BAB III PEMBAHASAN
3.4. Evaluasi Pemecahan Masalah
Dari beberapa tindakan perawatan pada alternative untuk pemecahan masalah yang telah dikemukakan tersebut diatas, dan untuk selanjutnya perlu dilanjutkan dan dievaluasi kembali tindakan perawatan serta seberapa jauh pengaruhnya jika dilaksanakan di atas kapal yang dimana mencakup semua personil yang terlibat didalamnya yaitu para personil departemen mesin. Adapun evaluasi ini tidak terlepas dari tujuan utama organisasi diatas kapal serta untung ruginya bagi perusahaan pelayaran.
a. Perawatan pada intercooler.
Perawatan intercooler alternative dalam hal ini meliputi seluruh bagian, baik dari sisi udara maupun sisi air laut, perawatan pada kedua sisi tersebut dibersihkan dengan menggunakan chemical ACC-9 dan juga air tawar yang digunakan untuk membersihkan kedua sisi tersebut. Dengan meningkatkan perawatan dan pembersihan yang terencana diharapkan dapat mencegah terjadinya gangguan selama mesin induk beroperasi.
Sehingga berlangsungnya proses penghasilan udara bilas dengan jumlah kepadatan yang cukup dengan jumlah bahan bakar dan dapat menghasilkan pembakaran dalam ruang silinder yang optimal untuk terjadinya usaha peningkatan putaran pada mesin induk.Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan diatas maka penulis cenderung untuk memaksimalkan perawatan pada intercooler Mesin Induk. Di lain pihak, jika hal ini tidak dilakukan dengan baik maka akan memerlukan biaya yang cukup besar dari pada sebelumnya. Tetapi penulis menilai bahwa dengan perawatan yang maksimal maka kendala dalam pengoperasian mesin induk tidak sering terjadi akibat dari intercooler yang kotor.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagaimana diketahui bahwa berdasarkan penjelasan yang terdapat di bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perawatan pada intercooler bertujuan untuk memadatkan jumlah udara yang di hasilkan oleh turbocharger guna untuk meningkatkan keluaran daya mesin induk. Kenaikan daya yang lebih besar disebabkan sebagian oleh peningkatan suplai udara dan pusaran udara yang lebih baik di dalam ruang silinder, sehingga pembakaran lebih sempurna dan sebagian karena efisiensi yang meningkat. Selain itu, oleh karena pembakaran lebih baik dengan meningkatkan pusaran udara, kombinasi antara udara dan bahan bakar lebih sempurna, dan efisiensi mekanis lebih meningkat, maka komsumsi bahan bakar pada mesin induk tidak terjadi pemborosan dan tidak terjadi penurunan daya pada Mesin Induk maupun naiknya temperatur gas buang sehingga pada manifold exhaust gas tidak menjadi memerah.
Dalam kehidupan di atas kapal, kadang kala masinis juga mengalami beberapa masalah dengan intercooler baik dari segi pengoperasian dan perawatan. Adapun masalah yang disimpulkan tersebut seperti dibawah ini :
1. Kurangnya suplai udara bilas kedalam silinder.
Udara menetukan sempurna dan tidaknya pembakaran di dalam silinder. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan kurangnya udara di dalam ruang silinder.
Pertama adalah intercooler yang kotor, intercooler yang berfungsi untuk meningkatkan massa jenis udara sehingga berat udara yang masuk menuju silinder akan bertambah pula. Selain itu, dengan menurunya temperatur udara bilas, diharapkan juga dapat menurunkan temperatur gas buang dan mengurangi beban panas yang diterima oleh Mesin Induk. Pada kisi kisi yang berfungsi untuk menyaring udara bilas dari turbocharger dan pada pipa pendingin air laut pada fins intercooler yang berfungsi untuk menyerap panas dapat terawat dengan baik dan berjalan dengan normal.
