• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini

Rangkaian akhir dari suatu proses pendidikan anak usia dini adalah evaluasi atau penilaian. Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam proses pendidikan.

[63] Dalam pendidikan Islam, termasuk juga pendidikan anak usia dini, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses

pendidikan dan proses pembelajaran.[64] Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan dalam menyampaikan materi pendidikan kepada peserta didik. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.[65]

Sebagai satu komponen penting dalam pendidikan, evaluasi yang dilaksanakan secara umum memiliki fungsi untuk; mengetahui peserta didik yang mana yang terpandai dan terbodoh di kelasnya, mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki oleh peserta didik atau belum, mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik, mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan dan ajaran, mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas, dan sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk rapor, ijazah, piagam dan sebagainya.[66]

Mengigat pentingnya evaluasi bagi proses pendidikan, maka dalam kegiatan pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini juga perlu dilakukan evaluasi. Terhadap kegiatan pendidikan anak usia dini, evaluasi atau penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui pengamatan dan pencatatan anekdot. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan sikap anak yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus, sedangkan pencatatan anekdot merupakan sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.

Beberapa alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain adalah:

1. Portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat menggambarkan sejauhmana keterampilan anak berkembang.

2. Unjuk kerja (performance) merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik menyanyi, olahraga, atau memperagakan sesuatu perbuatan; seperti cara menggosok gigi, cara beristinja, cara berwudhu’ dan sedikit tentang gerakan dalam sholat.

3. Penugasan (project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relativ lama dalam mengerjakannya, misalnya melakukan percobaan menanam biji.

4. Hasil karya (product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan.[67]

Seluruh kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pendidikan anak usia dini adalah untuk mengetahui perkembangan anak didik, yang mencakup dua aspek utama yaitu aspek pembiasan dan kemampuan dasar. Pada aspek pembiasaan, penilaian meliputi tentang perkembangan moral dan nilai-nilai agama, social, emosional dan kemandirian. Sedangkan pada aspek kemampuan dasar penilaiannya meliputi; kemampuan berbahasa, kemampuan kognitif, kemampuan fisik/motorik, dan kemampuan seni. [68] Terhadap perkembangan moral dan nilai-nilai agama, evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan anak dalam berdo’a, mengucapkan salam, membedakan cipataan-ciptaan Allah,

membaca beberapa do’a pendek, sekaligus juga mengetahui perkembangan anak dalam berdisiplin, kesopanan dalam berpakaian dan ketertiban dalam mengerjakan tugas-tugas di sekolah. Adapun penilaian terhadap perkembangan sikap sosial, emosional dan kemandirian, ditujukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak dalam bergaul, berteman, mengambil keputusan sederhana, bertanya sederhana, mengendalikan emosi dan kemandirian dalam mengurus keperluannya di sekolah. Sedangkan penilaian pada aspek kemampuan dasar ditujukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak dalam berbahasa, seperti kemampuan melakukan macam-macam perintah, menceritakan pengalamannya, merespon pertanyaan guru, dan kemampuan berkomunikasi dengan guru maupun temannya. Evaluas perkembangan kemampuan kognitif dilakukan untuk menilai kemampuan anak dalam menyatakan waktu yang dikaitkan dengan jam, membedakan macam-macam suara, mengelompokan warna, mengenal dan membedakan macam-macam rasa, serta kemampuan anak dalam menghitung bilangan tanpa menggunakan alat bantu. Evaluasi perkembangan fisik/motorik dilakukan dalam rangka mengetahui kemampuan anak dalam hal fisik/motoriknya seperti dalam kegiatan makan, menyisir rambut, mencuci dan mengelap tangan, memantulkan, menangkap, melempar bola, menggunting, melipat, dan meniru suatu gerakan terutama dalam bentuk senam atau tarian sederhana. Evaluasi perkembangan seni adalah untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengapresiasikan imajinasinya dalam bentuk seni, seperti menggambar

bebas dengan menggunakan krayon dan pensil berwarna, mewarnai gambar, menyanyikan lagu sambil bermain, dan mengekspresikan gerak.

