• Tidak ada hasil yang ditemukan

24. Tampilan halaman My Project

4.3 Evaluasi Sistem

4.3.1 Evaluasi Sistem menggunakan Skenario Testing

Aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengevaluasi atribut-atribut atau kemampuan sebuah program atau sistem dan penentuan apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Untuk masing-masing inputan berdasarkan pada 2 (dua) jenis pengembangan aplikasi diantaranya, aplikasi yang dikembangkan dengan metode berorientasi procedural dengan menggunakan skenario ERD dan DFD sedangkan untuk aplikasi yang dikembangkan dengan metode berorientasi object menggunakan class diagram dan usecase diagram. Terdapat 2 (dua) teknik testing yang dapat digunakan, diantaranya white box dan

black box. Dalam skenario testing menggunakan teknik black box testing.

Black box testing juga dikenal sebagai uji spesifikasi dan fungsionalitas. Suatu unit atau program diuji tanpa adanya pengetahuan tentang struktur internal dari sourcecode-nya. Pengujian dilakukan

oleh orang lain selain programmer yang membuat program tersebut. Penguji memperlakukan kode program sebagai kotak hitam yang tidak bisa dilihat dalamnya. Kasus uji dipilih berdasarkan sifat-sifat kode yang tampak dari luar yang dispesifikasikan pada dokumentasi program. Penguji hanya tertarik dengan apa yang dilakukan oleh kode tersebut, bukan bagaimana kode tersebut bekerja. Kode diuji dengan menginput data ke dalam kotak hitam dan memeriksa apakah outputnya sesuai dengan apa yang diperkirakan.

Tabel 4.1: Evaluasi Sistem menggunakan Skenario Testing

Nama Measurement Input Proses Output yang diharapkan Output hasil yang diperoleh Pass / Fail

Measuring

Unadjusted Function Point

Nilai-nilai kompleksitas pada suatu sistem berdasarkan tingkatannya (Simple, Average,

Complex), yaitu:

External Input= 1,1,1

External Output= 1,1,1

Internal Logical Files= 1,1,1

Nilai yang di input dikategorikan sesuai tingkatannya, kemudian dikalikan dengan nilai yang sudah ditetapkan. (dijelaskan dalam Bab 3, subbab 3.1). Hasil didapatkan dari total keseluruhan masing-masing UFP data yang telah dikalkulasi sebelumnya EI: 1x3=3, 1x4=4, 1x6=6 EO: 1x4=4, 1x5=5, 1x7=7 ILF: 1x7=7, 1x10=10, 1x15=15 EIF: 1x5=5, 1x4=4, 1x10=10 EQ: 1x3=3, 1x4=4, 1x6=6 Total UFP: Pass

External Interface Files= 1,1,1 External Queries= 1,1,1 EI:3+4+6=13 EO:4+5+7=16 ILF:7+10+15=32 EIF:5+4+10=19 EQ:3+4+6=13 Total UFP: 93 Measuring Value Adjustment Factor

Berdasarkan General System

Characteristic yang terdiri atas 14

kriteria dengan memberikan penilaian berupa skala dari 0 (nol) sampai 5 (lima), diantaranya:

Data Communication =3

Distributed DataI =3

Performance Objectives = 1

Heavily Used Configuration =1Transaction Rate = 0

Online Data Entry = 0

End-User Efficiency = 3

Dari masing-masing karakteristik yang sudah dijelaskan pada Bab 3, subbab 3.1 pemberian skala berkisar antara 0 sampai 5, dimana skala 0 (nol) berarti tidak adanya pengaruh terhadap keseluruhan proyek, dan skala 5 (lima) berarti adanya pengaruh yang kuat terhadap keseluruhan proyek. Proses terakhir adalah menjumlahkan nilai skala dari masing-masing karakteristik yang sudah diberi penilaian

VAF = 3+3+1+1+0+0+3+2+0+0+2+1+0+0

= 16

Online Update =2

Complex

Reusability = 0

Installation Ease

Operational Ease = 1

Multiple Site Use= 0

Facilitate Change

Measuring Adjusted Function Point

Hasil dari perhitungan UFP Data dan VAF Data yang sudah dikalkulasi terlebih dulu

Measuring Physical Size

Menentukan bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan sebuah piranti lunak.

