• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI Pertanyaan :

Dalam dokumen Penuntun Praktikum DRA-1 (Halaman 34-40)

1.

Setarakan reaksi-reaksi berikut :

(a)

MnO4- + e- + H+ Mn2+ + H2O

(b)

MnO4- + e- + H+ MnO2+ H2O

(c)

MnO4- + e- + H+ Mn2+ + H2O

2.

Berapa gram KMnO4 diperlukan untuk membuat 2.000 liter larutan KMnO4

0.0400 M yang digunakan dalam mentitrasi Na2C2O4 ?

3.

MnO4- bereaksi dengan Fe2+  dalam suasana asam menghasilkan Fe3+  dan Mn2+. Buatlah persamaan reaksi yang setara untuk reaksi ini.

Perc.6. Preparasi (NH

4

)

2

Fe(SO

4

)

2

.6H

2

O (Garam Mohr)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1.Melakukan preparasi kristal besi (II) amonium sulfat heksahidrat (garamMohr) 2. Melakukan perhitungan dalam pembuatan garam Mohr

B. DASAR TEORI

Besi adalah logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang umum terdapat di kerak bumi. Logam ini cukup reaktif sehigga lebih cenderung terdapat sebagai senyawa dengan unsur lain dalam bijihnya. Ada dua macam bijih besi terpenting yang mengandung oksidanya yaitu hematite, Fe2O3  dan magnetit, Fe3O4.

Dalam bentuk senyawanya besi umumnya terdapat sebagai sebagai besi (II) dan besi (III). Kedua kation itu banyak terdapat sebagai garam, dan yang terpenting adalah garam besi (II) sulfat. Garam ini dapat diperoleh dengan cara melarutkan besi atau besi (II) sulfida dalam asam sulfat encer, sesuai dengan reaksi

Setelah larutan disaring, kemudian diuapkan, maka terbentuk kristal FeSO4·7H2O berwarna hijau. Garam ini isomorf dengan garam Epsom, MgSO4.7H2O. Dalam skala besar, garam ini ini dibuat dengan cara mengoksidasi FeS2  perlahan-lahan di udara yang mengandung air.

Garam besi (II) sulfat dapat bereaksi dengan garam sulfat dari logam alkali membentuk garam rangkap dengan rumus umum : M2Fe(SO4) · 6H2O dengan M logam alkali tanah K, Rb, Cs, atau NH4. Jika besi (II) sulfat dan ammonium sulfat dilarutkan dengan jumlah mol masing-masing sama menghasilkan larutan jenuh maka akan terbentuk garam (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O. Pada proses ini besi (II) sulfat dilarutkan dalam air panas dan sedikit asam sulfat untuk mencegah oksidasi menjadi besi (III), kemudian larutan dicampur dengan larutan amonium sulfat dengan perbandingan mol yang sama. Jika campuran kedua larutan didinginkan akan terbentuk kristal garam (NH4)2FeSO4.6H2O berwarna hijau kebiru-biruan. Garam ini dikenal sebagai garam Mohr. Salah satu kelebihan garam Mohr dibndingkan dengan garam besi (II) sulfat atau besi (II) klorida adalah kestabilan garam ini terhadap oksidasi. Kristal garam Mohr stabil di udara dan larutannya tidak mudah dioksidasi oleh oksigen di

atmosfir. Garam Mohr antara lain digunakan dalam analisis volumetric untuk menstandarisasi kalium permanganat atau kalium bikromat.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat

(1) gelas piala 250 ml (2) gelas ukur

(3) neraca

(4) Pembakar Bunsen (5) Kaki tiga + kasa asbes (6) Corong

(7) Pipet tetes Bahan

(1) serbuk besi atau paku halus (2) H2SO4 10%

(3) Amonia

(4) Kertas saring

D. PROSEDUR KERJA

Pada pembuatan (NH4)2FeSO4.6H2O (garam Mohr) ini larutan besi (II) sulfat (larutan A) dan larutan amonium sulfat (larutan B) pertama-tama dibuat terpisah. Larutan A dibuat dengan melarutkan 3.5 gram besi dalam 50 ml H2SO4  10 %. Larutan ini dipanaskan hingga semua besi larut dan kemudian disaring ketika masih panas. Kedalam filtrat kemudian ditambahkan sedikit asam sulfat pekat untuk mencegah oksidasi besi (II) menjadi besi (III). Larutan kemudian diuapkan sampai terbentuk kristal hijau di permukaan larutan menandakan terbentuknya besi (II) sulfat heptahidrat. Larutan B dibuat secara terpisah dalam gelas piala 250 ml yang lain. Dalam gelas piala ini 100 ml H2SO4 10 % dinetralkan dengan amoniak menghasilkan amonium sulfat. Uapkan larutan amonium sulfat sampai jenuh

Dalam keadaan panas campurkan larutan A dan larutan B dan kemudian didinginkan

hingga terbentuk kristal warna hijau muda. Untuk memurnikan garam yang terbentuk

dapat dilakukan melalui rekristalisasi dengan melarutkan kembali garam ini dalam

sedikit mungkin air panas kemudian di dinginkan.Timbang garam Mohr yang diperoleh

dan tentukan persen hasil.

