RKPD Kota Ambon Tahun 2013 terealisasi dalam 1.201 kegiatan SKPD yang terdiri atas 1.112 kegiatan urusan wajib dan 89 kegiatan urusan pilihan. Untuk pelaksanaan kegiatan, dianggarkan sebesar Rp. 223.803.756.671 (data kegiatan monitoring dan evaluasi program pembangunan) dan terealisasi sebesar 87,88% dan pelaksanaan fisik kegiatan terealisasi 91,73%. Ringkasan umum pelaksanaan kegiatan SKPD dapat dilihat pada tabel 2.19.
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 27 Tabel 2.19. Ringkasan Pelaksanaan APBD Tahun 2012
NO NAMA SKPD JUMLAH
27 Bagian Kerjasama dan Promosi
Pengembangan Ekonomi 20 Rp 749,027,235 93.75% 79.35%
28 Bagian Organisasi dan
Manajemen 17 Rp 374,216,701 100.00% 98.26%
29 Bagian Umum dan
Perlengkapan 35 Rp 13,602,792,982 75.53% 85.90%
30 Bagian Tata Usaha Pimpinan
dan Ekspedisi 17 Rp 270,510,290 88.35% 89.65%
31 Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja 20 Rp 2,085,829,500 98.10% 99.43%
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 28 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah.
a. Pemantapan Otonomi Daerah dan Peningkatan Tata Pemerintahan
Di bidang pemantapan otonomi daerah dan peningkatan tata pemerintahan beberapa permasalahan mendasar yang perlu penanganan mencakup : (1) Masih rendahnya kualitas sumber daya aparatur yang dimiliki pemerintah Kota Ambon;(2). Masih rendahnya mutu pelayanan publik yang berkorelasi dengan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan yang belum memadai; (3) Belum jelasnya pola standar kemampuan dan pengembangan pola karier pegawai; (4). .Masih besarnya ketergantungan penerimaan keuangan daerah yang berasal dari dana perimbangan; (5) Belum seimbangnya proporsi pengeluaran daerah untuk biaya tidak langsung dibandingkan dengan biaya langsung; (6) Belum optimalnya penggalian potensi pendapatan daerah.
b. Peningkatan Birokrasi dan Pelayanan publik
Permasalahan mendasar dalam bidang peningkatan birokrasi dan pelayanan public dalam menata birokrasi dan pelayanan publik; (2) Belum maksimal tata kelola pemerintahan melalui peningkatan kinerja secara terpadu, berintegritas, akuntabel, berwibawa, taat kepada hukum dan transparan.; (3) Belum maksimal kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh kelembagaan dan kapasitas pegawai pemerintah yang memadai.
c. Peningkatan Pemahaman Berpolitik Masyarakat, Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
Pengalaman menunjukan bahwa dalam pelaksanaan proses pemilihan Kepala Desa (Raja) dalam wilayah kota Ambon dan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala Daerah (PILKADA) Kota Ambon pada tahun 2011, menunjukan bahwa masyarakat belum menunjukkan sikap atau perilaku politik yang demokratis. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa masih lemahnya tradisi demokrasi dimana perbedaan-perbedaan ideologi belum secara intensif dapat didialogkan untuk memperoleh sintesa dari format kemajemukan yang harmonis, disisi lain komunikasi politik dirasakan belum berlangsung efektif, karena masih kurang mengedepankan konten yang bersifat kritik konstruktif sehingga sangat membutuhkan partai politik dan
1 2 3 4 5 6
38 Kecamatan Sirimau 19 Rp 186,965,375 99.47% 91.76%
39
Kecamatan Teluk Ambon
Baguala 12 Rp 137,573,775 89.58% 90.85%
40 Kecamatan Teluk Ambon 15 Rp 120,463,600 91.45% 81.26%
41 Kecamatan Leitimur Selatan 18 Rp 295 ,888,780 88.24% 39.08%
JUMLAH TOTAL 1.201 Rp 223,803,756,671 91,73% 87,88%
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 29 berbagai elemen lainnya dalam membangun perilaku politik untuk meminimalisir potensi konflik yang mengarah pada disintegrasi sosial.