Language: HTML avg:43

Measuring Effort Nilai Function Point diperoleh pad

(Adjusted Function Point)

proses Online Update =2 Complex Processing =0 Reusability = 0 Installation Ease= 2 Operational Ease = 1

Multiple Site Use= 0

Facilitate Change =0

Hasil dari perhitungan UFP Data dan VAF Data yang sudah dikalkulasi terlebih dulu

Proses perhitungannya adalah:

UFP * (0.65 + 0.01 * VAF)

Menentukan bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan sebuah piranti lunak.

Language: HTML avg:43

Rumus perhitungan:

Language * AFP

Function Point yang sudah

diperoleh pada perhitungan AFP

(Adjusted Function Point) dalam

proses measuring size.

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Schedule = FP

Staff = FP/150

Proses perhitungannya adalah:

UFP * (0.65 + 0.01 * VAF)

AFP= 93*(0.65+0.01*16)

AFP=75.33

Rumus perhitungan:

Language * AFP

Physical Size: Language*AFP

43*75.33= 3239,19

Dengan menggunakan rumus sebagai

Schedule = FP 0.32-0.4

Schedule = 75.330.4

Staff = 75.33/150=0.502

Effort = 0.502*5.6343=2.828 AFP= 93*(0.65+0.01*16)

Physical Size: Language*AFP

43*75.33= 3239,19 0.4 =5.6343 Staff = 75.33/150=0.502 0.502*5.6343=2.828 Pass Pass Pass Pass Pass Pass

Measuring Defect Density for Module-Related Fault

Jumlah kesalahan yang ada berdasarkan pada jumlah modul dan jumlah baris kode

Constant: 6 Module Size: 3 Measuring Defect Density for Instruction-Related Fault

Jumlah kesalahan berdasarkan pada peluang terdapatnya bug di dalam baris kode dan peluang adanya kesalahan interaksi antar baris kode dalam modul tersebut

Probability LOC has a bug: 2

Interaction factor: 2

Measuring Cyclomatic Complexity

Perhitungan

modul membutuhkan jumlah atau banyaknya

binary decisions

modul.

Edges: 25

Effort = Staff * Schedule

Jumlah kesalahan yang ada berdasarkan pada jumlah modul dan jumlah baris kode.

Constant: 6

Module Size: 3

Proses perhitungannya:

D m(s) = a/s

‘a’ merupakan konstanta yang

diperoleh secara empiris dan adalah jumlah modul

Jumlah kesalahan berdasarkan pada peluang terdapatnya bug di

baris kode dan peluang adanya kesalahan interaksi antar baris kode dalam modul tersebut.

Probability LOC has a bug: 2

Interaction factor: 2

Perhitungan untuk memperoleh banyaknya kesalahan dalam kasus ini menggunakan rumus perhitungan:

D(s) = a/s + b + c

‘b ’ merupakan peluang terjadinya

bug di dalam baris kode, peluang kesalahan interaksi

Perhitungan control flow dalam modul membutuhkan jumlah atau banyaknya nodes dan edges atau

binary decisions pada suatu

.