[1] Al Imam Abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Al Qur’an al-‘Ażīm, terjemahan Bahrum Abu Bakar, Tafsir Ibnu Kaśīr juz 14, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2003), h. 216.

[2]Abu Abdullah ibn Muhammad Isma’il al-Bukhari, Shahih Bukhri Juz I, (Riyadh: Idaratul Bahtsi Ilmiah,tt), h. 25.

[3] Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa ibn Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 4, (Semarang: Toha Putra,tt,). H. 216.

[4] Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa ibn Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 3, (Semarang: Toha Putra,tt,). h 227

[5] Ibnu Kasir, Tafsir Al Qur’an al- Ażīmjuz 28…, h. 416.

[6] Muhammad Ali Quthb, Auladuna fi Dlau-it Tarbiyyatil Islamiyyah, terjemahan Bahrum abu Bakar Ihsan, (Bandung: Diponegoro,1988), h. 59.

[7] M. Athiyah Al Abrasy, at-Tarbiyah al-Islāmiyah wa Falasatuhā, (TTp: ’Isa al-Bābi al-Jalabī wa syirkāhu,1969), h. 163.

[8] Mansur, Pendidikan Anak…, h.117.

[9] M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Jakarta: Mitra Pustaka, 2001), h. 25

[10]Depdiknas, Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Usia Dini(Pembelajaran Generik), (Jakarta: Depdiknas,2002), h. 21.

[11]Boediono, Acuan …, h. 8-10.

[12]Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa bin Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 3, (Semarang: Toha Putra,tt,). h 36.

[13] Abu A’isy Abd Al Mun’im Ibrahim, Tarbiyah Al-Banati fi Al- Islam, terjemahan Herwibowo, Pendidikan Islam bagi Remaja Putri, (Jakarta: Najla Press,2007), h. 96.

[14] Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi, h. 75.

[15]Ali Quthb, Auladuna fi Dlau-it Tarbiyyat al- Islamiyyah, terjemahan Sang Anak dalam Naungan Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1988), h. 48.

[16]at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 4, h.246.

[17] M. Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, (Yogyakarta: Pustaka Al Kautsar, 1992), h. 106-107.

[18] Muhammad Suwaid, Manhaj at-Tarbiyyah an-Nabawiyyah lit-Tifl, terjemahan Salafuddin Abu Sayyid, Mendidik Anak Bersama Nabi, (Solo: Pustaka Arafah,2003), h. 175.

[19] Ummi Aghla, Mengakrabkan Anak pada Ibadah, (Jakarta: Almahira, 2004), h. 96.

[20]Abdullah Nashih Ulwan,Tarbiyatu ‘l-Aulad fi-‘l-Islam, terjemahan Saifullah Kamalie, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, (Semarang: Asy Syfa’,1981). h. 153.

[21] Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, juz 16, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2003). h.456.

[22]Muhammad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi, terjemahan Salafuddin Abu Sayyid, (Solo: Pustaka Arafah, 2004), h. 175.

[23] M. Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, (Ttp: Pustaka Al Kautsar, 1992), h. 91.

[24] Ummi Aghla, Mengakrabkan Anak pada Ibadah, (Jakarta: Almahira,2004), h. 96.

[25]Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyat al-Aulad fi-all-Islam, terjemahan Saifullah Kamalie, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, (Semarang: Asy Syfa’,1981). h. 153.

[26] Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa ibn Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 3, (Semarang: Toha Putra,tt,). h Sunan At-Tirmizi, hadis nomor 1875.

[27] Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Quzwaini, Sunan Ibnu Mājah, juz 1, (Bairut: Dār al-Fikr,tt), h. 597.

[28] Muslim, Şahih Muslim, juz 2, h. 409.

[29] Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’ats al-Sijistani, Sunan Abu Daud, Bairut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, cet. 1, 1401 H), juz 10, h. 179. lihat juga dalam Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa ibn Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 3, (Semarang: Toha Putra,tt,). h 189.

