9.1 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
9.1.1 Ketentuan Umum
1. Evaluasi dilakukan secara independen oleh orang/institusi yang tidak terlibat dalam pelaksanaan program.
2. Evaluasi difokuskan pada keluaran dan dampak proyek apakah sesuai dengan tujuan dan rencana yang ditetapkan.
3. Evaluasi ini akan dilakukan pada pertengahan pelaksanaan proyek dan setelah keseluruhan program selesai dilaksanakan.
9.1.2 Jenis Evaluasi Program dan Pelaku
No. Evaluasi Jenis Uraian diharapkan Hasil Yang Pelaku
1 Evaluasi
Keluaran (Output)
Menggunakan hasil pemantauan dan studi untuk melakukan analisis
Menggunakan data sekunder (SIM, Uji petik, Studi dampak, Studi tematik)
Kajian cepat untuk pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan proyek Konsultan Evaluasi Independen 2 Survei / Studi
Dampak Data Dasar / Baseline; a) Menggunakan daerah aksi dan kontrol b) Variabel proyek yang diukur untuk mengukur
dampak:
Tingkat kesejahteraan masyarakat (latar belakang ekonomi dan akses rumah tangga)
Pengeluaran/konsumsi air bersih
Pengeluaran/konsumsi untuk biaya perawatan kesehatan
Akses pada fasilitas dasar, khususnya ke fasilitas air bersih
Kebiasaan dalam perawatan kesehatan (proses air minum, menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan) dan lain-lain
Partisipasi masyarakat
Fasilitas air bersih di beberapa lokasi (yang dapat diakses)
Data umum desa/kelurahan
Akses air bersih pada fasilitas pendidikan dan kesehatan dan lain-lain Gambaran dasar tentang variabel-variabel terukur (tujuan/dampak dari proyek) sebelum intervensi proyek Konsultan Evaluasi Independen
No. Evaluasi Jenis Uraian diharapkan Hasil Yang Pelaku Tengah Kegiatan
a) Lokasi: idealnya aksi dan kontrol, minimum di aksi saja
b) Variabel yang diukur:
Variabel yang sama dengan baseline
Intervensi proyek yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil
c) Sampel dapat ditambah dengan penerima manfaat langsung untuk dapat mendeskripsikan dampak secara rinci
Gambaran pada saat intervensi berlangsung Gambaran informasi tentang pelaksanaan/ intervensi proyek yang dapat mempengaruhi hasil Konsultan Evaluasi Independen Akhir Kegiatan
a) Lokasi: idealnya aksi dan kontrol, minimum di aksi saja
b) Variabel yang diukur:
Variabel yang sama dengan baseline
Tambahan variabel khusus sasaran proyek c) Sampel dapat ditambah dengan penerima
manfaat langsung untuk dapat mendeskripsikan dampak secara rinci
d) Jika dana tersedia, dapat dilakukan penelitian kualitatif di lokasi yang paling besar mendapatkan dampak dan di lokasi yang paling tidak ada dampak untuk dapat menemukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil intervensi proyek
Gambaran tentang perubahan/tidak ada perubahan dari variabel-variabel terukur
(tujuan/dampak dari proyek)
Faktor-faktor proyek atau faktor-faktor lain di masyarakat yang mempengaruhi hasil dari intervensi
Konsultan Evaluasi Independen
3 Studi Khusus
/ Tematik Penentuan tema studi didasarkan pada hasil
pemantauan dan evaluasi yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Studi menggunakan pendekatan kualitatif
Pemilihan lokasi tidak dilakukan secara random, tetapi menggunakan pendekatan representasi
Penajaman dan pendalaman terhadap hasil pematauan dan evaluasi dampak. Dasar untuk pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan program dan perubahan desain program Konsultan Evaluasi Independen
9.2 EVALUASI KINERJA PERSONIL
program Pamsimas dalam pelaksanaannya didukung oleh para tenaga pelaksana/konsultan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat desa/kelurahan. Tenaga pelaksana tersebut berfungsi untuk membantu Unit Pelaksana Program (Project Implementation Unit/PIU) dalam mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program sesuai dengan tingkatannya yaitu:
Tingkat pusat: Tim CMAC, Tim TDS dan Tim Advisory Tingkat Regional (gabungan beberapa provinsi): Tim ROMS
Tingkat Provinsi: Tim ROMS provinsi dan Kordinator Provinsi STBM (Korprov STBM)
Tingkat Kabupaten/Kota: Tim ROMS Kabupaten/Kota dan Fasilitator Kabupaten STBM (Faskab STBM)
