BAB III KAJIAN YURIDIS TINDAK PIDANA PEMALSUAN SIM
A. Posisi Kasus
3. Fakta-fakta hukum
a. Keterangan saksi-saksi
1) Nurlen Moya:
• Bahwa benar saksi bertugas sebagai anggota Polri pada Satuan Lalu Lintas Poltabes Medan sejak Tahun 1992 pada ruang pemotongan SIM dan Produksi SIM dengan Kepala Unit Ajun Komisaris Polisi S. Widodo;
• Bahwa benar yang membutuhkan tanda tangan di dalam suatu SIM di Satuan Lalu Lintas Poltabes Medan adalah Kepala Satuan Lalu
Lintas (Kasat Lantas) Poltabes Medan yang menjabat pada waktu SIM tersebut dibuat;
• Bahwa benar adapun pejabat Kepala Satuan Lalu Lintas Poltabes Medan pada tanggal 19 September 2007 dibuat oleh Komisaris Polisi Syafwan Khayat, S.H., M.Hum. yang menjabat dari bulan September 2006 sampai dengan bulan November 2007 dan setelah Kasat Lantas Poltabes Medan dijabat oleh Komisaris Polisi M. Sabilul Arif, S.H., S.I.K. dari bulan November 2007 sampai sekarang;
• Bahwa benar setelah saksi perhatikan dan teliti 1 (satu) lembar SIM golongan C atas nama Sri Bakti dengan Nomor SIM 700807140355 yang ditandatangani Kasat Lantas Poltabes MS atas nama Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. tanggal 19 September 2007 yang diperhatikan penyidik menurut pengetahuan di dalam jabatan saksi bahwa SIM golongan C tidak sesuai dengan SIM yang asli yang dikeluarkan Satuan Lalu Lintas Poltabes MS dengan alasan bahwa keadaan SIM-C tersebut sudah diketahui kepalsuannya dimana pejabat Kasat Lantas yang menandatangani dituliskan Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. yang dikeluarkan pada tanggal 19 September 2007 sedangkan Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. tidak menjabat lagi sebagai Kasat Lantas Poltabes Medan dan ia menjabat sebagai Kasat Lantas dari bulan Februari 2006 sampai dengan bulan September 2006;
• Bahwa benar selain keadaan palsu yang sudah diketahui di dalam SIM-C atas nama Sri Bakti dengan Nomor SIM 700807140355 dari tandatangan Pejabat Kasat Lantas maka berdasarkan tugas dalam jabatan saksi ketahui bahwa SIM-C yang diperhatikan penyidik tidak ditemukan tulisan hologram pada lembaran SIM sedangkan SIM yang asli ada ditemukan tulisan hologram dengan gambar lambang Polri dan tulisan SIM pada tengah sisi kartu SIM (Pack Card) yang akan semakin terlihat jika diperhatikan ke arah cahaya; • Bahwa benar Satuan Lalu Lintas Unit SIM Poltabes Medan tidak
ada mengeluarkan SIM-C atas nama SRI BAKTI dengan Nomor SIM 700807140355 dimana SIM-C atas nama Sri Bakti yang dikatakan penyidik tidak ada terdata dalam komputer produksi SIM Poltabes Medan;
• Bahwa benar biaya yang ditetapkan untuk pemohon SIM Golongan C sejumlah Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan perincian bahwa uang tersebut masuk ke kas negara melalui pembayaran lewat PT. BRI yang telah ditunjuk oleh Institusi Polri dan membuka Kantor Pelayanan Pembayaran di Kantor Sat. Lantas Poltabes MS.
• Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut pada hari Senin tanggal 22 Desember 2008 sekira pukul 09.30 WIB setelah membaca harian METRO 24 jam;
• Bahwa benar saksi Wahyu Abdillah, S.T. pernah memberitahukan niatnya membuat SIM kepada saksi pada tahun 2007 dengan mengatakan “ada yang minta tolong ini untuk dibuatin SIM, awalnya aku gak mau ini tapi dibujuk terus, gimana nih?” lalu saksi sebagai teman memberikan pandangan bahwa urusanya nanti panjang kalau ketahuan setelah itu saksi tidak mengetahui apakah saksi Wahyu Abdillah, S.T. jadi membuat SIM yang dikatakannya tersebut;
• Bahwa benar saksi tidak mengetahui sebabnya sehingga terdakwa sampai jumpa dengan saksi Wahyu Abdilah, S.T. dalam membuat SIM palsu tersebut;
• Benar saksi tidak mengetahui bagaimana cara dan menggunakan alat apa saja saksi Wahyu Abdillah, S.T. membuat SIM palsu tersebut.
3) Prof. Ir. Lahuddin, M.Sc.:
• Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut pada hari Sabtu tanggal 20 Desember 2008 sekira pukul 09.30 WIB setelah petugas
kepolisian melakukan penangkapan terhadap saksi Wahyu Abdillah, S.T.;
• Bahwa benar saksi Wahyu Abdillah, S.T. adalah anak kandung saksi;
• Bahwa benar saksi tidak mengetahui bahwasanya Wahyu Abdillah, S.T. membuat SIM C palsu;
• Bahwa benar saksi tidak ada memberikan izin dan tidak mengetahui kalau Wahyu Abdillah, S.T. ada membuat SIM C palsu dengan menggunakan komputer milik saksi yang terletak di rumah;
• Bahwa benar komputer yang dipergunakan Wahyu Abdillah, S.T. adalah komputer yang dipergunakan untuk keperluan sekolah dan pembuatan skripsi anak-anak saksi di rumah.