2. Terjadinya penurunan daya pada Mesin Induk.
Adanya gangguan atau ketidaknormalan pada sistem udara bilas dari Mesin Induk yang menyebabkan buruknya pembakaran yang terjadi di dalam silinder sehingga secara luas ketidaknormalan pada sistem pembilasan udara dapat mengganggu kelancaran pengoperasian kapal. Gangguan tersebut seperti halnya jumlah dan kurang bersihnya udara yang masuk dalam silinder sebagai udara bilas kondisinya kurang baik, hal tersebut disebabkan kotornya fins dan pendinginan pada intercooler. Udara yang masuk kedalam intercooler, tekanan dan temperatur tinggi yang mengakibatkan berat udara yang masuk kedalam silinder lebih sedikit, maka tenaga yang dihasilkan lebih kecil.
Tidak terlaksananya perawatan secara berkala dan tidak sesuai dengan buku petunjuk manual mesin induk yang disertai dengan kurangnya kedisiplinan para personil yang terlibat dalam pelaksanaan perawatan tersebut untuk menunjang kelancaran pengoperasian kapal.
a. Kurangnya pengawasan dan pemeriksaan sesegera mungkin terhadap bagian mesin yang mengalami kelainan atau kerusakan serta gangguan pada sistem pembilasan tersebut. b. Peranan mesin induk sebagai penggerak utama di atas kapal
merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam kelancaran aktifitas dan produktivitas suatu operasional dalam pelayaran. Kebutuhan kinerja mesin induk beroperasi secara terus menerus dan perawatan yang kurang serius dijalankan pada pesawat dan sistem pendukung lainnya namun dalam pengoperasiannya mesin induk diatas kapal mempunyai kapasitas dan kemampuan yang terbatas.
4.2 SARAN
Karena keterbatasan baik dari faktor mesin itu sendiri dan adanya masalah dalam pengoperasian intercooler nampak berpengarauh besar pada proses pendinginan udara bilas yang masuk keruang silinder dalam proses pembakaran.Untuk menjamin intercooler beroperasi optimal maka diperlukan pengoperasian, perawatan dan pemeliharaan yang benar yaitu sesuai dengan buku petunjuk perawatan intercooler sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kecerobohan atau kesalahan yang berakibat pada kerusakan.
Berkaitan dengan masalah yang timbul pada intercooler, maka penulisan mengemukakan beberapa saran sebagai pemecahan masalah diataranya adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya suplai udara bilas kedalam silinder.
Pada terjadinya proses pembakaran, udara merupakan salah satu faktor penting terjadinya pembakaran itu sendiri. Udara merupakan unsur yang menentukan sempurna dan tidaknya proses pembakaran didalam silinder. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya udara di ruang pembakaran, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Intercooler yang kotor
Hal yang berkaitan tentang masalah diatas, maka disarankan melakukan pembersihan yang benar dan tepat yaitu sebagai berikut :
1. Buka deksel kiri dan kanan
2. Sogok pipa dengan dengan memakai rotan atau spring yang terbuat dari ring minyak pelumas mesin induk disertai dengan semprotan air tawar.
3. Sumbat sementara untuk pengujian apakah pipa ada yang bocor.
4. Test kebocoran yang telah disumbat, apakah sudah baik atau tidak.
5. Pembersihan kotoran pada kisi kisi udara dilakukan dengan memberikan chemical ACC – 9.
6. Setelah selesai dilakukan pembilasan dengan air tawar sampai bersih.
7. Pasang kembali deksel kiri dan kanan.
Dalam melakukan pekerjaan di atas diperlukan ketelitian untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti penyumbatan pada pipa tembaga karena adanya majun atau benda lain yang tertinggal.
b. Suplai air pendingin ke intercooler kurang.
Kurangnya aliran air laut didalam intercooler biasanya disebabkan oleh kurang optimalnya kerja pompa air laut. Kemungkinan yang dapat terjadi adalah saringan air laut yang kotor akibat dari sampah, dan binatang kecil yang dihisap oleh pompa air laut. Maka berdasarkan masalah diatas sebaiknya perlu diperhatikan perawatan terhadap saringan.