Edges: 25

Dengan menggunakan perhitungan:

V(g) = e – n + 2

edges)

V(g) = bd + 1...(binary decision) Effort = Staff * Schedule

Proses perhitungannya:

merupakan konstanta yang diperoleh secara empiris dan ‘s’ adalah jumlah modul

Dm(s) = constant / module size

Dm(s) = 6 / 3= 2

Perhitungan untuk memperoleh banyaknya kesalahan dalam kasus ini menggunakan rumus perhitungan:

D(s) = a/s + b + c *s

merupakan peluang terjadinya bug di dalam baris kode, ‘c’ adalah peluang kesalahan interaksi

D(s) = constanta / module size + probability LOC has a bug + interaction factor *

module size

D(s)= 6/3+2+2*3=10

Dengan menggunakan perhitungan:

n + 2...(nodes dan

...(binary decision)

V(g)= 25-11+2=16

Dm(s) = constant / module size

D(s) = constanta / module size + probability LOC has a bug + interaction factor *

D(s)= 6/3+2+2*3=10 Pass Pass Pass Pass Pass Pass

Nodes: 11

Binary Decision: optional

Measuring Halstead Metric

Perhitungan berdasarkan pada

length, difficulty

Total jumlah kemunculan operator dalam program = 1 (N1)

Total jumlah kemunculan dalam program = 2 (N2)

Jumlah operator yang berbeda = 6 (n1)

Jumlah operan yang berbeda = 3 (n2)

Measuring

Information Flow Complexity

Menhitung jumlah aliran

informasi yang masuk dan keluar dari modul (fanin, fanout) dan jumlah pernyataan dalam source di prosedur (length)

Nodes: 11

Binary Decision: optional

Perhitungan berdasarkan pada , vocabulary, volume ,

difficulty, dan effort.

Total jumlah kemunculan operator dalam program = 1 (N1)

Total jumlah kemunculan operan dalam program = 2 (N2)

Jumlah operator yang berbeda = 6

Jumlah operan yang berbeda = 3

Rumus perhitungannya: Length: N= N1 Vocabulary: n = n Volume: V = N(Log Difficulty: D =(n Effort: E = D*V ‘N1’ total jumlah

operator dalam program, ‘

jumlah kemunculan operan dalam program, ‘n1’ jumlah operator yang

berbeda dalam program, ‘

operan yang berbeda dalam program

Menhitung jumlah aliran

informasi yang masuk dan keluar dari modul (fanin, fanout) dan jumlah pernyataan dalam source di prosedur (length)

Menggunaka rumus perhitungan sebagai berikut:

Weighted IFC = length * (fanin*fanout)2 Rumus perhitungannya: 1 + N2 Vocabulary: n = n1 + n2 Volume: V = N(Log2(n)) Difficulty: D =(n1/2)*(N2/2) Effort: E = D*V

total jumlah kemunculan operator dalam program, ‘N2’ total

jumlah kemunculan operan dalam jumlah operator yang berbeda dalam program, ‘n2’ jumlah

operan yang berbeda dalam program

Length= 1+2=3 Vocabulary= 6+3=9 Volume= 3(Log2(9))= 9.48 Difficulty= (6/2)*(2/2)=3 Effort= 3*9.48=28.44 rumus perhitungan sebagai berikut:

Weighted IFC = length * 2 IFC= 6*(3*11)2 = 6534 Vocabulary= 6+3=9 (9))= 9.48 )*(2/2)=3 Effort= 3*9.48=28.44 Pass Pass Pass Pass

Fanin: 3 Fanout:11 Length:6 Measuring Maintainability Index

Perhitungan berdasarkan pada nilai volume

yang telah dikalkulasi sebelumnya pada proses

complexity

cyclomatic complexity

dikalkulasi pada proses measuring

complexity

jumlah LOC per modul, dan jumlah baris komentar(bersifat opsional)

LOC per module: 2

Number of comment: 3

Measuring Agresty Card Glass System Complexity Metric

Merupakan rata

per modul. Dibutuhkan total jumlah modul dalam sistem, total kompleksitas pada sistem, total kompleksitas intermodul, total Fanin: 3

Fanout:11

Length:6

Perhitungan berdasarkan pada

volume pada metrik Halstead

yang telah dikalkulasi sebelumnya pada proses measuring

complexity-Halstead metric, nilai cyclomatic complexity yang telah

dikalkulasi pada proses measuring

complexity-cyclomatic complexity,

jumlah LOC per modul, dan jumlah baris komentar(bersifat opsional)

LOC per module: 2

Number of comment: 3

Cara perhitung

rumus sebagai berikut:

MI = 171-5.2ln(aV)

16.2ln(aLOC)+50sin[(2.4*perCM)

aV meupakan nilai volume dari metrik Halstead, aV(g’) cyclomatic complexity per modul, aLOC adalah jumlah LOC, perCM adalah baris komentar per modul.

Merupakan rata-rata kompleksitas per modul. Dibutuhkan total jumlah modul dalam sistem, total kompleksitas pada sistem, total kompleksitas intermodul, total

Perhitungannya dengan mencari niali Ct yaitu total kompleksitas sistem:

Ct = St + Dt

‘St’ adalah fanout pada metrik

Cara perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:

5.2ln(aV)-0.23aV(g’)-16.2ln(aLOC)+50sin[(2.4*perCM)1/2]

aV meupakan nilai volume dari metrik Halstead, aV(g’) cyclomatic complexity per modul, aLOC adalah jumlah LOC, perCM adalah baris komentar per modul.

MI= 171-5.2ln(9.48)

=39.146

ya dengan mencari niali Ct yaitu total kompleksitas sistem:

adalah fanout pada metrik

RSC (Relative System Complexity)= 5/2+3/2=4

5.2ln(9.48)-0.23(16)-16.2ln(2)

RSC (Relative System Complexity)=

Pass

Pass Pass

kompleksitas intramodul Fanout of module: 5 Internal variabel: 3 Number of module: 2 Measuring Response Time Perhitungan

bergantung pada saat

Request kompleksitas intramodul. Fanout of module: 5 Internal variabel: 3 Number of module: 2 Henry-Kafura ,

semua kompleksitas internal untuk semua modul.

Kemudian perhitungan RSC

(Relative System Complexity):

RSC = St/n + Dt/n

‘n’ merupakan jumlah modul dalam

sistem

Perhitungan Response Time bergantung pada saat User

Request dan System Response.

Menetapkan spesifikasi perhitungan yang sesuai dengan

inginkan, memasukkan

end time(ditentukan dari rata

modul) kemudian menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan dengan membandingkan spesifikasi perhitungan terhadap lamanya waktu respon yang diperoleh

Kafura , ‘Dt’ rata-rata dari semua kompleksitas internal untuk

Kemudian perhitungan RSC

(Relative System Complexity):

Dt/n

merupakan jumlah modul dalam

Menetapkan spesifikasi perhitungan yang sesuai dengan pengguna

inginkan, memasukkan start time dan (ditentukan dari rata-rata per modul) kemudian menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan dengan membandingkan spesifikasi perhitungan terhadap lamanya waktu respon yang diperoleh

Perhitungan response time

membantu dalam mengkategorikan baik buruknya kecepatan reaksi yang dialami oleh pengguna

response time diharapkan dapat

membantu dalam mengkategorikan baik buruknya kecepatan reaksi yang dialami

Pass Pass

Measuring Availability

Pengukuran berdasarkan uptime dan downtime yaitu seberapa sering sistem mengalami gangguan dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan. Uptime: 3 Downtime: 2 Perhitungannya menggunakan rumus: Availability =MTTF/(MTTR+MTTF) MTTF : uptime, MTTR : downtime Availability=MTTF/(MTTR+MTTF) = 3/(3+2)=0.6 Pass

Measuring Risk Dibutuhkan data-data diantaranya

Cost of Occurrence,Probability of Occurrence, Cost of Risk

Acceptance, Cost of Mitigation, Probability after Mitigation, dan total cost untuk melakukan

perhitungan risiko yang berkaitan dengan ancaman.

Risk item: Loss of key resource

Cost of occurrence: 385000

Probability of occurrence: 20%

Cost of risk acceptance: 80000

Perhitungan dengan menjumlahkan masing-masing dari kriteria yang telah disebutkan bergantung pada jenis risiko yang terjadi pada sistem. Rumus perhitungan:

Total cost=cost of

mitigation*probability after mitigation

Total cost of risk acceptance= cost of occurrence*probability of occurrence

Total cost= 23000*0% = 23000

Total cost of risk acceptance = 385000*20% = 77000

Total cost of mitigation = 23000

Mitigation action: train backup in this area

Cost of mitigation: 23000

Probability after mitigation: 0%

Measuring Benefit Perhitungan dilakukan

berdasarkan atas jumlah staff, jumlah hari kerja selama satu tahun, dan jumlah jam atau hari dilakukannya penghematan

The price established: 300000

Number of staff: 30

Hour per day: 6 hour

Mitigation action: train backup in this area

Cost of mitigation: 23000

Probability after mitigation: 0%

Perhitungan dilakukan

berdasarkan atas jumlah staff, jumlah hari kerja selama satu tahun, dan jumlah jam atau hari dilakukannya penghematan.

The price established: 300000

Number of staff: 30

Hour per day: 6 hour

Minimal perhitungan selama 3 (tiga) tahun untuk mengetahui pengaruh penghematan terhadap keuntungan yang diperoleh, dengan me

jumlah staff, jam kerja dan jam dilakukannya penghematan per departemen pada tahun pertama, kemudian tahun berikutnya bergantung pada banyaknya departemen. Dengan rumus perhitungan:

The price established*number of staff* hour per day

Minimal perhitungan selama 3 (tiga) tahun untuk mengetahui pengaruh penghematan terhadap keuntungan yang diperoleh, dengan mengalikan jumlah staff, jam kerja dan jam dilakukannya penghematan per departemen pada tahun pertama, kemudian tahun berikutnya bergantung pada banyaknya

Dengan rumus

The price established*number of staff* hour per day

Measuring ROI Perhitungan ROI(Return On

Investment) berdasarkan pada Benefit dan costs.

Benefit= 50000

Cost= 100000

Investment= 100000

Langkah awal yaitu mencari Net

Benefit dengan rumus:

Net Benefit = Benefit –Cost

Selanjutnya nilai Net Benefit akan digunakan untuk rumus berikutnya, yaitu:

ROI = Net Benefit / Investment

ROI year1: (50000-100000)/100000 =-50% ROI year2: 50000+50000-100000-10000/ 100000+10000 =-9% ROI year3: (50000+50000+50000-100000-10000-10000)/100000+10000+10000= 25% Pass

Measuring Cost and Effort

Untuk menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

pembuatan proyek dibutuhkan data-data real cost, diantaranya: biaya studi kelayakan, biaya desain fungsi, biaya pemrograman dan implementasi, biaya training, biaya pemeliharaan, dan biaya dokumentasi. Sebelum

mengkalkulasi biaya-biaya tersebut, dibutuhkan perhitungan FP (function point) dan effort yang telah didapatkan sebelumnya pada proses measuring size dan

Langkah awal mencari nilai FP dan

effort yang sudah diperoleh pada

proses measuring size dan effort diatas, kemudian hasil dari effort tersebut digunakan untuk mencari waktu yang diperlukan selama pembuatan proyek, langkah

selanjutnya mengkalkulasi data-data

real cost dengan menjumlahkan

keseluruhan hasil masing-masing biaya Td= 3.67*(2.828)=10.378 Tfeas= 1.378/4=2.594 Efeas= 50*10.378=518.9 Cfs= 518.9*200000= 103780000 Clfs= 518.9*200000= 103780000 Ckfs= 518.9*200000=103780000 Cgfs=518.9*150000=77835000 Cdfs= 518.9*120000=62268000 Ctfs= 518.9*85000=44106500 Cafs= 518.9*150000= 77835000 Pass

effort diatas. FP= Effort= Bfs=103780000+103780000+103780000+ 77835000+ 62268000+ 44106500+ 77835000 = 573384500

Dokumen terkait