4) Chairul Slamet als. Khairul:
• Bahwa benar saksi mengenal terdakwa dan Wahyu Abdillah di rumah orang tua saksi yang disewa oleh terdakwa;
• Bahwa benar saksi mengetahui terdakwa mempergunakan SIM C palsu setelah membaca harian Analisa dan yang membuat SIM C palsu adalah Wahyu Abdillah.
• Bahwa benar pada bulan September tahun 2007 terdakwa bertemu dengan saksi di Komplek USU Medan kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi Wahyu Abdillah, S.T. bahwa terdakwa hendak mengurus SIM C baru lalu saksi menolak namum akhirnya karena dipaksa oleh terdakwa kemudian saksi mengiyakan;
• Bahwa benar kemudian saksi membuat SIM dengan memphoto terdakwa dengan menggunakan Handphone, memberikan KTP dan memberikan uang sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) tanpa ada mengikuti uji kesehatan, uji teori maupun ujian praktek;
• Bahwa benar terdakwa mengetahui bahwa saksi bukan orang yang berwenang untuk membuat SIM;
• Bahwa benar kemudian saksi memberikan SIM yang sudah dibuat saksi.
6) Jufriadi Sianturi:
• Bahwa benar saksi ada membantu Wahyu Abdillah untuk mencetak SIM C palsu atas nama Sri Bakti;
• Bahwa benar sekitar bulan Desember 2007 di dalam Toko Percetakan XP, saksi ada menerima 1 (satu) buah flash disk dari Wahyu Abdillah berisi data orang yang mau mencetak SIM kemudian dalam waktu beberapa menit saksi mencetak SIM C dan
keesokan harinya saksi menyerahkan SIM tersebut kepada Wahyu Abdillah;
• Bahwa benar saksi ada menerima biaya pencetakan dari Wahyu Abdillah sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah);
• Bahwa benar saksi tidak ada memiliki hak untuk mencetak SIM C tersebut.
b. Keterangan terdakwa
1) Bahwa terdakwa membenarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum;
2) Bahwa benar pada hari dan tanggal yang tidak diingat lagi terdakwa bertemu dengan saksi Wahyu Abdillah, S.T. di Komplek USU Medan kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi Wahyu Abdillah, S.T. bahwa terdakwa hendak mengurus SIM C baru lalu saksi Wahyu Abdillah, S.T. mengatakan bahwa saksi Wahyu Abdillah, S.T. bisa mengurus SIM tersebut kemudian terdakwa menanyakan bagaimana caranya lalu saksi Wahyu Abdillah, S.T. mengatakan bahwa terdakwa cukup diphoto dengan menggunakan Handphone, memberikan KTP dan memberikan uang sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) tanpa ada mengikuti uji kesehatan, uji teori maupun ujian praktek;
3) Bahwa benar terdakwa mengetahui bahwa saksi Wahyu Abdillah, S.T. bukan orang yang berwenang untuk membuat SIM C;
4) Bahwa benar kemudian terdakwa memberikan uang kepada saksi Wahyu Abdillah, S.T. sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) dalam dua tahap pertama Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sebelum pembuatan dan tahap kedua setelah selesai pembuatan SIM C tersebut sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) kemudian terdakwa disuruh menunggu selama 3 (tiga) hari;
5) Bahwa benar setelah 3 (tiga) hari SIM C tersebut telah selesai dapat diberikan kepada terdakwa;
6) Bahwa benar selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2008 sekira pukul 18:00 WIB bertempat di Jl. Sutomo simpang Jl. Bambu Medan terdakwa sedang mengemudikan sepeda motor diberhentikan oleh petugas Polisi karena sepeda motor terdakwa tidak dilengkapi kaca spion selanjutnya Polisi menanyakan kelengkapan surat serta SIM lalu terdakwa memperlihatkan STNK Nomor Pol. BK 2431 CI yang dikeluarkan dari dalam dompet kemudian Polisi menanyakan SIM dan dijawab terdakwa “tidak ada” dan Polisi bertanya kembali tentang identitas terdakwa kemudian Polisi berhasil menemukan SIM C yang telah dibuat oleh Wahyu Abdillah, S.T.;
7) Bahwa benar tidak lama kemudian karena dicurigai lalu Polisi membawa terdakwa beserta SIM ke Poltabes Medan;
8) Bahwa setelah dilakukan pengecekan di Poltabes Medan ternyata SIM C dengan Nomor 700807140355 atas nama Sri Bakti tidak terdaftar dalam komputer SIM Poltabes Medan.
c. Barang bukti
• 1 (satu) lembar SIM C dengan Nomor SIM 700807140355 yang ditanda tangani Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. selaku Kasat Lantas Poltabes MS pada tanggal 19 September 2007.