hal ini, pencapaian angka kredit beban pengajaran dilaksanakan 2 kali dalam setahun, yakni pada semester ganjil dan semester genap yang bertujuan untuk meningkatkan 4 hal yakni peningkatan profesionalisme kerja, peningkatan proses dan hasil pendidikan, menilai akuntabilitas kinerja dosen, serta meningkatkan atmosfir akademik di jenjang perguruan tinggi.

Dalam hal ini analisis evaluasi dan monitoring yang diterapkan di UIN Malang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.1. Evaluasi dan Monitoring yang diterapkan UIN Malang

16 Peraturan Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang nomor: Un.3/PP.009/1625/2015 tentang pedoman beban akademik dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Pasal 28 no.2

Dalam hal ini, pemanfaatan teknologi yang terintegrasi dalam SIAKAD, mempermudah proses evaluasi dan monitoring manajemen pengembangan mutu dosen di UIN Malang untuk menuju world class university.

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan fokus penelitian, paparan data, dan temuan penelitian tentang manajemen pengembangan mutu dosen menuju world class university di UIN Malang, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Implementasi manajemen pengembangan dan pembinaan mutu dosen di UIN Malang yaitu: a) Pembinaan dan Pengembangan Profesional

Oriented yaitu pembinaan yang memfokuskan peningkatan mutu sesuai

dengan profesinya yang meliputi tridharma perguruan tinggi (pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pendekatan yang dilakukan meliputi: program latihan prajabatan; studi lanjut gelar; studi lanjut non gelar; pertemuan-pertemuan ilmiah, asistenship (bimbingan dosen senior-yunior), coaching, penugasan-penugasan, pelatihan dan lokakarya, penulisan karya ilmiah, kegiatan pengajaran; kegiatan pengabdian masyarakat; pendekatan terapan; team teaching; studi banding; kerjasama; pengembangan diri sendiri; control mahasiswa; team learning. b) Pembinaan dan Pengembangan Spiritual Oriented yaitu pembinaan dan pengembangan mutu dosen melalui pendekatan spiritual habit yang biasa disebut oleh UIN Malang dengan Dzikir, Fikr, dan Amal Sholeh yang meliputi pembiasaan sholat berjama’ah, dzikir, khotmul Qur’an, tausiyah, hifdzhul Qur’an, puasa senin dan kamis, kekeluargaan dan kebersamaan (silaturrahmi).

2. Evaluasi dan monitoring manajemen Pengembangan Mutu Dosen di UIN Malang menggunakan aplikasi SIAKAD yang terintegrasi untuk mengetahui Indeks Kepuasan Mahasiswa (IKM) dan Indeks Kepuasan Teman Sejawat (IKTS) yang dijadikan patokan dalam mengukur kinerja dosen secara cepat, efektif, dan efisien.

B. Implikasi

1. Implikasi teoritis

Konsep manajemen pengembangan mutu dosen yang ada di UIN Malang bertujuan untuk meningkatkan tri dharma perguruan tinggi dosen yang bersangkutan baik dari segi profesionalisme dosen dalam hal pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Hal tersebut tidak lepas dari kebijakan universitas dalam menciptakan world class university yang mana memerlukan standar pencapaian yang terus diupayakan dari tahun ke tahun. Dalam manajemen pengembangan mutu dosen yang terus menerus (continous improvement) meniscayakan adanya perubahan-perubahan yang sangat cepat. Banyak sekali hal-hal yang dapat menjadi hambatan, seperti sulitnya dosen dalam menyesuaikan perubahan yang baru.

Oleh karena itu, upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan perlu diterapkan melalui pendekatan sistem terbuka yang lebih mengedepankan fleksibilitas dari manajemen. Sebagaimana Lewis dan Smith menunjukkan tiga pendekatan yang bisa digunakan untuk menjamin kualitas perguruan tinggi, yaitu dengan pendekatan akreditasi, pendekatan outcome assessment, dan pendekatan sistem terbuka. Nampaknya

pendekatan sistem terbuka lebih berdampak sistemik dari pada pendekatan yang lain.

2. Implikasi Praktis

Dalam mewujudkan kualitas perguruan tinggi yang bereputasi internasional perlu adanya tata kelola yang baik, baik dari segi manajerial, administrasi, dll. Tata Kelola yang baik ini pula harus berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dam partisipasi dari stakeholders yang ada. Prinsip-prinsip ini menuntut pengelola universitas untuk bertanggung jawab lebih dalam menjalankan tugas, fungsi, dan kewenangannya. Di samping itu juga diperlukan pengembangan sistem informasi tentang apa yang dilakukan lembaga secara akurat dan orisinal yang mana bisa diakses seluruh stakeholders, pengguna produk dan layanan, ataupun para konsumen yang lain agar supaya peningkatan grade lebih bertambah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari temuan penelitian yang telah diperoleh dan diskusi pembahasan temuan, maka disarankan:

1. Dalam upaya peningkatan mutu yang telah disusun dalam bentuk program, hendaknya juga perlu adanya kesadaran yang tinggi baik kesadaran staf, dosen, dan mahasiswa untuk mendukung pencapaian perguruan tinggi menuju world class university

2. Diperlukan adanya peningkatan kontrol dalam rangka mengeefektifkan fasilitas penunjang penelitian yang tersedia di UIN Malang, seperti laboratorium dan perpustakaan yang lebih memadai agar supaya riset-riset bisa go internasional.