• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Program Kerja

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI KOMUNIKAS. pdf (Halaman 138-143)

SUSUNAN TIM KAMPANYE

4.2 Perencanaan dan Strategi Komunikasi Tim Sukses

4.2.6 Evaluasi Program Kerja

Kekuatan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno tidak diragukan lagi adalah bagamaimana mereka pandai merawat jaringan politiknya. Jaringan politik Ratu Atut tersebar di berbagai wilayah Provinsi Banten, bahkan sampai ke

grassroot. Serta didukung oleh calon wakilnya, Rano Karno yang pada saat

pencalonan diri sebagai wakil gubernur Banten masih menduduki posisi strategis di Kabupaten Tangerang sebagai wakil bupati. Dan berbagai elemen masyarakat Banten mulai dari tokoh masyarakat, ulama, jawara, akademisi, pengusaha, politisi dan sampai rakyat biasa dirangkul untuk ikut serta dalam membangun Banten menjadi lebih baik. Dengan dibuktikan pada pelaksanaan pemilihan (pilkada), baik tim sukses koalisi partai maupun tim sukses relawan bersama-sama memenangkan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno pada Pilkada Banten 2011. Serta dukungan dari 11 partai politik yang mempunyai wakil di parlemen dan 22 partai non parlemen mempunyai modal sosial politik yang sangat besar dalam meraih kemenangan. Meskipun secara ketokohan dan popularitas

Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno mempunyai elektabilitas sangat tinggi di mata masyarakat Banten pada umumnya.

Di kalangan-kalangan tertentu masih meragukan kepemimpinan Ratu Atut Chosiyah dalam menaggulangi berbagai permasalahan masyarakat Banten. Mungkin dikarenakan Provinsi Banten adalah sebuah provinsi yang baru berumur 12 tahun, jadi masih memerlukan kerja keras dan perjuangan yang ekstraordinary

untuk menjadikan Banten sesuai dengan harapan masyarakat. Namun, setidaknya sejak Provinsi Banten terlepas dari Jawa barat, Banten menjadi jauh lebih maju bila dibandingkan masih masuk Provinsi Jawa barat.

Selain jaringan politiknya yang kuat dan kokoh, pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno merupakan kandidat incumbent, di mana pasangan ini mempunyai investasi politik yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan kandidat lainnya. Momentum ini pun digunakan oleh Ratu Atut dengan baik, sehingga untuk memenangkan Pilkada Banten 2011 sudah di depan mata, meskipun kerja keras merupakan hal yang mutlak untuk meraih kemenangan.

4.3 Diskusi

Kemenangan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno merupakan hasil kerja keras dari seluruh tim pemenangan calon dengan melancarkan strategi-strategi komunikasi politik kepada masyarakat Banten. Secara popularitas, pasangan Ratu Atut dan Rano Karno jauh lebih unggul dibangdingkan pasangan calon lainnya. Di samping didukung oleh 11 partai parlemen dan 22 partai non

parlemen yang memiliki jaringan sampai akar rumput, jaringan ini selalu dirawat oleh Ratu baik menjelang pilkada maupun pasca pilkada.

Kemenangan yang diraih oleh pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno pada Pilkada Banten 2011 ditentukan oleh modal ekonomi maupun modal politik. Modal ekonomi yang dimiliki Ratu Atut tak bisa diragukan lagi, mengingat Ratu sebelum memasuki panggung politik, ia sebenarnya adalah seorang pengusaha wanita yang sukses, sehingga ketika menjeburkan diri dalam panggung politik, persoalan biaya sudah tidak menjadi permasalahannya. Modal politik yang dimiliki Ratu Atut dan Rano Karno adalah sebagai figure individu yang kharismatik dan sekaligus mempunyai popularitas jauh di atas kandidat lainnya. Terlebih lagi pasangan ini selalu memperoleh elektabilitas paling tinggi di atas kandidat lainnya.

