• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISO 9001:2008

a. Perencanaan Peserta Didik

Pada perencanaan peserta didik akan dikaji sensus sekolah dan penentuan peserta didik yang diterima.

1) Sensus sekolah

Fungsi umum sensus sekolah adalah sebagai dasar pembagian anggaran belanja dan sarana untuk menda-patkan dana bantuan pendidikan. SMK Saraswati Salatiga telah melakukan sensus ke SMP-SMP dalam rangka mengecek anak SMP yang masuk dan yang tidak masuk ke SMK Saraswati. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan eksistensi jumlah siswa yang diterima di SMK Saraswati Salatiga.

Hal ini dijelaskan juga oleh Yeager (1945) seperti yang dikutip Prihatin (2011) bahwa sensus sekolah mempunyai fungsi khusus, diantaranya: untuk menyajikan data yang digunakan untuk perencanaan program sekolah, menyajikan data jumlah anak yang akan masuk sekolah, mengecek anak yang masuk dan

yang tidak masuk, mengatur pengelompokan peserta didik.

2) Perencanaan jumlah siswa yang akan diterima

Setiap tahun SMK Saraswati Salatiga merencanakan siswa yang akan diterima di kelas X di semua kompetensi keahlian sebanyak 480 siswa, dengan asumsi setiap kelas jumlah siswa 40 orang dan disesuaikan sarana dana prasarana yang ada, mampu menerima rombongan belajar (rombel) 12 kelas.

Perencanaan ini telah sesuai dengan pendapat Tim Dosen Administrasi pendidikan UPI (2012) bahwa jumlah peserta didik dalam satu kelas berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar 40-45 siswa. Sedangkan ukuran kelas ideal berjumlah 25 30 siswa.

b. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru di SMK Saraswati Salatiga melakukan langkah-langkah pembentukan panitia penerimaan siswa baru, melakukan rapat panitia, pembuatan, pengiriman/pemasangan pengumuman, pendaftaran calon siswa baru, mengadakan seleksi, penentuan siswa baru yang diterima, pendaftaran ulang bagi calon siswa baru yang diterima.

Cara seleksi penerimaan siswa baru yang dilakukan dengan dua cara yaitu penelusuran bakat dan minat siswa, dan melalui tes/ujian ditambah nilai ujian nasional. Cara ini juga sesuai pendapat Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2012) bahwa ada beberapa cara seleksi penerimaan siswa baru: 1) melalui tes/ujian,

2) melalui penelusuran bakat kemampuan dan 3) berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.

Pada seleksi bakat dan minat siswa, ada tahapan wawancara. Tahapan ini dipakai untuk mengetahui kecakapan calon siswa baru dalam mengeluarkan pendapat, mengecek kondisi fisik calon siswa seperti tinggi badan, berat badan, buta warna, tato, tindik, rambut, cara berpakaian. Hal ini penting sebab untuk mengetahui sejak awal karakter calon siswa baru yang akan diterima.

c. Pengelompokan Peserta Didik

Pengelompokan siswa di SMK Saraswati Salatiga dimulai pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terbentuk kelompok-kelompok yang diberi nama gugus. Namun pengelompokan gugus ini tidak dijadikan patokan pembentukan kelas yang sebenarnya sesuai jurusannya.

Setelah kegiatan MOS, sekolah melakukan verifikasi untuk pembagian kelas sesuai jurusan. Pembagian jurusan pada jurusan Teknik Listrik, Otomasi Industri, Multimedia disesuaikan dengan pilihannya pada saat calon siswa mendaftar. Tetapi jurusan teknik mesin masih ada tes susulan untuk menentukan jurusan yang akan dipilih. Teknik mesin dibagi menjadi tiga jurusan, yaitu teknik pemesinan, teknik pemeliharaan mekanik industrI dan teknik otomotif. Pembagian jurusan di teknik mesin berdasarkan hasil tes dan alternatif pilihan yang tertulis pada soal tes. Dari hasil tes penjurusan teknik mesin dan pilihan siswa saat

mendaftar siswa akan terbagi dalam beberapa kelompok jurusan.

Pembagian kelas di masing-masing jurusan berdasarkan fungsi perbedaan, yaitu siswa dikelompokkan atas dasar perbedaan individu seperti kemampuan, bakat, minat. Hal ini sesuai pendapat William A Jeager yang dikutip Tim Dosen Administrasi UPI (2012) menjelaskan bahwa salah satu pengelompokan peserta didik dapat didasarkan kepada fungsi perbedaan yaitu pengelompokan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-perbadaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat , kemampuan dan sebagainya. Pengelompokan ini menghasilkan pembelajaran individual.

d. Kehadiran Siswa

Kehadiran siswa di sekolah sangat penting, kalau tidak ada siswa yang hadir di sekolah, aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran siswa SMK Saraswati Salatiga setiap hari diadakan pengecekan, mulai dari kontrol siswa masuk pintu gerbang, masuk dikelas sampai siswa selesai belajar dikelas, guru diwajibkan mengecek melalui absen pada akhir pelajaran.

Melalui guru piket sekolah tetap mencari solusi agar siswa tidak terlambat, walaupun realita di lapangan masih ada siswa yang terlambat, bahkan akhir-akhir ini cenderung semakin banyak siswa terlambat. Namun hal ini tidak menjadi faktor penghambat belajar siswa, karena

siswa terlambat setelah ada pembinaan dari kesiswaan diijinkan masuk kelas.