Tingkat masyarakat desa/kelurahan: Fasilitator Keberlanjutan dan Fasilitator Masyarakat
Untuk memastikan bahwa tenaga pelaksana tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan sesuai dengan lingkup penugasan, maka diperlukan suatu alat yang dapat digunakan oleh pihak terkait untuk mengukur kinerja dan pencapaian dari tenaga pelaksana program di bawah kordinasinya. Kinerja yang dimaksud di sini adalah kemampuan dan keahlian seseorang dalam memahami tugas dan fungsinya dalam bekerja, serta hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
9.2.1 Tujuan Evaluasi Kinerja Personil
Evaluasi kinerja konsultan dan fasilitator dilakukan untuk mengetahui kapasitas dan kinerja dari konsultan dan fasilitator dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Adapun tujuan dilakukannya evaluasi kinerja adalah:
1. Sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan tentang tatakelola personil sebagai dasar dalam upaya pembinaan dan pengembangan kapasitas personil 2. Sebagai dasar dalam melakukan koreksi personil tentang kinerja
3. Sebagai dasar dalam optimalisasi penguatan kinerja tim dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing personil
4. Sebagai dasar dalam melakukan promosi atau peningkatan potensi pesonil di tinjau dari kelebihan yang dimiliki sebagai upaya peningkatan karir
Hasil evaluasi kinerja konsultan dan fasilitator digunakan oleh semua pihak untuk: 1. Bahan pertimbangan untuk memberikan penghargaan dan/atau
mempromosikan konsultan dan fasilitator ke jenjang/posisi yang lebih tinggi. 2. Bahan pertimbangan untuk pembinaan kapasitas dalam bentuk pelatihan dan
coaching
Bahan pertimbangan untuk mengoreksi kekurangan/kesalahan dalam bentuk pemberian Surat Peringatan kepada konsultan dan fasilitator untuk meningkatkan kinerja dan/atau pemutusan kontrak.
9.2.2 Ketentuan Umum
1. Evaluasi kinerja dilakukan untuk menjamin agar para pelaksana program yang ada dapat mendukung pencapaian tujuan program secara optimal sesuai dengan tugas dan fungsinya
2. Evaluasi kinerja dilaksanakan oleh unsur pelaksana program terhadap semua tenaga pelaksana program yang berada di bawah koordinasinya
3. Pelaksanaan evaluasi kinerja dilakukan setiap 3 bulan (triwulan) selama durasi kontrak
4. Aspek kinerja yang dinilai adalah aspek sasaran kerja dan aspek perilaku kerja serta laporan bulanan (khusus untuk Korprov STBM dan FasKab STBM)
9.2.3 Jenis Evaluasi Kinerja dan Evaluator
No. Jenis Evaluasi Kinerja Aspek Penilaian Waktu Evaluator 1 Evaluasi Kinerja
CMAC Sasaran Kerja (Tugas Utama/Sesuai TOR dan Tugas Tambahan) dan Perilaku Kerja
3 bulanan CPMU, Kepala Satker Pengembangan Air Minum Berbasis Masyarakat, PPK, TL CMAC
2 Evaluasi Kinerja
TDS Kemampuan Memandu dan Menyusun Modul, Kualitas dan Produktifitas Kerja serta Perilaku Kerja
3 bulanan PPK, TC TDS, Mitra kerja di CMAC dan TC ROMS
3 Tim Advisory
Pamsimas Kemenkes
Laporan Bulanan dan Kehadiran Bulanan Ketua PIU, Koordinator Pamsimas
4 Evaluasi Kinerja
ROMS Sasaran Kerja (Tugas Utama/Sesuai TOR dan Tugas Tambahan) dan Perilaku Kerja
3 bulanan Ketua CPMU, PPK Kegiatan Wilayah 1 atau 2, Satker Pengembangan Air Minum Berbasis Masyarakat, dan unsur pelaksana program terhadap semua tenaga pelaksana program di tingkat ROMS yang berada di bawah koordinasinya
5 Evaluasi Kinerja
KorProv STBM Laporan Bulanan dan Kehadiran Bulanan Dinkes Provinsi, Advisory Kesehatan Tingkat Pusat 6 Evaluasi Kinerja
FasKab STBM
Laporan Bulanan dan Kehadiran Bulanan Dinkes Kabupaten, KorProv STBM 7 Evaluasi Kinerja
Fasilitator Sasaran Kerja (Tugas Utama/Sesuai TOR dan Tugas Tambahan) dan Perilaku Kerja
3 bulanan DPMU, Ketua Asosiasi SPAMS Kab./Kota dan DC
Cara melakukan dan melaporkan Evaluasi Kinerja Konsultan dan Fasilitator lebih rinci dapat dilihat pada:
1. Prosedur Operasional Baku (POB) Evaluasi Kinerja Konsultan dan Fasilitator Program Pamsimas II
2. Prosedur Operasional Baku (POB) Evaluasi Kinerja dan Standar Prosedur Pamsimas II Komponen Kesehatan: Pengendalian Kegiatan Pamsimas Komponen Kesehatan Ditingkat Provinsi, Kabupaten dan Desa Melalui Penilaian Kinerja Fasilitator Kabupaten/Koordinator Provinsi