[30] Al-Baidhawi, Tafsir Baidhawi, (http://www.Altafsir.com) Juz 5 h. 9, baca An-Naisaburi, Tafsir An-Naisaburi, juz 1 h. 81.

[31] M. Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Kasir, jilid 3 (Jakarta: Gema Insani, 1999), h. 841.

[32] Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyat al- Aulad Fi al- Islam, terj. Jamaluddin Miri,

Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h.37

[33] Suwaid, Manhaj at-Tarbiyyah…, h. 458.

[34]Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di Sekolah dan di Masyarakat, (Semarang: Diponegoro,1989), h. 366.

[35] Muslim, Şahih Muslim Juz 1, h. 217.

[36] Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa ibn Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 1, (Semarang: Toha Putra,tt,) h. 260.

[37] Suwaid, Mendidik Anak…, h. 178.

[38]Muhammad Zuhaili, Al Islam Wa Asy Syabab, terjemahan Arum Titisari, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: AH. Ba’adillah Press, 2002), h. 70.

[39] Irawati Istadi, Mendidik Dengan Cinta, (Bekasi: Pustaka Inti, 2006), h. 130.

[40]Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Şahih Muslim Juz 1, (Bandung: Al Ma’arif,tt), h 460.

[41] Suwaid, Mendidik Anak…, h. 194.

[42] Ummi Aghla, Mengakrabkan Anak…, h. 98.

[43] Suwaid, Manhaj at-Tarbiyyah…, h. 479-480.

[44]Ibid., h. 521.

[45] Ulwan, Pedoman Pendidikan…, h. 33.

[46] Suwaid, Manhaj at-Tarbiyyah…, h. 514.

[47]An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode…, h. 332.

[48] Al Imam abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Al Qur’an al-‘Ażīm, terjemahan Bahrum Abu Bakar, Tafsir Ibnu Kaśīr juz 12, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2003), h. 184.

[49] Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, jilid III, (Surabaya: Bina Ilmu, 1986), h. 509.

[50] Suwaid, Manhaj at-Tarbiyyah…, h. 486.

[51] An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode…, h. 412

[52]Ibid., h. 414.

[53] Suwaid, Manhaj at-Tarbiyyah…, h. 525.

[55] Ali Qutb, Auladuna fi Dlau-it Tarbiyyatil Islamiyyah, h. 72.

[56] Irawati Istadi, Istimewakan Setiap Anak, (Bekasi: Pustaka Inti, 2005), h. 26.

[57]Ulwan, Pedoman Pendidikan…, jilid 2, h. 64.

[58]Al Imam abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Al Qur’an al-‘Ażīm, terjemahan Bahrum Abu Bakar, Tafsir Ibnu Kaśīr juz 11, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2003), h. 48.

[59] Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa ibn Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 4, (Semarang: Toha Putra,tt,) h. 198.

[60] Al Imam abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Al Qur’an al-‘Ażīm, terjemahan Bahrum Abu Bakar, Tafsir Ibnu Kaśīr juz 8, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2003), h. 289.

[61]Imam al-Hafidz Abi ‘Abbas Muhammad ibn ‘Isa ibn Saurah at-Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi al-Jami’us Şahih, juz 3, (Semarang: Toha Putra,tt,) h. 166.

[62] Panitia Muzakarah Ulama, Memelihara Kelangsungan Hidup Anak Menurut Ajaran

Islam, (Jakarta: Kerjasama Departemen Agama, MUI dan UNICEF, 1987/1988), h. 58-59.

[63] Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 223.

[64]Ibid., h. 220.

[65] Al-Rasyidin dkk, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis Filsafat Pendidikan Islam, h. 77.

[66] Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, h. 224.

[67] Boediono, ed. Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 13.

[68] Lihat pada buku Laporan Perkembangan Anak Didik Taman Kanak-Kanak, yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tahun 2007.

Dokumen terkait