Berbagai permasalahan yang mucul dalam pelaksanaan bidang dimaksud, meliputi ; (1) Belum maksimal jalannya sistem dan kehidupan politik, demokratis, dinamika, sehat, terbuka, beretika dan bermoral berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; (2) Belum maksimal stabilitas politik, melalui pembentukan budaya politik masyarakat yang demokratis, menghargai realitas kemajemukan dan hak asasi manusia.; (3) Belum maksimal tingkat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman demi terciptanya kerukunan dan kedamaian masyarakat; (4) Belum maksimal jalannya kelembagaan suprastruktur dan infrastruktur politik yang mampu menjalankan peran dan fungsinya serta mampu membangun komunikasi politik antar lembaga dan dengan elemen masyarakat; (5) Masih kurang tingkat pemahaman masyarakat tentang multikulturisme sehingga terbangun budaya politik yang demokratis; (6) Masih kurang kesadaran masyarakat tentang Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara; (7) . Masih kurang fungsi dan peran organisasi politik, organisasi masa danorganisasi kemasyarakatan lain dalam berperan aktif untuk mendukung pelaksanaan pembangunan.
d. Peningkatan Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Konflik Maluku khususnya di Ambon yang berlangsung kurang lebih empat tahun telah merubah tatanan kehidupan dan persaudaraan orang tetangga dan bersaudara di Maluku yang sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu selalu hidup damai dan aman, saling menghormati dan menghargai. Akibatnya saat ini di kota Ambon kehidupan masyarakat tersegregasi berdasarkan agama atau kepercayaan masing-masing, yang patut diduga sebagai bom waktu bagi generasi yang akan datang.
Berbagai permasalahan mendasar yang muncul dalam implementasi bidang ini adalah sebagai berikut :
(1) Sering terjadi konflik horizontal antara komunitas yang berbeda agama;
(2) Konflik yang berkepanjangan pada waktu yang lalu meninggalkan berbagai masalah hukum terkait dengan hak-hak warga masyarakat atas tanah dan hak milik lainnya pada wilayah-wilayah tertentu yang pernah dihuni oleh kedua komunitas yang berbeda agama; (3) Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang saat ini telah merambah pada berbagai kalangan masyarakat terutama anak-anak usia sekolah pada tingkat menengah pertama; (4) Sengketa batas wilayah petuanan antar desa atau negeri yang bertetangga di kota Ambon; (5) Munculnya berbagai tawaran jasa pelayanan dan hiburan melalui media cetak lokal yang memanfatkan hotel atau rumah-rumah kos sebagai lahan atau lokasi kegiatan tersebut; (6) Segregasi masyarakat kota Ambon berdasarkan aliran kepercayaan/agama; (6) Masalah penduduk dan kependudukan; (7) Pendidikan karakter dalam keluarga, Kekerasan dalam rumah tangga, Moralitas Generasi muda dan masalah pelecehan seksual.
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 30 e. Peningkatan Kehidupan Orang Basudara dan Kearifan Lokal
Sejak konflik tahun 1999 Maluku pada umumnya, dan Kota Ambon khususnya mengalami stagnasi hampir semua sektor kehidupan.Sektor publik yang paling parah adalah bidang sosial kemasyarakatan berupa relasi sosial keagamaan masyarakat Kota Ambon yang tidak terbangun selama hampir sepuluh tahun lebih.Hal ini tentunya menunjukkan adanya suatu sistem sosial yang tidak sehat.Masyarakat Kota Ambon adalah kelompok masyarakat adat dan agama dalam pengertian setiap masyarakat memegang teguh ajaran agama dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip adat sebagai pilar utama kehidupan orang basudara.Relasi sosial seperti Pela dan gandong yang awalnya menjadi identitas masyarakat Maluku, mulai dipersepsikan berdasarkan asumsi keagamaan masyarakat.Bahkan muncul pula negasi untuk menghilangkan relasi pela dan gandong tersebut.Kondisi ini tentunya menimbulkan disorientasi nilai-nilai kehidupan “basudara” bagi eksistensi hidup orang Ambon. Hal ini memang tidak dapat dihindari, apalagi sampai sekarang masih terdapat segregasi penduduk dengan model pemukiman Salam dan pemukiman Sarane yang secara hakiki menjurus pada pemecahan identitas warga kota sendiri.
f. Pengembangan Sumberdaya Manusia
Permasalahan dalam bidang pendidikan meliputi :Pertama.: Banyaknya fasilitas pendidikan yang dirusak dan dibakar mengakibatkan proses pembangunan dan pengembangan infra struktur pendidikan ke lokasi-lokasi baru menjadi lambat. Kedua. : Banyaknya guru yang keluar dari Ambon, mengakibatkan belum terpenuhi dan meratanya sumber daya guru .Ketiga.:
Segregasi sosial berdasarkan agama membuat tidak meratanya tenaga guru dan peserta didik, yang mengakibatkan ketimpangan SDM serta minimnya pengalaman perjumpaan, serta berkembangnya ekslusivisme di kalangan guru dan peserta didik. Keempat : belum berkembangnya kreatifitas peserta didik sekolah, serta masih banyaknya peserta didik yang tumbuh dalam kondisi mental yang masih labil. Berbagaipermasalahan umum dalam bidang pengembangan Sumberdaya manusia dapat dijabarkan sebagai berikut (1) Jumlah sekolah belum memenuhi kebutuhan peserta didik; (2) Masih lemahnya pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah-sekolah; (3) Belum meratanya sarana dan prasarana sekolah yang memadai; (4) Belum meratanya guru bidang studi karena segregasi pemukiman berdasarkan agama; (5) Masih kurangnya sekolah-sekolah kejuruan ; (6) Masih banyaknya guru-guru yang belum disertifikasi,guru-guru kontrak dan guru honorer pada sekolah-sekolah tertentu; (7) ; Kapasitas guru dan mutu pendidikan sekolah-sekolah berstandar internasional belum memadai; (8) Berkembangnya paham radikalisme agama di sekolah-sekolah serta (9) Belum diterapkannya “Pendidikan Orang Basudara “ (POB) yang memiliki perspektif multikulturalisme.
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 31 g. Pemberdayaan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Daerah
Berbagai permasalahan utama dalam bidang UMKM dan Koperasi di Kota Ambon mencakup : (1) Koperasi belum dikelola secara profesional sebagai unit bisnis dan sosial serta belum berkembang baik dalam masyarakat; (3) Kurangnya motivasi, inisiatif dan kreatif dalam pemanfaatan potensi yang tersedia; (4) Manajemen usaha dan organisasi UMKM dan Koperasi belum optimal; (5) Kurangnya pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan usaha yang dilakukan UMKM dan Koperasi; (6)Kapasitas dan profesionalisme SDM aparatur di bidang UMKM dan Koperasi masih rendah; (7) Akses ke permodalan sebagai pendukung kegiatan usaha belum berkembang baik;
(8) Akses ke informasi pasar dan perdagangan masih lemah.
Permasalahan pokok di bidang pembangunan industri, perdagangan dan penanaman modal meliputi : (1) Petani masih menjual produk primer; (2) Belum berkembangnya industri pengolahan berbasis pertanian; (3) Belum berkembangnya iklim usaha dan dunia usaha; (4) Jaminan kepastian hukum dan keamanan;(5) Belum berkembangnya promosi investasi; (5) Minimnya infrastruktur pedukung kegiatan ekonomi; (6) Rendahnya perlindungan konsumen; (7) Terbatasnya sumberdaya manusia aparatur pengawasan barang dan jasa; serta (7) Belum ada perlindungan terhadap produk-produk asli daerah.
Beberapa permasalahan utama kemiskinan penduduk di Kota Ambon adalah sebagai berikut : (1) Tidak terkendalinya migrasi penduduk dengan kapasitas rendah yang masuk ke Kota Ambon; (2) Lapangan kerja dan kesempatan kerja di Kota Ambon masih sangat terbatas; (3) Tingkat pelayanan kesejahteraan sosial terutama bagi penduduk miskin, anak terlantar, anak jalanan, lansia, penyandang cacat tuna social dan korban bencana terbatas;
Pengembangan pariwisata di Kota Ambon masih diperhadapkan dengan berbagai permasalahan berikut: (1) Belum tertata secara optimal potensi wisata di Kota Ambon; (2) Belum terintegrasi pengembangan sektor pariwisata dengan sektor lain sebagai suatu paket perjalanan wisata di Kota Ambon; (3) Belum optimal penyediaan infrastruktur penunjang pariwisata seperti jalan, resort, dan fasilitas pendukung lain; (4) Belum tersedia SDM yang profesional di bidang pariwisata; (5) Belum terbangunnya ikon pariwisata dan brand image; serta (6) Kurangnya promosi secara nasional dan internasional tentang pariwisata di Kota Ambon.
h. Penataan Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Permasalahan yang dihadapi dalam penataan ruang kota Ambon adalah sebagai berikut : (1) Kota Ambon berada dalam wilayah Kepulauan pulau-pulau kecil yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi terhadap berbagai bencana alam, seperti erosi dan tanah longsor pada kondisi kelerengan tertentu; (2) Lonjakan penduduk yang semakin cepat di wilayah perkotaan, sehingga ketersediaan lahan permukiman menjadi terbatas; (3)
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 32 Keterbatasan wilayah layak bangun di kota Ambon, yakni sekitar 17 % wilayah kota secara keseluruhan; serta (4) Adanya ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan keberadaan lahan di sepanjang Teluk Ambon, sehingga terjadi penurunan daya dukung lahan dan berdampak negatif terhadap kawasan tersebut.
Terkait dengan pengembangan infrastruktur wilayah di Kota Ambon, maka beberapa permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut : (1) Belum meratanya pembangunan infrastruktur perhubungan, seperti jalan dan jembatan yang merupakan prasarana transportasi yang penting guna memperlancar distribusi barang dan jasa, serta meningkatkan mobilitas masyarakat; (2) Kondisi infrastruktur fisik jalan alternatif di Kecamatan Leitimur Selatan masih belum memadai bagi berbagai kegiatan di dalam masyarakat. Kondisi jalan belum kondusif bagi upaya peningkatan kegiatan ekonomi dan perluasan akses masyarakat; (3) Arus mobilitas transportasi yang terus meningkat di pusat perkotaan, sehingga menambah kemacetan dan tingkat polusi udara; (4) Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat sebagai pengguna jalan, sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas; (5) Belum memadainya infrastruktur sumberdaya air guna mendukung upaya konservasi sumberdaya air dan pendayagunaannya, mengingat kondisi suplai air tanah yang semakin berkurang; (6) Masih terdapat kawasan perumahan dan permukiman yang tidak ramah lingkungan dalam wilayah perkotaan; (7) Lemahnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar permukiman (air bersih, air limbah, persampahan). (8) Menurunnya kualitas air permukaan yang merupakan bagian hulu dari buangan air limbah domestik; serta (9 )Masih terdapat drainase yang tidak memenuhi syarat dan kurang mendukung estetika lingkungan perkotaan.
i. Pengembangan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Pengembangan pertanian dan perkebunan di Kota Ambon diperhadapkan dengan berbagai permasalahan utama, antara lain : (1) Keterampilan petani tanaman semusim sayuran masih rendah dengan luasan lahan usaha kecil; (2) Lahan datar untuk pertanian tanaman semusim terutama sayuran sangat terbatas; (3) Penyuluhan pertanian belum berjalan secara intensif dengan arah pengembangan komoditi tanaman semusim terutama sayuran; (4) Petani belum dapat mengembangkan pola pertanian organic sebagai alternatif pola usaha tani yang sehat dan bermanfaat; (5) Usaha tanaman perkebunan dengan pola Agroforestry masih diterapkan secara tradisional, dan tanaman yang ada rata-rata sudah tua dengan produksi makin menurun; (6) Masih terbatasnya pengetahuan petani tentang pola pertanian organik, dan masih terbatasnya prasarana dan sarana pendukung pertanian organik; (7) Lahan kritis dan lahan tidur di daerah pegunungan cukup tersedia untuk pengembangan usaha tanaman perkebunan dengan sistem agroforestry; serta (8) Suplai sayuran dan buah-buahan masih tergantung dari luar kota.
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 33 Permasalahan pengembangan Kelautan dan perikanan mencakup hla-hal sebagai berikut : (1) Sumberdaya aparatur dan nelayan terampil dan belum professional dalam mengembangkan usaha di bidang perikanan dan kelautan; (2) Masih kurang tersedia infrastruktur perikanan dan kelautan baik prasarana maupun sarana; (3) Belum diterbitkan regulasi yang mengatur pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan tentang pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam perikanan dan kelautan; (4) Kabupaten/Kota belum mendapat hak dalam menerbitkan izin penangkapan yang lebih besar dan luas jangkauannya; (5) Masih terdapat prakter illegal fishing yang sangat mengganggu ketertiban dalam penangkapan karena lemahnya penegakan hukum.
Di bidang peternakan permaslahan yang dihadapi adalah sebagai berikut : (1) Kota Ambon masih sangat tergantung pada suplai daging dan ayam dari luar daerah; (2) Usaha peternakan unggas komersiil besar belum berkembang baik; (3) Produksi ayam buras terkendala penyakit hewan (Brucellosis, Scabies, ND) yang berdampak pada rendahnya produktivitas;
(4) Peternakan unggas rakyat tidak berkembang baik setelah kerusuhan social; (5) Tenaga penyuluh lapangan (PPL) masih kurang dan UPTD peternakan di kecamatan belum berkembang baik; (6) Usaha peternakan rakyat masih bersiat tradisional dan belum berorientasi komersiil, tidak intensif (tanpa kandang); serta (7) Bibit ternak tidak tersedia secara kontinu baik kuantitas maupun kualitas.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam bidang kehutanan kota adalah sebagai berikut : (1) ancaman penyusutan hutan lindung dari tahun ke tahun; (2) Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Ambon sangat sempit; (3) Selalu terjadi penyerobotan daerah perbukitan dan bantaran Daerah Aliran Sungai untuk pembangunan perumahan; (4) Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hutan sangat rendah karena desakan kebutuhan hidup;(5) Pengawasan pemerintah terhadap penyerobotan tidak optimal;
(6) Keterlibatan penduduk desa terhadap pengawasan perusakan hutan tidak optimal; (7) Implementasi Peraturan Daerah belum maksimal; (8) Tata batas hutan tidak akurat; (9) Hutan lindung menjadi lokasi memperoleh energi kayu bakar; (10) Sebagian besar masyarakat desa di sekitar pusat kota masih tergantung dari energi kayu bakar yang diambil dari sekitar desa; (11) Pelaksanaan rehabilitasi hutan dan penghijauan belum berhasil baik; (12) Masih terdapat lahan kritis pada daerah perbukitan Kota Ambon;
serta (13) Daerah hulu sungai umumnya terancam gundul karena penebangan pohon secara liar;
Di bidang Lingkungan Hidup permasalahan mendasar yang dihadapi pemerintah kota adalah sebagai berikut : (1) Masih selalu terjadi penyerobotan lahan-lahan sepanjang DAS terutama di daerah dengan topografi curam dan tidak layak sebagai pemukiman; (2) Terdapat banyak daerah kritis dengan resiko bencana alam tinggi; (3) Masih rendah kesadaran masyarakat terhadap fungsi dan peran hutan; (4) Upaya rehabilitasi lahan melalui kegiatan Gerhan dan kegiatan rehabilitasi serta
RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2014 34 penghijauan lain belum berhasil secara signifikan; (5) Belum efektif fungsi pengawasan pemerintah dan kelembagaan desa. (6) Daerah sungai masih merupakan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat; (7) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan persampahan; (8) Tingginya sedimentasi pada perairan Teluk Ambon Dalam.