2. Terjadinya penurunan daya pada Mesin Induk.
Melakukan pengecekan terhadap terjadinya pembakaran dan pembilasan dan juga tehadap kebersihan intercooler itu sendiri maupun dari pesawat bantu turbocharger yang berfungsi meyuplai udara bilas untuk terjadinya pembakaran dalam ruang silinder dan juga jumlah kepadatan udara bilas.
Dalam menentukan pekerjaan perawatan dan pemeliharaan yang telah dikemukakan diatas harus dilaksanakan sesuai dengan periode waktu yang sudah direncanakan dan berkala.
Sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak terburu buru untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik dan pekerjaan terhadap suatu bagian selesai dalam satu kali kerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Auxiliary Engine Book, Library Stimart “AMNI”, Semarang.
2. Christen Knak, “Diesel Motor Engine and Machinery Drawnings “, Copenhagen, 1979.
3. DR. Winardi S.E, “Pengantar Metodologi Research “, Bandung, 1982.
4. Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Aneke Cipta, Jakarta.
5. Instruction Manual Book of Main Engine of MV. URMILA.
6. Ishikawajima-Harima Brown Boveri, “Instruction for Operation and Maintenance Exhaust Gas Turbocharge VTR 400”,japan, 1981.
7. Moleong, J.Lexy, 2000, PT. Remaja Rosdakarya, Metodologi Penelitian Pendidikan.
8. NSOS, “ Manajemen Perawatan dan Perbaikan “, Jakarta. 9. Sumber : http:// google.com 10 maret 2014.
Laporan Praktek Berlayar ini disusun oleh :
Nama : AGUNG FIRMANTO
NRP : 104820012
Program Studi : TEKNIKA
Disahkan pada tanggal : Maret 2014
Oleh :
Pembimbing : Bapak SUBIYANTO, SE, ATT-1 ( ... )
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor ”AMNI” Semarang
Ir.SISWADI, MT NIAK. 94.043
dan hidayah-Nya dari Allah SWT, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek Berlayar yang dilaksanakan di kapal MV.URMILA.
Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menempuh Program Diploma III Jurusan Tehnika di Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor (STIMART “AMNI”) Semarang.
Selama menyusun karya tulis ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai sumber baik berupa bantuan dalam penyelesaian penyusunan laporan ini, karena itu dengan tanpa mengurangi rasa hormat serta rasa syukur atas semuanya itu dalam kesempatan ini tak lupa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. SISWADI, MT. Ketua Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor (STIMART “AMNI”) Semarang.
2. Bapak SUBIYANTO, SE, ATT-1. Dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan.
3. Seluruh staff dan akademika di Sekolah Tinggi Maritim dan Transpor “AMNI” Semarang.
4. Pimpinan PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE, TBK. yang telah mengijinkan tempat penulis praktek.
5. Nahkoda, KKM, para Perwira kapal dan seluruh crew MV. URMILA. 6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberi dorongan spiritual
maupun material.
7. Senior dan junior yang ada di mess laros serta pihak-pihak yang ikut membantu tersusunnya Laporan Kerja Praktek Berlayar ini.
penulis yang masih terbatas, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membantu agar dapat dijadikan bagi penulis di masa yang akan datang.
Akhirnya semoga dengan tersusunnya Laporan Kerja Praktek Berlayar ini akan lebih berguna dan bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, MARET 2014
Penulis
AGUNG FIRMANTO 104820012
Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang... 1.2. Identifikasi Masalah... 1.3. Pembatasan Masalah... 1.4. Tujuan Penulisan...
1.5. Metode Pengumpulan Data...
BAB II LANDASAN TEORI...
2.1. Kajian Teori...
2.2. Kajian Penelitian Yang Relefan...
2.3. Kerangka Berfikir...
BAB III PEMBAHASAN...
3.1. Deskripsi Data...
3.2. Analisa Data...
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah...
3.4. Evaluasi Pemecahan Masalah...
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN