konsumen.
Departemen Statistika FMIPA IPB sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi Statistika di Indonesia, juga harus menjamin keberadaannya sebagai lembaga pendidikan tinggi Statistika yang berkualitas. Oleh sebab itu, setiap tahun pihak pengelola program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB melakukan evaluasi diri terhadap penyelenggaraan pendidikannya.
Evaluasi diri pelayanan akademik program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB dilakukan terhadap mahasiswa program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB yang masih aktif mengikuti perkuliahan. Selama ini aspek-aspek pelayanan akademik yang dievaluasi ditetapkan oleh pengelola Departemen Statistika FMIPA IPB, tanpa mempertimbangkan keinginan mahasiswa. Dengan demikian apabila ada aspek yang mungkin mengandung informasi penting yang berkaitan dengan ketidakpuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik selain yang dievaluasi oleh Departemen Statistika FMIPA IPB tidak diketahui oleh pihak pengelola program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB. Sehingga apabila hal ini terjadi, rancangan pelayanan akademik yang disusun pengelola program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB dalam rangka penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan belum sepenuhnya mampu memuaskan keinginan mahasiswa.
Quality Function Deployment (QFD) pada
prinsipnya adalah usaha yang dilakukan untuk menerjemahkan keinginan konsumen menjadi pelayanan yang dihasilkan oleh perusahaan atau lembaga (Day 1993). Day (1993) berpendapat bahwa kegagalan suatu perusahaan atau lembaga dalam memenuhi keinginan konsumen menimbulkan ide yang menjadi salah satu prinsip dalam proses QFD, yaitu mendorong produsen untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Tanggapan inovatif terhadap keinginan konsumen merupakan strategi untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Penentuan karakteristik pelayanan dengan mempertimbangkan keinginan mahasiswa dan memperbaiki prosedur yang sudah berlaku dapat membantu penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan program sarjana di Departemen Statistika FMIPA IPB. Oleh sebab itu, proses QFD dilakukan untuk mendapatkan prioritas pelayanan program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB berdasarkan keinginan mahasiswa dan target Departemen Statistika FMIPA IPB.
Gambaran tingkat kepuasan mahasiswa Departemen Statistika FMIPA IPB terhadap pelayanan akademik program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB periode 2006-2007 diperoleh dari evaluasi diri. Gambaran kepuasan hasil evaluasi diri tersebut dapat dikaji ulang dengan prioritas pelayanan yang diperoleh dari hasil analisis
Quality Function Deployment.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendapatkan karakteristik pelayanan dan
prioritas pelayanan program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB.
2. Mendapatkan gambaran tingkat kepuasan
mahasiswa terhadap pelayanan akademik program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB periode 2006-2007.
TINJAUAN PUSTAKA
PelayananPelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki. Pelayanan dikatakan berkualitas (Breyfogle 2003) bila memenuhi lima unsur pokok sebagai berikut:
1. Andal (reliable), yaitu apabila pelayanan
yang dijanjikan dapat dilaksanakan dengan tepat dan terpercaya.
2. Tanggap (responsive), yaitu apabila
pelayanan yang diberikan membantu konsumen dengan cepat.
3. Terjamin (assurance), yaitu apabila
pelayanan yang diberikan mampu menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pada konsumen.
4. Empati (emphaty), yaitu apabila
pelayanan yang diberikan juga memperhatikan konsumen secara pribadi.
PENDAHULUAN
Latar BelakangKepuasan konsumen menjadi salah satu kunci utama keberlangsungan usaha suatu perusahaan atau lembaga di dalam dunia usaha. Salah satu aspek yang harus dimiliki setiap perusahaan atau lembaga agar pelayanannya memuaskan konsumen adalah rancangan pelayanan yang akan disampaikan kepada konsumen.
Departemen Statistika FMIPA IPB sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi Statistika di Indonesia, juga harus menjamin keberadaannya sebagai lembaga pendidikan tinggi Statistika yang berkualitas. Oleh sebab itu, setiap tahun pihak pengelola program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB melakukan evaluasi diri terhadap penyelenggaraan pendidikannya.
Evaluasi diri pelayanan akademik program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB dilakukan terhadap mahasiswa program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB yang masih aktif mengikuti perkuliahan. Selama ini aspek-aspek pelayanan akademik yang dievaluasi ditetapkan oleh pengelola Departemen Statistika FMIPA IPB, tanpa mempertimbangkan keinginan mahasiswa. Dengan demikian apabila ada aspek yang mungkin mengandung informasi penting yang berkaitan dengan ketidakpuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik selain yang dievaluasi oleh Departemen Statistika FMIPA IPB tidak diketahui oleh pihak pengelola program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB. Sehingga apabila hal ini terjadi, rancangan pelayanan akademik yang disusun pengelola program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB dalam rangka penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan belum sepenuhnya mampu memuaskan keinginan mahasiswa.
Quality Function Deployment (QFD) pada
prinsipnya adalah usaha yang dilakukan untuk menerjemahkan keinginan konsumen menjadi pelayanan yang dihasilkan oleh perusahaan atau lembaga (Day 1993). Day (1993) berpendapat bahwa kegagalan suatu perusahaan atau lembaga dalam memenuhi keinginan konsumen menimbulkan ide yang menjadi salah satu prinsip dalam proses QFD, yaitu mendorong produsen untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Tanggapan inovatif terhadap keinginan konsumen merupakan strategi untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Penentuan karakteristik pelayanan dengan mempertimbangkan keinginan mahasiswa dan memperbaiki prosedur yang sudah berlaku dapat membantu penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan program sarjana di Departemen Statistika FMIPA IPB. Oleh sebab itu, proses QFD dilakukan untuk mendapatkan prioritas pelayanan program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB berdasarkan keinginan mahasiswa dan target Departemen Statistika FMIPA IPB.
Gambaran tingkat kepuasan mahasiswa Departemen Statistika FMIPA IPB terhadap pelayanan akademik program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB periode 2006-2007 diperoleh dari evaluasi diri. Gambaran kepuasan hasil evaluasi diri tersebut dapat dikaji ulang dengan prioritas pelayanan yang diperoleh dari hasil analisis
Quality Function Deployment.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendapatkan karakteristik pelayanan dan
prioritas pelayanan program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB.
2. Mendapatkan gambaran tingkat kepuasan
mahasiswa terhadap pelayanan akademik program sarjana Departemen Statistika FMIPA IPB periode 2006-2007.
TINJAUAN PUSTAKA
PelayananPelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki. Pelayanan dikatakan berkualitas (Breyfogle 2003) bila memenuhi lima unsur pokok sebagai berikut:
1. Andal (reliable), yaitu apabila pelayanan
yang dijanjikan dapat dilaksanakan dengan tepat dan terpercaya.
2. Tanggap (responsive), yaitu apabila
pelayanan yang diberikan membantu konsumen dengan cepat.
3. Terjamin (assurance), yaitu apabila
pelayanan yang diberikan mampu menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pada konsumen.
4. Empati (emphaty), yaitu apabila
pelayanan yang diberikan juga memperhatikan konsumen secara pribadi.
5. Berwujud (tangible), yaitu apabila penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi yang diberikan baik.
Validitas dan Reliabilitas Validitas
Validitas diartikan sebagai ketepatan dari suatu alat ukur dalam memperoleh informasi yang ingin diukur. Metode untuk menguji
validitas suatu kuesioner ada empat, yaitu face
validity, content validity, criterion validity, dan
construct validity (Key 1997).
Face validity adalah pengujian secara
statistik yang paling sederhana karena hanya didasarkan pada pendapat orang yang ahli di bidang penelitian tersebut mengenai ketepatan
alat ukur yang digunakan. Content validity
mengukur kemampuan suatu pengukuran dalam mengukur semua aspek yang harus diukur dari
bidang penelitian tertentu. Criterion validity
mengukur kemampuan suatu pengukuran sebagai indikator dari kejadian tertentu.
Construct validity mengukur kemampuan suatu pengukuran dalam mengukur konsep yang ingin diukur (Key 1997).
Reliabilitas
Reliabilitas diartikan sebagai tingkat
keandalan suatu alat ukur dalam mengukur nilai pada subyek dengan kondisi yang sama, tetapi dalam waktu yang berbeda. Menduga reliabilitas suatu alat ukur dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu test-retest dan
internal consistency (Key 1997).
Test-retest menduga nilai reliabilitas alat
ukur dengan mengukur subyek atau obyek yang
sama pada dua waktu yang berbeda. Internal
consistency menduga nilai reliabilitas alat ukur dengan melakukan perhitungan ragam terhadap jawaban pertanyaan dalam satu kelompok pertanyaan.
Cara yang umum digunakan untuk
mengukur reliabilitas kuesioner dengan metode
internal consistency adalah Cronbach’s Alpha, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − =
∑
= 2 1 2 1 1 T k i i S S k k α dengan: α = koefisien reliabilitask = banyaknya butir pertanyaan
2
i
S
= ragam skor butir pertanyaan ke-i2
T
S
= ragam skor totalKriteria keandalan kuesioner di bidang sosial adalah jika nilai koefisien reliabilitasnya lebih
besar atau sama dengan 0.6 (Ary et al. 2002).
Purpossive Sampling
Purpossive sampling adalah teknik
pengambilan contoh dimana individu yang dipilih sebagai contoh adalah yang paling dapat mewakili populasi secara menyeluruh
(Scheaffer et al. 1990). Contoh yang dipilih
dalam purpossive sampling didasarkan pada
pertimbangan dari peneliti bahwa individu tersebut sesuai dengan populasi yang sedang diteliti.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif pada dasarnya meliputi upaya penelusuran dan pengungkapan informasi yang relevan yang terkandung dalam data dan penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih ringkas, sederhana dan tentunya lebih informatif, yang pada akhirnya mengarah kepada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran (Aunuddin 1989). Analisis ini biasanya digunakan pada tahap awal dalam setiap analisa data utama.
Quality Function Deployment
Quality Function Deployment (QFD) berasal dari Jepang, ditemukan oleh Yoji Akao pada tahun 1966 (Day 1993). QFD merupakan suatu metode yang dikembangkan untuk menghubungkan perusahaan atau lembaga dengan konsumen. QFD membantu perusahaan atau lembaga menemukan kebutuhan konsumen yang terlihat maupun yang tidak terlihat, menerjemahkannya ke dalam rancangan produk, dan fokus terhadap berbagai fungsi manajemen sehingga memberikan harapan yang tinggi terhadap
peningkatan nilai jual produk (QFD Institute
2008). Metode QFD dapat digunakan pada produk yang bisa diukur maupun jasa yang tidak bisa diukur, termasuk barang-barang pabrik, jasa, perangkat lunak, proyek teknologi informasi, pengembangan bisnis, pemerintah, kesehatan, lingkungan, dan banyak aplikasi lainnya.
Breyfogle (2003) berpendapat bahwa QFD adalah metode yang digunakan untuk mengetahui secara langsung apa yang harus dilakukan perusahaan atau lembaga untuk
memenuhi keinginan konsumen. QFD membantu perusahaan atau lembaga menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknis yang harus diprioritaskan.
Quality Function Deployment adalah metode yang sangat tangguh, namun dalam penggunaannya membutuhkan waktu dan sumber informasi dengan jumlah yang besar. Quality Function Deployment menggunakan bentuk matriks untuk memperlihatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses perencanaan. Matriks QFD yang biasa disebut
rumah kualitas atau House of Quality (HoQ)
memperlihatkan masalah-masalah tersebut dalam bentuk bagan untuk memeriksa informasi secara multidimensi (Crow 2008).
Matriks House of Quality
Matriks House of Quality (HoQ)
mempunyai dua bagian penting (Lampiran 1), yaitu:
1. Bagian mendatar yang disebut dengan
matriks bagian konsumen, terdiri dari the
voice of customer, importance customer, complains, customer competitive evaluations, column weights. Bagian mendatar matriks berisi informasi yang berhubungan dengan konsumen.
2. Bagian tegak yang disebut dengan matriks
bagian teknis (perusahaan), terdiri dari
corelationships, technical requirements, interrelationship matrix, competitive technical assessments, operational goals or targets. Bagian tegak matriks berisi informasi teknis yang menanggapi input dari konsumen.
Matriks HoQ dimulai dari bagian konsumen (Day 1993). Dalam matriks ini konsumen mengutarakan keinginannya dalam bahasa
mereka, yang biasa disebut sebagai Voice of
Customer (VoC). Bagian Voice of Customer
merupakan informasi dari konsumen yang membantu perusahaan atau lembaga memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.
Importance Customer (IC) atau tingkat
kepentingan konsumen adalah suatu nilai dari pengukuran kepentingan relatif yang ditetapkan
pada tiap pendapat konsumen. Complains atau
keluhan-keluhan konsumen terhadap perusahaan mengindikasikan ketidakpuasan konsumen. Ketidakpuasan dapat diukur melalui
tingkat kepuasan konsumen atau Customer
Satisfaction (CS).
Customer competitive evaluations atau
evaluasi persaingan konsumen yaitu membandingkan tingkat kepentingan konsumen terhadap pelayanan perusahaan pesaing (Day 1993). Evaluasi persaingan konsumen dapat
dilakukan dengan mengukur nilai daya tarik
penjualan atau Sales Point (SP) dan rasio
perbaikan atau Improvement Ratio (IR).
Daya tarik penjualan (SP) ialah informasi tentang daya jual produk atau jasa berdasarkan seberapa penting keinginan konsumen (VoC) mempengaruhi konsumen untuk membeli sebuah produk. Daya tarik penjualan diperoleh dari hasil survei terhadap konsumen, yang terdiri dari tiga pilihan nilai seperti pada Tabel 1. Ketiga nilai tersebut ditetapkan sebagai pembobot dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan dalam mendapatkan nilai kepentingan relatif setiap keinginan konsumen (VoC) (Shina 2002). Tabel 1 Daya tarik penjualan
Bobot Keterangan 1 Tidak berpengaruh (tidak ada nilai jual) 1.2 Agak berpengaruh (nilai jual sedang) 1.5 Sangat berpengaruh (nilai jual tinggi)
Rasio perbaikan (IR) merupakan perbandingan antara target perusahaan dengan tingkat kepuasan konsumen (CS).
Column weights terdiri dari Raw Weight
atau pembobot kasar (RW) dan Normalized
Raw Weight atau pembobot kasar yang dinormalkan (NRW). Pembobot kasar (RW) untuk setiap item pada keinginan konsumen (VoC) diperoleh dari nilai IC, SP, dan IR. Pembobot kasar yang dinormalkan (NRW) diperoleh dari hasil perbandingan nilai RW setiap keinginan konsumen (VoC) terhadap nilai total RW untuk seluruh item keinginan konsumen (VoC). Hasilnya merupakan suatu nilai pembobot untuk setiap keinginan konsumen yang digunakan untuk memutuskan kepentingan relatif tiap karakteristik teknis. Setelah bagian konsumen pada matriks disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun bagian teknis matriks HoQ.
Corelationships atau korelasi teknis menunjukkan hubungan antara karakteristik-karakteristik teknis. Hubungan antara karakteristik teknis tersebut dijelaskan dengan simbol yang terdiri atas lima kategori seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Korelasi teknis
Simbol Keterangan
vv Hubungan positif kuat
v Hubungan positif
(blank) Tidak ada hubungan
x Hubungan negatif
Technical requirements atau karakteristik teknis, menggambarkan bagaimana perusahaan atau lembaga menjawab keinginan konsumen (VoC) dengan menggunakan karakteristik teknis produk yang ditawarkan oleh perusahaan atau lembaga tersebut berdasarkan kemampuannya.
Interrelationship matrix, digunakan untuk
mencatat kekuatan hubungan antara keinginan konsumen (VoC) dan karakteristik teknis perusahaan. Hubungan tersebut dijelaskan dengan empat kategori seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Hubungan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis
Kategori Nilai
Tidak berhubungan 0
Agak berhubungan 1
Berhubungan 3
Sangat berhubungan 9
Competitive technical assessments atau
evaluasi persaingan teknis merupakan hasil evaluasi dari karakteristik teknis perusahaan. Evaluasi ini digunakan untuk membandingkan tingkat persaingan perusahaan tersebut dengan perusahaan pesaing.
Operational goals or targets ditetapkan
oleh perusahaan untuk menggambarkan produk yang akan dihasilkannya sebagai jawaban dari
keinginan konsumen (VoC). Goals atau tujuan
menggambarkan produk yang diharapkan produsen dari karakteristik teknis yang dimilikinya untuk memenuhi keinginan
konsumen (VoC). Targets atau target
menggambarkan seberapa besar target yang digunakan perusahaan atau lembaga untuk menanggapi kebutuhan konsumen dan untuk memenangkan kompetisi dengan perusahaan pesaing. Nilai target ini ditetapkan perusahaan atau lembaga untuk setiap keinginan konsumen (VoC).