Dikarenakan masyarakat Banten masih banyak wilayah pedesaan, apalagi di masyarakat pedalaman secara literal tidak memiliki tradisi baca yang baik, maka pesan politik hanya bisa disampaikan melalu komunikasi tradisional. Oleh karena itu, Ratu Atut dan Rano Karno sering melakukan pendekatan-pendekatan secara interpersonal supaya pesan yang disampaikan sampai pada tujuan. Pendekatan ini salah satunya yaitu dengan menjadikan tokoh-tokoh masyarakat di Banten sebagai partner untuk pemenangan Pilkada Banten 2011. Adapun faktor-faktor kesuksesan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno sebagai berikut:

Pertama, tim sukses Ratu Atut lima tahun lalu masih “terawat” dengan baik. Mereka, dilukiskan, menjadi mesin yang terus melakukan pemantapan Ratu Atut kembali memimpin Banten untuk periode kedua. Jaringan untuk pemenangan

Ratu Atut ini bahkan sampai ke wilayah pedesaan yang dipimpin oleh koordinator desa (Kordes), baik itu organ taktis seperti Rakyat Banten Bersatu (RBB) maupun Satu Hati Untuk Atut (SAHABAT), Sehingga Ratu Atut tidak begitu sulit untuk memenangkan perhelatan Pilkada Banten 2011.

Kedua Ratu Atut Chosiyah adalah seorang anak tokoh kharismatik Banten

dan sekaligus salah satu perintis berdirinya Provinsi Banten. Warga Banten adalah masyarakat tradisional yang masih menganut patron-klien. Ratu Atut selain memiliki legitimate power, kekuasaan yang diperoleh karena memenangkan perhelatan Pilkada Banten, ia pun juga memiliki reference power, yaitu kekuasaan yang diperoleh juga melalui ketokohan bapaknya, Chasan Shohib, sekaligus menjadi legitimasi kultural untuk pencalonannya.

Ketiga, pasangan Ratu Atut dan Rano Karno percaya terhadap ilmu

pengetahuan, setiap gerakan politik yang akan dilakukan, selalu berdasarkan hasil survei yang direkomendasikan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melalui anak cabangnya Konsultan Citra Indonesia (KCI). Dengan data-data survei ini, Ratu mengetahui wilayah mana yang menjadi basis kekuatan dan wilayah mana saja yang perlu memperoleh perhatian yang intensif.

Keempat, selama 10 tahun memimpin Provinsi Banten, Ratu Atut

dianggap telah mampu melahirkan banyak keluarganya sebagai pemimpin di wilayahnya. Di antaranya, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany (adik ipar), Walikota Serang Tubagus Khaerul Zaman (adik kandung), Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah (adik kandung), dan Wakil Bupati Pandeglang, Heryani (ibu tiri). Selain itu suaminya, Hikmat Tomet, juga menjadi anggota DPR

RI dari Partai Golkar, anaknya Andika Hazrumy menjadi anggota DPD dan Ketua Karang Taruna Provinsi Banten, menantunya Adde Khairunnisa menjadi wakil ketua DPRD Serang, dan Aden Abdul Khaliq (adik ipar) anggota DPRD Provinsi Banten. Salah satunya karena faktor banyak kerabatnya itulah, Ratu tidak begitu sulit melanggengkan kekuasaannya sebagai Gubernur Banten. Karena jaringan Ratu Atut terbentang luas sampai ke pelosok pedesaan.

Kelima, Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno pandai dalam melakukan

pendekatan terhadap alat-alat yang bisa dijadikan kemenangannya. Selain sangat akomodir dan bisa merangkul berbagai pihak, Ratu Atut dan Rano Karno mudah mendekati media massa baik media elektronik maupun media cetak. Ratu selalu menjalin hubungan baik dengan para wartawan baik lokal maupun nasional, seringkali para wartawan diundang dalam acara ramah-tamah dan makan malam dalam rangka untuk mengetahui persepsi pers terhadap kinerja dirinya serta membicarakan masa depan Banten.

Modal politik yang dimiliki Ratu Atut Chosiyah yang dianggap sebagai posisi yang paling menguntungkan dan tidak dimiliki oleh kandidat lainnya yaitu sebagai kandidat incumbent. Status sebagai kandidat incumbent sangat dimanfaatkan oleh Ratu Atut dan tim suksesnya untuk melakukan sosialisasi politik, misalnya Ratu Atut sangat rajin melakukan kunjungan ke daerah daerah dengan memberikan Bantuan, sesuai kebutuhan yang dianggap penting di daerah tersebut.

BAB V

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI KOMUNIKAS. pdf (Halaman 138-143)

Dokumen terkait