E. PERTANYAAN RESPONSIF

Sebelum memulai percobaan di laboratorium jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :

(1)  Tuliskan dengan persemaan reaksi proses larutnya besi dalam larutan asam sulfat encer

(2)  Tuliskan dengan persamaan reaksi pembentukan amonium sulfat dengan menetralisir asam sulfat encer dengan amoniak.

(3) Bagaimana menurut anda cara menentukan kemurnian garam Mohr yang dihasilkan ?

(4) Untuk mencegah oksidasi besi (II) menjadi besi (III) pada preparasi besi (II) sulfat ditambahkan asam sulfat pekat. Kenapa ? jelaskan dengan reaksi kimia.

F. LEMBAR PENGAMATAN

Preparasi (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O (Garam Mohr)

Preparasi FeSO 

Berat serbuk besi _______ gram

 Jumlah mol FeSO4  ________mol

Preparasi (NH  SO 

Berat H2SO4  _______ gram

 Jumlah mol (NH42SO4  ________mol

Preparasi (NH Fe SO ·6H O

mol (NH42FeSO4  ________mol

gram (NH42FeSO4  _______ gram

Warna kristal _______

Hasil teoritis kompelx oksalat yang dihasilkan (tunjukkan dengan perhitungan) :

Hasil yang diperoleh secara eksperimen : ______________________

Persen hasil kompleks oksalat yang dihasilkan (perlihatkan perhitungan) :

G. EVALUASI

1. 200 ml H2SO4  10 % dinetralisir dengan amoniak. Berapa mol amonium sulfat yang terbentuk dalam larutan ?

2. Untuk larutan amonium sulfat pada pertanyaan 1, berapa gram besi harus dilarutkan dalam asam sulfat 10 % untuk membuat garam Mohr?

Perc.7. Buffer Asam sitrat-Na

2

HPO

4

A.

Tujuan Praktikum

1. Memahami cara pembuatan larutan bufferAsam sitrat-Na2HPO4

2. Untuk mengetahui kapasitas buffer Asam sitrat-Na2HPO4

B. Dasar Teori

Larutan buffer merupakan system larutan yang dapat mempertanyakan pH lingkungan dari pengaruh seperti oleh penambahan sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran.

Sistem buffer terdiri atas dua komponen, yakni (1)komponen pelarut (umumnya air), dan (2) komponen zat terlarutnya. Komponen terakhir ini dapat berupa:

(a) Asam lemah dan garam kuatnya,

(b) Basa lemah dan garam kuatnya,

(c) Sepasang asam-basa konyugat

(d) Sepasang pemberi-penerima proton

Pada system buffer-asetat (CH3COOH-CH3COONa) dalam pelarut air, reaksi yang terjadi adalah:

CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq) (a)

Asam lemah

CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+ (aq) (b)

Spesi kimia pada sistem buffer, seperti pada buffer di atas, maka yang terlibat dalam kesetimbangan dinamiknya adalah hanya reaksi (a) atau disebut sebagai reaksi kesetimbangan ionisasi asam asetat. Berdasarkan teori asam-basa Bronsted-Lowry, persamaan reaksi kesetimbangan (a) dapat ditulis sebagi berikut:

CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO-(aq) + H3O+(aq)

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H+) menyebabkan kesetimbangan bergeser kea rah kiri (pembentukan asam lemah) sedangkan penambahan basa (OH-)menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah kanan (pengurangan asam lemah). Jadi, penambahan dalam jumlah kecil ini tidak akan mengakibatkan perubahanyang berarti terhadap konsentrasi H+ dan Ph dari larutan bufer asetat.

C. Alat dan Bahan Alat Gelas kimia Corong Gelas ukur Labu ukur Batang pengaduk PH meter Bahan Asam sitrat Aquades Na2HPO4. 7H2O D. Prosedur Kerja 1. Larutan A

 Timbang teliti 10,507 g asam sitrat, C6H8O7.H2O; masukkan ke labu takar 500 ml; tambahkan 100 ml aquades dan kocok hingga melarut; encerkan dengan aquades sampai tanda batas)

2. Larutan B

 Timbang teliti 26,809 g Na2HPO4. 7H2O; masukkan ke labu takar 500 ml; tambahkan 100 ml, aquades dan kocok hingga garam melarut; tambahkan aquades sampai tanda batas

Dalam dokumen Penuntun Praktikum DRA-1 (Halaman 34-40)

Dokumen terkait