Ketidakhadiran siswa yang berupa alpha (A) dan membolos disikapi dengan wali kelas memanggil siswa bersama orangtua dihadirkan ke sekolah agar wali kelas , siswa dan orangtua saling ada komunikasi terbuka dan jujur mengungkapkan permasalahan belajarnya sehingga orangtua dan sekolah ada kontrak pembinaan bersama supaya siswa yang melanggar hadir tepat waktu, tidak membolos, sering tidak masuk tanpa keterangan (A) dan tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Prihatin (2011) juga menjelaskan bahwa keterlambatan, tidak masuk sekolah dan membolos, sekolah perlu mengirim surat kepada orangtua/wali siswa, agar orangtua/wali siswa akan semakin memperhatikan kehadiran anaknya dengan waktu yang tepat, ada kontrak pembinaan terjalin bersama.

e. Pembinaan Disiplin Siswa

Ketertiban siswa di sekolah dikendalikan dengan adanya tata tertib yang berlaku di SMK Saraswati Salatiga. Tata tertib telah disosialisasikan kepada seluruh siswa di masing-masing jurusan. Tata tertib dijadikan pedoman siswa untuk dilaksanakan dengan baik. Siswa yang melanggar dapat diberi sanksi sesuai tata tertib yang berlaku. Prihatin (2011) mengatakan bahwa perbaikan ketertiban siswa di sekolah menggunakan tata tertib sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran siswa di sekolah. Siswa yang

melanggar bisa diberi sanksi sesuai ketentuan dan kesepakatan dengan siswa.

SMK Saraswati Salatiga menerapkan kedisiplinan mulai dari siswa masuk pintu gerbang sekolah diadakan pengecekan kelengkapan sepeda motor, pakaian, rambut, sepatu, dan datang tepat waktu. Pintu masuk terpusat satu pintu agar memudahkan pengontrolan ketertiban siswa. Walaupun pada aspek keterlambatan, baju kadang tidak dimasukkan, sepatu warnanya salah, masih belum maksimal baik namun tim kesiswaan setiap hari selalu berupaya mencari solusi dan tetap diberi sanksi pembinaan.

f. Kenaikan Kelas

Selama satu tahun di masing-masing tingkat, siswa melaksanakan proses belajar dan diakhiri dengan evaluasi. Bagi siswa, evaluasi sebagai salah satu tolok ukur kenaikan kelas. Macam-macam kenaikan kelas di SMK Saraswati Salatiga adalah naik kelas, naik kelas bersyarat, tidak naik. Hal ini sesuai dengan penyataan Prihatin (2011) bahwa macam-macam kenaikan kelas ada tiga macam 1) naik kelas, 2) naik kelas bersyarat, 3) tidak naik.

Penentuan kenaikan kelas bagi siswa berdasarkan sidang kenaikan kelas yang dipimpin kepala sekolah. Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi semua kriteria kenaikan kelas. Siswa naik kelas bersyarat apabila ada nilai pada mata pelajaran yang belum tuntas atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) antar 4 - 10 mata pelajaran. Nilai mata pelajaran lain sudah

tuntas/lulus. Siswa tersebut diberi batas waktu dua minggu untuk menyelesaikan tugasnya sampai mendapat nilai minimal KKM. Nilai kepribadian minimal baik. Sedangkan tidak naik kelas kepribadian tidak baik, nilai yang tidak tuntas/lulus lebih dari 10 mata pelajaran dan mempunyai catatan buruk di wali kelas, BK dan tim kesiswaan.

g. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pembina ekstrakurikuler di SMK Saraswati Salatiga telah membuat program kerja ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam sekolah sesuai pilihannya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan meliputi bidang olahraga, seni dan ketrampilan. Hal ini diungkapkan juga oleh Hadari Nawawi (1985 dalam Prihatin 2011) bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu pramuka, olahraga, seni, kebersihan dan keamanan sekolah, tabungan pelajar, majalah dinding, kantin sekolah, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Bidang olahraga meliputi voli, basket, renang, karate, pencaksilat, walaupun ekstrakurikuler basket peminatnya sedikit. Bidang seni meliputi band, drumband. Bidang ketrampilan meliputi ekstra teknik las, otomotif, dan komputer.

Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik walupun masih ada yang perlu ditingkatkan dalam hal motivasi siswa.

h. Peran Kepala Sekolah

Keberhasilan pembinaan siswa tidak bisa lepas dari dukungan dan rekomendasi dari kepala sekolah. Kepala sekolah sudah berperan dengan baik. Sebaik-baiknya pembinaan kepada siswa tetapi tidak ada dukungan kepala sekolah utamanya pendanaan, kegiatan pembinaan siswa tidak akan berjalan dengan baik dan proporsional. Karena kepala sekolah berperan sebagai manajer, pemimpin, dan administrator sekolah.

i. Layanan khusus

Layanan khusus yang menunjang pelayanan kepada siswa SMK Saraswati sudah berupaya memenuhi kebutuhan siswa. Kegiatan layanan khusus meliputi layanan Bimbingan Konseling, perpustakaan, kantin sekolah, layanan kesehatan, tranportasi sekolah, asrama (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012).

Pada umumnya SMK Saraswati Salatiga telah melaksanakan layanan khusus seperti di atas untuk peningkatan mutu pendidikan. Walaupun masih ada layanan khusus yang belum maksimum dan perlu penambahan, seperti kantin, asrama, transportasi. Kantin sekolah letaknya di luar sekolah/kampung. Walaupun sebenarnya siswa istirahat makan di luar sekolah tidak efektif dan banyak resiko bermasalah.

Dokumen terkait